PENDAHULUAN
A.
seorang Penyuluh Agama Islam. Penyuluh Agama Islam adalah mitra bimbingan
Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak
dalam pelaksanaan tugas membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan
yang bermutu dan sejahtera lahir batin (Dirjen Binbaga Islam, 2007). Kegiatan
penyuluhan Agama Islam di Indonesia pada mulanya dilaksanakan oleh para
pemuka agama yaitu Ulama, Muballigh, Dai atau Kiai yang menyampaikan
langsung kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengajian, tabligh,
dakwah di rumah-rumah, langgar, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Materi
yang disampaikan dalam penyuluhan Agama Islam selain khusus tentang agama
juga disampaikan tentang masalah kemasyarakatan dan bimbingan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyuluh Agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka
pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Penyuluh Agama Islam, yaitu pembimbing umat Islam dalam rangka pembinaan
mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, serta
menjabarkan segala aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama.
2. Fungsi Konsultatif
Penyuluh agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik persoalanpersoalan pribadi, keluarga atau persoalan masyarakat secara umum. Penyuluh
agama harus bersedia membuka mata dan telinga terhadap persoalan yang
dihadapi oleh umat. Penyuluh agama menjadi tempat bertanya dan tempat
mengadu bagi masyarakat untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah dengan
nasehatnya. Maka dalam hal ini penyuluh agama berperan sebagai psikolog,
teman curhat dan teman untuk berbagi.
3. Fungsi Advokatif.
Penyuluh Agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk
melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat/masyarakat binaannya terhadap
berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang merugikan akidah,
mengganggu ibadah dan merusak akhlak. Fungsi advokatif penyuluh agama
selama ini memang belum mampu seluruhnya dapat diperankan oleh penyuluh
agama, dimana banyak kasus yang terjadi di kalangan umat Islam sering tidak
dapat kita bela. Misalnya dalam kasuistik yang berhubungan dengan politik,
keadilan sosial (penggusuran), bahkan sampai upaya pemurtadan yang
berhubungan dengan perkawinan. Sehingga persoalan yang dihadapi tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Bahkan sering seorang penyuluh agama tidak berdaya
melihat umat Islam mendapat perlakuan yang tidak adil dari golongan lain. (kasus
kerusuhan Ambon).
Karena sasaran penyuluan agama Islam adalah kelompok-kelompok
masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang sosio cultural, maka
3
2.
3.
4.
pokok
Penyuluh
Agama
Islam
adalah
melakukan
dan
Islam baik PNS maupun Non PNS dalam masyarakat, maka diharapkan terwujud
masyarakat yang paham akan ajaran agama dan mampu mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari, mampu berpartisipasi dalam pembangunan dan terbina
kerukunan hidup antar umat beragama.
Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Srandakan Kabupaten saat ini
terdiri dari Penyuluh Agama Islam Honor sejumlah 35 orang dan Penyuluh
5
Agama Islam PNS satu orang. Wilayah kerja Penyuluh Agama Islam Kecamatan
Srandakan adalah seluruh dusun di dua desa yang ada yaitu Desa Trimurti dan
Desa Poncosari. Kelompok sasaran dalam kegiatan penyuluhan Agama Islam di
Kecamatan Srandakan cukup beragam, yaitu: generasi muda, kelompok anakanak, kelompok orang tua, kelompok wanita, kelompok masyarakat industri,
masyarakat desa, majlis talim dan masyarakat pasar. Dalam pelaksanaan
penyuluhan setiap Penyuluh Agama Islam memiliki kelompok sasaran sendirisendiri dan berbeda-beda.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka untuk
2.
3.
2.
3.
D. TINJAUAN PUSTAKA
mengenai
keefektifan
penyuluhan
agama
islam
dalam
E. LANDASAN TEORI
10
1. Definisi Penyuluhan
Penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan di luar sekolah
untuk anggota masyarakat agar meningkat pengetahuan, keterampilan
dan sikap mentalnya menjadi lebih produktif (Setiana, 2004). Terdapat
unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan penyuluhan, yaitu:
a. Pendidikan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
b. Membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri.
c. Belajar sambil melakukan sesuatu, sehingga ada keyakinan atas
kebenaran terhadap apa yang diajarkan.
Di samping itu, Setiana (2004) menjelaskan bahwa penyuluhan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Penyuluhan merupakan proses pengembangan individu maupun
kelompok.
b. Penyuluhan adalah pekerjaan yang harus diselaraskan dengan
budaya masyarakat setempat.
c. Penyuluhan adalah proses dua arah dan harus merupakan
pendidiikan yang berkelanjutan.
d. Penyuluhan adalah hidup dengan saling berhubungan, saling
menghormati, dann saling mempercayai.
e. Penyuluhan harus mampu menumbuhkan cita-cita yang melandasi
untuk berpikir kreatif, dinamis dan inovatif.
f. Penyuluhan harus mengacu pada kenyataan-kenyataan dan selalu
disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi.
2. Penyuluhan Agama Islam
11
12
13
Orang-orang
yang
beriman
dan
tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Al-Anam (6) : 82)
Mereka
14
Mereka
15
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya
Tuhanku, Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan
Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau
adalah hakim yang seadil-adilnya."
Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah
Termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan),
Sesungguhnya (perbuatan)nya
perbuatan yang tidak baik.
sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang
kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku
memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan Termasuk
orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS.Hud (11) : 45-46)
16
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas
(pandai memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka
harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim
lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di
antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri
(dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang
miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut.
kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka,
Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan
itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas
persaksian itu). ( QS.An-Nisa (4) : 6
c. Amanah; sesuai tugas manusia untuk menyampaikan amanah (QS.
4:58) dan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan
amanah (QS. 33:72)
17
18
jalan yang benar, yaitu jalan yang penuh ridha dan cahaya kebenaran
dari Allah SWT.
b. Penyuluhan Pendidikan; ini diturunkan dari istilah waazha yang
bersumber dari kisah Luqman (QS. 31:12) dan istilah irsyad yang
bersumber dari kisah Khidhir (QS. Al-Kahfi: 67-82). Tujuannya adalah
membekali seorang anak di dalam menempuh kehidupan dengan dasar
keimanan dan kepribadian yang utuh serta memiliki pengetahuan yang
mumpuni.
Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur,
Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". QS.
Luqman (31) : 12
19
20
21
67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan
sanggup sabar bersama aku.
68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu
belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku
sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu
dalam sesuatu urusanpun".
70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu
menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku
sendiri menerangkannya kepadamu".
71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya
menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata:
"Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu
menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah
berbuat sesuatu kesalahan yang besar.
72. Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama
dengan aku".
73. Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena
kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan
sesuatu kesulitan dalam urusanku".
74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya
berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya.
Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih,
bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu
telah melakukan suatu yang mungkar".
75. Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu,
bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"
76. Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu
sesudah (kali) ini, Maka janganlah kamu memperbolehkan aku
menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan
uzur padaku".
77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai
kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada
penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau
menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam
negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr
22
23
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. (QS. An-Nahl (16) : 90)
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS.An-Nisa (4) : 58)
24
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada
mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orangorang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka
dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
25
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan
bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatangbinatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari
Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah
haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu)
kepada
sesuatu
kaum
karena
mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong26
27
5.
28
mingguan
pelaksanaan
bimbingan
atau
penyuluhan;
7. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;
8. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;
9. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok.
b. Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan
1. Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah atau kelompok
sasaran;
2. Menyusun rencana kerja operasional;
3. Mengumpulkan bahan materi bimbingan atau penyuluhan;
4. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk
naskah;
5. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk
poster;
6. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan melalui tatap
muka kepada masyarakat pedesaan;
7. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan melalui pentas
pertunjukan sebagai pemain;
8. Menyusun laporan mingguan
pelaksanaan
bimbingan
penyuluhan;
9. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;
10. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;
11. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan / kelompok.
c. Penyuluh Agama Terampil Penyelia
1. Menyusun rencana kerja operasional;
2. Mengidentifikasi kebutuhan sasaran;
3. Menyusun konsep program;
4. Membahas konsep program sebagai penyaji;
5. Merumuskan program kerja;
29
atau
mingguan
pelaksanaan
bimbingan
penyuluhan;
10. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;
11. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;
12. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok;
13. Mengumpulkan
bahan
untuk
penyusunan
atau
petunjuk
30
sasaran;
Menganalisis data potensi wilayah atau kelompok sasaran;
Menyusun rencana kerja tahunan;
Menyusun rencana kerja operasional;
Mendiskusikan konsep program kerja sebagai pembahas;
Menyusun desain materi bimbingan atau penyuluhan;
Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam
bentuk naskah;
8. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam
bentuk leaflet;
31
32
naskah;
6. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai
penyaji;
7. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai
pembahas;
8. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai
narasumber;
9. Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan;
10. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok cendekia;
11. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui media televisi;
12. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;
13. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;
14. Melaksanakan konsultasi secara kelonpok;
15. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan / kelompok;
16. Menyusun konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan;
33
kajian
arah
kebijaksanaan
34
Masyarakat Transmigrasi
Lembaga Pemasyarakatan
Generasi Muda
Pramuka
Kelompok orang tua
Kelompok wanita
Kelompok masyarakat industri
Kelompok profesi
Masyarakat daerah rawan
Masyarakat suku terasing
Inrehabilitasi pondok sosial
Rumah sakit
Kelompok perumahan
Asrama
Kampus/mahasiswa akademis
Karyawan instansi pemerintah / swasta
Daerah permukiman baru
Pejabat instansi pemerintah / swasta
Masyarakat di kawasan industri
Masyarakat real estate
Masyarakat peneliti ( ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi)
v. Masyarakat gelandangan dan pengemis
35
w.
x.
y.
z.
Balai desa
Tuna susila
Majelis taklim
Masyarakat pasar
7. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan oleh penyuluh agama dapat dibedakan menjadi dua
yaitu materi bidang agama dan materi bidang pembangunan (Kanwil DEPAG
DIY, 2005).
a. Materi bidang agama
Aqidah Islamiyah, meliputi: 1) percaya dengan rukun iman yang enam,
2) aspek keyakinan seorang Muslim terhadap Islam, 3) kewajiban
seorang Muslim menurut ajaran Islam, 4) malaikat dengan segala
permasalahannya, 5) Kitabulloh, 6) Iman kepada nabi/rasul, 7) hari
pembalasan, 8) Qadha dan qodar, 9) Timbangan pahala dan dosa, 10)
36
38
Media dakwah juga biasa disebut dengan metode dakwah menurut bentuk
penyampaiannya. Media ini dapat digolongkan menjadi lima golongan
besar (Mahmud Aziz Siregar, 1999: 124), yaitu:
(1) Media lisan seperti khutbah, pidato, dan ceramah.
(2) Media tulisan seperti buku agama, majalah, dan surat kabar.
(3) Media lukisan seperti seni lukis, foto, dan lain-lain.
(4) Media audio visual yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran seperti televisi, sandiwara,
dan sebagainya.
(5) Media ahlak yaitu suatu cara penyampaian langsung dalam bentuk
perbuatan yang nyata, misalkan menunjukan budi pekerti dan membantu
orang yang tidak punya.
c. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam
kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu maupun teknologi.
Materi yang baik dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan
sasaran dan mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh
sasaran penyuluhan.
d. Waktu dan Tempat Penyuluhan
Perlu sekali disusun jadwal kegiatan penyuluhan yang dapat dipastikan
bahwa sasaran penyuluhan ada di tempat atau bisa berkumpul untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan. Dengan demikian kegiatan penyuluhan
tidak terkesan mengganggu atau merugikan sasaran penyuluhan.
B. Tinjauan Umum tentang Ibadah Mahdhah
Dalam hubungannya dengan Alloh,
manusia
senantiasa
akan
menjalankan ibadah sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Alloh serta
meningkatkan keimanan. Ibadah itu merupakan tiang utama untuk tegaknya
39
agama islam. Sesuai dengan sabda Rosululloh bahwa tiang agama islam itu
meliputi lima hal, yaitu: Pengakuan tiada Tuhan selain Alloh dan Muhammad itu
Rosululloh, Mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, puasa di bulan
Ramadhan, serta mengerjakan haji bagi orang yang sanggup. Ibadah itu
ditunjukan untuk membersihkan jiwa, memurnikan kalbu, dan memperkuat
perhatian trhadap Alloh, dan kebulatan tekad untuk menjunjung tinggi syariat
agama disegala bidang (Syekh Mahmud Syaltut, 1984: 74).
Dalam ajaran Islam, dikenal dua macam ibadah. Pertama disebut ibadah
(saja) yang dimaksud adalah ibadah umum yang berarti ibadah dalam arti luas.
Kedua disebut ibadah mahdhoh atau ibadah khusus atau ibadah ubudiyah (Noor,
2007). Ibadah umum adalah segala kegiatan yang dilakukan seseorang dengan niat
dan motivasi serta kesadaran melaksanakan segala perintahNya dan meninggalkan
segala laranganNya serta ingat akan adanya pertanggungjawaban kepadaNya.
Ibadah khusus/mahdhoh adalah ibadah yang dikenal oleh masyarakat
Indonesia yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Rukun Islam yang lima
(selain syahadat), yaitu ibadah shalat, zakat, puasa dan haji serta umrohnya (Noor,
2007). Disebut ibadah khusus, karena diperintahkan secara khusus dengan tata
cara pelaksanaannya telah ditentukan dan sesuai dengan kehendakNya yang
dicontohkan oleh RasulNya.
Ibadah mahdah yang pertama yaitu shalat. Shalat merupakan
perwujudan dari rasa kelemahan seorang manusia dan rasa membutuhkan seorang
hamba terhadap Tuhan dalam bentuk perkataan dan perbuatan sekaligus sebagai
perwujudan ketaatan seorang hamba terhadap perintah dan kewajiban dari Tuhan,
40
dan sebagai sarana yang di dalamnya seorang hamba meminta ketabahan untuk
menghadapi berbagai kesulitan dan ujian yang dialami di dunia ini, dan sebagai
pernyataan memuji kebesaran dan kemuliaan Alloh Swt. Shalat juga merupakan
kewajiban yang paling besar setelah dua kalimat syahadat . Begitu besarnya
persoalan shalat ini, sehingga rosululloh menyatakan bahwa untuk membedakan
antara seorang muslim dan seorang kafir adalah meninggalkan shalat (Ahmad
Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, 2003: 175).
Mengenai shalat, secara ringkas dan jelas diterangkan oleh Al-Jazairi
(2011) dalam Minhajul Muslim. Dijelaskan bahwa terdapat 3 (tiga) pembagian
shalat yaitu Shalat Fardhu, Sunnah, dan Nafl. Dalam pelaksanaannya ketiganya
memiliki syarat wajib shalat, syarat sahnya shalat, hal-hal yang diwajibkan,
disunahkan dan dimakruhkan, serta pembatal-pembatal dan hal-hal yang diijinkan
didalamnya. Thoharoh menjadi ibadah yang tidak terpisahkan dengan shalat.
Zakat merupakan kewajiban setiap muslim yang memiliki harta senishab
dengan syarat-syaratnya (Al-Jazairi (2011)). Allah SWT telah memerintahkan
zakat antara lain dalam Al-Quran surat At-Taubah: 103, Al-Baqarah: 267 dan AlMuzzammil:20.
41
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. AlBaqarah (2) : 267)
42
44
tetapi kalau diairi dengan air kincir yang ditarik oleh binatang atu disiram dengan
alat yang memakai biaya zakatnya 1/20 atau 5%
4. Harta rikaz (harta terpendam)
Rikaz adalah emas dan perak yang ditanam di dalam tanah. Apabila kita
menemukan emas atau perak yang tertanam di dalam tanah. Maka wajib
mengeluarkan zakatnya sebanyak 1/5 atau 20%. Waktu mengeluarkan zakatnya
tidak perlu menunggu 1 tahun, tetapi pada saat kita menemukannya.
5. Hasil tambang
Hasil tambang emas atau perak apabila sampai satu nisab wajib
dikeluarkan zakatnya pada waktu itu juga besarnya zakat 2,5%.
Zakat adalah salah satu rukun islam yang ditetapkan oleh Alloh Swt.
sebagai kewajiban ibadah dan mengandung unsur sosial. Sebagai ibadah, zakat
dikerjakan untuk menunjukan ketundukan dan ketaatan kepada Alloh sesuai
dengan ketentuan dan petunjuk mengenai zakat ini. Zakat sebagai ibadah yang
mengandung unsur sosial bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan
kemiskinan masyarakat. Zakat dikeluarkan oleh orang kaya kepada mustahiqnya
sebagai hak Allah dan sebagai ibadah. Allah menetapkan kewajiban zakat,
menentukan jenis harta yang wajib dizakati dan menentukan pula golongan yang
berhak menerima zakat sebagaimana dinyatakan dalam Al-quran Q.S. At-Taubah:
60
45
46
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (QS. Al-Baqarah (2) : 185)
Haji sebagai salah satu ibadah khusus merupakan kewajiban setiap
Muslim dan Muslimah jika mampu melaksakannya (Al-Jazairi (2011)). Perintah
mengenai haji dan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah umroh antara dalam
Al-Quran surat Al-Baqarah: 196-203, Ali Imran: 97 dan Al-Hajj: 27-29.
47
48
49
196. Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah.
jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit),
Maka (sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan
kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), Maka wajiblah atasnya
berfid-yah, Yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban.
apabila kamu telah (merasa) aman, Maka bagi siapa yang ingin
mengerjakan 'umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. tetapi
jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu),
Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari
(lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari)
yang sempurna. demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil
Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat
keras siksaan-Nya.
197. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan
mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa
yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang
yang berakal.
198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak
dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
50
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal
mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang
seburuk-buruknya. (QS. Ali Imon (3) : 97)
51
27. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki,
dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari
segenap penjuru yang jauh,
28. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah
ditentukan[985] atas rezki yang Allah telah berikan kepada
mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah
sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran[987]
yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nazar-nazar mereka[988] dan hendaklah
mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua
itu (Baitullah). (QS. Al- Hajj (22) : 27-28)
Dalam ibadah haji dan umroh terdapat syarat-syarat haji, rukun, wajib
haji, sunnah dan larangan-larangan yang harus ditaati. Adapun syarat wajib haji
adalah
52
1. Islam
2. Baligh (dewasa)
3. Aqil (berakal sehat)
4. Merdeka
5. Istithaah (mampu )
Rukun haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah
haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika
ditinggalkan maka tidak sah hajinya.
Rukun haji adalah :
1. Ihram (niat)
2. Wukuf di Arafah
3. Tawaf Ifadah
4. Sai
5. Cukur
6. Tertib
53
2. Mabit di Muzdalifah
3. Mabit di Mina
4. melontar jumrah ula, Wustha dan Aqabah
5. tawaf Wada
Setiap ibadah yang dilakukan di dalam islam harus memenuhi syaratsyarat tertentu. Demikian pula dalam melaksanakan ibadah haji, harus dipenuhi
beberapa syarat. Syarat-syarat menunaikan ibadah haji meliputi: orang islam,
orang berkal, orang yang sudah baligh, orang merdeka dan orang yang mampu
((Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, 2003: 175).
Dalam penyuluhan Agama Islam (dakwah) perlu dilakukan evaluasi
terhadap objek penyuluhan atau objek dakwah. Evaluasi terhadap objek
54
55