Referat Otitis Media Efusi
Referat Otitis Media Efusi
PENDAHULUAN
Telinga merupakan salah satu panca indera dalam tubuh manusia yang
memiliki peranan yang sangat penting karena memilki fungsi sebagai alat
pendengaran dan keseimbangan.1
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media
merupakan salah satu penyebab utama gangguan pendengaran dan ketulian.
Namun demikian oleh sebagian masyarakat masih dianggap hal biasa, sehingga
tidak
segera
mencari
pertolongan
saat
menderita
otitis
media.
Saat
BAB II
ANATOMI & FISIOLOGI TELINGA TENGAH
II.1. ANATOMI TELINGA
Struktur yang terganggu pada otitis media adalah bagian telinga tengah.
Dimana telinga tengah itu sendiri terdiri dari :
Batas luar
: membran timpani
Batas atas
: tegmen timpani
II.3.5. KLASIFIKASI
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas 2 jenis:
1. Otitis media serosa akut
Adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tibatiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba eustachius disertai
rasa nyeri pada telinga
2. Otitis media serosa kronis
Pada keadaan kronis, sekret terbentuknya secara bertahap tanpa
rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung
lama.
II.3.6. PATOFISIOLOGI
Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan
mengeluarkan sekret, yang akan dipindahkan oleh sistem mukosilier ke nasofaring
melalui tuba eustachius. Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi
produksi sekret yang berlebihan, klirens sekret yang optimal, atau kedua-duanya
dapat mengakibatkan pembentukan suatu cairan di telinga tengah.8
Infeksi (peradangan) yang disebabkan bakteri dan virus dapat mendorong
peningkatan produksi dan kekentalan sekret mukosa yang edema dapat
menyebabkan obstruksi tuba eustachi. Kelumpuhan silia yang sementara yang
disebabkan eksotoksin bakteri akan menghambat proses penyembuhan dari OME.
Ada 2 mekanisme utama yang menyebabkan OME :
1.
Kegagalan fungsi tuba eustachi untuk pertukaran udara pada telinga tengah
dan juga tidak dapat mengalirkan cairan.
2.
10
Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang
mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat
adanya perbadaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid,
11
cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista
yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga
mastoid. Faktor utama yang berperan disini adalah terganggunya fungsi tuba
eustachius.2
Otitis media serosa sering timbul setelah otitis media akut. Cairan yang
telah terakumulasi dibelakang gendang telinga selama infeksi akut dapat tetap
menetap walau infeksi mulai mengalami penyembuhan. Sekresi cairan dan
inflamasi menyebabkan suatu oklusi relatif dari tuba eustachius. Normalnya,
mukosa telinga tengah mengabsorbpsi udara di dalam telinga tengah. Apabila
udara dalam telinga tengah tidak diganti akibat obstruksi relatif dari tuba
eustachius, maka akibatnya terjadi tekanan negatif dalam telinga tengah dan
menyebabkan suatu efusi yang serius. Efusi pada telinga tengah ini menjadi suatu
media pertumbuhan mikroba dan dengan adanya ISPA dapat terjadi penyebaran
virus-virus dan atau bakteria dari saluran nafas bagian atas ke telinga bagian
tengah.9
Saat lahir, tuba Eustahius berada pada bidang paralel dengan dasar
tengkorak, sekitar 10 derajat dari bidang horizontal dan memiliki lumen yang
pendek dan sempit. Seiring dengan pertambahan usia, terutama saat mencapai usia
7 tahun, lumen tuba eustachius menjadi lebih lebar, panjang, dan membentuk
sudut 45 derajat terhadap bidang horizontal telinga. Dengan struktur yang
demikian, pada anak usia < 7 tahun, sekresi dari nasofaring lebih mudah mencapai
telinga tengah dan membawa kuman patogen ke telinga tengah.
II.3.7. GEJALA KLINIS
Otitis Media Serosa Akut
Gejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran
berkurang. Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau
suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit
(diplacusis binauralis). Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak
dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri di dalam telinga
dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang menyebabkan timbul tekanan
negatif pada telinga tengah. Tapi setelah sekret terbentuk, tekanan negatif ini
12
perlahan-lahan menghilang. Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila
penyebab timbulnya sekret ada virus atau alergi. Tinitus, vertigo, atau pusing
kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan. Pada otoskopi tampak membrana
timpani retraksi. Kadang-kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan
dalam cavum timpani. Tuli konduktif dapat dibuktikan dengan garpu tala.10
Otitis Media Serosa Kronik
Pada otitis media serosa akut sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga
tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga tengah dengan disertai rasa nyeri
pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis sekret terbentuk secara bertahap
tanpa rasa nyeri dengan gejala- gejala pada telinga yang berlangsung lama. Sekret
pada otitis media serosa kronik kental seperti lem, maka disebut glue ear. Otitis
media serosa kronik dapat terjadi sebagai gejala sisa dan otitis media akut (OMA)
yang tidak sembuh sempurna.
II.3.8. DIAGNOSIS
Diagnosis otitis media efusi seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya
sendiri yang kerap tidak bergejala, atau dikenal dengan silent otitis media. Otitis
media efusi sering tidak terdeteksi baik oleh orang tuanya, guru, bahkan oleh
anaknya sendiri. Selain dari anamnesis, terdapat beberapa pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis otitis
media efusi.11,12
Anamnesis
Dalam mendiagnosis OME diperlukan kejelian dari pemeriksa. Ini
disebabkan keluhan yang tidak khas terutama pada anak-anak. Biasanya orang tua
mengeluh adanya gangguan pendengaran pada anaknya, guru melaporkan bahwa
anak mempunyai problem pendengaran, kemunduran dalam pelajaran di sekolah,
bahkan dalam gangguan wicara dan bahasa. Sering kali OME ditemukan secara
tidak sengaja pada saat skrining pemeriksaan telinga dan pendengaran di sekolahsekolah.
Pada anak-anak dengan OME dari anamnesis keluhan yang paling sering
adalah penurunan pendengaran dan kadang merasa telinga merasa penuh sampai
13
dengan merasa nyeri telinga. Dan pada anak-anak penderita OME biasanya
mereka juga sering didapati dengan riwayat batuk pilek dan nyeri tenggorokan
berulang. Pada anak-anak yang lebih besar biasanya mereka mengeluhkan
kesulitan mendengarkan pelajaran di sekolah, atau harus membesarkan volume
saat menonton televisi di rumah. Orang tua juga sering mendengarkan keluhan
telinga anaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menarik-narik
daun telinganya.
Pemeriksaan Fisik
a) Otoskopi
Diagnosis otitis media efusi terutama didasarkan pada pemeriksaan
membran timpani. Otoskopi yang tepat memerlukan liang telinga yang bersih dan
pencahayaan dan pembesaran yang memadai. Pada kasus efusi mucoid,
pemeriksaan otoskopi dapat memperlihatkan membrane timpani opaque,
translusen, warna kusam dan tekstur tebal. Tekanan yang disebabkan oleh efusi di
telinga tengah dapat menyebabkan membrane timpani sedikit menonjol. Pada
efusi serosa kadang-kadang hanya mengisi sebagian rongga timpani, ini
memperlihatkan adanya air fluid level dan gelembung udara yang terlihat melalui
membran timpani.11,12
Pemeriksaan Penunjang
Pure tone Audiometry
Selain dengan Garpu Tala, penilaian gangguan pendengaran bisa dilakukana
dengan Audiometri Nada Murni. Tuli konduktif umumnya berkisar antara derajat
ringan hingga sedang.11
15
II.3.9. PENATALAKSANAAN
1. Terapi non-bedah
Pengobatan konservatif secara local ( obat tetes hidung atau spray ) dan
sistemik antara lain antibiotika spektrum luas, antihistamin, dekongestan, serta
perasat valsava.
Setelah satu atau dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap dapat
dilakukan tindakan pembedahan.
2. Terapi pembedahan
Beberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain miringotomi,
pemasangan tuba timpanostomi, adenoidektomi. Satu-satunya pengobatan yang
efektif pada pasien dengan otitis media efusi adalah evakuasi cairan di telinga
tengah dengan pembedahan.
16
II.3.11. KOMPLIKASI
Akibat lanjut OME dapat mengakibatkan hilangnya fungsi pendengaran
sehingga akan mempengaruhi perkembangan bicara dan intelektual. Perubahan
yang terjadi pada telinga tengah dapat mengakibatkan penyakit berlanjut menjadi
otitis media adesiva dan otitis media kronis maligna.
II.13.12. PROGNOSA
Secara umum, prognosis pasien dengan otitis media efusi tergolong baik.
Kebanyakan kasus sembuh sendiri tanpa intervensi. Angka prevalensi otitis media
efusi juga menurun tajam pada anak usia 7 tahun, yang dikaitkan dengan maturasi
tuba eustachius dan fungsi imunitas.
17
BAB V
KESIMPULAN
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis
media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif (=otitis
media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis media
efusi/OME, otitis media mucoid).
Otitis media serosa, lebih dikenal sebagai cairan dalam telinga tengah
(Middie Ear Effusion), adalah kondisi yang paling sering menyebabkan hilangnya
pendengaran pada anak. Adanya cairan di telinga tengah tanpa dengan membran
timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga sebagai otitis media dengan
efusi. Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi
tersebut kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).
Pada dasarnya otitis media serosa dapat dibagi atas dua jenis yaitu otitis
media serosa akut dan otitis media serosa kronis. Otitis media serosa akut adalah
keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan
oleh gangguan fungsi tuba. Batasan antara otitis media serosa akut dan kronis
hanya pada cara terbentuknya sekret.
Kebanyakan pasien dengan otitis media efusi, tidak membutuhkan terapi,
terutama jika gangguan pendengarannya ringan, oleh karena resolusi spontan
sering terjadi. Tatalaksana otitis media efusi secara medikamentosa dapat berupa
decongestan, anti histamin, antibiotik, Keputusan untuk melakukan intervensi
bedah dapat dilakukan. Jika gangguan pada telinga berterusan setelah 1-3 bulan.
Beberapa pilihan untuk tatalaksana bedah antara lain: miringitomi, pemasangan
tuba timpanostomi, adenoidektomi.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. In: Soepardi
EA, et all, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. 6th ed. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2007. p. 64-74
2. Probost R, Grevers G, Iro H. Middle ear. In: Probost R, Grevers G, Iro H,
editors. Basic Otorhinolaryngology. Stutgart : Thieme.; 2006. p. 228-249
3. Sumit K Agrawal, Aguila J Demetrio, Ahn S Min, et al. Current Diagnosis
& Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2th ed. USA: Mc
Graw Hill. 2008
4. Media,Wiki. 2009. Telinga. [7 screens] Cited 5 May 2011. Available from :
http://id.wikipedia.org/wiki/telinga
5. Megantara, Imam. 2008. Informasi Kesehatan THT : Otitis Media Efusi. [5
screens] Cited 5 May 2011. Available from : http://www.perhati-kl.org/
6. Paparella,MM., Adams, GL., Levine, SC. Penyakit telinga tengah dan
mastoid. Dalam: Adams, GL., Boies,LR., Higler, PA. BOIES Buku Ajar
Penyakit THT. Ed. 6. Jakarta:EGC. 1997. P. 90-9
7. David L.S, Ear, Nose and throat disorders: serous otitis media,
Netwellness; 2008
8. Dhingra, PL. Editor : Otitis Media With Effusion. Disease of Ear, Nose,
and Throat. New Delhi : Churchill Livingstone Pvt Ltd . 1998. P 64-67
9. Cook. K. 2005. Otitis Media. Cited 7 May 2011. Available from :
http://www.emedicine/emerg/emedicine/htm.351.topic
10. Soepardi, Efiaty Arsyad; Iskandar, Nurbaiti. Editor : Otitis Media NonSupuratif. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-TenggorokanKepala-Leher. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2001.p
58 60.
11. Soepardi, efiaty arsyad.dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta ; FKUI
19
12. Otitis media with effusions (fluid behind the eardrum), Departement of
surgery, the University of Arizona.
20