KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Oleh:
Firman Syahbana
03923038
Preseptor :
Dr. Eka Agustia Rini, Sp.A (K)
A. Definisi
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi-kekacauan
metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut diabetes melitus (DM) yang serius dan membutuhkan
pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami
dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
B. Epidemiologi
Secara umum di dunia terdapat 15 kasus per 100.000 individu pertahun
yang menderita DM tipe 1. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada umur
20 tahun nantinya. Insiden DM tipe 1 pada anak-anak di dunia tentunya berbeda.
Terdapat 0.61 kasus per 100.000 anak di Cina, hingga 41.4 kasus per 100.000
anak di Finlandia. Angka ini sangat bervariasi, terutama tergantung pada lingkungan tempat tinggal.
Secara umum insiden IDDM akan meningkat sejak bayi hingga mendekati
pubertas, namun semakin kecil setelah pubertas. Terdapat dua puncak masa
kejadian IDDM yang paling tinggi, yakni usia 4-6 tahun serta usia 10-14 tahun.
Kadang-kadang IDDM juga dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan,
meskipun kejadiannya sangat langka.
Di negara-negara berkembang, sekitar 15-70% dari diagnosis pada bayi
baru lahir dan anak-anak menunjukkan adanya ketoasidosis diabetik.
C. Etiologi
Hampir semua (95%) kasus IDDM terjadi karena kombinasi genetik dan
faktor lingkungan. Interaksi ini menyebabkan terjadinya destruksi autoimun pada
sel beta pulau-pulau Langerhans. Defisiensi insulin baru terjadi saat 90% sel beta
sudah mengalami destruksi.
D. Patofisiologi
Cairan
NaCl 0,9% diberikan 1-2 liter pada 1 jam pertama. Lalu 1 L pada jam
kedua, lalu 0,5 L pada jam ketiga dan keempat. Dan 0.25L pada jam kelima
dan keenam, sseanjutnya sesuai kebutuhan.
Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L
Jika Na+ > 155mEq/L, ganti cairan dengan NaCl 0.45%
Jika GD < 200 mg/dL, ganti cairan dengan dextrosa 5%
GD (mg/dL)
RI (unit subkutan)
<200
200-250
250-300
10
300-350
15
>350
20
Jika kadar GD ada yang <100 mg/dL, drip RI dihentikan
Setelah sliding scale tiap 6 jam, dapat diperhitungkan kebutuhan insulin sehari,
dibagi dalam 3 dosis sehari subkutan, sebelum makan.
6
Kalium
Drip KCl dimulai bersamaan dengan drip RI , dengan dosis 50 mEq/6jam.
Syarat pemberian kalium: tidak ada gagal ginjal, tidak ditemukan gelombang
T yang lancip dan tinggi pada EKG dan jumlah urine cukup adekuat.
Bila kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit:
<3,5 drip KCl 75 mEq/6jam
3,5 4,5 drip KCl 50mEq/6jam
4,5 6,0 drip KCl 20mEq/6jam
>6 drip di stop
Bila sudah sadar pasien dberikan K+ oral selama seminggu
Bikarbonat
Drip 100 mEq bila PH <7 disertai KCl 26 mEq drip
Drip 50 mEq bil PH 7,0 7,1 disertai KCl 13 mEq drip
Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperglikemi yang mengancam
Tatalaksana Umum
O2 bila PO2 < 80 mmHg
Antibiotika adekuat
Heparin: bila ada DIC atau hiperosmolar (>360 mOsm/L)
Tatalaksana disesuaikan dengan pemantauan klinis
Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, temperatur setiap jam
Kesadaran tiap jam
Keadaan hidrasi tiap jam
Produksi urin tiap jam
Cairan infus yang masuk tiap jam
Diet
o
Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia
pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari
Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali
makanan kecil sebagai berikut :
J. Komplikasi
Syok hipovolemik
Edema paru
Hipertrigliseridemia
Infark miokard akut
Hipoglikemia
Hipokalemia
Hipokloremia
Edema otak
Hipokalsemia
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Nama
:A
Umur
: 11 tahun 9 bulan
Keluar darah dari telinga kanan 10 jam yang lalu, sebelumnya pasien
mengeluhkan gatal-gatal pada telinga kanan 10 jam yang lalu, diikuti
keluar cairan bening,tidak berbau, jumlah 1 sendok makan. Anak bermain
bola kasti 11 jam yang lalu. Riwayat trauma tidak jelas.
Berat badan menurun dalam 1 bulan terakhir, berat badan tertinggi 33 kg.
Anak sering mengeluh letih dan lesu sejak 3 tahun yang lalu.
Pola makan pasien sekarang pagi jam 07.00 nasi ditakar 1 gelas + telur +
sayur , jam 09.00 roti gabin + buah (pisang atau jeruk), siang nasi 11/2
gelas + ikan + sayur, malam nasi 1 gelas + ikan + sayur jam 21.00 makan
buah. Anak disuntik insulin 15 menit sebelum makan malam, kadang anak
jajan sendiri seperti lontong di sekolah.
Lahir spontan, ditolong bidan, pada saat lahir langsung menangis kuat,
berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lupa, lahir di rumah bersalin.
Riwayat Makanan dan Minuman
Bayi :
Anak :
ASI
: umur 0 24 bulan
Bubur susu
: umur 4 6 bulan
Nasi tim
Makanan utama
Pagi (07.00)
(09.00)
Siang (14.00)
Malam (19.00)
(21.00)
Kesan
: buah (jeruk/pisang)
Riwayat Imunisasi
BCG
DPT
Polio
Hepatitis B
Campak
: Umur 9 bulan
Kesan
Pertumbuhan fisik
Tengkurap
: Umur 6 bulan
Duduk
: Umur 7 bulan
Berdiri
: Umur 9 bulan
Gigi pertama
: Umur 7 bulan
Perkembangan Mental
Isap jempol
: (-)
11
Gigit kuku
: (-)
Mengompol
: (-)
Apati
: (-)
: (-)
Membangkang
: (-)
Kes
TD
Nd
Nfs
Berat
GCS
90/50
124x/i
26x/i
T
39 C
E1M1V1
Berat badan
: 25 kg
Tinggi Badan
: 136 cm
Status Gizi
BB/U
: 61,72 %
TB/U
: 90,96 %
BB/TB
: 79,36 %
Kesan
: Gizi kurang
Pemeriksaan sistemik
Kulit
: Teraba hangat
KGB
Kepala
12
Rambut
Mata
Telinga
Kanan : Tampak edem pada meatus akustikus externus, sekret (+), darah
mengering (+)
Kiri
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Dada
:
Paru
:I
Pe
: sonor
Jantung : I
P
Pe : batas jantung
atas: RIC II, kiri : 1 jari medial LMCS RIC V,
kanan : LSD
A
Abdomen
:I
Pa
Pe
: timpani
Punggung
Alat kelamin
13
Ekstremitas
Pemeriksaan laboratorium :
Darah Hb
Leukosit
: 14,5 gr%
Ht
: 38 vol%
: 30.400/mm3
Trombosit
: 107.000/ mm3
DC
: 0/0/6/60/20/8
Urine : benda keton (++)
Feses : Makroskopis : warna kuning, konsistensi lunak, darah (-), lendir (-)
Mikroskopis : Eritrosit (-), leukosit (-), telur cacing (-)
Diagnosis Kerja :
Ketoasidosis Diabetikum
Gizi Kurang
Kandidiasis Vagina
Otitis Eksterna AD
Terapi :
O2 2L/menit
IVFD NaCl 0,9% 60 cc/kg BB = 16 tts/i (makro)
Insulin 50 I.U dalam 500 cc NaCl 0,9%= 1cc/kg BB=25 cc/jam=25 tts/i (mikro)
Sementara puasa
Cefotaxim 2x1 gr i.v
Cotrimoxazole cream
Rencana Pemeriksaan selanjutnya
Analisa Gas Darah, Elektrolit
GDR serial
Keton Darah
C-peptide
HbA1C
Kultur Darah
14
Konsul Mata
Konsul THT
Konsul Kulit
Follow up tanggal 17 April 2009 (rawatan hari ke 1)
Analisa Gas Darah
pH
: 6,8
Saturasi O2
: 65%
pCO2 : 10
HCO3
:-
pO2
BE
:-
: 153
K/ Asidosis Metabolik
Sikap : Koreksi Bicnat = 0,3 x (15-10) x 25 : 2= 19 meq
Hasil elektrolit
: Na
: 141
: 4,6
PF / : KU
Berat
Kes
TD
Nd
Nfs
GCS 15
90/50
146x/i
38x/i
40 C
Mata
Hidung
Thorax
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
K/ perbaikan
Terapi : lanjutkan
15
KU
Kes
TD
Nd
sdg
sadar
100/70
Nfs
80x/i
32x/i
T
38,1 C
Mata
Mulut
Thorax
cor
pulmo
Abdomen
Ekstremitas
K/ perbaikan
Th/
- O2 2l/menit
- drip insulin 50 unit dalam 500 cc NaCl 0,9% (1cc/kgBB/jam)
25 tts/menit mikro
- IVFD 2 A 16 tts/menit makro
- Cefotaxim 2x1 gr
- Ceftriaxon cream
- Kompres intensif
R/
- AGD /4jam
- GDR/jam
pH
: 7,32
HCO3 : 8,2
pCO2 : 16
BE
16
: -15,4
pO2
: 63
CO2
: 90%
13.00
15.00
16.00
164 mg/dl14 mg/dl
136
dbn
Hipoglikemia dbn
Drip
Sikap
17.00
128
dbn
Drip
19.00 21.00
114
125
dbn
dbn
Insulin
Insulin
R 8 IU
Bolus D10%
Insulin
2cc/kg BB
jadi
20jadi
tts/i
tts/i
24.00
106
dbn
15N 8 IU
KU
Kes
TD
Nd
Nfs
sdg
sadar
100/60
88x/i
28x/i
37,1 C
Mata
Thorax
cor
pulmo
Abdomen
Ekstremitas
GDR
Kesan
09.00
12.00
341
170
Hiperglikemi
15.00
138
18.00
106
21.00
157
24.00
99
06.00
202
Hiperglikemi
KU
Kes
TD
Nd
Nfs
sdg
sadar
100/60
98x/i
24x/i
Mata
T
37,1 C
Thorax
cor
pulmo
Abdomen
Ekstremitas
K/ stabil
Th/ Cefotaxim 2x1 gr
Cotrimoxazole cream
BAB II
18
DISKUSI
Telah dilaporkan suatu kasus, seorang pasien anak perempuan umur 11
tahun 9 bulan Ketoasidosis Diabetikum. Diagnosis ditegakkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang atau laboratorium.
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mengeluhkan telinga kanan
berdarah 10 jam yang lalu, penurunan kesadaran sejak 7 jam yang lalu, berat
badan menurun 1 bulan ini, anak sering minum, jumlahnya banyak, sering letih
dan lesu. Dan pasien sudah dikenal menderita Diabetes Melitus sejak umur 9
tahun.
Dengan pemeriksaan fisik ditemukan adanya keadaan umum berat,
kesadaran GCS 3, tekanan darah pasien terukur 90/50 mmHg , status gizi kurang,
dan telinga kanan tampak edema. Gejala-gejala klinis tersebut dapat mengarah
kepada diagnosis Ketoasidosis Diabetikum. Pemeriksaan laboratorium yang
ditemukan leukosit 30.400/mm3 , Hb 14,5 gr%, trombosit 107.000/ mm3, dan
benda keton dalam urine (++).
Dari hasil pemeriksaan tersebut pasien dapat didiagnosis berdasarkan
kriteria diagnosis sebagai ketoasidosis diabetikum.
19