Presented by
Saepul Rochman., SH., MH
• PROFIL
• Saepul Rochman., SH., MH
• RIWAYAT MENGAJAR
• Filsafat Hukum, Hukum Perlindungan Konsumen dan Pengantar Ilmu Hukum (UMS 2018)
• Hukum Perdata, Hukum Administrasi Negara (HAN), Filsafat Hukum, Pancasila dan
Kewarganegaraan, Hukum Perdata, Legal Drafting, Etika Profesi Hukum, dan Advokasi (UNIDA-
2022)
• Pembimbing Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor sejak tahun 2020-2022
Kebajikan Sifat baik, suatu pengertian yang mencakup segala-galanya dan dari mana keadilan
merupakan suatu bagian darinya
Harmoni Keseimbangan ruhani dalam (insidious) Relasi antar individu dan individu-
masyarakat
Keadilan Ilham yang diterima oleh beberapa Keadilan distributif dan keadilan korektif
orang terpilih untuk diteruskan pada
masyarakat dalam bentuk undang-
undang
Hukum Suatu aliran emas, yang diasalkan Hukum berbeda dari ketentuan-ketentuan
pada berpikir secara benar yang dibuat yang mengatur dan mengutarakan bentuk
oleh seorang yang mahatahu, untuk konstitusi; adalah kewajiban hukum untuk
mengatur segala tindakan individu mengatur tingkah laku para pejabat
dalam pengawasan dan administrasi pemerintahan dalam melaksanakan
Negara tugasnya dan dalam menghukum
pelanggar hukum.
Negara Tidak dapat diharapkan adanya suatu Keberlanjutan negara bergantung pada
golongan raja-raja filosof yang cukup undang-undang dasar yang mengaturnya
bijaksana untuk mengatur dan yang ditentukan oleh pandangan politik dan
melaksanakan keadilan tanpa adanya keadaan masyarakatnya.
hukum tertulis
• KARAKTERISTIK HUKUM YUNANI
1. Basis penghayatan zaman Yunani Kuno berakar pada pemahaman
terhadap universalitas alam semesta dan akal abadi serta
pemahaman terhadap Tuhan sebagai satu-satunya pengatur dan
kebenaran (Natuur en genade) demikian mewarnai gagasan hukum
kodrat..
2. hukum ditanggapi secara objektivistik, maka hukum itu diartikan
sebagai suatu gejala yang mempunyai kedudukan sendiri, lepas dari
manusia-subjek.
3. Hukum Kodrat semacam ini asing sekali dari cita-cita subyektif
manusia, dari hubungannya dengan orang lain, dari
perkembangannya dalam sejarah.
4. hukum dipahami sebagai suatu hakekat yang abstrak dan statis.
5. Hukum berada diluar sejarah manusia yang abstrak itu. Hukum
dianggap statis dan kekal sesuai pandangan statis terhadap
manusia.
6. Berasal dari keyakinan adanya kebenaran absolut dan universal di
alam semesta atau logosentris
• LOGOSENTRIS
• Sejarah Logos sendiri bermula dari bahasa Yunani yang
berarti “sabda”, namun dalam perkembangannya diartikan
“hikmat Allah” dan “Roh Kudus”. Heraklitos memahami
istilah ini secara pantheistis. Logos sebagai akal budi
universal yang merasuki segala sesuatu. Menurut aliran
Stoa Logos adalah prinsip rasional yang mendiami dan
menguasai alam semesta. Berkat pengaruh ajaran Plato
tentang bentuk-bentuk abadi, gagasan mengenai Logos
sebagai suatu kuasa imanen berkembang terus menerus.
• Yosef Lalu Pr, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katholik
SERI 3, (Yogyakarta: Kanisius), 2010, hal. 268.
Philo of Alexandria (20BCE – 50 BCE)
Fungsi hukum tidak lagi seperti yang dicanangkan oleh Aquinas, tetapi
menjadi aturan untuk menjalankan kekuasaan agar tidak zalim
dan tidak sewenang-wenang serta tidak merugikan rakyat yang
dipimpinnya, kekuasaan teokratis atau didasarkan pada titah gereja
bergeser menjadi sebatas kekuasaan negara dibimbing oleh
rohaniawan dalam hubungan yang kooperatif, saling melengkapi dan
seimbang
DANTE ALLIGHIERI
FILOSOFIS
Keadilan
(Gerechtigkeit)