Anda di halaman 1dari 2

THP HAFIZ FARAMANDA

1. HANS KELSEN

2. ROSCOEPOUND

Konsep sociological jurisprudence dengan sociology of law. Istilah pertama merujuk


kepada hal-hal yang bersifat praktik (praccal), yaitu terkait dengan bagaimana hukum itu
dilaksanakan, sedangkan istilah kedua berhubungan dengan masalah teoritis. Pound ingin
mengubah hukum dari tataran teoritis (law in book) menjadi hukum dalam kenyataan
(law in action).
Karena sebagai pendukung aliran pragmatic legal realism, Pound menyatakan bahwa
hukum yang sebenarnya adalah hukum yang dijalankan. Hukum bukan hanya yang
tertulis dalam undang-undang, melainkan apa yang dilakukan oleh aparat penyelenggara
hukum dan atau siapa saja yang melaksanakan fungsi pelaksanaan hukum dengan konsep
hukumnya, yaitu hukum dapat berperan sebagai sarana perubahan masyarakat (law as a
tool of social engineering).
Menurutnya, hukum adalah kepentingan-kepentingan tertentu (certain interests), yang
menurut masyarakat kepentingan tersebut harus dilindungi oleh hukum. Lebih lanjut,
dinyatakan bahwa tidak semua kepentingan tersebut harus dilindungi oleh hukum. Ada
sejumlah kepenngan sosial yang bisa dilindungi melalui agama, moral dan estetika, dan
bentuk perlindungan lainnya. Sehubungan dengan fungsi hukum, dinyatakan bahwa
fungsi utamanya adalah untuk melindungi kepentingan, yaitu kepentingan umum,
kepentingan sosial, dan kepentingan pribadi. Perlindungan terhadap ketiga kepentingan
ini harus dilakukan secara seimbang.
Dengan konsep Social Engineering, ahli hukum dan hakim harus meninggalkan
sikapnya yang kaku (rigid) dalam memahami hukum dan harus mengakomodasi
perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga hukum dapat menjembatani terciptanya
kepuasan dalam pemenuhan kepentingan dan aspirasi masyarakat dan meminimalkan
terjadinya friksi sosial.

3. CARL VON SAVIGNY


Savigny adalah tokoh mazhab sejarah.Das Recht wird nicht gemacht est ist und wird
mit dem volke yaitu hukum itu tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang dalam
jiwa bangsa.
Hukum senanasa dinamis, karena produk dari spirit dan jiwa suatu bangsa yang
senantiasa berubah dan dinamis. Hukum terbentuk lewat mekanisme yang bersifat
bottom up (dari bawah ke atas), bukan top down (atas ke bawah). Hukum adalah
bagian dari sejarah. Hukum adalah nilai yang berakar dari jiwa suatu bangsa. Hukum
bukan nilai yang dicangkokkan secara arbitrer (semena-mena).
Konsep Volkgeist, hukum adalah bagian atau manifestasi jiwa suatu bangsa. Hukum
lahir dan berasal dari kehendak dan kesadaran suatu bangsa yang berbentuk tradisi,
kebiasaan (habit), praktik kemasyarakatan dan keyakinan bangsa. Hukum adalah reeksi
jiwa suatu bangsa. Hukum bukan kehendak negara atau sesuatu yang didasarkan atas
hukum Tuhan atau hukum alam melainkan sesuatu yang dapat ditelusuri dalam denyut
kehidupan masyarakat.
THP HAFIZ FARAMANDA

4. MOCHTAR KUSUMAADMAJA

5. JEREMY BENTHAM

Anda mungkin juga menyukai