Anda di halaman 1dari 7

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
HYTER (Hygienic Water): Pengolahan Air Minum Higienis Berbasis
nano-Tio2:N yang Ramah Lingkungan sebagai Solusi dalam
Krisis Air Bersih
Bidang Kegiatan:
PKM-KC
Diusulkan oleh :
Rina Nurianingsih
Farida Zulfah
Lailiyatin Nuriyah

(24030112140083/Angkatan 2012)
(24030112140127/Angkatan 2012)
(24030112130106/Angkatan 2012)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Air minum merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Berdasarkan data dari Pokja AMPL tahun 2010 menunjukan
bahwa dari 1.527.433 jiwa penduduk Kota Semarang hanya sekitar 61,58%
yang mendapatkan akses air minum. Permintaan air minum ini, akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat.
Akibat dari tidak tersedianya akses air minum, sebagian masyarakat
mengkonsumsi air minum yang berasal dari sungai. Air sungai saat ini
sudah banyak yang tercemar oleh limbah organik, bakteri coliform dan fecal
coli penyebab diare sehingga banyak air bersih yang tidak memenuhi syarat
untuk diminum. Apabila masyarakat bisa memperoleh akses air minum,
diperkirakan angka penyakit yang berhubungan dengan air dapat berkurang
80%.
Penjual air minum keliling merupakan sebuah solusi bagi masyarakat
yang tidak mendapat akses air minum, namun kondisi seperti ini hanya
terdapat di daerah-daerah tertentu saja dan belum mencangkup semua
daerah. Solusi lain yaitu dengan membeli air minum kemasan, namun air
minum kemasan ini hanya mampu dijangkau oleh masyarakat berekonomi
menengah ke atas sehingga masyarakat dengan perekonomian rendah tetap
mengkonsumsi air minum dari air sungai yang dimasak.
Titanium dioksida (TiO2) merupakan zat fotokatalis berharga
ekonomis. Prinsip kerja fotokatalis tersebut adalah ketika titanium dioksida
berukuran nano terkena sinar UV maka akan membentuk senyawa super
oksida yang dapat membunuh mikroorganisme (Samal etal, 2010). Karena
titanium dioksida merupakan katalis maka titanium dioksida tidak akan
pernah habis dan akan terus menerus mengalami reaksi tersebut. Karbon
aktif merupakan material yang dapat berikatan dengan senyawa organik dan
mengabsorbsi senyawa tersebut pada pori-porinya sehingga cairan terbebas
dari pencemar senyawa organik. Zeolit merupakan material alam yang dapat
berikatan dengan logam alkali seperti Na dan K. Kation ini dapat
dipertukarkan dengan logam berat seperti Pb dan Cr. Apabila air yang

mengandung logam berat diberi zeolit maka logam beratnya akan terasorbsi
dalam zeolit dan zeolit akan melepaskan logam alkali seperti Na dan K yang
aman bagi tubuh.
Untuk mendukung program pemerintah dalam akses air minum dan
sanitasi. Maka perlu adanya sebuah inovasi yang dapat mengatasi
permasalahan penyediaan air minum yang higienis bagi masyarakat
sehingga kapasitas dari air minum dapat terpenuhi. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan menciptakan alat yang dapat mengubah air
kotor menjadi air siap minum dengan teknologi nano-TiO 2 yang
digabungkan dengan zeolit dan karbon aktif. Alat ini berlabel HYTER
yang dapat digunakan pada setiap rumah, instansi serta sekolah sehingga
kebutuhan air minum yang higienis dapat terpenuhi oleh setiap warga.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
1. Bagaimana cara mengatasi ketersediaan air minum bagi masyarakat
yang tidak mendapat akses air minum yang higienis?
2. Bagaimana cara menyediakan air minum higienis yang dapat dijangkau
oleh seluruh kalangan masyarakat?
3. Bagaimana cara memasyarakatkan HYTER yang murah kepada seluruh
kalangan masyarakat?
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Memberikan solusi bagi pemerintah untuk mensukseskan program
dalam akses air minum dan sanitasi
2. Menciptakan prototipe yang dapat mengubah air kotor menjadi air siap
minum yang higienis dengan teknologi nano
3. Memberikan akses air minum higienis ke setiap warga
I.4. Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini yaitu prototipe HYTER


yang dapat mengubah air kotor menjadi air minum yang higienis dengan
teknologi nano sehingga kebutuhan air minum mayarakat dapat terpenuhi,
artikel ilmiah serta paten.
I.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu kebutuhan air minum higienis
masyarakat dapat terpenuhi, mengurangi resiko penyakit akibat penggunaan
air minum yang tidak higienis, menambah khazanah ilmu pengetahuan di
bidang pengolahan air minum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Titanium Dioksida
Titanium dioksida adalah salah satu fotokatalis terbaik karena
kemampuan fotokatalisnya yang sangat baik dengan hasil kuantum
maksimum, terutama struktur kristal anatase dari TiO 2 (Herrmann, 1999).
TiO2 memiliki kelebihan bila dimanfaatkan sebagai bahan pelapis pemurni
air, yaitu
1. TiO2 harganya relatif murah
2. Reaksi fotokatalis cukup cepat bahkan pada kondisi suhu ruangan
3. Memiliki spektrum kontaminan organik luas yang dapat diubah
menjadi air dan CO2.
4. Tidak membutuhkan pereaksi kimia, dan tidak menghasilkan reaksi
samping. (Diebold, 2003)
Jika TiO2 disinari oleh cahaya berenergi lebih tinggi seperti sinar UV,
elektron dari TiO2 akan melompat dari valence band menuju conduction
band, pasangan elektron (e-) dan lubang elektrik (h+) akan terbentuk pada
permukaan fotokatalis. Elektron yang bermuatan negatif dan oksigen akan
bergabung untuk membentuk ion O2- radikal, sedangkan lubang elektrik
bermuatan positif dan air akan menghasilkan radikal hidroksil OH-. Karena

kedua produk tersebut secara kimia tidak stabil maka ketika senyawa
organik/ kotoran zat warna menempel pada permukaan fotokatalis, senyawa
tersebut akan bergabung dengan O2- dan OH- dan menjadi karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O) (Samal et al, 2010). Proses tersebut dapat dijelaskan
melalui gambar 1.

Conduction
Band

Valence
Band
Gambar 1. Mekanisme Fotokatalis Titanium Dioksida (Samal
et al, 2010)

Gambar 2.Serbuk Titanium Dioksida (TiO2)

TiO2

yang

digunakan

sebagai

fotokatalis

lingkungan

dapat

dioptimalkan aktivitasnya dengan melakukan modifikasi material. Karakter


TiO2 dapat dimodifikasi dengan mendispersikan zat pensensitif Ag pada saat
sintesis. TiO2 merupakan suatu bahan fotokatalis sedangkan Ag adalah
sensitizer. Nanopartikel TiO2 yang tersensitifkan Ag menunjukkan
perubahan potensial negatif dan arus anoda dalam merespon penyinaran
cahaya tampak, sehingga atas dasar ini dapat diaplikasikan untuk
fotovoltaik, otokatalis, dan sensor plasmon. Proses fotokatalitik untuk
mendegradasi metilen biru dapat diamati menggunakan spektrofotometer
sinar tampak.
II.2. Zeolit

Zeolit adalah kristal alumina silikat terhidrasi dengan kationnya dari


alkali dan alkali tanah. Kerangka struktur zeolit terdiri dari AlO4 dan SiO4
yang bergabung satu dengan yang lainnya melalui atom-atom O secara
merata dan tidak terbatas membentuk tetrahedrat yang mengandung saluran
dan rongga. Molekul-molekul yang terserap ditahan melalui rongga dan
salurannya. Zeolit memiliki kemampuan melepas dan menyerap air secara
reversibel tanpa mengalami perubahan struktur yang berarti. Zeolit terdiri
dari 3 komponen yaitu kation yang dipersebarkan, kerangka alumina silikat,
dan fasa air. Ikatan ion Al-O-Si membentuk kristal, sedangkan logam alkali
merupakan sumber kation yang mudah dipertukarkan.

Gambar 3: Struktur dan Kristal Zeolit

Zeolit mudah untuk mengikat logam berat yang terdapat pada cairan.
Logam ini akan menggantikan logam alkali yang terikat pada zeolit selain
itu logam tersebut akan berikatan kompleks dengan zeolit (Hamdan,1992).
II.3. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya
adsorpsinya dengan melakukan proses karbonisasi dan aktifasi. Karbon aktif
terdiri dari 87-97% karbon dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur, dan
nitrogen serta senyawa-senyawa lain yang terbentuk dari proses pembuatan.
Volume pori-pori karbon aktif biasanya lebih besar dari 0,2 cm 3/gram,
sedangkan luas permukaan internal karbon aktif yang telah diteliti umumnya
lebih besar dari 400 m2/gram dan bahkan bisa mencapai diatas 1000
m2/gram (Sudibandriyo, 2003). Aplikasi karbon aktif baru dikembangkan
pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai adsorben gas, dan menjadi

sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang


digunakan pada perang dunia I. Gugus aktif yang ada dipermukaan karbon
dapat berinteraksi secara kimiawi dengan molekul organik. Daya jerap
karbon aktif sangat besar, yaitu 25-100% terhadap berat karbon aktif.
Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia
bergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.

Gambar 4: Struktur dan Serbuk Karbon Aktif

Anda mungkin juga menyukai