beta mayor
Ruri Nur Indah 03011261
Pembimbing : dr. Virginia
Sp,A.
Pendahuluan
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. A R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun 7 bulan
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 15 September 2015
Agama : Islam
Alamat : Jl. Menteng dalem RT11/10 No.53
kecamatan tebet kelurahan menteng dalem, Jakarta
selatan
Suku Bangsa : Jawa
Ayah
: Tn. S
Nama
Ibu
: Ny. M
Umur
: 42 tahun
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
(buruh)
Pendidikan : SD
Pendidikan
: SMA
Suku bangsa
Agama
Agama
TB
TB
: Islam
: 168 cm
Alamat
: Jawa
: Islam
: 160 cm
selatan
Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis
dengan Tn. S (Ayah kandung pasien) di bangsal
lantai VI Timur, kamar 613. tanggal 14 April 2016
pukul 13.15 WIB
Keluhan
utama :
pasien datang membawa surat pengantar rawat
inap dari poli anak RSUD Budhi asih untuk dilakukan
transfusi darah.
Keluhan
tambahan :
pucat, lemas, mudah lelah
Pada tahun 2013 yang lalu pasien berobat ke puskesmas dekat rumah pasien
dikarenakan demam tinggi terus menerus sejak 4 hari, pucat, serta perut terlihat
lebih buncit dan mengeras. Setelah diobati tidak ada perbaikan , pasien merasa
lebih lemas serta terlihat pucat. lalu orang tua pasien membawa pasien kembali ke
puskesmas Tebet
dan dilakukan pemeriksaan darah. Setelah dilakukan
pemeriksaan darah , didapatkan kadar hb dibawah nilai normal yaitu 4,1 g/dL ,
sehingga pasien dirujuk ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang
lebih tepat . pasien di rawat di RSUD Budhi asih pada bulan oktober 2013 dan
dilakukan transfusi darah untuk pertama kalinya.
Menurut pengakuan dari ayah pasien pada tahun 2013 penyakit pasien belum
diketahui secara jelas, keluarga hanya tahu bahwa pasien menderita anemia. Jadi
selama itu pasien hanya pergi kontrol ke puskesmas dan hanya diberi vitamin.
Sampai pada bulan april tahun 2015 pasien datang kembali karena mengalami
keluhan yang sama seperti sebelumnya. Pasien terlihat lemas , pucat , demam dan
perutnya semakin membesar mengeras. Menurut ayahnya Pasien juga tidak aktif
bermain bersama teman-temannya. Lalu pasien di bawa kembali ke RSUD budhi
asih , dan dilakukan pemeriksaan darah di dapatkan ( hb : 4,0 g/dl) dikarenakan
hb yang rendah pasien kembali di rawat dan dilakukan transfusi kembali. Pada
perawatan kali ini pasien di lakukan tes pemeriksaan yang bersangkutan dengan
HB dan di dapatkan bahwa ada kelainan pada struktur HB. Pada april tahun 2015
pasien didiagnosa thalassemia dan mulai saat itu pasien datang rutin setiap bulan
Pada bulan ini saat pasien kontrol ke poli anak , pasien dilakukan pemeriksaan
darah rutin ,lalu di dapatkan (hb : 7,2 g/dl) , dengan hasil tersebut, lalu pasien
diberikan surat rawat inap untuk mendapatkan transfusi darah.
Menurut pengakuan ayahnya Pasien memang sering ketika bermain cepat
mudah letih sehingga terpaksa untuk cepat-cepat beristirahat. pasien tampak
pucat dan sering merasa lelah bila beraktivitas terlalu berat dan berlari-larian.
Pasien tidak pernah ikut teman-temannya bermain bola karena pasien
mengatakan ia merasa lelah bila bermain bola. pasien tidak pernah tiba-tiba
jongkok saat sedang beraktivitas. Mulut dan ujung-ujung tangan yang kebiruan
disangkal. Mimisan dan memar-memar ataupun perdarahan yang sulit berhenti
bila terluka juga disangkal. Keluhan mual , keleyengan, serta cepat merasa
kenyang ketika makan atau sering terasa begah dirasakan pasien. Namun orang
tua pasien tidak merasa anaknya ada perbedaan dari segi mental dan
pertumbuhan dengan anak seusianya. Keluhan lain disangkal oleh pasien .
Keluhan BAB dan BAK tidak ada.
(-)
Penyak
it
Difteria
Umur
(-)
Pernah,
(-)
Diare
Kadangkadang
Penyakit
Penyakit ginjal
Penyakit
jantung
Umur
(-)
(-)
DBD
(-)
Kejang
(-)
Radang paru
(-)
Otitis
(-)
Morbili
(-)
TBC
(-)
Parotitis
(-)
Operasi
(-)
Transfusi darah
(+)
KEHAMILAN
Morbiditas
Tidak ada
kehamilan
Perawatan antenatal
Tempat persalinan
RS Cipto Mangunkusumo
Penolong persalinan
Dokter
Cara persalinan
Masa gestasi
Spontan
Penyulit : Tidak ada
Cukup bulan , 39 minggu
Berat lahir : 3100 gr
Panjang lahir : 40 cm
KELAHIRAN
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi I : 5 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguan perkembangan mental: Tidak ada
Psikomotor :
Tengkurap : 3 bulan(Normal: 3-4 bulan)
Duduk
: 6 bulan(Normal: 6-9 bulan)
Berdiri
: 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : 12 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara
: 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Perkembangan pubertas:
Rambut pubis : Payudara
: Menarche : Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan :
Perkembangan psikomotorsesuai dengan waktunya ,
perkembangan pubertas belum dapat dinilai.
Riwayat Makanan
Umur
(bulan ASI/PASI
)
Buah /
Biskuit
Bubu
r
Susu
Nasi
Tim
n
3x/ hari, - 1 centong
Sayur
2-3x/ minggu
Daging
Telur
Ikan
Tahu
Susu
ASI
24
ASI
46
ASI
68
ASI
8 10
ASI
ASI
Makana
Nasi
02
10 -12
Jenis
Umur diatas 1
tahun:
Lain-lain
Riwayat Imunisasi
Vaksin
Dasar ( umur )
BCG
1 bulan
DPT / PT
2 bulan
4 bulan 6 bulan
Polio
0 bulan
Campak
9 bulan
bulan
bulan
bulan
Hepatitis
B
Ulangan ( umur )
-
Riwayat keluarga
Corak Reproduksi
No
1.
2.
Tanggal
Jenis
lahir
kelamin
15/09/2008
08/08/2013
Nama
Perkawinan keUmur
saat
menikah
Pendidikan
terakhir
Agama
Suku bangsa
Keadaan
kesehatan
Kosanguinitas
Penyakit,
bila
Hidup
Laki-laki
Laki-laki
+
+
Lahir
Abortu
mati
Ayah
Tn. S
1
30 tahun
Ibu
Ny. N
1
28 tahun
SMA
SMP
Islam
Jawa
Sehat
Islam
Jawa
Sehat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Mati
(sebab
)
-
Keterangan
kesehatan
Pasien
Sehat
Riwayat
Pernikaha
n
Riwayat
Lingkungan
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tua dan dua
saudara kandung. Rumah merupakan rumah sewaan,
bertingkat satu, beratap genteng, berlantai keramik, dan
berdinding tembok. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik.
Sumber air bersih dari pompa jet. Sumber air minum dari air
isi ulang. Sampah dibuang ke tempat sampah dan setiap hari
dikumpulkan di tempat sampah depan rumah. Rumah pasien
terletak di kawasan padat penduduk namun tidak kumuh.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
KEADAAN UMUM
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : gizi kurang
Keadaan lain : Anemis (+), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe
(-)
DATA ANTROPOMETRI
Berat Badan sekarang : 17 kg
Lingkar Kepala
: 50 cm
Tinggi Badan : 115 cm
STATUS GIZI
BB / U = 17/25x 100% = 68% (presentil 60-80% ) gizi
kurang, berdasarkan kurva CDC 2000
TB / U
= 115/126x100% = 91% (presentil 90-110% )
tinggi baik, berdasarkan kurva CDC 2000
BB / TB = 17/20,5 x 100% = 83% (presentil 70-90% ) Gizi
kurang berdasarkan kurva CDC 2000
LK
= 50 cm (diantara +2 dan -2 SD ) normal
berdasarkan Kurva Nellhaus CDC 2000
TANDA VITAL
Tekanan Darah : 100/ 60 mmHg
Nadi : 88 x/ menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri,
regular
Pernapasan : 26 x/ menit, tipe torako-abdominal.
Suhu: 37,3o C (diukur dengan termometer air raksa di
aksila)
KEPALA :
RAMBUT
dicabut.
WAJAH
MATA
:
Visus : Kesan baik
Ptosis: -/ Sklera ikterik : -/Lagofthalmus: -/ Konjuntiva pucat: +/+ Cekung : -/ Exophthalmus : -/Kornea jernih : +/+
Strabismus : -/Lensa jernih: +/+
Nistagmus : -/Pupil : Bulat, isokor
Refleks cahaya
: Langsung +/+ , tidak langsung +/+
Alis
: Hitam, distribusi merata
Bulu mata : Hitam, distribusi merata, madarosis (-/-), trikiasis (-/-)
TELINGA :
Bentuk : Normotia Tuli : -/Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/Liang telinga : Lapang Membran timpani : Sulit dinilai
Serumen : -/- Refleks cahaya : Sulit dinilai
HIDUNG :
Bentuk : Simetris Napas cuping hidung : - / Sekret : -/- Deviasi septum : Mukosa hiperemis: -/- Konka eutrofi : +/+
BIBIR:
Simetris saat diam, mukosa pucat (+), kering (-), sianosis (-),
labioschizis (-), cheilitis (-), perleche (-).
MULUT:
Trismus (-), mukosa mulut pucat, oral higiene baik, mukosa gusi dan
pipi merah muda, ulkus (-), halitosis (-), palatoschizis (-).
Lidah : Normoglosia, pucat (-), kering (-), ulkus (-), hiperemis (-) massa
(-), atrofi papil (-),coated tongue (-), geographic tongue (-), bifurcatio
lidah (-), tremor (-).
TENGGOROKAN:
Arkus faring simetris, hiperemis (-), oral thrush (-). Tonsil T1-T1tenang,
kripta tidak melebar, detritus (-). Faring hiperemis (-), granulasi (-),
massa (-), abses (-), PND (-)
LEHER:
Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid
maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea.
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.
Tidak Teraba pembesaran KGB submandibula.
Trakea teraba di tengah.
THORAKS:
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas kanan jantung: ICS III V linea parasternalis dextra
Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PARU
Inspeksi
Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang
tertinggal, retraksi (-), tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada.
Palpasi
Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal fremitus
sama kuat kanan dan kiri.
Perkusi
Sonor di kedua lapang paru.
Batas paru dan hepar di ICS VI linea midklavikularis dextra
Auskultasi :Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/ABDOMEN :
Inspeksi
Perut cembung, tidak ada efloresensi yang bermakna, roseola spots (-), tidak
tampak adanya benjolan, gerakan peristaltik, venektasi, dan smiling umbilicus.
Palpasi
Supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium, turgor kulit baik.
Hepar : Teraba membesar 1/2 1/2.
Lien : Teraba membesar di Schuffner II.
Ginjal : Ballotement -/-, Nyeri ketok CVA -/Perkusi : Timpani pada seluruh regio abdomen. Shifting dullness (-).
Auskultasi :Bising usus (+), frekuensi 3x / menit.
ANOGENITALIA:
Jenis kelamin laki-laki
Belum ada tanda-tanda pubertas
KGB :
Preaurikuler : Tidak teraba membesar
Postaurikuler : Tidak teraba membesar
Submandibula : Tidak teraba membesar
Supraclavicula : Tidak teraba membesar
Axilla : Tidak teraba membesar
Inguinal : Tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK :
Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang, posisi
tangan dan kaki, serta sikap badan, tidak terdapat
keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada keempat
ekstremitas, sianosis (-), edema (-), capillary refill time< 2
detik.
Tangan
Tonus otot
Sendi
Refleks
fisiologis
Refleks
Kanan
Kiri
Normotonus
Normotonus
Aktif
Aktif
(+)
(+)
(-)
(-)
patologis
Lain-lain
Kaki
Kanan
Kiri
Normotonus
Normotonus
Aktif
Aktif
Refleks
(+)
(+)
fisiologis
Refleks
(-)
(-)
Edema (-)
Edema (-)
Tonus otot
Sendi
patologis
Edema (-)
Edema (-)
Lain-lain
KULIT:
Warna sawo matang merata, tangan dan kaki lebih gelap
daripada bagian yang lain. Pucat (+) pada telapak tangan
dan kaki serta dasar kuku, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor
kulit baik, kering.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap :
Tanggal
Hasil
Nilai Normal
3,7 juta/ uL
4,4 5,9
Hemoglobin
7,2 g/ dL
11,8 - 15
Hematokrit
23%
40 - 52
9300/ L
4.500 13.000
400000/ L
156.000 - 406.000
MCV
61,1 fL
80 - 100
MCH
19,4 pg
26 - 34
31,8 g/ dL
32 - 36
51,3 %
< 14
2016
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCHC
RDW
14-04-
+1
+2
Anisositosis
Poikilositosis
Fragmentosit
Rouleoux
Sel pensil
Sel target
Sterosit
Polikromasi
Ovalosit
Sel blur
Basophillic
Autoaglutinasi
Lain-lain
stipling
Leukosit :
kesan jumlah : cukup
Eritrosit berinti : 0/ 100 leukosit
Morfologi : normal
Trombosit :
kesan jumlah : cukup
Morfologi : normal
Kesan : anemia mikrositik
hipokrom sesuai gambaran
thalasemia
Pemeriksaan
Hb elektoforesis
Resume
Pasien seorang anak lakilaki berusia 7 tahun 7 bulan datang dengan surat
pengantar untuk dilakukan transfusi darah. Dari anamnesis didapatkan
awalnya pasien mengeluh demam tinggi terus menerus, pucat, mudah
lelah, serta perut terlihat lebih buncit dan mengeras riwayat transfusi darah
sebelumnya pertama kali tahun pada 2013 namun orang tua pasien belum
mengetahui secara pasti penyakit yang diderita anaknya. Ayah pasien juga
mengeluh bahwa sejak satu tahun terakhir pasien dirasa lebih pucat, mudah
lelah, perutnya semakin membuncit ,keras, serta sering mengeluh mual,
sakit perut, dan cepat begah setelah makan .Pasien juga terlihat tidak
seaktif teman-teman sebayanya , karena sering mengeluh mudah letih.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Status gizi termasuk gizi kurang menurut
BB/U, TB/U, dan BB/TB, konjunctiva anemis, muksa bibir pucat, perut
cembung, hepatosplenomegali, kulit sawo matang merata, dan pucat pada
telapak tangan dan kaki. Tidak terdapat tanda-tanda perkembangan seks
sekunder pada pasien.
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Thalasemia Beta HbE, anemia
normositik normokrom (Hb menurun) ,eritrosit rendah,Redcell Distribution
Width meningkat
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap ditemukan
eritropenia, hemoglobinemia, MCV, MCH, dan MCHC di bawah normal,RDW
meningkat. Gambaran darah tepi didapatkan kesan anemia mikrositik
hipokrom sesuai gambaran thalasemia. Pada hasil analisa Hb menunjukkan
heterozygote thallasemia dengan hasil HbA2 >13,2 dan HbF 14,2 .
DIAGNOSA KERJA
Anemia e.c. thalassemia mayor dengan gizi kurang
DIAGNOSIS BANDING
Anemia e.c. thalassemia mayor
Hb H disease
Anemia karena penyakit kronis
Anemia defisiensi Fe
PEMERIKSAAN ANJURAN
Ferritin serum
TIBC
Albumin serum
Fungsi hati
Bilirubin total, indirek
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Komunikasi-Informasi-Edukasi kepada orang tua
pasien mengenai keadaan pasien
Edukasi kepada pasien untuk kontrol rutin ke
dokter karena penyakit ini sulit untuk disembuhkan
dan membutuhkan pemantauan yang terus
menerus
Edukasi bila pasien pucat, segera kontrol ke dokter
Edukasi orang tua pasien tentang gizi dan jenis
makanan yang mengandung kadar besi yang tinggi
dan absorpsi yang lebih baik
Medikamentosa
Venflon
Transfusi PRC :
I : 2x 100 cc. Inj. Furosemide 10 mg IV
intratransfusi.
II : 1x170 cc. Inj. Lasix 10 mg IV intratransfusi.
Asam folat 2x1 mg
Vitamin E 1x100 IV
PROGNOSIS
Ad Vitam
: ad bonam
Ad Sanationam
: dubia ad malam
Ad Fungsionam
: dubia ad malam
FOLLOW UP
S
Pucat (+)
TSS, CM
A
Anemia e.c.
Lemas (+)
BB 17 kg
thalassemia
Begah (+)
TD : 100/60 mmHg
N: 100x/ menit
kurang
Venflon
Transfusi PRC
Inj lasix post
R: 20x/ menit
transfusi 10 mg iv
S: 36,5oC
Saran :
Inj. Ranitidine
3x25 mg IV
(-/-)
Cor: BJ I II regular, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen: supel, NTE(+),
hepar 1/2-1/2, lien
Schuffner II.
Ekstremitas: hangat ++/+
+, pucat ++/++, CRT <2
O
TSS, CM
A
Anemia e.c.
P
Venflon
berkurang,
BB 18 kg
thalassemia
Transfusi PRC
TD : 90/60 mmHg
mayor dengan
II : 170 cc
(-)
N: 88x/ menit
gizi kurang
Pucat (+)
R: 20x/ menit
transfusi 10 mg iv
Lemas (-)
S: 37,5oC
Begah (+)
transfusi
Vit. E 1x100 IV
Tanggal
16-04-
Hasil
Nilai Normal
5,1 juta/ uL
4,4 5,9
Hemoglobin
10,7 g/ dL
11,8 - 15
Hematokrit
35%
40 - 52
7300/ L
4.500 13.000
Trombosit
272000/ L
156.000 - 406.000
LED
5 mm/ jam
0 - 30
MCV
69,2 fL
80 - 100
MCH
21,1 pg
26 - 34
30,6 g/ dL
32 - 36
27,8%
< 14
2016
Eritrosit
Leukosit
MCHC
RDW
Tinjauan Pustaka
Thalasemia
: defek genetik
pembentukan rantai globin.
Thalassemia berkurangnya atau
bahkan tidak adanya sintesis rantai
globin anemia
epidemiologi
2008 terdapat 1442 pasien thalassemia mayor.
Sekitar 70-100% pasien baru datang setiap
tahunnya.
Thalassemia beta > ditemukan di Mediteranea,
Timur Tengah, Asia Tengah, India, Cina Selatan,
dan negara-negara di sepanjang pantai utara
Afrika dan Amerika Selatan.
Jenis thalassemia terbanyak yang ditemukan di
Indonesia adalah thalassemia beta mayor
sebanyak 50% dan thalassemia HbE
sebanyak 45%.(4)(5)
Etiologi
penyakit
Klasifikasi
Secara klinis ada 3 tingkat klasifikasi
talasemia, yaitu:
Talasemia mayor
Talasemia minor
Talasemia -,-,- atau talasemia
sesuai dengan rantai globin yang
berkurang produksinya.
Thalassemia
Karier
thalassemia
Thalassemia minor (Trait thalassemia +
heterozigot)
Thalassemia intermedia
Thalassemia dengan varian struktural
globin
Thalassemia Mayor (Thalassemia-
homozigot; Anemia Cooley)
Talasemia alfa
Pada
homozigot talasemia o
HbH disease (Talasemia /+)
Karier talasemia alfa
Sindroma talasemia dan retardasi
mental
Patofisiologi
Patofisiologi
Thalassemia beta defisiensi sintesis rantai kadar Hb
A(22) menurun dan terdapat kelebihan dari rantai
(kompensasi) banyak rantai dan bergabung dengan rantai
> Hb F (22) dan Hb A2 (22) >>
kelebihan rantai yang bebas beragregasi membentuk
badan inklusi pada eritrosit berinti di sumsum tulang. Badan
inklusi yang banyak membran eritrosit berinti menjadi kaku,
tidak mampu bertahan lama dan destruksi intra meduler.
Eritropoiesis menjadi tidak efektif, hanya sebagian kecil eritrosit
yang mencapai sirkulasi perifer
Proses hemolisis karena eritrosis yang masuk sirkulasi perifer
mengandung badan inklusi dan segera dibersihkan oleh limpa
sehingga usia eritrosit menjadi pendek(10,3-39 hari) gangguan
dalam pembentukan Hb, produksi eritrosit dan meningkatnya
penghancuran eritrosit dalam sirkulasi darah anemia
eritropoiesis yang masif sel-sel eritroid akan memenuhi
rongga sumsum tulang /terjadi hiperplasia sumsum tulang
desakan deformitas tulang terutama pada tulang ceper
seperti pada tulang wajah. facies Cooley.
Eritropoietin merangsang jaringan hematopoesis ekstra
meduler di hati dan limpa hepatosplenomegali.
anemia meningkatnya absorbsi besi dari saluran cerna
penumpukan besi berkisar 2-5 gram pertahun
Manifestasi klinis
Thalassemia beta mayor
homozigot, disebut juga dengan anemia Cooley.
muncul pada beberapa bulan kehidupan atau kurang lebih
umur 6 bulan dan secara progresif memburuk
hidupnya tergantung pada transfusi
Pertumbuhan akan terhambat,
penonjolan tulang tengkorak, pertumbuhan yang berlebihan
dari daerah maksila dan muka seperti mongoloid
Hepar dan lien membesar trombositipenia, lrukopenia
peningkatan pigmentasi kulit.
gambaran hipermetabolisme berupa demam, badan kurus,
dan kadang terjadi hiperurikemia,
penumpukkan besi sirosis hepatis, aritnia kordis, gangguan
pematangan seksual dan akibat gangguan endokrin lainnya
Thalassemia intermedia
Gejala kliniknya lebih ringan dibandingkan
dengan thalassemia mayor, namun lebih
berat dibandingkan thalassemia trait.
muncul pada usia 2-4 tahun.
Pada bentuk yang berat biasanya
menunjukkan anemia, hepato-splenomegali,
gangguan pertumbuhan dan wajah talasemik.
Thalassemia minor
Jarang menimbulkan gejala klinis
kelelahan yang kronis dan keluhan tidak
spesifik lainnya.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
kronik , wajah khas facies Cooley,
ekspansi tulang panjang rapuh dan
mudah fraktur, bertubuh pendek
perut anak membuncit
peningkatan tekanan intraabdominal
gangguan pertumbuhan dan malnutrisi
BB/TB dibawah persentil 50 dengan
mayoritas gizi buruk.
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
Darah rutin
Hitung retikulosit
Gambaran darah tepi
Serum Iron & Total Iron Binding Capacity
2. Tes Fungsi Hepar
3. Elektroforesis Hb
4. Pemeriksaan sumsum tulang
5. Pemeriksaan rontgen
Diagnosis Banding
Congenital
Dyserythropeietic Anemia
Anemia defisiensi Fe
Hb H disease
Anemia karena penyakit kronis
Tatalaksana
Transfusi Darah
Splenektomi(2)
Terdapat beberapa obat kelasi besi yang bisa digunakan secara teratur, yaitu:
Deferoksamin (DFO).
Deferipron (L1)
Deferasirox (ICL-670
Transplantasi sumsum tulang
Diet thalasemia(14)(15)
Pasien dianjurkan menjalani diet normal, dengan suplemen sebagai berikut :
Vitamin C
Asam Folat
Vitamin E
: 200-400 IU setiap hari.
Sebaiknya zat besi tidak diberikan, dan makanan yang kaya akan zat besi juga dihindari
Komplikasi
Splenomegali
Anak dengan thalassemia mayor dengan transfusi yang tidak adekuat dapat menyebabkan pertumbuhan
terhambat (eritropoiesis inefektif menyebabkan metabolic rate meningkat) dan mudah terinfeksi,
hepatosplenomegali, penipisan cortex tulang dan mudah fraktur.
Hemosiderosis akibat pemberian transfusi, sehingga kadar serum besi yang berlebihan. Hal tersebut
dikarenakan eritropoiesis yang terjadi pada thalassemia menyebabkan peningkatan absorpsi besi karena
adanya downregulation (menurunkan fungsi) HAMP gen, yang memproduksi hormon dari hepar yaitu hepcidin.
Hepcidin merupakan regulator utama bagi zat besi. Hepcidin meregulasi absorpsi besi dari diet, konsentrasi
besi plasma dan distribusi besi ke jaringan. Hepcidin bekerja dengan cara mendegradasi reseptor untuk
eksporter besi seluler yaitu ferroportin. Jika ferroportin terdegradasi, aliran zat besi dari mukosal intestine
menuju plasma menjadi berkurang. Dari makrofag dan hepatosit mempengaruhi kadar ion besi yang rendah.
Sehingga apabila terjadi defisiensi hepcidin, absorpsi besi meningkat dan terdeposit didalam makrofag. 12
Deposit besi yang berlebihan dapat tertimbun di banyak jaringan tubuh seperti hati (fatty liver, sirosis hepatis),
organ endokrin (dengan kegagalan pertumbuhan, pubertas terhambat atau tidak terjadi, diabetes melitus,
hipotiroidisme, hipoparatiroidisme, osteoporosis), pada otot jantung (menimbulkan kegagalan jantung), sendi
(nyeri sendi), kulit (hiperpigmentasi).
Congestive heart failure dan cardiac aritmia pada transfusi tanpa chelating agent.
Limpa sebagai tempat perombakan eritrosit yang telah terdestruksi bekerja lebih keras sehingga menyebabkan
pembesaran limpa yang makin memburuk. Hal ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya hipersplenisme
dimana fungsi limpa tidak terkontrol dengan baik, sehingga dapat mendestruksi sel darah yang lain seperti
leukosit dan trombosit yang berujung pada terjadinya pansitopenia.
Wanita dengan fetus -thalassemia meningkatkan komplikasi pada kehamilan karena toksikemia dan
peradarahan post partum.