Oleh
MeylisaLeowardi
2010-012-091
SKRIPSI
DiajukanuntukMelengkapiSebagianSyarat-Syarat
dalamMencapaiGelarSarjanaEkonomi
Program StudiAkuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi
DaftarTabel
iii
DaftarGambar
iv
Kata Pengantar
Abstrak
vii
Pendahuluan
1.1 LatarBelakangMasalah
1.2 RumusandanPembatasanMasalah
1.3 TujuanPenelitian
1.4 ManfaatPenelitian
1.5 SistematikaPenulisan
1
1
6
6
7
8
LandasanTeoretis
2.1 KerangkaTeoretis
2.1.1 TeoriAgensi
2.1.2 Corporate Governance
2.1.3 ProporsiDewanKomisarisIndependen
2.1.4 Ukuran Perusahaan
2.1.5 Leverage
2.1.6 Manajemenlaba
2.1.7 PerataanLaba
2.2 TinjauanPustaka
2.3 Model Penelitian
2.4 HipotesisKonseptual
2.4.1 PengaruhProporsiDewanKomisarisIndependen
Terhadap Income Smoothing
2.4.2 PengaruhUkuran PerusahaanTerhadap
Income Smoothing
2.4.3 PengaruhLeverage Terhadap Income Smoothing
10
10
10
12
18
20
21
22
28
31
34
34
MetodePenelitian
3.1 DefinisiOperasionalVariabel
3.1.1 VariabelIndependen
3.1.2 VariabelDependen
3.2 MetodePengumpulan Data
3.3 MetodeAnalisis Data
3.3.1 StatistikDeskriptif
3.3.2 RegresiLogistik
39
39
39
40
41
43
43
44
34
36
37
48
48
50
50
53
60
60
61
61
Simpulandan Saran
5.1 Simpulan
5.2 Saran
63
63
64
66
DaftarRujukan
69
ii
DAFTAR TABEL
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
iii
49
50
51
51
52
52
53
55
56
56
57
DAFTAR GAMBAR
2.1
Model Penelitian
35
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YesusKristus atas segala rahmat, berkat dan
bimbingan-Nya dengan penuh cinta kasih yang senantiasa menyertai penulis
dalam pembuatan skripsi ini, untuk memenuhi salah satu syarat untuk
untukmemperolehgelarSarjanaEkonomi
di
penulisinginmengucapkanterimakasihyang
yang
telahbanyakmembantupenulisbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsungs
elamaini.
MeylisaLeowardi
ABSTRAK
vi
Perataanlaba
(income
smoothing)
merupakansalahsatucaradalammanajemenlaba
yang
seringdigunakanmanajeruntukmemperbaikilaporankeuanganperusahaan
agar labaterlihatstabil. Penelitianinibertujuanuntukmelihathubungan yang
terdapatantaraproporsidewankomisarisindependen,
ukuranperusahaan,
danleverageterhadapincome smoothing.
Populasi yang digunakanadalahperusahaanmanufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 dan 2011. Hasilregresilogistikbineruntuk
79
sampelpada
model
penelitianmenunjukkanbahwaproporsidewankomisarisindependenberpengar
uhnegatifterhadapincome
smoothing
danleverage
berpengaruhpositifterhadapincome
smoothing.Sedangkanukuranperusahaantidakmemilikipengaruhterhadapinco
me smoothing,
Kata
Kunci:proporsidewankomisarisindependen,
ukuranperusahaan,
Menyetujui,
PembimbingSkripsi I,
vii
ABSTRAK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Menurut Hikmah, dkk. (2011 : 2), laporan tahunan adalah media yang
digunakan oleh perusahaan yang go public untuk mengkomunikasikan
informasi kepada pihakpihak di luar manajemen. Pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditor, pelanggan, pemasok,
dan pihak lainnya bergantung pada pelaporan dan pengungkapan yang
dilakukan perusahaan untuk membuat keputusan. Jadi laporan keuangan
merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di
dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Lebih lanjut lagi, laporan keuangan merupakan salah satu sarana
untuk menunjukkan kinerja manajemen yang diperlukan investor dalam
menilai maupun memprediksi kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada (IAI, diacu dalam Rofika dan Zirman, 2012 : 39).
Walaupun semua isi dari laporan keuangan bermanfaat bagi para pengguna
laporan keuangan, namun biasanya perhatian lebih banyak ditujukan pada
informasi laba. Seringkali perhatian investor yang hanya terpusat pada laba
ini tidak memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut (Beattie et al. diacu dalam Rofika dan Zirman, 2012 : 39).
dilakukan
melalui
pengungkapan
informasi
akuntansi.
Pihak
Governance
sebagai
sistem
pengawasan
dan
pengendalian
dalam
corporate
governance
dalam
perusahaan
diharapkan
dapat
dari
penerapan
corporate
governance,
hal
lain
yang
menengah,
dan
perusahaan
kecil.
Penentuan
ukuran
perusahaan-perusahaan
yang
lebih
besar
menjadi
subyek
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan dan pembatasan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh proporsi dewan
komisaris independen terhadap dugaan praktik income smoothing
pada perusahaan manufaktur.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan
terhadap dugaan praktik income smoothing pada perusahaan
manufaktur.
1.4
Manfaat Penelitian
1.5
Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab yang disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pertama ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi ini.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teoritis
11
memastikan
bahwa
agent
bertindak
untuk
memaksimumkan
12
melindungi
kepentingan
stakeholders
diperlukan
keberadaan
13
Corporate governance
14
Indonesia,
isu
mengenai
corporate
governance
muncul
setelah
menghancurkan
sendi-sendi
ekonomi,.
Menurut
hasil
penelitian dan laporan dari Bank Dunia dan ADB (Asia Development
Bank), krisis yang terjadi di Indonesia dan runtuhnya perusahaanperusahaan besar dunia adalah disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan
good corporate governance (Husein diacu dalam Rahmayanti dan Hikmah,
2011 : 2).
Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani
Letter of Intent (LOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah
pencatuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan-perusahaan di
Indonesia.
Komite
Nasional
Kebijakan
Governance
(KNKG)
telah
prinsip
mengenai
perusahaan
good
corporate
pengungkapan
di
Indonesia
governance,
praktik
good
dalam
termasuk
governance.
15
Nomor:
KEP-134/BL/2006
tentang
Kewajiban
Penyampaian
Laporan
tahunan
wajib
mengenai penerapan
dan
dapat
diperbandingkan
yang
menyangkut
keadaan
16
4. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku
sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.
Prinsip-prinsip corporate governance dari OECD menyangkut hal-hal sebagai
berikut ini :
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Kerangka yang dibangun dalam corporate governance harus mampu
melindungi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu hak untuk :
a) Menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan.
b) Mengalihkan atau memindahkan saham yang dimilikinya.
c) Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan
secara berkala dan teratur.
d) Ikut berperan dan memberikan suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
e) Memilih anggota dewan komisaris dan direksi.
f) Memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.
2. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan
yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang
saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan atau perbaikan atas pelanggaran
hak-hak mereka. Prinsip ini juga melarang praktek perdagangan
saham atau sekuritas oleh orang dalam perusahaan tersebut (insider
17
corporate
pengungkapan
yang
governance
tepat
waktu
harus
dan
menjamin
akurat
untuk
adanya
setiap
18
beserta
kewajiban-kewajiban
profesionalnya
kepada
kinerja
perusahaan
melalui
terciptanya
proses
19
pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau
bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional
Kebijakan Good Corporate Governance 2004 yang diacu dalam Herawaty
dan Guna, 2010 : 58).
Komisaris independen merupakan representasi dari kepentingan
minority interest. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
berfungsi sebagai penyeimbang dalam proses pengambilan keputusan guna
memberikan perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihakpihak lain yang terkait dengan perusahaan (Mayangsari daicu dalam
Herawaty dan Guna, 2010 : 58).
Proporsi dewan komisaris independen harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan
dapat bertindak secara independen. Menurut peraturan dari BEI tentang
praktik GCG yaitu paling sedikit 30% (tiga puluh persen) anggota komisaris
harus
berasal
dari
kalangan
di
luar
perusahaan.
Dalam
rangka
20
21
(Watts dan Zimmerman diacu dalam Utomo dan Siregar, 2008 : 117).
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar
mempunyai kecenderungan untuk meratakan laba.
2.1.5 Leverage
Perusahaan memerlukan modal atau sumber dana untuk membiayai
kegiatan operasional dan untuk memenuhi kebutuhan investasi. Sumber
dana perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu sumber dana internal dan
eksternal. Sumber dana internal berasal dari setoran awal pemilik
perusahaan dan laba ditahan. Sedangkan sumber dana eksternal diperoleh
dari luar perusahaan. Leverage merupakan salah satu sumber pendanaan
eksternal
yang
penting
bagi
perusahaan
selain
penerbitan
saham
22
kepentingan
dengan
pemegang
saham
sebagai
pemilik
perusahaan.
Scott (2009 : 403) mendefinisikan manajemen laba sebagai Earnings
management is the choice by a manager of accounting policies, or actions
affecting earnings, so as to achieve some spesific reported earnings
objective
23
Menurut Scott ada dua hal yang mempengaruhi manajemen laba yaitu
pemilihan kebijakan akuntansi dan perilaku nyata dari manajer itu sendiri
yang dapat mempengaruhi laporan keuangannya untuk memperoleh tujuan
tertentu. Manajemen laba juga dapat didefinisikan sebagai usaha dari
manajemen suatu perusahaan untuk memperngaruhi pelaporan laba dalam
jangka waktu pendek untuk memenuhi harapan investor.
Penggunaan manajemen laba yang dilakukan secara berlebihan
dapat mengurangi kegunaan laporan keuangan itu sendiri bagi para
pemakai, khususnya investor yang berkepentingan terhadap informasi
tersebut (Scott, 2009 : 404). Informasi dalam laporan keuangan juga dapat
berkurang kualitasnya bila perlakuan manajemen laba ini sampai melupakan
tujuan utama pelaporan laba atau mungkin sampai tidak melakukan
pengungkapan secara penuh pada informasi keuangannya.
Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat
mempengaruhi angka laba yang dilaporkan. Setiawati diacu dalam Herawaty
dan Guna (2010 : 55), menyatakan manajemen laba sebagai campur tangan
manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan
menguntungkan dirinya sendiri (manajer). Manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam
struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan sehingga menyesatkan
pemegang saham dalam menilai prestasi ekonomi yan dicapai oleh
perusahaan (Healy dan Wahlen diacu dalam Herawaty dan Guna, 2010 : 56).
24
25
mencatat
periode
terjadinya suatu transaksi tanpa dibuat lebih stabil pada periode yang
menguntungkan mereka.
2. Perubahan dalam metode atau estimasi dengan pengungkapan penuh
(aggressive accounting)
Perusahaan bisa saja secara rutin menyesuaikan estimasi atau
metode akuntansi untuk memberikan informasi yang paling terkini ,
namun hal ini diungkapkan secara menyeluruh pada laporan
keuangan sehingga pemakai laporan keuangan dapat mendeteksi hal
tersebut.
26
27
1. Taking a bath
Taking a bath dapat terjadi pada reorganisasi perusahaan, termasuk
pengangkatan CEO baru. Saat manajer dipaksa untuk melaporkan
laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus beberapa
aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada
saat ini serta melakukan clear the desk, sehingga laba yang
dilaporkan di periode mendatang meningkat.
2. Income minimization
Bentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim,
yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi
dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak
berwujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya,
agar tidak mendapat perhatian secara politis.
3. Income maximization
Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk
tujuan bonus yang lebih besar. Tindakan ini dilakukan pada saat laba
menurun atau saat perusahaan melakukan pelanggaran perjanjian
hutang sehingga mungkin akan memaksimalkan pendapatan.
4. Income smoothing
Bentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan
meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal,
terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai
laba yang relatif stabil.
28
agency
theory
menjelaskan
bahwa
alat
keuangan
29
laba
yang
meningkat
tajam
akan
memungkinkan
persepsi
pihak
eksternal
terhadap
kemampuan
30
31
Aliran
income
smoothing
yang
disengaja
(intentionally
being
Tinjauan Pustaka
Faktor faktor yang mempengaruhi perataan laba sangat beragam dan telah
banyak diteliti sebelumnya dan hasil penelitian terdahulu memperlihatkan
hasil penelitian yang tidak konsisten.
32
33
34
dan
Budiharta
(2008
136)
menyatakan
leverage
pula
menghindari
perusahaan
yang
menghasilkan
laba
yang
berfluktuasi.
2.3
Model Penelitian
35
VARIABEL DEPENDEN
Income smoothing
Ukuran perusahaan
Leverage
2.4
Hipotesis Konseptual
mempengaruhi
tindakan
manajemen
dalam
melakukan
kecurangan.
Dewan komisaris yang independen akan membatasi manajer untuk
melakukan perataan laba. Dengan semakin tingginya proporsi dewan
36
37
berpengaruh
terhadap
perataan
laba
karena
kemungkinan
adanya
akan
mendorong
perkembangan
perusahaan
untuk
38
pula
menghindari
perusahaan
yang
menghasilkan
laba
berfluktuasi.
H3 : Leverage berpengaruh signifikan terhadap income smoothing .
yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
39
40
B. Ukuran perusahaan
Menurut Atawarman (2011 : 70) ukuran perusahaan merupakan suatu skala
untuk menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai
cara, yaitu dengan total aset, log size, nilai pasar saham dan lain-lain.
Semakin tinggi ukuran tersebut maka semakin besar ukuran perusahaan.
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan didefinisikan dengan rumus sebagai
berikut :
Ukuran perusahaan = ln Total Asset
C. Leverage
Leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio dimana
menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman (Purwanto, 2009 : 180) :
Debt to equity ratio =
41
Dimana :
x : perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1
x : rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan
n-1
n : banyaknya tahun yang diamati
Kriteria perusahaan melakukan atau tidak melakukan praktik income
smoothing adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan dianggap melakukan praktik income smoothing apabila
Indeks Eckel lebih kecil daripada 1 (CVS > CVI). Perusahaan yang
melakukan income smoothing diberi kode 1.
b. Perusahaan dianggap melakukan praktik income smoothing apabila
Indeks Eckel lebih besar daripada 1 (CVS < CVI). Perusahaan
yang tidak melakukan income smoothing diberi kode 0.
3.2
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder ini berupa data yang telah diolah perusahaan dalam bentuk
42
yang
tersisa
setelah
pembatasan
populasi
adalah
98
: ukuran sampel
: ukuran populasi
43
n=
( .
)]
n = 78,714859
n = 79
Sampel yang diambil dengan metode simple random sampling sebanyak 79
perusahaan.
3.3
44
deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi,
nilai maksimum, dan nilai minimum. Statistika deskriptif digunakan untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian, yaitu proporsi dewan komisaris independen, ukuran perusahaan,
leverage, dan income smoothing.
3.3.2. Analisis Logistic Regression
Menurut Uyanto (2009 : 225), analisis regresi logistik digunakan untuk
mengetahui pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel
dependen yang berupa variabel response biner yang hanya mempunyai dua
nilai. Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel
dependen yang akan diuji merupakan variabel dummy. Analisis ini digunakan
untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian
persediaan.
Langkah - langkah dalam melakukan analisis regresi logistik menurut Ghozali
adalah sebagai berikut :
a. Menilai Model Fit
-
Langkah pertama adalah menilai overall model fit. Hipotesis untuk menilai
model fit adalah :
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Hipotesis nol tidak akan ditolak agar model hipotesis fit dengan data.
Statistik yang digunakan berdasarkan likelihood. Likelihood L dari model
45
46
= + 1 PDKI + 2 UP + 3 LEV
Keterangan :
j
sama dengan 1 (income smoother) dan 0 (non income smoother) dari regresi
logistik
: konstanta
LEV
47
smoothing).
H1 : 1 0 Ada pengaruh antara proporsi dewan komisaris
independen terhadap tindakan perataan laba (income
smoothing)
2. Ukuran Perusahaan
H0 : 2 = 0 Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan
terhadap tindakan perataan laba (income smoothing).
H1 : 2 0 Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap
tindakan perataan laba (income smoothing)
3. Leverage
H0 : 3 = 0 Tidak ada pengaruh antara leverage terhadap tindakan
perataan laba (income smoothing).
H1 : 3 0 Ada pengaruh antara leverage terhadap tindakan
perataan laba (income smoothing)
Dengan taraf signifikansi () yang digunakan adalah 5%, maka kriteria
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak H0 adalah sebagai
berikut :
- Jika p-value , maka H0 tidak dapat ditolak dan H1 ditolak.
- Jika p-value < , maka H0 ditolak dan H1 tidak dapat ditolak.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.
48
49
Tabel 4.1
Gambaran Umum Perusahaan Sampel
Kategori Industri Manufaktur Jumlah
Sampel
Adhesive
Apparel and Other Textile
Products
Automotive and Allied
Products
Cables
Cement
Chemical and Allied Products
Consumer Goods
Electronic and Office
Equipment
Fabricated Metal Products
Food and Beverage
Lumber and Wood Products
Metal and Allied Products
Paper and Allied Products
Pharmaceuticals
Photographic Equipment
Plastics and Glass Products
Stone, Clay, Glass and
Concrete Products
Textile Mill Products
Tobacco Manufactures
TOTAL
Sumber : Data Olahan (2013)
Persentase
Sampel
Jumlah
Populasi
Persentase
Populasi
1
4
1.27%
5.06%
4
11
2.68%
7.38%
11
13.92%
17
11.41%
4
2
6
2
3
5.06%
2.53%
7.60%
2.53%
3.80%
6
3
10
4
5
4.03%
2.01%
6.71%
2.68%
3.36%
1
13
0
8
3
7
2
6
2
1.27%
16.46%
0.00%
10.13%
3.80%
8.86%
2.53%
7.59%
2.53%
2
18
3
14
7
9
3
15
6
1.34%
12.08%
2.01%
9.40%
4.70%
6.04%
2.01%
10.07%
4.03%
2
2
79
2.53%
2.53%
100%
9
3
149
6.04%
2.01%
100%
Pada tabel 4.1 dapat dilihat jumlah industri yang paling banyak adalah
food and beverage dan jenis industri yang paling sedikit adalah adhesive
dan fabricated metal product.
50
4.2.
Analisis Data
Klasifikasi
Income Smoother
Non Income Smoother
Total
Sumber : Data Olahan (2013)
Jumlah
40
39
79
51
Jumlah
12
138
8
158
Variabel proporsi dewan komisaris independen mempunyai range 0% 75%. Mayoritas sampel perusahaan memiliki proporsi dewan komisaris
independen antara 33,3% - 50%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar perusahaan telah memenuhi keputusan direksi BEJ nomor : KEP399/BEJ/07-2001 tentang peraturan pencatatan efek I-A dimana semua
emiten
yang
terdaftar
harus
memiliki
proporsi
dewan
komisaris
Ukuran Perusahaan
25,0 26,9
27,0 28,9
29,0 30,9
31,0 32,9
Total
Sumber : Data Olahan (2013)
Jumlah
35
82
33
8
158
52
d. Leverage
Leverage diukur dengan menggunakan debt to equity ratio yaitu dengan
membagi total hutang dengan total ekuitas perusahaan.
Tabel 4.5 : Leverage
No
1
2
3
4
Leverage (%)
2,5
2,6 5
5 7,5
7,6 10
Total
Sumber : Data Olahan (2013)
Jumlah
149
7
1
1
158
N
PDKI
UP
LEV
Valid N
(listwise)
Minimum Maximum
158
158
158
158
,200
25,045
,140
Mean
Std.
Deviation
,750
,38438
31,679 28,03149
9,570 1,14158
,100338
1,510963
1,110804
(LEV).
Variabel
proporsi
dewan
komisaris
independen
53
mempunyai nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai maksimum sebesar 0,75
dengan nilai rata-rata sebesar sebesar 0,384 dan nilai standar deviasi
sebesar sebesar 0,100. Nilai rata-rata sebesar 38,4% berarti secara ratarata perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
proporsi dewan komisaris independen melebihi 30%. Hal tersebut berarti
mayoritas
perusahaan
terdaftar
telah
memenuhi
peraturan
yang
Coefficient
s
Constant
Step 0 1
219,009
-,025
219,009
-,025
54
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
PDKI
UP
LEV
Step 1 1
200,246
-,959
-5,166
,088
,391
199,195
-,781
-6,132
,088
,563
199,179
-,752
-6,245
,088
,589
199,179
-,751
-6,247
,088
,589
199,179
-,751
-6,247
,088
,589
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 219,009
d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.
55
-2 Log
likelihood
199,179a
,118
Nagelkerke R
Square
,157
Dari tabel 4.8 di atas didapati bahwa nilai Cox dan Snell R Square
adalah sebesar 0,118 dan nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar
0,157. Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,157 menunjukkan bahwa
variabel independen hanya dapat menjelaskan variabel dependen sebesar
15,7% sedangkan sisanya 84,3% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar
model.
56
C.
Tabel 4.9
Hasil Uji Kelayakan Model
Step
Chi-square
1
5,902
Sumber : Data Olahan (2013)
Df
8
Sig.
,658
Dari tabel 4.9 di atas didapati bahwa nilai statistik Hosmer dan
Lemeshows Goodness of Fit Test adalah sebesar 5,902 dengan tingkat
signifikansi 0,658. Nilai signifikansi Hosmer dan Lemeshows Goodness of
Fit Test 0,658 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
model dapat diterima karena model dapat menjelaskan nilai obsevasinya.
D. Tabel Klasifikasi
Tabel 4.10
Tabel Klasifikasi
Observed
Predicted
IS
Non IS
Step 1 IS
Percentage
Correct
IS
Non IS
49
31
61,3
IS
32
46
59,0
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
60,1
57
tabel
4.10,
maka
dapat
disimpulkan
secara
PDKI
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
-6,247
2,133
8,579
,003
,002
UP
,088
,119
,549
,459
1,092
LEV
,589
,222
7,017
,008
1,802
-,751
3,163
,056
,812
,472
Constant
58
mempunyai
tingkat
signifikansi
sebesar
0,459.
Nilai
signifikansi tersebut lebih besar dari (> 0,05). Hal ini berarti H 0 variabel
ukuran perusahaan tidak dapat ditolak dan H2 ditolak. Variabel ukuran
perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap income
smoothing.
Sedangkan variabel leverage mempunyai tingkat signifikansi
sebesar 0,008. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari (< 0,05). Hal ini
berarti H0 variabel leverage ditolak dan H3 tidak dapat ditolak. Variabel
leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap income smoothing.
Hasil dari analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel
proporsi dewan komisaris independen dan variabel leverage yang diukur
dengan debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap
income smoothing. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap income smoothing. Berdasarkan
tabel 4.11 dapat diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai
berikut :
Ln
Keterangan :
j
: konstanta
59
manufaktur
X2
X3
komisaris independen
60
4.3
Pembahasan
61
meratakan
laba
periodiknya
untuk
menghindari
4.3.3 Leverage
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap income smoothing. Hasil penelitian ini sejalan
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
63
64
juga
menyebabkan
ukuran
perusahaan
tidak
5.2
Saran
65
3. Jumlah
variabel
independen
masih
dapat
diperluas
dengan
penelitian
selanjutnya
ditambahkan
variabel
pengukuran
LAMPIRAN A
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Kode Emiten
ADES
ADMG
AKPI
AKRA
AMFG
ARNA
ASGR
AUTO
BAJA
BATA
BRAM
BUDI
CEKA
CLPI
CTBN
DLTA
DVLA
ETWA
FAST
FASW
GDYR
GGRM
GJTL
HDTX
HMSP
INAF
INDF
INDR
INDS
INKP
INTA
JECC
Nama Perusahaan
PT Akasha Wira International Tbk
PT Polychem Indonesia Tbk
PT Argha Karya Prima Industry Tbk
PT AKR Corporindo Tbk
PT Asahimas Flat Glass Tbk
PT Arwana Citramulia Tbk
PT Astra Graphia Tbk
PT Astra Otoparts Tbk
PT Saranacentral Bajatama Tbk
PT Sepatu Bata Tbk
PT Indo Kordsa Tbk
PT Budi Acid Jaya Tbk
PT Cahaya Kalbar Tbk
PT Colorpak Indonesia Tbk
PT Citra Tubindo Tbk
PT Delta Djakarta Tbk
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
PT Eterindo Wahanatama Tbk
PT Fast Food Indonesia Tbk
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
PT Goodyear Indonesia Tbk
PT Gudang Garam Tbk
PT Gajah Tunggal Tbk
PT Panasia Indo Resources Tbk
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT Indofarma Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Indorama Syntetics Tbk
PT Indospring Tbk
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
PT Intraco Penta Tbk
PT Jembo Cable Company Tbk
66
67
LAMPIRAN A ( LANJUTAN )
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
JPRS
KBLI
KDSI
KKGI
KLBF
KONI
LION
LMPI
LMSH
LTLS
MASA
MDRN
MERK
MLBI
MLPL
MRAT
MTDL
MYOR
PBRX
PICO
PSDN
PTSP
PYFA
RDTX
RICY
ROTI
59
60
61
62
63
64
65
SCCO
SIAP
SKLT
SMAR
SMCB
SMGR
SMSM
68
LAMPIRAN A ( LANJUTAN )
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
SQBB
STTP
TBMS
TIRA
TKIM
TOTO
TRST
TSPC
TURI
UNIC
UNTR
UNVR
VOKS
YPAS
DAFTAR RUJUKAN
69
70
71
Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Jakarta : Graha
Ilmu.
Warren, C.S., Reeve, J.M., & Fees. (2009). Principles of accounting (23rd
ed.). Australia : South Western.