Abort Us
Abort Us
Pendahuluan
Pada kesempatan ini yang akan kita bicarakan adalah masalah terminasi kehamilan (induced abortion), dan
bukan gangguan-gangguan dalam kehamilan yang mengakibatkan terminasi kehamilan (miscarriage).
Terdapat dua pandangan dunia dan dua sistem pandang nilai terhadap abortus.
Dalam masalah ini terdapat 2 (dua) hal yang harus kita bahas. Pertama, kita ingin mengetahui dasar sistim
etika, dari mana masyarakat mengambil kesimpulan tentang apa yang benar, dan apa yang salah. Kedua,
kita ingin menerangkan dari mana dasar-dasar sistem etika tersebut.
Terdapat cara yang beraneka ragam dalam memandang dunia di mana kita sekarang hidup, yang akan
mebawa kita ke pandangan-pandangan yang sangat bertentangan mengenai abortus.
Abortus, sesungguhnya merupakan suatu contoh yang sangat baik untuk menjawab pertanyaan
mengenai pandangan terhadap etika. Abortus adalah suatu masalah, terhadap apa terdapat tanggapan
yang kuat, dan terdapat tanggapan yang bertentangan yang amat kuat pula, sehingga menimbulkan
tanggapan yang bermacam-macam.
Pada mulanya di Amerika Serikat, seperti halnya telah dianjurkan di indonesia, tiap-tiap rumah sakit atau
lembaga kesehatan agar mempunyai sebuah panitia, yang dimintai persetujuannya untuk melakukan
tindakan terminasi kehamilan atas indikasi yang telah ditetapkan oleh panitia tersebut. Indikasi yang umum
adalah : untuk menyelamatkan hidup wanita hamil atau mempertahankan kehidupan wanita hamil, tetapi
kemudian keadaan si janin juga dapat merupakan indikasi untuk terminasi, yang dapat mengakhiri atau
membahayakan kehidupannya.
seorang dokter. Peran dokter didasarkan suatu pendidikan, latar belakang, dan pengalaman untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan pasiennya yang hamil serta janinnya. Akibatnya, timbul suatu
konflik dalam pendidikan, pengalaman dan latar belakang. Hal ini karena terjadinya perubahan-perubahan
sosial dalam masyarakat, maka terjadi pula perubahan interpretasi dalam pendidikan, praktek, dan hukum.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran yang semakin maju dengan pesat, maka terutama
dalam subspesialisasi feto-maternal, para SpOG di satu pihak dapat mencegah terjadinya defek-defek berat
pada fetus, tetapi juga menyetujui terminasi kehamilan.
Ilmu pengetahuan selalu membawa perubahan dan perubahan ini memiliki dinamika, sehingga terdapatlah
suatu perubahan universal dalam praktek kedokteran. Perubahan-perubahan ini mula-mula ditentang
dengan sangat secara hukum dan moral.
Ketika population explosion merupakan kenyataan bagi seluruh dunia, praktek kedokteran dan tindakan
bedah diselenggarakan untuk membatasi kependudukan. Keluarga Berencana (KB, pendidikan keluarga
dalam sikap-sikap yang etis (ethical family counselling), pendidikan seks dan penyediaan alat-alat
kontrasepsi, sterilisasi dan abortus sekarang dibicarakan secara terbuka oleh pihak kedokteran secara jujur
dan benar kepada para individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Konklusi
Pengontrolan reproduksi, sebenarnya harus diselenggarakan sebelum terjadinya pembuahan. Menurut
pandangan Islam, untuk mencegah kelahiran seorang anak yang cacat, sebaiknya digunakan cara-cara
kontrasepsi daripada memilih terminasi kehamilan.
Dalam suatu debat mengenai terminasi kehamilan ada sebuah kata yang dianggap sangat penting.
Kehidupan (life), kehidupan potensial (potential life) dan hidup (alive). Ada yang berpendapat bahwa
embrio atau janin adalah hidup (alive) atau memiliki kehidupan manusia yang hidup. Dalam hal ini apakah
janin memiliki kehidupan sebagai manusia (life) atau memiliki kehidupan yang potensial sebagai manusia
(potential life).
Yang juga membingungkan adalah kata janin dan embrio. Secara emosional janin akan lebih berarti jika
dibandingkan dengan embrio.
Kesimpulan
Di negara-negara dengan rasio abortus / terminasi kehamilan yang tinggi, jumlah terminasi secara drastis
menurun, karena tersedianya bermacam-macam cara kontrasepsi.
Ternyata legalitas abortus / terminasi kehamilan dan akses terhadap pelayanannya tidak mengakibatkan
terjadinya peningkatan hal ini untuk kontrol fertilitas.
Kekerapan terminasi kehamilan di dunia + 180 juta kasus per tahun. Tingginya jumlah ini biasanya akibat
kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancies) tidak hanya di negara maju, tetapi juga di negara
berkembang, meskipun penggunaan cara-cara KB sudah sangat maju.
Ternyata di negara-negara di mana hukum membatasi tindakan terminasi, tindakan abortus / terminasi
kehamilan di negara tersebut masih kira-kira 30 dalam 1000 kehamilan per tahun.
Antara negara-negara Islam, Tunisia yang paling maju, yang melegalisasi terminasi kehamilan dalam
trimester pertama, sedangkan di negara-negara Amerika Latin terdapat kecenderungan memperoleh
keluarga kecil (small family), sedangkan ternyata kegiatan seksual sebelum nikah, terutama di kalangan
remaja, terus meningkat, sehingga keputusan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini yang
menerima usulan tentang hak fertilitas wanita dan kebutuhan pendidikan seks, merupakan kemajuan dalam
hal terjadinya terminasi kehamilan / abortion for non-medical reasons dapat dibenarkan.
Kembali ke Menu
Seminar Etika dalam Kesehatan
Reproduksi
Kuliah berikutnya
Problem Oriented Medical Record
Menu / Daftar Isi CAKUL
ADA KOREKSI / TAMBAHAN !?!? EMAIL ABUD !!!!
Homepage Abud