Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

REKAYASA PONDASI II
RESUME KUNJUNGAN LAPANGAN RSUD KOTA
PEKANBARU

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II B

M. LUCKY FADILLAH

(1207154444)

M. GEVIN ARDI

(1207121334)

GUSPI

(1207121208)

ADETIA SAPUTRA

(1107136521)

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

ANGGOTA KELOMPOK 11 B

NO

NAMA

NIM

M. LUCKY FADILLAH

1207154444

M. GEVIN ARDI

1207121334

GUSPI

1207121208

ADETIA SAPUTRA

1107136521

PARAF

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Rekayasa
Pondasi 2.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Diharapkan makalah yang penulis buat dapat memberikan
informasi atau manfaat kepada kita semua tentang Pengerjaan Tiang
Pancang.

Pekanbaru, 17 Mei 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

3.1. Latar Belakang


Pondasi merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah bangunan
konstruksi. Oleh karena itu, perencanaan pondasi perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Tidak hanya perencanaanya, proses pengerjaannya pun juga
harus membutuhkan pengawasan yang ketat. Pondasi terbagi menjadi dua
jenis berdasarkan kedalamannya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pada pengerjaan proyek besar, seperti Rumah Sakit biasanya menggunakan
jenis pondasi dalam dengan menggunakan tiang pancang.
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari
struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang
pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah
yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer).
Pada makalah ini, membahas tentang kunjungan lapangan yang dilakukan
pada proyek pembangunan RSUD Kota Pekanbaru. Pada kunjungan ini,
proses pengerjaan yang diamati adalah proses pemasangan pondasi tiang
pancang. Dari kunjungan tersebut, didapatkan data proyek, penggunaan alat,
dan metode pelaksanaan pengerjaan pondasi tiang pancang.
3.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari kunjungan
lapangan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Rekayasa
Pondasi 2, dan untuk menambah pemahaman mahasiswa mengenai pondasi
tiang pancang.

BAB II
DATA PROYEK

Nama Proyek

Lokasi Proyek

Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota


Pekanbaru
Jln. Garuda Sakti KM 2 Kota Pekanbaru

Pemilik Proyek

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru

Pagu Dana

Rp. 90.000.000.000

Sumber Dana

APBD Kota Pekanbaru 2014 2016


Tahun 2014 : Rp 6.300.000.000 ( 7,00 %)
Tahun 2015 : Rp 41.400.000.000 (46,00 %)
Tahun 2016 : Rp 42.300.000.000 (47,00 %)
TOTAL

: Rp 90.000.000.000

HPS

Rp 89.827.000.000

Nilai Kontrak

Rp 80.903.858.000 (incl PPn)

Lingkup Pekerjaan

Konsultan Perencana

Struktur, Arsitektur, MEP, dan Site


Development
PT. PANDU PERSADA

Konsultan Pengawas

PT. KANTA KARYA UTAMA

Kontraktor Pelaksana

PT. PP (PERSERO) Tbk

Masa Pelaksanaan

720 hari kalender

Masa Pemeliharaan

360 hari kalender

Jenis Kontrak

Lump sum dan Unit Price (Gabungan)

No dan Tanggal Kontrak :

01/MY/-RS/DINKES/XII/2014
DESEMBER
2014

TGL

23

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1. Uraian Pekerjaan yang Ditinjau


Pekerjaan penanaman tiang pancang
Pada pekerjaan ini, digunakan alat berat hammer. Alat hammer
dioperasikan oleh operator sehingga penanaman tiang pancang sesuai
dengan titik yang telah ditentukan. Operator juga bertugas untuk
memastikan agar pemasangan tiang pancang tidak mengalami kemiringan.
Pekerjaan penyambungan tiang pancang
Pekerjaan penyambungan tiang pancang ini dilakukan untuk menyambung
tiang-tiang pancang, karena dalam satu titik memerlukan lebih dari satu
tiang pancang.
Penyambungan tiang pancang ini dilakukan dengan proses pengelasan.

Pekerjaan pemotongan tiang pancang


Pemotongan tiang pancang dilakukan setelah penanaman tiang pancang
telah mencapai lapisan tanah keras, dan masih ada kelebihan tiang.
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat pile cutter (alat
pemotong tiang pancang).

3.2. Penggunaan Alat-Alat


Hammer (pemukul) yang berfungsi untuk menanamkan pondasi tiang.
Hammer harus disesuaikan dengan tipe tiang pancang dan sifat kekuatan
tiang pancang tersebut.

Gambar 3.1 Alat Hammer

Alat pengelasan yang berfungsi sebagai penyambung antara dua tiang


pancang yang akan dipancangkan.

Mesin potong tiang pancang (Pile Cutter), yang berfungsi untuk


memotong tiang pancang yang berlebih.

Gambar 3.2 Pile Cutter

Excavator, berfungsi untuk mengangkut adukan semen dalam pengecoran


pile cap.

Gambar 3.3 Alat Excavator

Bar Bender, merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan


tulangan.

Gambar 3.4 Alat Bender

Pile Driving Analyzer (PDA)


PDA test bertujuan untuk memverifikasikan kapasitas daya dukung tekan
pondasi tiang pancang terpasang. Dari hasil-hasil pengujian akan
didapatkan informasi besarnya kapasitas dukung termobilisir dengan
faktor keamanan 2, dan dipakai untuk menilai apakah beban kerja rencana
dapat diterima oleh tiang terpasang.

Gambar 3.5 Alat PDA (Pile Driving Analyzer)

3.3. Pembagian Tugas Personil


1. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek (owner) adalah orang/badan yang meniliki proyek
dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memebrikan pekerjaan kepada
pihak penyediaan jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.
Secara garis besar tugas dari masing-masing personil adalah:
a. Pemimpin proyek

Pemimpin proyek mempunyai tugas dan tanggung jawab :


Bertanggung jawab dari segi keuangan maupun segi fisik atas
pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
Menyusun program kerja,rencana operasional,dan pengendalian
proyek serta memberi bimbingan maupun pedoman-pedoman kepada
unsur pembantu dalam menjalankan tugas dan mengusahakan
terlaksananya koordinasi yang baik dengan semua pihak.
Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek tepat waktu sesuai
dengan rencana dan mutu yang sudah ditetapkan.

b. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas dan tanggung jawab :


Membantu pemimpin proyek dalam bidang pengendalian tata laksana
keuangan proyek sesuai peraturan yang sedang berlaku,
Melakukan
tindakan
yang
bersifat
mengamankan,menerima,menyimpan dan mengeluarkan keuangan
proyek atas persetujuan pemimpin bagian proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,
Membuat laporan keadaan kas setiap akhir bulan.
c. Kepala Urusan Tata Usaha

Kepala Urusan Tata Usaha mempunyai tugas dan tanggung jawab :


Melakukan pengumpulan data ,pencataan serta evaluasi pelaksanaan
serta menyelenggarakan sistem administra
sinya,
Menyelenggarakan administrasi pembebasan tanah,bangunan,tiang
listrik dan telepon serta haknya.
d. Pengawas Lapangan

Pengawas Lapangan mempunyai tugas :


Memberi petunjuk kepada konsultan.Kontraktor sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan,
Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak
dan melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada,
Memeriksa atas program mobilisasi dari pihak kontraktor tentang
ketetapan waktu,pendatangan alat,dan pendatangan personil,
Mengadakan pengawasan dan pengendalian kepada konsultan
pengawas dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Mengadakan pengawasan Quantity dan Quality Control pekerjaan
fisik di lapangan.
e. Pembantu Pengawas Lapangan

Pembantu Pengawas Lapangan mempunyai tugas dalam


membantu pengawas lapangan terutama hal penanganan operasional.

2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan atau perorangan yang dipercaya


dan ditujuk oleh pemberi tugas (owner), dimana badan ini mempunyai
keahlian terentu dan ahli dalam membuat perencanaan pekerjaan suatu
proyek, gambar-gambar kerja beserta penaksirannya, serta dapat
memberikan nasehat dan jasa lainnya yang berhubungan dengan
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan objek-objek di bidang teknik
bangunan.
Konsultan perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
Membuat perencanaan lengkap dari proyek yang akan dibangun sebagai
dasar pelelangan,
Mengadakan penyelidikan awal yang meliputi pengumpulan data
lapangan serta data penyelidikan tanah,
Memberi usulan-usulan dan saran-saran kepada pemberi tugas
sehubungan dengan pelaksanaan proyek ini,
Memberi penjelasan kepada pelaksana dan pengawas lapangan bila ada
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana,
Membuat perencanaan ulang/revisi bilamana diperlukan,
Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang telah
dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah orang atau badan hukun yang diberi


kuasa oleh pemilik proyek/owner untuk mengawasi, mengontrol, mengatur
dan membimbing pekerjaan agar proyek dapat selesai sesuai dengan
perencanaan.
Adapun uraian tugas personil konsultan pengawas adalah sebagai
berikut : a. Site Engineer
Tugas Site Engineer secara keseluruhan,meliputi antara lain :
Memimpin rapat dengan pemborong atau dengan pihak lain.
Mendampingi pemberi tugas dalam menghadapi Auditor.
Membuat dan menandatangani semua Berita Acara serta sertifikat
yang terkait dengan proyek yang diawasi.
Menjaga keharmonisan kerja sama seluruh staff proyek.

Tetap bertugas selama masa pemeliharaan secara periodik.


Selain itu juga merangkap sebagai Tenaga Ahli (Teknik Sipil)
b. Tenaga Ahli

Tugas Tenaga Ahli secara Keseluruhan,meliputi antara lain:


Membantu Site Engineer dalam memecahkan permasalahan
dibidangnya.
Memberi saran dan hadir dalam rapat koordinasi dengan Pemberi
Tugas.
Bertugas dibawah koordinasi dengan Pemberi Tugas.
Secara periodik hadir dilapangan untuk mengamati setiap ada
kegitatan baru,dan memberikan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Membuat evaluasi dan menyampaikan saran atas rencana pekerjaan
yang akan dilakukan.
Melakukan evaluasi kelayakan alat dan metode kerja serta
rekomendasi. Membuat laporan evaluasi akhir hasil pekerjaan.
c. Surveyor

Tugas Surveyor secara keselurahan meliputi antara lain:


Secara teknis selalu membantu Site Engineer dalam melakukan
pengawasan
terhadap
ketelitian
pekerjaan
Survey
topografi,positioning,control temporary,
control permanent
works,pemancangan,pengecoran,monitoring,settlement.
Harus melaporkan kepada Site Engineer.
Melakukan koordinasi dengan para inspector yang lain.
Memberikan informasi kepada kontraktor titik referensi yang dipakai
sebagai pedoman untuk pengukuran elevasi maupun koordinat
lapangan.
Mengawasi pekerjaan survey as built structure.
d. Inspector

Tugas Inspector secara keseluruhan meliputi antara lain:


Berada di lapangan setiap saat mengawasi kegiatan Kontraktor sesuai
dengan bidangnya.
Melakukan pengendalian mutu selama pekerjaan berlangsung.

Mengawasi pelaksanaan kerja sesuai bidangnya seperti pemeriksaan


material,pemancanagan,pengelasan,beton,dll.
Melakukan evaluasi kelayakan alat dan metode kerja kontraktor.
Melaporkan seluruh kegiatan kepada Site Engineer.
Melakukan pengendalian mutu selama pekerjaan berlangsung.
e. Laboratorium Teknisi

Tugas Laboratorium Teknisi secara keseluruhan meliputi:


Mengawasi pengujian konstruksi yang terpasang dan harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Melakukan pengawasan dan membuat laporan yang berkaitan
dengan pekerjaan baik di laboratorium maupun di lapangan.
Mengawasi mutu material terpasang dilapangan dan dari hasil
penelitian lainnya.
f. Tenaga Pendukung

Tugas tenaga pendukung secara keseluruhan meliputi antara lain:


Membantu kelancaran tugas Site Engineer, Tenaga Ahli, Surveyor,
Inspector, Laboratorium Teknisi dalam menjalankan tugasnya.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur lelang dan segala
pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak, dan biaya
kontrak yang telah disepakati.
Secara garis besar, tugas dari masing-masing personil
adalah : a. Site Manager
Tugas Site Manager secara umum adalah sebagai berikut:
Segera setelah dia ditunjuk, dia harus mempelajari dokumen kontrak
secara lengkap.
Mengunjungi lapangan, memeriksa rencana staf, dan akomodasi
dengan pengelola kontrak
Bertindak selaku kuasa senior perusahaan (kecuali apabila pengelola
kontrak hadir) pada setiap rapat dengan klien dan konsultan atau ahli.
Dalam rapat pertama dia harus menyajikan program induk untuk
disetujui ahli dalam jadwal permintaan informasi.

Mengatur rapat di kantor pusat kontraktor untuk membahas


kebijaksanaan di lapangan dan prosedur dengan staf senior.
Mengatur rapat untuk membahas metode-metode dengan mandor
kepala, perencana, dan petugas keselamatan.
b. Pelaksana
Tugas Pelaksana secara umum adalah sebagai berikut :
Mengatur dan mengawasi pekerjaan
Memastikan bahwa pekerjaan bekerja dengan menggunakan metode
yang sesuai prosedur
Mengatur dan mengawasi perhitungan kuantits operasional
Melakukan pengecekan terhadap pengukuran prestasi mandor, sub
kontraktor, dan tenaga kerja
Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
Membuat program pelaksanaan, memantau perkembangan
pekerjaan.
c. Administarsi Proyek

Tugas Administrasi Proyek secara umum adalah :


Menyediakan pengadaan peralatan
Menjamin kondisi alat agar dapat siap untuk melaksanakan
pekerjaan
Melakukan perawatan pada alat, baik setelah dipakai maupun pada
waktu tidak dipakai selama proyek berlangsung
Mengatur pemakaian dan penempatan alat
Membuat laporan-laporan yang sesuai dengan tugasnya
Mengurus mobilisasi dan demobilisasi
d. Bagian Peralatan

Bagian peralatan adalah sebagai bagian dari organisasi lapangan yang


secara umum mempunyai tugas sebagai berikut :
Menyediakan pengadaan peralatan
Menjamin kondisi alat agar dapat siap melaksanakan pekerjaan
Melakukan perawatan pada alat, baik setelah dipakai maupun pada
waktu alat tidak dipakai selama proyek berlangsung

Mengatur pemakaian dan penempatan alat


Membuat laporan-laporan yang berhubungan dengan tugasnya.

e. Bagian Logistik

Bagian logistik adalah bagian organisasi lapanganyang secara umum


mempunyai tugas sebagai beikut:
Mengurus dan bertanggungjawab terhadap pengadaan material yang
digunakan. Mengatur penempatan, penimpanan, dan penggunaan
material.
Melakukan koordinasi dengan bagian teknik dan pelaksaaan dalam
pengeluaran material.
Memberikan informasi kepada unit-unit lain yang membutuhkan.
f. Asisten Pelaksana

Asisten pelaksana adalah bagian organisasi lapangan yang secara


umum mampunyai tugas sebagai berikut:
Sebagai wakil pelaksana untuk menangani pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
Sebagai wakil pengganti pelaksana bila pelaksana berhalangan.
Mengawasi pekerjaan yang tidak diawasi oleh pelaksana.
Mengkoordinasi para mandor.
g. Bagian Teknik
Bagian teknik adalah bagian organisasi proyek yang secara umum
mempunyai tugas sebagai berikut:
Mengelola tugas-tugas perencana teknis pekerjaan.
Mengelola tugas-tugas metode perencanaan.
Mengelola tugas-tugas perencanaan biaya dan administrasi kontrak.
Melakukan tugas-tugas lain yang diperintahkan koordinator
lapangan.
Membuat laporan yang berhubungan dengan tugastugasnya.
h. Mandor

Mandor adalah bagian organisasi lapangan yang secara umum


mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Mengawasi para pekerja yang sedang melaksanakan pekerjaan.

Melaksanakan perintah atau instruksi yang diberikan oleh pelaksana


maupun pembantunya.
Membantu pelaksanaan dalam mengawasi setiap pelaksanaan
pekerjaan.
Bertanggung jawab untuk mengatur dan mengurusi segala kegiatan
yang dilakukan oleh para pekerjanya dilapangan.
Melapor bila terjadi suatu masalah pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
i. Pekerja

Pekerja adalah bagian integral dari organisasi lapangan yang secara


mum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
Melaksanakan semua pekerjaan yang diberikan oleh mandor atau
pelaksana di lapangan selama proyek berlangsung.
Bertanggung jawab atas keselamatan dirinya, orang lain dan daerah
sekelilingnya.
3.4 Penggunaan Bahan
Tulangan Utama : Tulangan Ulir diameter 16 mm (D16)
Tulangan
Sengkang : Tulangan Ulir diameter 10 mm (D10)
Menggunakan kawat baja sebagai pengikat tulangan utama dan tulangan
sengkang.
Tiang yang digunakan adalah tiang beton berbentuk segiempat dengan
ukuran 25 cm 25 cm
Bahan-bahan lainnya, sperti perlengkapan las, pencegahan karat, dan lainlain.
3.5 Metode Pelaksanaan
A. Persiapan
Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang
menerus dan tidak terganggu.
Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat
yang telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat
tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk
sebelum mulai pemancangan. Tiang pancang ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang telah direncanakan.

Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang

sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun


karena fasilitasfasilitas lainnya.
B. Pelaksanaan Pemancangan Tiang
1. Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul (hammer).

2.

3.

4.

5.
6.
7.

Dalam pemilihan hammer haruslah dari berat yang memadai agar tidak
merusak tiang."Hammer" harus mempunyai persyaratan minimum :
berat ram 3500 kg (Kobe - 35 type).
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final set yang
disetujui dimana tidak lebih dari 20 mm untuk 10 pukulan terakhir.
Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat;
pada garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti
ditunjukkan pada gambar.
Toleransi yang diijinkan untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak
kelurusan adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus diarahkan selama
pemancangan dan bila perlu harus dibantu/diganjal untuk dapat
menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk
atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali
kecuali dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang ditunjuk.
Tiang dipancang sampai mencapai kedalaman tertentu, yaitu sampai
mencapai lapisan tanah keras.
Proses penyambungan tiang pancang dilakukan dengan proses
pengelasan.
Apabila tiang berlebih, maka dilakukan pemotongan pada tiang
pancang tersebut.

BAB IV
DOKUMENTASI

BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan

Makalah kunjungan lapangan ini membahas mengenai pengerjaan


pondasi tiang pada proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Pekanbaru. Pengerjaan tersebut meliputi proses pemancangan tiang,
penyambungan tiang, serta pemotongan tiang pancang. Setiap proses pada
pengerjaan pondasi tiang menggunakan alat-alat tertentu sesuai dengan tipe
dari pondasi tiang tersebut.
Proses pengerjaan melibatkan banyak personil dengan pembagian
tugas
masing-masing,
dimana
setiap
personil
harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pemilik proyek. Proses
pengerjaan dilakukan sesuai dengan metode pengerjaan yang telah
disepakati. Sealin itu, penggunaan bahan-bahan dalam pengerjaan pondasi
tiang pancang pada proyek ini juga telah disesuaikan dengan
perencanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://slideplayer.info/slide/2763376/#
ITS-NonDegree-14837-3107030023
ITS-Undergraduate-19155-3109106048

Anda mungkin juga menyukai