Konsep sociological jurisprudence dengan sociology of law. Istilah pertama merujuk
kepada hal-hal yang bersifat praktik (praccal), yaitu terkait dengan bagaimana hukum itu dilaksanakan, sedangkan istilah kedua berhubungan dengan masalah teoritis. Pound ingin mengubah hukum dari tataran teoritis (law in book) menjadi hukum dalam kenyataan (law in action). Karena sebagai pendukung aliran pragmatic legal realism, Pound menyatakan bahwa hukum yang sebenarnya adalah hukum yang dijalankan. Hukum bukan hanya yang tertulis dalam undang-undang, melainkan apa yang dilakukan oleh aparat penyelenggara hukum dan atau siapa saja yang melaksanakan fungsi pelaksanaan hukum dengan konsep hukumnya, yaitu hukum dapat berperan sebagai sarana perubahan masyarakat (law as a tool of social engineering). Menurutnya, hukum adalah kepentingan-kepentingan tertentu (certain interests), yang menurut masyarakat kepentingan tersebut harus dilindungi oleh hukum. Lebih lanjut, dinyatakan bahwa tidak semua kepentingan tersebut harus dilindungi oleh hukum. Ada sejumlah kepenngan sosial yang bisa dilindungi melalui agama, moral dan estetika, dan bentuk perlindungan lainnya. Sehubungan dengan fungsi hukum, dinyatakan bahwa fungsi utamanya adalah untuk melindungi kepentingan, yaitu kepentingan umum, kepentingan sosial, dan kepentingan pribadi. Perlindungan terhadap ketiga kepentingan ini harus dilakukan secara seimbang. Dengan konsep Social Engineering, ahli hukum dan hakim harus meninggalkan sikapnya yang kaku (rigid) dalam memahami hukum dan harus mengakomodasi perubahan yang terjadi di masyarakat sehingga hukum dapat menjembatani terciptanya kepuasan dalam pemenuhan kepentingan dan aspirasi masyarakat dan meminimalkan terjadinya friksi sosial.
3. CARL VON SAVIGNY
Savigny adalah tokoh mazhab sejarah.Das Recht wird nicht gemacht est ist und wird mit dem volke yaitu hukum itu tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang dalam jiwa bangsa. Hukum senanasa dinamis, karena produk dari spirit dan jiwa suatu bangsa yang senantiasa berubah dan dinamis. Hukum terbentuk lewat mekanisme yang bersifat bottom up (dari bawah ke atas), bukan top down (atas ke bawah). Hukum adalah bagian dari sejarah. Hukum adalah nilai yang berakar dari jiwa suatu bangsa. Hukum bukan nilai yang dicangkokkan secara arbitrer (semena-mena). Konsep Volkgeist, hukum adalah bagian atau manifestasi jiwa suatu bangsa. Hukum lahir dan berasal dari kehendak dan kesadaran suatu bangsa yang berbentuk tradisi, kebiasaan (habit), praktik kemasyarakatan dan keyakinan bangsa. Hukum adalah reeksi jiwa suatu bangsa. Hukum bukan kehendak negara atau sesuatu yang didasarkan atas hukum Tuhan atau hukum alam melainkan sesuatu yang dapat ditelusuri dalam denyut kehidupan masyarakat. THP HAFIZ FARAMANDA