Anda di halaman 1dari 1

ANTROPOLOGI HUKUM ISLAM

Sebagai suatu konsep akademik, pengertian pluralism hokum terus berkembang,


berubah dan dipertajam melalui berbagai perdebatan ilmiah dari para ahli dan pemerhati
dalam ranah hokum dan kemasyarakatan ( studisosialegal ). Pengertian pluralisme pada
masa awal sangat berbeda dengan masa sekarang. Pada masa awal pluralism hokum
diartikan sebagai ko-eksistensi antara berbagai sistem hukum dalam lapangan sosial
tertentu yang dikaji, dan sangat menonjolkan dikotomiantara hukum Negara di satusisi
dan berbagai macam hukum rakyat di sisi yang lain( Griffiths, 1986 ) dan dalam hal ini
paraahli hanya sekedar melakukan pemetaan terhadap keane karagaman hokum dalam
lapangan kajian tertentu( mapping of legal universe ).
Saat ini paradigma baru dalam pluralism hukum dikaitkan dengan“ hukum yang
bergerak “ dalam ranah globalisasi. Sepanjang sejarah kita dapat mengidentifikasi adanya
fenomena globalisasi melalui ekspansi yang hegemonil, penyebaran agama
danperdagangan.Olehkarenaitusangatpentinguntuk melihat globalisasi dalam konteks
sejarah. Narasi besar mengenai pluralisme hukum mengalami re-definisi, sama seperti
banyaknya pemikiran teoritis dan implikasi metodologisnya dalam banyak cabang ilmu
sosial lain yang memerlukan penjelasan baru karena adanya fenomena globalisasai.
Sehingga dalam definisi ulang ini, diperlihatkan bahwa hukum Dari berbagai arus
dan penjuru dunia bergerak memasuki wilayah-wilayah yang tanpa batas dan terjadi
persentuhan , interaksi, kontestasi dan saling adopsi yang kuat diantara hukum
internasional, nasionaldan local (dalam konteks sosiopolitik tertentu). Terciptalah hukum
transnational dan transnationalized law sebagi akibat dari terjadinya persentuhan dan
penyesuaian diri dan pemenuhan kepentingan akan kerjasama antar bangsa.
Oleh karena itu penting kiranya bagi kita untuk membahas sejauh mana pluralism hukum
dalam prespektif global saatini.

Anda mungkin juga menyukai