PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik
(bacaan atas) 100140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 6090 mmHg. Tekanan
darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Penderita hipertensi tidak terkontrol memiliki resiko signifikan terhadap berbagai
macam
komplikasi
termasuk,
penyakit
jantung
koroner
(PJK),
penyakit
pneumonia,
unspecified
cause
mortality,
encephalophaty,
masalah.
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
Membantu puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan dalam melakukan deteksi dan
pengobatan hipertensi di puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
Membantu puskesmas dalam memberikan informasi mengenai pentingnya
deteksi dan pengobatan hipertensi kepada masyarakat
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
Pengetahuan dan kemudahan dalam berobat hipertensi bagi masyarakat
bertambah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri
yang meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut
(diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran
sistolik (bacaan atas) 100140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60
90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada
140/90 mmHg atau lebih.
2.1.2 Patofisiologi
bukti
bahwa
beberapa
orang
muda
yang
yang tinggi, denyut jantung meningkat, dan resistensi perifer yang normal.
Kondisi ini disebut sebagai hipertensi perbatasan hiperkinetik.Para penderita
ini mengembangkan fitur yang khas dari hipertensi esensial tetap di kemudian
hari saat curah jantung menurun dan resistensi perifer meningkat seiring
bertambahnya usia.Masih diperdebatkan apakah pola ini biasa dialami oleh
semua orang yang pada akhirnya mengalami hipertensi.Peningkatan resistensi
perifer pada hipertensi tetap terutama disebabkan oleh penyempitan struktur
arteri dan arteriol kecil.Penurunan jumlah atau kepadatan pembuluh kapiler
juga bisa ikut berperan dalam resistensi perifer. Hipertensi juga dikaitkan
dengan penurunan kelenturan vena perifer,yang bisa meningkatkan venous
return
(volume
darah
yang
dan
kembali
akhirnya
ke
jantung),
menyebabkan disfungsi
mekanisme
yang
sudah
diajukan
sebagai
penyebab
darah.Kemungkinan
peranan
faktor
lain
seperti
juga
memasukkan
kejadian-kejadian
pada
awal
kehidupan
(contohnya, berat lahir rendah, ibu merokok, dan kurangnya air susu
ibu) sebagai faktor risiko bagi hipertensi esensial dewasa. Namun,
mekanisme yang menghubungkan paparan ini dengan hipertensi
dewasa tetap tidak jelas.
2.1.3.2 Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat suatu penyebab yang
diketahui. Penyakit ginjal adalah penyebab sekunder tersering dari
hipertensi. Hipertensi juga bisa disebabkan oleh kondisi endokrin,
seperti sindrom Cushing, hipertiroidisme, hipotiroidisme, akromegali,
sindrom Conn atau hiperaldosteronisme, hiperparatiroidisme, dan
feokromositoma.Penyebab
lain dari hipertensi sekunder di antaranya obesitas, henti nafas saat
tidur, kehamilan, koarktasio aorta, konsumsi akar manis (licorice) yang
berlebihan, serta obat resep, obat herbal, dan obat-obat terlarang.
2.1.3.3 Hipertensi Krisis
Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi (sistolik lebih
atau sama dengan 180 atau diastolik lebih atau sama dengan 110,
kadang disebut hipertensi maligna atau akselerasi) sering disebut
sebagai "krisis hipertensi." Tekanan darah di atas tingkat ini memiliki
risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi. Orang dengan tekanan
darah pada kisaran ini mungkin tidak memiliki gejala, tetapi lebih
cenderung melaporkan sakit kepala (22% dari kasus)dan pusing
dibandingkan dengan populasi umum. Gejala lain krisis hipertensi
mencakup berkurangnya penglihatan atau sesak napas karena gagal
jantung atau rasa lesu karena gagal ginjal.Kebanyakan orang dengan
7
dan gangguan
kesadaran (kebingungan
atau
rasa
tidak
ada
risiko.Penggunaan
obat-obatan
oral
untuk
terdeteksi
adanya retinopati
hipertensi pada
pemeriksaan fundus
2.1.5 Diagnosis
Diagnosis hipertensi ditegakkan saat pasien menderita tekanan darah
tinggi secara persisten. Biasanya,untuk menegakkan diagnosis diperlukan tiga
kali pengukuran sfigmomanometer yang berbeda dengan interval satu bulan.
Pemeriksaan awal pasien dengan hipertensi mencakup anamnesis dan
pemeriksaan fisik lengkap. Dengan tersedianya pemantauan tekanan darah
ambulatori 24 jam dan alat pengukur tekanan darah di rumah, demi
menghindari kekeliruan diagnosis pada pasien dengan hipertensi white coat
(jenis hipertensi yang disebabkan oleh stres saat bertemu dokter atau berada
dalam suasana medis) telah dihasilkan suatu perubahan protokol.
Hipertensi primer atau esensial lebih umum pada orang dewasa dan
memiliki berbagai faktor risiko, di antaranya obesitas dan riwayat hipertensi
dalam keluarga.Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebab hipertensi sekunder, dan untuk
menentukan apakah hipertensi menyebabkan kerusakan pada jantung, mata,
dan ginjal. Pemeriksaan tambahan untuk diabetes dan kadar kolesterol
tinggi dilakukan
karena
kondisi
ini
merupakan
faktor
risiko
10
dilakukan
untuk
Mengurangi
asupan
diet
yang
mengandung
natrium
sampai
<100 mmol/ hari (<6 g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari).
11
dapat
mengurangi
risiko
stroke
sebesar
34%
dan
12
ahli
berbeda
pendapat
mengenai
pengobatan
terbaik
untuk
kanal
kalsium (calcium
channel
konversi
angiotensin (angiotensin-converting
enzyme
13
Dua
jenis
penghambat
sistem
reninangiotensin
(contohnya,
2.1.7 Komplikasi
Hipertensi adalah faktor risiko yang bisa dicegah yang terpenting bagi
kematian prematur di seluruh dunia.Hipertensi meningkatkan risiko :
1.
2.
3.
penyakit
kardiovaskular
lain,
14
4.
5.
6.
7.
2.2 Kepatuhan
2.2.1 Definisi
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari
dokter yang mengobatinya (Caplan dkk, 1997). Kepatuhan berasal dari kata
patuh yaitu suka menurut perintah, taat kepada perintah/aturan dan disiplin
yaitu ketaatan melakukan sesuatu yang dianjurkan atau yang ditetapkan (kamus
Besar Bahasa Indonesia). Menurut Haynes (1997), kepatuhan adalah secara
sederhana sebagai perluasan perilaku individu yang berhubungan dengan
minum obat, mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan
petunjuk medis.
Menurut Cramer, kepatuhan penderita dapat dibedakan menjadi:1
Kepatuhan Penuh
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai batas
waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai obat secara teratur sesuai
petunjuk.
15
16
Gejala Penyakit
Keteraturan pasien melakukan pengobatan juga dipengaruhi oleh keluhan yang
dirasakan oleh pasien. Keluhan yang diderita akan membuat pasien semakin
aktif dalam kunjungan pengobatan.
Pengetahuan4,5
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu,
untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.
Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian
rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan,
semakin baik pula pasien dalam mengikuti pengobatan (Azwar, 2007).
Dukungan Keluarga6
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih,
adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan (Effendy,
2006).
Pasien yang sedang sakit sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang
terdekatnya, yaitu keluarga, dukungan dapat ditujukan melalui sikap yaitu
dengan:
o Memberikan perhatian, misalnya mempertahankan makanan meliputi porsi,
jenis, frekuensi dalam sehari-hari serta kecukupan gizi.
o Mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum obat, kapan istirahat
serta kapan saatnya kontrol.
o Menyiapkan obat yang harus diminum oleh pasien.
o Memberikan motivasi pada pasien untuk datang ke balai pengobatan.
19
Motivasi
Keinginan pasien untuk sembuh merupakan salah satu motivasi yang kuat
untuk membantu kepatuhan pasien dalam pengobatannya. Dengan motivasi
yang kuat, maka pasien tidak akan beralasan seperti sibuk, lupa, atau tidak
punya waktu dalam meneruskan pengobatannya.
Biaya Pengobatan
Biaya pengobatan yang besar juga akan menjadi penghambat bagi pasien untuk
meneruskan pengobatannya.
Kemauan Membayar
Pasien dengan penyakit kronik harus teratur dan rutin untuk melakukan
pengobatan jangka panjang. Kebanyakan pasien akan merasa keberatan apabila
harus membayar terus menerus untuk melanjutkan pengobatannya.
20
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS
PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
1
1
1
dengan
kali
Krukut
Jumlah RW dan RT
Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan terdiri dari 5 RW dan 66 RT dan 8.292
KK.
Kondisi Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan membina warga yang
tinggal di Kelurahan Bangka. Wilayah puskesmas juga kurang strategis
dibandingkan dengan Puskesmas yang telah berubah menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah saat ini. Daerah puskesmas jauh dari permukiman kumuh dan
berdiri diantara rumah-rumah yang cukup mampu.
21
0-15 tahun sebanyak 643 orang (2.56%), penduduk usia produktif usia 16-64 tahun
sebanyak 17.748 orang (68.47%) dan lansia sebanyak 856 orang (3.41%).
22
Jumlah
Persentase
0-4
2.070
8.26%
5-14
4.367
17.43%
15-44
12.413
49.57%
45-60
4.704
18.78%
60
1.487
5.93%
Total
25.041
100%
Jumlah
SD
11
SMP
SMA
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Mampang Prapatan memiliki
23
3
1
Penduduk
Puskesmas
25.041
Posyandu
1.367
6.302
Sosial Budaya
Pemeluk Agama.
Di Kecamatan Mampang Prapatan terdapat 5 jenis agama yang dianut oleh
Agama
Jumlah
Persentase
Islam
22.910
91.49%
Kristen
Katolik
1.332
602
5.32%
2.40%
Hindu
90
0,36%
Budha
107
0,43%
Total
25.041 orang
100%
tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Bangka terbanyak pada penduduk dengan tamat
Sarjana 1.618 (1.09%), tamat Diploma 19.970 (13.53%), tamat SMA 55.254
(37.45%), tamat SMP 16.535 (11.21%), tamat SD 16.226 (10.99%), tidak tamat SD
14.549 (9.86%) dan tidak atau belum bersekolah 23.392 (15.84%).
24
Jumlah
Persentase
Tamat Sarjana
Tamat Diploma
Tamat SMA
274
3.389
9.379
1.09%
13.53%
37.45%
Tamat SMP
2.808
11.21%
Tamat SD
2.753
10.99%
Tidak tamat SD
Tidak bersekolah
2.470
3.967
9,86%
15.84%
25.041
100%
Total
: 300 m2
: 152.885 m2
: 1976
: 7.700 watt
: 1 (satu) ambulance, 2 (dua) mobil,
2 (dua) motor
Jaringan telepon
: 1 (satu) line (7196578)
Televisi
: 2 (dua) unit
Air Conditioner
: 6 (enam) unit
Komputer
: 10 (sepuluh) unit
Pompa air listrik
: jet pump
Rehab terakhir tahun
: 2004
Bangunan terdiri dari
:
a 1 (satu) ruang loket atau Tata Usaha (TU)
b 2 (dua) ruang tunggu pasien
c 1 (satu) ruang periksa Balai Pengobatan Umum (BPU)
d 1 (satu) ruang suntik atau tindakan
e 1 (satu) ruang Keluarga Berencana (KB),KIA, dan Imunisasi
f 1 (satu) ruang periksa gigi
g 1 (satu) ruang laboratorium sederhana
h 1 (satu) ruang obat
i 1 (satu) ruang dapur
j 2 (dua) kamar mandi
Luas tanah
Luas bangunan
Dibangun tahun
Daya listrik
Kendaraan
25
k
3
1
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah :
a
b
c
d
e
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
Promosi Kesehatan
Upaya Pengobatan
a
b
c
d
e
: 15 kegiatan
Kader
: 75 orang
Puskesmas Keliling
: 5 RT
26
Prapatan adalah:
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
4
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
872
37.3%
23
0.98%
456
19.5%
Cacar Air
45
1.9%
306
13.09%
27
186
7.95%
134
5.7%
31
1.32%
Hipertensi
89
3.80%
10
Diare
195
8.3%
Dari data yang didapatkan, penyakit terbanyak yang ditemukan adalah ISPA
dengan 872 (37.3%) kasus.
Derajat Kesehatan
Keadaan gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
Jumlah
Persentase
1.
Gizi Baik
1604
86.10 %
2.
Gizi Lebih
169
9.07%
3.
Gizi Buruk
90
4.83%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa status gizi balita di Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan adalah baik, sebanyak 1.604 balita (86.10%). Gizi
lebih sebanyak 169 balita (9.07%) dan gizi buruk sebanyak 90 balita (4.83%).
6
28
PHBS
Menurunkan AKI melalui pelayanan secara komprehensif kepada ibu
Hamil
Menurunkan AKA melalui program 1000 Hari Kehidupan
Moto Puskesmas
Working with heart in harmony
Managemen Puskesmas
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
29
P1
Perencanaan
tingkat
puskesmas
P2
Pengorganisas
ian dan
Pelaksanaan
P3
Pengendalian,
Pengawasan
dan Pelaporan
Planning (Perencanaan)
Perencanaan dapat dilaksanakan melalui kegiatan berikut
Perencanaan mengacu dalam POA (Plan of Action) yang telah dibuat
dan dibahas beberapa bulan sebelumnya dan dikonsultasikan lintas
vertikal ke Kantor Kelurahan. Dapat juga jika pemerintah membuat
sebuah program dan disalurkan ke Puskesmas Bangka melalui Kantor
darurat.
Kegiatan kesehatan masyarakat (Public Health Services) direalisasikan
31
masih sederhana.
Pemanfaatan dan perawatan alat medis dan non medis serta
keberhasilan dan kerapihan ruangan dilaksanakan oleh seluruh staf
puskesmas.
Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
Pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan ditangani oleh Kepala Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan yang bertanggung jawab langsung terhadap setiap
programnya. Pengendalian tersebut dilaksanakan yang mengacu pada :
a
b
Deskripsi Kerja
Kepala Puskesmas
Tugas Pokok : Penanggung jawab Puskesmas
a Memeriksa semua laporan
b Membuat penilaian kerja pegawai
c Membuat laporan BPG, UKGS, dan UKGM
d Membuat laporan setiap bulan
Tugas Tambahan :
a Rakor bulanan/eksternal
b PSN dan GJS
32
Dokter Gigi
Tugas Pokok :
a Melakukan pelayanan di BPG
i Pemeriksaan pasien
ii Melakukan penambalan gigi
iii Melakukan pencabutan gigi
iv Membersihkan karang gigi
v Pengobatan gigi lainnya
b Melakukan UKGS/UKGM
i Memeriksa murid
ii Perawatan gigi murid
iii Mencabut gigi
iv Memberi penyuluhan
Dokter Umum
Tugas Pokok :
a
Sebagai koordinator dan penanggungjawab pelayanan BP Umum
b
Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
i Pemeriksaan fisik pasien
ii Menerima dan melakukan rujukan kasus
c
Melakukan pembinaan yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan
Tugas Tambahan : Pelayanan di luar gedung
a Melakukan penyuluhan kesehatan UKS dan Posyandu
b PSN
c Pembinaan hubungan lintas program dan lintas sektoral
d Melakukan puskesmas keliling disetiap RW setiap harinya
Pelaksana Keperawatan 1
Tugas Pokok :
a
vii
Membuat laporan bulanan
Pelayanan luar gedung
i
PSN 30 menit (setiap hari Jumat)
ii
CHN
iii
Petugas puskesmas keliling
Tugas Tambahan :
a
5
Pelaksana Keperawatan 2
Tugas Pokok :
a Pelayanan BPU
i Melakukan tensi terhadap pasien
ii Menimbang pasien
iii Membantu tindakan medis
b UKS
i Pendataan anak sekolah
ii Screening kesehatan
iii BIAS anak sekolah
iv Membuat laporan bulanan
c
d
e
f
PKPR
i Konseling kesehatan remaja
ii Membuat laporan bulanan
Kesehatan Anak
i Melakukan pemeriksaan MTBS
ii Membuat laporan bulanan MTBS
iii Membuat laporan bulanan kesehatan anak
SDIDTK
i Melakukan screening SDIDTK
ii Membuat laporan SDIDTK
Lansia
i Melakukan pelayanan kesehatan
ii Penyuluhan kesehatan
Tugas Tambahan :
a
6
Bidan
Tugas Pokok :
a Koordinator poli KIA
34
Posyandu
PSN
Petugas Loket
Tugas Pokok :
a Koordinator loket
i Mendaftarkan pasien
ii Pencatatan administrasi
b Petugas SP2TP
i Membuat laporan harian
ii Membuat laporan bulanan
iii Mengantar/mengirim laporan bulanan
c Petugas SIK
i Menginput data pasien
ii Membuat laporan bulanan
Apoteker
Tugas Pokok : Koordinator Apotik
a Mengelola kamar obat
b Merencanakan pengadaan obat untuk 1 bulan
c Melakukan permintaan barang/obat ke PKM Kelurahan Tebet
d Pelayanan Farmasi
e Memberikan informasi obat
f Membuat laporan bulanan obat
Petugas Gizi
Tugas Pokok :
35
10 Tata Usaha
Tugas Pokok :
a Tata Usaha
i Pencatatan administrasi
ii Pengurus barang
iii Mengantar dan mengirim laporan
iv
Membuat laporan bulanan
b Petugas KJS
i Penginputan data peserta
ii Pendistribusian Kartu Jakarta Sehat
iii Menerima permohonan pembuatan KJS
Tugas Tambahan :
a Membantu pelayanan di loket
11 Cleaning Service
Tugas Pokok :
a Membersihkan seluruh ruangan dan halaman kantor Puskesmas
b Mengantar/mengirim laporan
c Membantu menyusun kartu
d Membantu mengantar ke Posyandu
36
sphygmomanometer,
Doppler,
dan
segenap
peralatan
yang
tersedia.Pemberian terapi yang tepat dilakukan setelahnya dan ada kalanya pasien
dirujuk untuk pemeriksaan laboratorium sederhana. Setelah mendapat terapi, pasien
langsung ke ruang apotek untuk mendapatkan obat sesuai dengan penyakit yang
diderita.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan puskesmas lain, Sudin Yankes, dan
lintas sektoral.
1
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut meliputi :
g
h
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
37
i
j
k
l
m
n
2
3.9 UPAYA
KESEHATAN
WAJIB
PUSKESMAS
KECAMATAN
MAMPANG PRAPATAN
1
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Imunisasi TT dan WUS
Pelayanan KIA dikelola oleh dua orang bidan dan dilakukan setiap hari
Senin-Jumat.
Pelayanan imunisasi untuk bayi dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis,
untuk bayi yang berhalangan maka dilakukan di Posyandu.
a
38
Target Sasaran
(%) 1 Tahun
Cakupan
Sasaran
Bulan
Berjalan
Kegiatan
Persen
(%)
Pencapaian
(%)
Kunjungan bumil K1
100
488
144
125
86.80
86.80
Kunjungan bumil K4
96
488
144
121
84.02
84.02
Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan
98
488
144
127
88.19
88.19
Kunjungan nifas
98
488
144
127
88.19
88.19
Kunjungan neonatus
97
501
126
116
92.06
92.06
Penanganan komplikasi
neonatus
100
397
231
229
99,13
99,13
Imunisasi TT
80
548
137
51
37.22
46.53
39
belum mencapai target pada Januari sampai dengan Maret tahun 2016 adalah 4
program
yaitu
Partisipasi
masyarakat
(D/S),
Kesinambungan
program
Target
(%)
95
Bulan
Berjalan
6237
Cakupan
Kegiata
n
5669
Persen (%)
Pencapaia
n (%)
90.90
95.69
40
Partisipasi masyarakat
(D/S)
Kesinambungan program
UPGK (D/K)
Tren kecenderungan status
gizi (N/D)
Efektivitas program (N/S)
80
6237
3848
61.7
77.23
70
6019
3400
56.49
80.71
65
3795
1404
37.02
56.96
45
6237
1234
19.79
43.99
Promosi Kesehatan
Dalam Gedung
289
119
13
250
186
Luar Gedung
206
1051
0
596
57
41
83
749
4
0
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan. Program
kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan masih sebatas monitoring dan belum menjangkau intervensi. Program
tersebut meliputi monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes aegypti)
dengan Gerakan PSN 30 menit dilakukan bersama tim penggerak PKK
Kecamatan Mampang Prapatan pada setiap Jumat Bersih.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Perumahan
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan TP2M
Jamban Sehat
Akses Air bersih
Indikator
Target
(%)
Jumlah
tatanan
yang
diperiks
a
Cakupan
Jumlah tatanan
yang memenuhi
syarat
Persen
(%)
Pencapaian
(%)
42
Rumah sehat
TTU yang
memenuhi syarat
TPM yang
memenuhi syarat
Jamban sehat
Akses air bersih
Angka Bebas Jentik
73
100
73
73
100
67
66.67
99.50
60
10
60
100
73
75
95
100
100
131
73
75
130
73
75
99
100
100
104.21
serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit
yang telah dapat dikendalikan.
Jumlah kunjungan
Bebas pasung
Target
(%)
Sasara
n1
tahun
100
100
1616
1616
Sasar
an
bulan
berjal
an
404
404
Jumlah
tatanan yang
memenuhi
syarat
Persen
(%)
363
404
89.85
100
Pencapaian
(%)
89.85
100
43
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya
atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan. Program
kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan masih sebatas monitoring dan belum menjangkau intervensi. Program
tersebut meliputi monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes aegypti)
dengan Gerakan PSN 30 menit dilakukan bersama tim penggerak PKK
Kecamatan Mampang Prapatan pada setiap Jumat Bersih.
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Perumahan
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan Tempat-Tempat Umum
Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan TP2M
Jamban Sehat
Akses Air bersih
Indikator
Rumah sehat
TTU yang
memenuhi syarat
Target
(%)
Jumlah
tatanan
yang
diperiks
a
73
100
Jumlah tatanan
yang memenuhi
syarat
73
67
Cakupan
Persen
(%)
Pencapaian
(%)
73
100
66.67
99.50
44
TPM yang
memenuhi syarat
Jamban sehat
Akses air bersih
Angka Bebas Jentik
60
10
60
100
73
75
95
100
100
131
73
75
130
73
75
99
100
100
104.21
hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana
dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.Program kesehatan lingkungan
yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan masih sebatas
monitoring dan belum menjangkau intervensi. Program tersebut meliputi :
1
derajat kesehatan manusia, dan dipengaruhi oleh kondisi penyediaan air bersih,
sarana pembuangan limbah, cara pembuangan sampah, kondisi rumah (ventilasi,
pencahayaan, overcrowding, slum area, polusi udara, kebisingan).
Pada program ini yang dinilai adalah rumah sehat yang memenuhi syarat
sanitasi, pengadaan air bersih, dan jamban sehat. Rumah yang memenuhi kriteria
rumah sehat adalah sebesar 74,2%. Jamban yang memenuhi syarat sebesar 77,2%,
dan rumah yang memiliki akses air bersih sebesar 77,2%.
2 Monitoring Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Monitoring TPUM yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan dilakukan pada tempat makan, pasar, dan tempat ibadah (masjid).TempatTempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat sebesar 81% dan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) yang memenuhi syarat sebesar 76%.
3 Monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes aegypti)
Berdasarkan data bulan April Juni 2015, angka bebas jentiknya adalah
95,67%.
45
Indikator
Target
(%)
Jumlah
tatanan
yang
diperiksa
Cakupan
Jumlah
tatanan yang
memenuhi
syarat
Persen
(%)
Pencapaian
(%)
Rumah sehat
70
600
445
74,2
106
80
64
52
81
101,25
75
58
44
76
101,33
Jamban sehat
65
600
445
74,2
114,53
70
600
463
77,2
110,2
Target
(%)
Diperiksa
Jentik (+)
Angka
bebas
jentik (%)
Pencapaian
(%)
46
Angka Bebas
Jentik
4.
95
600
26
95,67
100,70
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang
telah dapat dikendalikan. Jenis kegiatan dalam P2PM meliputi :
P2 Diare
Indikator :
Cakupan balita dengan diare yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan
standar adalah sebesar 61.26%
Tabel 3.16 Hasil Kegiatan P2P Diare Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
Januari - Maret 2016
Sasara
Sasaran
n
Cakupan
Target
Pencapaian
Indikator
(%)
(%)
1
Bulan
Kegiata Persen
Tahun
Berjalan
n
(%)
Balita dengan diare
100
111
27.75
54
194,59
194.59%
yang ditangani
b
P2 TB Paru
Indikator:
Penemuan pasien baru TB Paru BTA Positif (Case Detection Rate) sebesar 257
jiwa per 100.000 penduduk
Tabel 3.17 Hasil Kegiatan P2PM TB BTA Positif Puskesmas Kecamatan Mampang
Prapatan Januari - Maret 2016
Sasaran
Sasaran
Cakupan
47
5.
100
63
18
24
133.33
133,33
Tabel 3.18 Hasil Kegiatan Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Januari - Maret 2016
Sasaran
Indikator
Prevalensi hipertensi
Target
(%)
25.8
1 Tahun
18.054
Sasaran
Bulan
Berjalan
4513
Cakupan
Kegiata
n
556
Persen
(%)
12.31
Pencapaian
(%)
47.75
48
pada usia 18 th
Prevalensi gula darah
tinggi pada usia 15th
6.78
18054
4513
188
4.16
61.43
6. Promosi kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan di puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
memiliki 1 orang kader yang bertugas sebagai koordinator.
Pelayanan Promosi kesehatan sendiri merupakan upaya di bidang kesehatan
yang mementingkan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya pembinaan dan
pengembangan peran aktif masyarakat melalui media penyuluhan. Tujuan dari
program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah
kesehatan sehingga masyarakat dapat menjaga kesehatannya sendiri
Tabel 3.19 Hasil Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Kecamatan Mampang Prapatan
Program
Dalam Gedung
Luar Gedung
Keluarga Berencana
Gizi
Imunisasi
19
Diare
Penyakit Degeneratif
TBC
Kusta
2
2
0
0
U
p
a
y
a
Pengobatan dasar
Upaya pengobatan adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
menghilangkan gejala atau penyakit dari yang menderita. Tujuan dari program upaya
49
pengobatan dasar adalah untuk meningkatkan tingkat kesehatan dari seseorang atau
masyarakat dengan cara memberhentikan perjalanan penyakitnya, mengurangi
penderitaan karena rasa sakit, mencegah dan mengurangi kecacatan dan meneruskan
penderita ke fasilitas yang lebih memadai jika dibutuhkan.
Pelayanan pengobatan dasar di puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan
terdiri dari pelayanan rawat jalan poliklinik umum, gigi, PKPR dan MTBS.
Pelayanan penngobatan dibuka setiap hari senin sampai jumat pukul 08.00 hingga
12.00 dan dilanjutkan kembali pukul 13.30 hingga 15.00. pelayanan dikelola oleh 2
dokter umum dan 1 dokter gigi.
Tabel 3.20 Pelayanan Per Hari Puskesmas
Poli
Jumlah Pasien
Umum
MTBS
10.20asien perhari
50
Tabel 3.21 Data jumlah sekolah Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2016
51
BAB IV
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
4.1 Rancangan Diagnostik komunitas
Jenis Penelitan ini adalah penelitian deksriptif kualitatif, dimana penelitian
dilakukan dengan mendeskripsikan serta menganalisis data dengan tujuan utama
untuk memberikan gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif yang bersifat
aktual.
Rancangan penelitian yang digunakan berupa wawancara dengan tujuan membuat
penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dan hasilnya
digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
4.2 Metode Diagnostik
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah hanlon kualitatif.
4.2.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada warga, kader kelurahan,
kepala koordinator pemegang program dan petugas program PTM dari Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan.
Data sekunder diperoleh dari data target sasaran program di Puskesmas
Kecamatan Mampang Prapatan serta laporan kegiatan bagian dari masing-masing
program Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.
4.2.2 Sumber data
Data yang dikumpulkan didapatkan melalui telaah dokumen, wawancara
mendalam (indepth interview) terhadap warga, kader kelurahan, kepala koordinator
pemegang program PTM.
52
53
4.3.2 Waktu
Survey dilakukan pada bulan April 2016 - Mei 2016 dengan mengevaluasi
program PTM pada warga di Kecamatan Mampang Prapatan.
4.4 Sampel Diagnostik Komunitas
4.4.1 Sampel Survey
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan
kriteria inklusi sebagai berikut :
1
55
8.Monitoring
6. Penetapan pemeca
5. Men
BAB V
ANALISIS MASALAH
5.1 Alur Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah pada survei ini dilakukan berurutan sesuai dengan
gambar berikut ini :
56
prevalensihiper
tensi 18
tahun
Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program
program puskesmas kelurahan bangka.
Dasar untuk memutuskan adanya masalah, yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program
2. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:
1. Identifikasi atau inventarisasi masalah dari Standar Pelayanan Minimal
puskesmas kelurahan bangka
2. Penentuan prioritas masalah yang ada
3. Penentuan penyebab masalah
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
6. Penetapan pemecahan masalah
7. Penyusunan rencana penerapan
8. Monitoring dan evaluasi
5.3 Cakupan Program Yang Bermasalah
Dari Laporan Tahunan 2015 dan Laporan Bulanan Januari Maret 2016,
masalah yang dapat diidentifikasi dari Puskesmas Kelurahan Bangka tercantum
dalam Tabel 5.1 Identifikasi masalah dilakukan dengan menentukan hasil kegiatan
program yang pencapaiannya kurang dari 100%. dan lebih dari 100%
5.4 Penentuan Prioritas Masalah
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kualitatif.
5.4.1 Kriteria A: Besarnya masalah
Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Tabel 5.1 Program Puskesmas yang belum mencapai target
58
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pencapaian
(< 100%)
Program
Imunisasi TT
Partisipasi masyarakat (D/S)
Kesinambungan program UPGK (D/K)
Tren kecenderungan status gizi (N/D)
Efektivitas program (N/S)
Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun
Prevalensi gula darah tinggi pada usia 15 tahun
Jumlah kunjungan poli jiwa
Jumlah peserta KB aktif
46.53
77.23
80.71
56.96
43.99
46.33
59.68
89.85
77.24
Besarnya
Masalah(%)
54.47
22.77
19.29
43.04
54.01
53.67
40.32
10.15
22.76
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3.3 log 9
k = 1+ 3.3 (0.95)
k = 4.14 dibulatkan menjadi 4
k = 1 + 3,3 Log N
NNn
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar
: 54.47%
terkecil
: 10.15%
Interval
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah
kolom/kelas:
Tabel 5.2 Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas
Skala Interval
Nilai
Skala 1
10.15-21.23
1
Skala 2
21.24-32.32
2
Skala 3
32.33-43.41
3
59
Skala 4
43.42-54.5
60
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai
4
2
1
3
4
4
3
1
2
MASALAH
Imunisasi TT
Partisipasi masyarakat (D/S)
Kesinambungan program UPGK (D/K)
Tren kecenderungan status gizi (N/D)
Efektivitas program (N/S)
Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun
Prevalensi gula darah tinggi pada usia 15 tahun
Jumlah kunjungan poli jiwa
Jumlah peserta KB aktif
JUMLAH
4
3
2
2
2
4
4
2
3
3
2
3
2
2
4
4
3
4
2
1
3
2
2
3
3
2
3
3
4
2
1
2
4
4
2
4
12
10
10
7
8
15
15
9
14
61
15
tahun
7
4
8 Jumlah kunjungan poli jiwa
2
9 Jumlah peserta KB aktif
4
5.4.4 Kriteria D: PEARL faktor
Tabel 5.6 Kriteria D (PEARL FAKTOR)
Masalah
Imunisasi TT
Partisipasi masyarakat (D/S)
Kesinambungan program UPGK (D/K)
Tren kecenderungan status gizi (N/D)
Efektivitas program (N/S)
Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun
Prevalensi gula darah tinggi pada usia 15 tahun
Jumlah kunjungan poli jiwa
Jumlah peserta KB aktif
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Hasil
Kali
1
1
1
1
1
1
1
1
1
62
Masalah
Imunisasi TT
Partisipasi masyarakat (D/S)
Kesinambungan program UPGK (D/K)
Tren kecenderungan status gizi (N/D)
Efektivitas program (N/S)
Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun
Prevalensi gula darah tinggi pada usia 15
7 tahun
8 Jumlah kunjungan poli jiwa
9 Jumlah peserta KB aktif
1
2
3
4
5
6
NPD
NPT
4
2
1
3
4
4
12
10
10
7
8
15
3
3
2
2
2
4
1
1
1
1
1
1
48
36
22
20
24
76
48
36
22
20
24
76
Urutan
Priorit
as
IV
V
VII
VIII
VI
I
3
1
2
15
9
14
4
2
4
1
1
1
72
20
64
72
20
64
II
IX
III
63
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah digali berdasarkan data yang didapatkan di
Puskesmas kecamatan Mampang Prapatan. Masalah yang didapat pada bulan Januari
Maret 2016 berupa rendahnya prevalensi deteksi dan pengobatan hipertensi pada
usia 18 tahun. Berbagai penyebab masalah kemudian dianalisis dengan
menggunakan fish bone analysis.
6.2 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Terdapat beberapa hal yang mampu mendasari timbulnya masalah antara
target hasil yang telah ditetapkan dengan hasil nyata yang terjadi dilapangan, dimana
hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Cara menganalisis penyebab masalah
dengan menggunakan pendekatan sistem yang meliputi, input, proses, output,
outcome, serta environment sehingga dapat ditemukan dan disimpulkan hal-hal apa
saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah tersebut.
64
KELEBIHAN
Tersedianya tenaga kesehatan
(dokter dan paramedis), staff di
Puskesmas
Tersedianya
petugas
yang
melakukan pencatatan
Dokter dan paramedis sudah
mengikuti pelatihan Hipertensi
Ada jadwal tetap POSBINDU di
masing-masing RW
Terdapatnya 2 duta PTM di setiap
RW (posbindu)
MONEY
(Pembiayaan
)
KEKURANGAN
- Kurangnya kemampuan kader
dalam menangani dan pemberian
penyuluhan
kepada
warga
mengenai Hipertensi.
Sudah
berjalannya
program Kurangnya
penyampaian
langsung
kepada
masyarakat,
hipertensi mengenai pelayanan
karena
informasi
mengenai
kesehatan
seperti
screening
Hipertensi
sering
terputus
di
kesehatan
dan
posbindu,
kader
posyandu
lansia,
puskesmas
Kurang
tepatnya
waktu
keliling dan ketuk pintu
pelaksanaan POSBINDU.
MACHINE
(Peralatan)
Tersedianya
pencatatan
Beberapa media
kesehatan
buku
promosi
-Kurangnya
fasilitas
seperti
alatpemeriksaan tekanan darah dan
alat cek darah sederhana pada setiap
RT.
65
KELEBIHAN
KEKURANGAN
Jadwal perencanaan program Kurangnya
penyampaian
informasi
tentang
jadwal
Hipertensi sudah ada untuk
program
hipertensi
pada
tahun 2016
warga sekitar
P2
(Penggerakan
dan Pelaksanaan)
P3
(Penilaian,
Pengawasan
Pengendalian)
LINGKUNGAN
-Kurangnya
pengetahuan
dan
kepedulian masyarakat tentang
kesehatan.
- Kurangnya kepatuhan masyarakat
pada nasehat dan pengobatanyang
diberikan petugas kesehatan .
66
MAN
-Masih
INPUT
MONEY
MATERIAL
Kurangnya penyampaian
METHOD
MACHINE
LINGKUNGAN
Kurangnya prevalensi
penderita hipertensi usia
18 th
P3
-Pengawasan dan evaluasi terhadap
Kurangnya
penyampaian
informasi tentang jadwal
program hipertensi pada
warga sekitar
program
kesehatan
hipertensi
di
oleh
masyarakat
terlaksana
-Waktu
P1
P2
PROSE
S
kegiatan
Posbindu yang kurang
sesuai
dengan
keadaan warga saat
pelaksanaan
67
petugas
belum
No
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Membuat leaflet
yang
menarik
tentang deteksi
dini
dan
penanggulangan
hipertensi yang
dapat diberikan
kepada
masyarakat saat
sedang
melaksanakan
progam
hipertensi.
Untuk
mengedukasi
masyarakat
agar
mengetahui apa
itu hipertensi,
cara deteksinya
dan cara
penanggulanga
nnya.
Masyarakat
beresiko
hipertensi usia
18 th kelurahan
Bangka
Menggabungkan
program
Posbindu dengan
Puskesmas
keliling
Agar
masyarakat
tidak hanya
mendapatkan
edukasi tetapi
langsung dapat
ditanggulangi
bagi yang perlu
ditanggulangi
dengan obat.
Masyarakat
beresiko
hipertensi usia
18 th
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Tempat
Penanggun
g Jawab
Saat
Kepala
pelaksana Puskesmas,
an
kepala
posbindu, koordinator
ketuk
program
pintu dan PTM
puskesma
s keliling
dan ketuk
pintu.
Posbindu
dan
pusling
Keluraha
n Bangka
Tempat
Kepala
puskesmas,
kepala
koordinator
program
PTM
Penanggu
Pelaksana
Waktu
Dokter
muda,
ketua
koordinator
PTM
Mei
2016
Dana
Dana
swaday
a
Metode
Kriteria
Keberhasilan
Indikator:
Mencetak
leaflet dan - Meningkatnya
membagik
informasi dan
pengetahuan kader
annya pada
dan warga di setiap
masyarakat
posbindu, ketuk
yg
pintu dan pusling
beresiko
kelurahan bangka
hipertensi.
Dokter
muda,
kepala
koordinator
dan
koordinator
program
PTM
Pelaksa
Juni,
2016
Waktu
Dana
swaday
a
Dana
Melakukan Indikator:
skrining, - Meningkatnya
edukasi
informasi dan
pengetahuan kader
dan
dan warga di setiap
pengobata
posbindu kelurahan
n pada
Bangka.
penggabun
- Bagi yang terdeteksi
gan
hipertensi dapat
program
kontrol rutin di
posbindu
puskesmas
dan
puskesmas
keliling.
Metode
Kriteria
68
6.3
AlternatifPemecahanMasalah
Memberdayakan dokter muda atau petugas kesehatan lainnya
untuk melakukan bina kader serta melakukan penyuluhan
langsung kepada masyarakat
Kurangnya
penyampaian
langsung
kepada
masyarakat,
karena
informasi
mengenai
pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi terputus di
kader
Kurangnya
kader
terlatih dalam terjun
kunjungan
rumah
yang terjadwal dan
berkesinambungan
untuk
membimbing
masyarakat
secara
langsung
dalam
melakukan
pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi
Pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi
kurang
tersampaikan
ke
warga oleh kader.
69
Kurangnya
penyampaian
informasi
tentang
jadwal
program
hipertensi pada warga
sekitar
Penyuluhan
tentang
pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi
kepada
masyarakat
yang
masih kurang dan
penyampaian
informasi penyuluhan
yang kurang spesifik
serta tidak didukung
dengan media yang
menarik
Kurangnya
pemantauan
dan
evaluasi yang terukur
terhadap
tingkat
pengetahuan
masyarakat mengenai
pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi di rumah
masing-masing
Kurangnya
pengetahuan
masyarakat mengenai
pentingnya
deteksi
dan penanggulangan
hipertensi
10
Kurang patuh terhadap Memanfaatkan ruangan poli yang sudah ada menjadi lebih optimal
edukasi kesehatan
yang Pengadaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang berjalannya
diberikan petugaskesehatan program hipertensi
70
PENYEBAB MASALAH
ALTERNATIF PEMECAHAN
Kurangnya
sumber daya
manusia ahli dalam hipertensi
Kurangnya
penyampaian
langsung kepada masyarakat,
karena informasi mengenai
pentingnya
deteksi
dan
penanggulangan
hipertensi
terputus di kader
Tidak adanya kunjungan
rumah yang terjadwal dan
berkesinambungan untuk
membimbing masyarakat
secara langsung
hipertensi
tidak menjadi
dan
Puskesmas
keliling
dengan
deteksi
dan
penanggulangan
prioritasmateri penyuluhan
Tidak tersedianya media
penyampaian informasi
penyuluhan yang menarik
Kurangnya penyampaian
informasi tentang jadwal
program hipertensi pada
warga sekitar
Penyampaian informasi
penyuluhan yang kurangspesifik
Kurangnya pemantauan
danevaluasispesifik
Kurangnyapengetahuanmas
yarakat
konsep
71
Nilai Kriteria
Hasil akhir
Urutan
(M x I x V) / C
48
II
62,5
18
IV
36
III
dengan
72
BAB VII
HASIL INTERVENSI KEGIATAN
7.1 Evaluasi Data Kualitatif
7.1.1 Hasil Wawancara Masyarakat
Wawancaradilakukankepadamasyarakatyangberjumlah 62 orangsebagai
perwakilankeluargamasingmasingyangberadadiKecamatanMampangPrapatan.
Darijawabanmasyarakatdapatdiketahuibahwamerekamengertiapaituhipertensi,
apa komplikasi hipertensi, bagaimana pengobatannya, dan bagaimana pencegahan
darihipertensi.Halinidicontohkandalamsalahsatukuotasimasyarakatdibawahini:
"Cara mgengetahuinya sih gampang Dok, datang aja ke puskesmas terdekat untuk
meminta cek tensi, insaAllah kita bisa tahu dan terhindar dari komplikasi hipertensi"
(Ibu WT)
"Kalau kita gak rajin berobat, bisa-bisa kena sakit yang lain pasti Dok" (Ibu AN)
Namuntidaksemuamengertibahwapengobatanhipertensiharusdilakukan
seumurhidup.Halinidicontohkandalamsalahsatukuotasimasyarakatdibawahini:
kalau lagi kerasa gak enak aja Dok baru minum obat darah tingginya (Ibu SW)
"Saya pikir kalo kerasa pusing pusing aja Dok artinya tensinya lagi naik, jadi saya
gak pernah tau kalo hipertensi sering gak ada tandanya" (Ibu KR)
Untuk pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko dan pencegahan
hipertensidapat dibilang masih kurang memadai,. Salah satunya akan dikutip dalam
kuotasi responden di bawah ini:
Aduh saya gak tau Dok kalau makanan yang asin-asin itu bisa bikin tensi naik,
padahal saya doyan makanan yang rasanya gurih Dok (Ibu DK)
Selain mendukung dalam deteksi dan pengobatan dini hipertensi,
para
masyarakat juga sadar akan kurangnya pengetahuan dalam bidang tersebut sehingga
merekapun
mengaku
sangat
penting
diadakannya
penyuluhan
mengenai
hipertensi.Halinidicontohkandalamsalahsatukuotasimasyarakatdibawahini:
73
Perlu, karena sekarang lagi semakin banyak yang darah tinggi kan Dok, pasti deh
banyak banget warga yang belum tau banyak tentang hipertensi, terus kalau
masyarakatnya pada gak tau gimana caranya sadar mau berobat, yang ada nanti
banyak warga yang sakit stroke atau komplikasi dari hipertensi disini" (Ibu PP)
Berdasarkan wawancara terhadap perwakilan dari masing-masing keluarga
yang berada di Kecamatan Mampang Prapatan, disimpulkan bahwamasih
banyakmasyarakat yangmemiliki pengetahuan yang cukup rendah mengenai
hipertensi.
7.1.2 Hasil Wawancara Kader
Wawancara dan diskusi dilakukan bersama para kader kesehatan Kecamatan
Mampang Prapatan. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa penyuluhan dan edukasi
yang dilakukan oleh puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan kepada kader
kesehatan mengenai dereksi dan pengobatan dini hipertensi cukup. Hal ini
dicontohkan dalam salah satu kutipan wawancara di bawah ini:
" Kalo penyuluhan gitu sih udah sering deh rasanya dok, ada lah beberapa
kali gitu dijelasin tentang hipertensi dan gejala gejalanya ke kita-kita" (Kader RT 02)
Kader kesehatan juga mengakui bahwa pengetahuan mereka mengenai deteksi
dan pengobatan dini hipertensi sudah baik.
" Ya saya sih ngerasa nya udah ngerti dok kalau hipertensi gitu, kalo ditanya
masyarakat juga Insya Allah bisa jawabnya, cuma kalo kita nya aja yang semangat
mengajak untuk cek rutin dan berobat tapi yang sakit cuek cuek aja ya mau gimana
dong dok" (Kader RT 02)
Kader kesehatan Kecamatan Mampang Prapatan mengakui bahwa sebetulnya
informasi mengenai deteksi dan pengobatan dini hipertensi belum tersampaikan
secara merata kepada seluruh masyarakat, walau para kader sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk menginformasikannya ke masyarakat melalui program
posbindu
74
" Dok kami sudah usaha sebisanya ngasih tau masyarakat, ngingetin, dan
ngajarin masalah hipertensi di posbindu, tapi memang sulit selama ini untuk benerbener memastikan semua nya ngerti dan mengamalkan di dirinya masing-masing.
Kami juga sulit dok gimana caranya ngumpulin warga semua nya sekaligus terus
menghimbau melakukan cek dan berobat rutin, kami sih paling ngingetin ya kalau
lagi kumpul-kumpul aja" (Kader RT 07)
" Bukannya nyalahin masyarakat ya dok ya, tapi sampe bibir dower ngasih tau
juga kalo masyarakatnya ga peduli sama penyakitnya susah dok" (Kader RT 02)
7.1.3 Hasil Wawancara Koordinator Program
Dari hasil wawancara didapatkan belum pernah menjalankan posbindu dan
pusling secara bersamaan. Hal ini dicontohkan dalam salah satu kuotasi di bawah ini:
Kalau untuk posbindu, pokoknya kita usahakan semaksimal mungkin lah program
nya jalan dan kader pintarnya benar benar bisa mengajak warga utuk lebih peduli
sama hipertensi. Paling kesulitannya itu sih, jadi mesti lebih belajar lagi dan mesti
lebih banyak lagi pelatihan mengenai hipertensi in untukpara kadernyai
Pelaporan dan pencatatan serta koordinasi kader dengan petugas kesehatan
sudah berjalan dengan baik. Seperti pada ungkapan berikut:
biasanya kan kader punya laporan jumlah peserta posbindu dan catatannya, nah
nanti dilihat oleh kader warga yang perlu dirujuk ke puskesmas untuk berobat dan
yang cukup mengubah gaya hidup saja, sejauh ini sih pelaporan dan pencatatan
berjalan baik ya
Namun penyuluhan mengenai hal ini belum dilakukan kepada para kader dan
masyarakat luas untuk tahun ini jadwal dan materinya pun tidak pasti. Seperti kutipan
dibawah ini:
kalau yang tahun ini sih belum ada jadwal pasti, taun ini sih kita fokusnya ke acara
rutin anggota diabetes mellitus di puskesmas, tapi kalau kita sih setiap kali turun,
kayak misalnya ada acara memberi pengarahan dari pihak puskesmas gitu misalnya
pas PSN kita ngomong masalah penyakit salah satunya mengenai hipertensi ini juga
Berdasarkan hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab
masalah rendahnya pengetahuan mengenai deteksi dan pengobatan dini hipertensi di
75
Posbindu
dengan
Puskesmas
Kelilingdilakukan
untuk
77
78
79
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Penyuluhan mengenai deteksi dini dan pengobatan hipertensi yang
dilaksanakan langsung kepada masyrakat masih belum diadakan secara terjadwal
selama satu tahun terakhir, walau penyuluhan dan pelatihan kepada para kader
kesehatan dirasa sudah mencukupi. Hal tersebut tidak diimbangi dengan pengetahuan
tentang deteksi dini dan pengobatan hipertensi yang cukup di masyarakat, dari hasil
wawancara dan survey secara langsung kepada masyarakat, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengetahuan masyarakat Kelurahan Bangka mengenai deteksi dini dan
pengobatan hipertensi masih belum cukup memuaskan. Dari hasil penemuan survey
secara langsung di rumah-rumah warga, masih banyak didapatkan warga yang kurang
memahami dan menyadari pentingnya deteksi dini dan pengobatan hipertensi yang
dapat dilihat dari masih banyaknya penderita hipertensi saat ketuk pintu yang tidak
berobat teratur bahkan tidak berobat. Melalui kegiatan bina kader yang dilangsungkan
dengan metode dialog interaktif dan penyuluhan, terdapat miskonsepsi mengenai
pengetahuan deteksi dini, pengobatan dan komplikasi hipertensi, namun setelah
dilakukan penyuluhan terhadap kader, kader-kader kelurahan Bangka sudah
mendapatkan informasi yang sesuai mengenai pengetahuan deteksi dini dan
pengobatan hipertensi. Hal tersebut menggambarkan bahwa dengan penyuluhan
secara langsung dan tepat ke masyarakat, pengetahuan masyarakat mengenai deteksi
dini dan pengobatan hipertensi juga dapat meningkat.
Dan dari penggabungan program Posbindu dan Puskesmas keliling yang kami
jalankan dapat terlihat peningkatan jumlah peserta yang cukup signifikan dibanding
kedua program tersebut masing-masing hanya dijalankan sendiri. Hal ini dikarenakan
masyarakat tidak hanya mendapat penyuluhan namun apabila diperlukan dapat
sekaligus mendapatkan obat sehingga masyarakat merasa diuntungkan dan tidak perlu
datang kembali ke puskesmas keliling atau puskesmas untuk mendapatkan obat.
Namun terdapat juga kekurangan seperti banyaknya kader yang belum percaya diri
80
dalam melakukan konseling kepada peserta saat Posbindu dan juga terdapat
kekurangan dari segi penyampaian informasi acara kepada masyarakat sekitar.
8.2 Saran
Bagi Dinas Kesehatan
hanya
Bagi Puskesmas
datang ke posbindu
Memberdayakan semua kader posbindu untuk dapat melaksanakan hal-hal
yang berhubungan dengan deteksi dini dan pengobatan hipertensi dan
81
Bagi masyarakat
82
DAFTAR PUSTAKA
1
Zycynski TM, Coynes KS. Hypertension and current issues in compliance and
2005;353;484-97
Niven, Neil. Psikologi kesehatan pengantar untuk perawat dan professional
5
6
7
Cipta
Azwar. 2007. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Effendy. 2005. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
McPhee J.S, Papadakis A.M. 2011. Current Medical Diagnosis and
Treatment50th edition. United States of America : The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Fauci S.A, et al. 2008. Harrisons Principles of Internal medicine 17th edition.
http://www.accp.com/docs/bookstore/psap/p7b01sample01.pdf
10 U.S. Department of Health and Human Services. 2003. Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. United States of America :
NHLBI. [Diakses pada : 2 September 2013].
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/express.pdf
11 Rahajeng E, Tuminah S. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Jakarta : IDI. [Diakses pada : 4 September 2013].
indonesia.digitaljournals.org
12 Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2012. Masalah Hipertensi di
Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan. [Diakses pada : 4 September
2013]. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalahhipertensi-di-indonesia.html
13 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan. [Diakses
83
84
Lampiran Kegiatan
85
menjadi tinngi?
Apakah ibu/bapak tahu mengenai pengobatan darah tinggi?
Apakah ibu/bapak tahu akibat dari tidak teraturnya pengobatan dan kontrol
dari penyakit tekanan darah tinngi?
kader?
Apakah ibu/bapak tahu mengenai penyakit tekanan darah tinggi?
Apakah ibu/bapak tahu gejala dari penyakit tekanan darah tinggi?
Apakah ibu/bapak tahu faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
menjadi tinngi?
Apakah ibu/bapak tahu mengenai pengobatan darah tinggi?
Apakah ibu/bapak tahu akibat dari tidak teraturnya pengobatan dan kontrol
87