OLEH:
B012211042
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
Resume Mengenai Historical Legal Theory
Penganut mazhab historis hukum ini tidak percaya pada pembuat undang-
undang, tidak percaya pada kodifikasi dan menganggap pernanan pakar hukum
lebih penting daripada pembuat undang-undang. Tulisan ini merupakan reaksi
terhadap Thibaut mengenai perlunya hukum kodifikasi di Jerman dengan dasar
hukum Perancis (Kode Napoleon). Inti ajarannya adalah “Das rechts wird nich
gemacht, est ist und wird mit dem volke”, Savigny menegaskan bahaya kodifikasi
(Curzon 1979: 154):
“The law was not something that should be made arbitrarily and
deliberately by a lawmaker. Law was a product of “internal, silently-
operating forces”. It was deeply routed in the past of a nation, and its true
sources were popular faith, custom, and “the common consciousness of the
people”. Like the language, the constitution, and the character of a nation,
by “its national spirit” (volksgeist).
Dengan demikian, hukum harus bersumber dari kebiasan dan kesadaran
umum masyarakat. Aturan hukum yang dibuat dan diterapkan hendaknya
merupaan endapan dari jiwa hukum rakyat. Karena hanya dengan inilah, aturan itu
bisa diterapkan dan berfungsi dengan baik di masyarakat. Hukum tumbuh dan
berkembang sejalan dengan perkembangan rakyat, dan akhirnya punah dengan
berakhirnya suatu bangsa. Mazhab sejarah meyakini hukum tidak perlu dibuat
karena ia tumbuh dan berkembang mengikuti masyarakat. Organisme hukum yang
hidup ini mengejawantah dalam perilaku-perilaku sosial dalam skala makro.
Selain pemikiran mazhab historis dari Savigny banyak pemikiran mazhab historis
menurut ahli lainnya,
Aliran Mazhab Sejarah dari Sr. Henry S. Maine Sir Henry S. Maine (1822-
1888), dalam buku karangannya “Ancient Law dan Early and Custom”, Maine,
banyak dipengaruhi oleh pemikiran Savigny sehingga dianggap pelopor mazhab
sejarah, Maine, melakukan penelitian tentang studi perbandingan perkembangan
lembaga-lembaga hukum yang ada pada masyatakat sederhana dan masyarakat
yang telah maju, yang dilakukannya adalah berdasarkan pendekatan sejarah.
Kesimpulan, bahwa penelitiannya telah membuktikan adanya pola evolusi pada
berbagai masyarakat dalam situasi sejarah yang sama, sumbangan bagi studi
hukum dalam masyarakat terutama tampak pada penerapan metode empiris,
sistematis dan sejarah untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum.