Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi
fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya (Budiono, 2008).
Kesehatan kerja (Occupational Health) (WHO/ILO, 1995)
adalah

suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat

kesehatan (fisik, mental & sosial), dan

ekonomi

yang

setinggi-

tingginya bagi pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpangan


kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja
dari risiko

akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan

pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yg serasi antara


pekerjaan dengan manusia pekerja.
Menurut Sumamur (2010), kesehatan kerja merupakan spesialisasi
ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau
kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
2.1.1 Prinsip Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja untuk dapat dilakukan secara baik harus memiliki
prinsip penyerasian antara (Sumamur, 2010):
1.

Kapasitas Kerja
Kemampuan pekerja yang dipengaruhi oleh status kesehatan, gizi,
jenis kelamin, umur, pendidikan dan keterampilan

2.

Beban Kerja

Beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yaitu


beban fisik, seperti mengangkat, mendorong, mencangkul, berlari,
memikul, dan beban mental
3.

Lingkungan Kerja
Lingkungan di sekitar tempat kerja yang dapat menjadi beban
pekerja, seperti bising, panas, getaran, radiasi, debu, uap, larutan,
bakteri, virus, alat kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh,
meja kerja yang terlalu tinggi/rendah, dll.

2.1.2 Tujuan Kesehatan Kerja


Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut (Manulang, 2011):
1.

Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang


setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial.

2.

Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan


yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja.

3.

Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan


dengan tenaga kerja.

4.

Meningkatkan produktivitas kerja

2.1.3 Upaya Kesehatan Kerja


Menurut Depkes terdapat 2 upaya kesehatan kerja berdasarkan status
pekerjaan yaitu; formal dan informal:
1.

Upaya Kesehatan Kerja Formal

a. Menjadi tanggung jawab pengusaha


b. Relatif lebih baik dan sudah berjalan dengan pelayanan yang
komprehensif
c. Menjadi bagian dari SMK3 yang merupakan merupakan bagian
integral dari manajemen perusahaan
d. Peran pemerintah lebih fokus pada pembinaan dan pengawasan
terhadap penerapan regulasi
2.

Upaya Kesehatan Kerja Informal


9

a. Menjadi tanggung jawab pekerja, majikan atau pemerintah


b. Masih belum berjalan baik dalam segala aspek
c. Pelayanan kesehatan masih sama dengan pelayanan kesehatan
pada umumnya
d. Peran pemerintah menjadi utama dalam pengembangan pelayanan
yang komprehensif
2.2 Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI
(2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009).
2.2.1 Visi & Misi Puskesmas
Visi

pembangunan

kesehatan

yang

diselenggarakan

oleh

Puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.128/MENKES/SK/II/2004 adalah mewujudkan tercapainya kecamatan
yang sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Masyarakat sehat yang
akan dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

10

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator


kecamatan sehat mencakup empat indikator utama, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat
kesehatan penduduk kecamatan. Rumusan visi untuk setiap Puskesmas
harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas, yakni
terwujudnya kecamatan sehat, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
Misi

pembangunan

kesehatan

yang

diselenggarakan

oleh

Puskesmas berdasar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.128/MENKES/SK/II/2004

adalah

mendukung

tercapainya

misi

pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:


1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidaknya
terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu
berupaya dalam peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pemerataan,

mutu,

serta

keterjangkauan pelayanan. Puskesmas akan selalu berupaya


menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar serta memuaskan masyarakat. Selain itu, Puskesmas
juga mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat
terjangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu

11

berupaya memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan


dengan cara mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan keilmuan
dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.
2.2.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).
2.2.3 Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan
atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang
dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja
puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota
kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan
puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009).
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas

12

selalu

berupaya

menggerakkan

dan

memantau

penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di


wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam

memperjuangkan

kepentingan

kesehatan

termasuk

sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau


pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan
situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi:
1.

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat


pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.

13

2.

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat


publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan

kesehatan

serta

mencegah

penyakit

tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.


Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah
a. promosi kesehatan
b. pemberantasan penyakit
c. penyehatan lingkungan
d. perbaikan gizi
e. peningkatan kesehatan keluarga
f. keluarga berencana
g. kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan
fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan

kegiatan

dalam

rangka

menolong

dirinya

sendiri,

memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali


dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan

tersebut

tidak

menimbulkan

ketergantungan

memberikan

pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan


sektor-sektor

yang

bersangkutan

dalam

melaksanakan

program

puskesmas.
2.2.4 Upaya Pelayanan Puskesmas
Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan
kesehatan yang mutlak perlu yang sangat dibutuhkan sebagian besar
masyarakat, serta mempunyai nilai strategis untuk meningkat derajat
kesehatan

masyarakat, dilaksanakan secara holistik, terpadu dan

berkesinambungan. Kegiatan ini terdiri dari program kesehatan dasar,

14

yang harus dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas, dan program kesehatan


pengembangan.
1. Upaya kesehatan wajib, yang terdiri dari:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pengobatan
f. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
g. Unit kesehatan pengembangan
2. Upaya kesehatan pengembangan, yang terdiri dari:
a. Upaya kesehatan gigi dan mulut
b. Upaya kesehatan sekolah
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan mata
e. Upaya kesehatan jiwa
f. Upaya kesehatan usia lanjut
g. Upaya kesehatan kerja
h. Upaya kesehatan olah raga
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
j. Pelayanan kesehatan
2.3 Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK juga
merupakan

salah

satu

bentuk

Upaya

Kesehatan

Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi


masyarakat pekerja, terutama pekerja informal. Pos UKK dapat dibentuk
di lokasi kelompok pekerja dengan jumlah pekerja minimal 10 sampai

15

paling banyak 50 pekerja dan diutamakan dari jenis pekerjaan yang sama
(Depkes RI, 2006)
Menurut Kemenkes RI (2011) Pos UKK adalah bentuk
pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal utamanya di
dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerja. Prinsip pos UKK adalah dari, oleh, untuk
kelompok pekerja informal di masyarakat.
2.3.1 Syarat Pembentukan Pos UKK
Persyaratan pembentukan Pos UKK:
1. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan
kerja
2. Ada keinginan masyarakat pekerja membentuk pos UKK
3. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK
4. Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK dilengkapi
dengan papan nama Pos UKK, untuk melakukan kegiatan
5. Tersedianya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kit dan
pertolongan pertama pada penyakit (P3P) kit
6. Tersedia contoh Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya
7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan
8. Meja, kursi tempat tidur dan lemari obat
9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan
10. Adanya buku panduan dan media penyuluhan
11. Alat Tulis
Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk pos UKK dan
persyaratan lain dapat dilengkapi secara bertahap sesuai dengan
kemampuan masyarakat pekerja
2.3.2 Tahap Pembentukan Pos UKK
Pembentukan Pos UKK melalui tahap-tahap sebagai berikut:

16

Pertemuan

Tingkat

Desa

untuk

meningkatkan

kepedulian

masyarakat pekerja terhadap pentingnya kesehatan bagi pekerja


dengan melibatkan perangkat desa, pekerja, pengusaha, lintas
sektor terkait, LSM, Ormas, dll

Survei Mawas Diri (SMD) untuk melakukan identifikasi masalah


kesehatan pekerja

Musyawarah

Masyarakat

Desa

(MMD)

bertujuan

untuk

menetapkan prioritas masalah dan menetapkan rencana pemecahan


masalah

Pelatihan Kader Pos UKK untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan kader dalam pelayanan kesehatan kerja

Pembentkan Pos UKK bila langkah 1-4 sudah dilakukan

Pembinaan Pos UKK

2.3.3 Tujuan Pembentukan Pos UKK


Tujuan Umum
Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif
Tujuan Khusus

Meningkatnya pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan


kerja

Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja, untuk menolong


dirinya sendiri

Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan kader,


masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih kesehatan
kerja

Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja


terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan

Meningkatnya dukungan dari pengambil kebijakan terhadap pos


UKK

17

Meningkatnya peran aktif lintas program dan lintas sektor dalam


penyelenggaran Pos UKK

2.3.4 Peran dan Fungsi Pos UKK


Peran dan fungsi Pos UKK adalah:

Melakukan identifikasi masalah kesehatan di lingkungan kerja dan


sumber daya pekerja

Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan di lingkungan


kerja

Melaksanakan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja melalui


promosi kesehatan kerja

Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam upaya kesehatan


di lingkungan kerja

Melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar

Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan


masalah kesehatan pekerja

Melaksanakan rujukan ke Puskesmas

Pencatatan dan pelaporan

2.3.5 Kader Pos UKK


Kader Pos UKK adalah pekerja yang mempunyai kesadaran dan mau
bekerja secara sukarela untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
diri sendiri dan kelompoknya agar bekerja dengan aman, sehat dan
produktif dalam bekerja
2.3.6 Syarat Kader Pos UKK
Kader pos UKK harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat

Dapat membaca dan menulis huruf latin

Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut

Mau

dan

mampu

bekerja

untuk

masyarakat

pekerja

lingkungannya secara sukarela

Mempunyai waktu untuk bekerja bagi masyarakat pekerja

18

di

Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip kesehatan kerja

Setiap pekerja yang ingin menjadi kader Pos UKK diharuskan


untuk mengikuti pelatihan kader Pos UKK

2.3.7 Pelatihan Kader Pos UKK


a. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan kader agar dapat
menjalankan kegiatan pos UKK dengan baik
b. Pelatihan ini dilaksanakan oleh petugas puskesmas/kesehatan yang
paham akan kesehatan kerja
c. Materi/pelajaran yang harus dipahami kader pos UKK adalah:

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

Teknik/cara melakukan penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Dasar-dasar dan Upaya Kesehatan Kerja

Masalah kesehatan pekerja (disesuaikan dengan jenis


pekerjaan seperti petani, nelayan, dll)

Pembentukan Pos UKK

Penyusunan rencana kerja Pos UKK

Pencatatan dan pelaporan Pos UKK

Materi/pelajaran lain yang dianggap diperlukan pekerja di


daerah masing-masing

2.3.8 Kegiatan Kader Pos UKK


Setelah menjadi Kader Kesehatan Kerja, maka kader tersebut diharapkan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa
b. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas Survei Mawas
Diri

bersama

petugas

Puskesmas/kesehatan

dan

Lembaga

Masyarakat Desa (LMD)


c. Menyajikan hasil survei mawas diri dalam kelompok pekerja
didesa dalam musyawarah masyarakat desa
d. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan
penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja
e. Menentukan lokasi Pos UKK
19

f. Melaksanakan kegiatan sehari-hari Pos UKK yaitu:

Membuat perencanaan upaya kesehatan kerja

Kegiatan penyuluhan peningkatan kesehatan kerja dan


pencegahan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja

Memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan


kecelakaan akibat kerja

Merujuk penderita yang memerlukan perawatan lebih lanjut


ke Puskesmas

Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan

Membina hubungan baik dengan pekerja binaanya, LMD,


Petugas PPL dan Petugas Puskesmas

Mengelola keuangan Pos UKK dan Upaya Pemberdayaan


Masyarakat Pekerja

Membina kemampuan diri

2.4 Unsur Manajemen


Manajemen dalam mencapai tujuan sangatlah diperlukan adanya
tools (sarana-sarana, alat-alat atau unsur-unsur manajemen). Banyak
tokoh-tokoh yang menyebutkan dengan istilah-istilah lain, tetapi pada
intinya sama.
Menurut Emerson dalam Gilman (2011) untuk mencapai sesuatu
tujuan, manajemen harus mengoptimalkan unsur-unsur manajemen yang
ada yaitu:
1. Man (Manusia)
Untuk melakukan berbagai aktivitas dalam organisasi kita perlukan
manusia. Tanpa adanya manusia, manajer tidak akan mungkin
mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajer adalah orang
yang mencapai hasil melalui orang lain.
2. Money (Uang)
Sarana manajemen yang kedua adalah uang. Untuk melakukan
berbagai aktivitas diperlukan uang. Seperti upah atau gaji orangorang yang mengadakan pengawasan, bekerja dalam proses
20

produksi, membeli bahan-bahan peralatan, dan lain sebagainya.


Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa.
Karena kegagalan atau ketidaklancaran proses manajemen sedikit
banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan atau
ketelitian dalam penggunaan uang
3. Material (Bahan-Bahan)
Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan
material atau bahan-bahan, karenanya dianggap pula sebagai alat
atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
4. Methods (Cara)
Agar dapat melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan
hasil guna maka manusia dihadapkan pada berbagai alternative
method atau cara melakukan pekerjaan. Oleh karena itu metode
atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk
mencapai tujuan.
5. Market (Pasar)
Sarana manajemen yang penting lainnya adalah pasar atau market.
Tanpa adanya pasar, maka tujuan tidak akan mungkin tercapai.
Berdasarkan sarana-sarana manajemen di atas, dapat disimpulkan
bahwa untuk mencapai tujuan organisasi maka para pengelola memerlukan
adanya unsur 5M yaitu: Man, Money, Material, Methods, Market. Adanya
unsur tersebut dapat mempermudah dalam melaksanakan pencapaian
tujuan yang ingin dicapai.

21

Anda mungkin juga menyukai