Anda di halaman 1dari 2

“das rechts wird nicht gemacht, es it und wird mit dem volke”

Menurut Von Savigny, hukum timbul bukan karena perintah penguasa atau
karena kebiasaan, tetapi karena peraasaan keadilan yang terletak didalam jiwa
bangsa itu sendiri (instiktif). Jiwa bangsa atau (volksgeist) itulah yang menjadi
sumber hukum. Seperti yang diungkapkannya, “law is an expression of the
common counciouness of spirit of people”. Hukum tidak di buat, tetapi tumbuh dan
berkembang di dalam masyrakat (Das Recht wird nicht gemacht, es it und wird mid
dem V Bolke).

artinya bahwa teori hukum yang di keluarkan oleh von savigniy terhadap
masyarakat, yang dimana masyarakat harus mematuhi sebuah peraturan hukum
sejatinyaa peraturan yang di buat oleh pemerintah guna untuk kesejahteraan
maasyarakat tersebut di buat oleh pemerintah bersama legislatif. ini merupakan
sebuah peraturan dinegara yang menganut positivisme hukum.

Positivisme Hukum adalah ajaran mengenai pemikiran mengenai yurisprudensi


analisis, banyak dikembangkan pada Abad 18 hingga Abad 19 oleh Jeremy
Bentham and John Austin. Sementara mereka merumuskan teori positivisme
hukum, empirisme dan neopositivisme menyusun fondasi teori untuk
pengembangannya. Penulis positivisme hukum yang paling terkemuka dalam
bahasa Inggris adalah H.L.A. Hart, yang pada 1958 menemukan penggunaan umum
dari positivisme yang diaplikasikan sebagai hukum untuk memasukkan bahwa:

• Hukum adalah perintah manusia


• Tidak butuh ada koneksi antara hukum dan moral
• Analisis konsep hukum itu bermanfaat dan dan dibedakan dari
sejarah dan sosiologi hukum
• Sistem hukum tertutup dan logis
• Pengadilan moral, tidak bisa dibentuk dan didukung argumen,
pendapat, dan bukti rasional

Teori Friedrich Karl von Savigny

Law is an expression of the common consciousness or spirit of


people”. Hukum tidak dibuat, tetapi ia tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
(das rechts wird nicht gemacht, es ist und wird mit dem volke). Kalau sudah begitu
menurut von Savigny (volkgeist), hukum itu lahir dari jiwa masyarakat yang
mengakomodasi masyarakat.
Jadi, disini undang-undang itu berasal dari masyarakat dan sebagai perwakilannya
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengajukan undang-undang tersebut. Disebut
juga bottom up atau dari bawah ke atas. Bagian bawah rakyat dengan DPR sebagai
perwakilannya ke Pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Latar belakang pendapat Savigny di atas timbul karena keyakinannya bahwa dunia
yang terdiri dari bermacam-macam bangsa itu mempunyai volgeist (jiwa rakyat)
yang berbeda-beda yang tampak dari perbedaan kebudayaan. Ekspresi itu juga
tampak pada hukum yang sudah barang tentu berbeda pula pada setiap tempat dan
waktu. Isi hukum yang bersumber dari pada jiwa rakyat itu ditentukan oleh
pergaulan hidup manusia dari masa ke masa (sejarah). Hukum menurut pendapat
Savigny berkembang dari suatu masyarakat yang sederhana yang pencerminannya
tampak dalam tingkah laku semua individu kepada masyarakat yang modern dan
kompleks dimana kesadaran hukum rakyat itu tampak pada apa yang diucapkan
oleh para ahli hukumnya (Lili Rasjid 1996: 70).

Pokok-pokok ajaran madzab historis yang diuraikan Savigny dan beberapa


pengikutnya dapat disimpulkan sebagai berikut (W.Friedman, 1994: 61, 62).
1) Hukum ditemukant tidak dibuat. Pertumbuhan hukum pada dasarnya
adalah proses yang tidak disadari dan organis;oleh karena itu perundang-
undangan adalah kurang penting dibandingkan dengan adat kebiasaan.
2) Karena hukum berkembang dari hubungan-hubungan hukum yang mudah
dipahami dalam masyarakat primitif ke hukum yang lebih kompleks dalam
peradaban modern kesadaran umum tidak dapat lebih lama lagi menonjolkan
dirinya secara langsung, tetapi disajikan oleh para ahli hukum yang
merumuskan prinsip-prinsip hukum secara teknis.

Irfan Rosandhy

NIM 221017400058

Anda mungkin juga menyukai