Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Salah satu faktor penting yang


menentukan keberhasilan dari proses
pembelajaran
adalah
faktor
kemampuan guru. Guru yang
berkemampuan tinggi akan bersikap
kreatif dan inovatif dalam mengelola
pembelajaran. Ia peka menemukan
variabel-variabel persoalan ketika
melihat minat dan prestasi belajar
siswanya menurun.
Berdasarkan
kepekaannya tersebut guru akan
mencoba dan mencoba menerapkan
berbagai penemuan metode baru
yang dianggap lebih baik untuk
pembelajaran siswanya.
Kemampuan guru bukan hanya
dalam tataran desain perencanaan
pembelajaran, akan tetapi juga dalam
proses dan evaluasi pembelajaran.
Dalam aspek perencanaan misalnya,
guru
dituntut
untuk
mampu
mendesain
perencanaan
yang
memungkinkan secara terbuka siswa
dapat belajar sesuai dengan minat
dan bakatnya, seperti kemampuan
merumuskan tujuan pembelajaran,
kemampuan
menyusun
dan
menyajikan materi atau pengalaman
belajar siswa, kemampuan untuk
merancang desain pembelajaran yang
tepat sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, kemampuan menentukan
dan memanfaatkan media dan
sumber belajar, serta kemampuan
menentukan alat evaluasi yang tepat
untuk mengukur keberhasilan proses
pembelajaran.
Kemampuan dalam proses
pembelajaran berhubungan erat
dengan bagaimana cara guru
mengimplementasikan perencanaan
pembelajaran,
yang
mencakup
kemampuan
menerapkan
keterampilan dasar mengajar dan

keterampilan
mengembangkan
berbagai model pembelajaran yang
dianggap mutakhir. Keterampilan
dasar mengajar yang harus dimiliki
oleh guru seperti yang dikemukakan
oleh Wina Sanjaya ( 2011 ; 143 )
adalah:
keterampilan
bertanya,
keterampilan
variasi
stimulus,
ketrampilan membuka dan menutup
pelajaran, ketrampilan memberikan
penguatan ( reinforcement ) dan lain
sebagainya. Sedangkan keterampilan
mengembangkan
model
pembelajaran seperti keterampilan
proses, model pembelajaran, metode
klinis, dan pendekatan pembelajaran.
Secara spesifik kemampuan guru
dalam
mendesain
proses
pembelajaran adalah kemampuannya
memilih metode yang disesuaikan
dengan penekanan penguasaan isi
pembelajaran
oleh
siswanya.
Penguasaan isi pembelajaran yang
menekankan pada konsep akan lebih
mudah dicapai siswa bila guru
menggunakan metode Examples Non
Examples.
Metode Examples dan
Non
Examples adalah metode yang
menggunakan media gambar dalam
penyampaian materi pembelajaran
dan bertujuan mendorong siswa
untuk belajar berfikir kritis dengan
jalan memecahkan permasalahanpermasalahan
yang
terkandung
dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan. Example memberikan
gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang
sedang dibahas, sedangkan nonexample memberikan gambaran akan
sesuatu yang bukanlah contoh dari
suatu materi yang sedang dibahas.
Contoh-contoh didapat dari kasus
atau gambar yang relevan dengan
materi pembelajaran. Penggunaan

alat peraga seperti gambar ini


melibatkan keaktifan dan kerjasama
siswa dalam pembelajaran, dimana
siswa melakukan diskusi kelompok
dan menyampaikan hasil diskusinya.
Gambar yang digunakan disusun dan
dirancang
agar
anak
dapat
menganalisis
gambar
tersebut
menjadi sebuah bentuk deskripsi
singkat mengenai apa yang ada di
dalam gambar.
Mempelajari konsep dalam
materi
pembelajaran
biasanya
ditempuh melalui dua cara, yaitu:
melalui penjelasan definisi konsep
atau melalui pengamatan secara
mandiri untuk mendatkan definisi
konsep.
Examples
and
Non
Examples adalah taktik yang dapat
digunakan
untuk
mengajarkan
definisi konsep. Taktik ini bertujuan
untuk mempersiapkan siswa secara
cepat dengan menggunakan 2 hal
yang terdiri dari example dan nonexample dari suatu definisi konsep
yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada.
Permasalahan
rendahnya
prestasi belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen (PAK)
tersebut juga dialami oleh siswa
kelas VII-F SMP Negeri 1
Karangpandan
Kabupaten
Karanganyar Provinsi Jawa Tengah
Tahun
Pelajaran
2014-2015,
terutama pada materi arti dosa. Hal
ini diketahui dari nilai rata-rata
pelajaran Pendidikan Agama Kristen
(PAK) siswa kelas VII-F SMP
Negeri 1 Karangpandan Kabupaten
Karanganyar yang hanya 6,0 di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan
yaitu 7,50. Hanya ada seorang siswa
(25,0%) dari total 4 orang siswa

kelas VII-F yang beragama Kristen


yang mencapai nilai KKM tersebut,
artinya sebanyak 3 orang siswa lain
yang nilainya di bawah nilai KKM.
Peneliti sekaligus sebagai
guru Pendidikan Agama Kristen
(PAK) di kelas VII-F SMP Negeri 1
Karangpandan
Kabupaten
Karanganyar berusaha membantu
mengatasi masalah yang dialami oleh
anak didiknya melalui penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan
metode pembelajaran Examples dan
Non Examplesyang dikolaborasikan
dengan berbagai aktifitas belajar
yang bersifat cooperative.Pemilihan
tersebut didasari sebuah pengertian
bahwa metode Examples dan Non
Examplessecara teoritik memiliki
banyak kekuatan dalam mengatasi
permasalahan mandegnya daya
inisiatip siswa dalam belajar dan
lemahnya siswa dalam membangun
skema-skema
konsep
dalam
pengalaman belajarnya.
Menurut Buehl (1996) dalam
Apariani dkk, (2010:20) menjelaskan
bahwa examples non examples
adalah taktik yang dapat digunakan
untuk mengajarkan definisi konsep.
Taktik
ini
bertujuan
untuk
mempersiapkan siswa secara cepat
dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari examples non examples
dari suatu definisi konsep yang ada
dan
meminta
siswa
untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada. Examples
memberikan gambaran akan sesuatu
yang menjadi contoh akan suatu
materi yang sedang dibahas,
sedangkan
non
examples
memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Selanjutnya Slavin dalam Djamarah,

(2006: 1) dijelaskan bahwa examples


non
examples
adalah
model
pembelajaran yang menggunakan
contoh-contoh. Contoh-contoh dapat
diperoleh dari kasus atau gambar
yang relevan dengan Kompetensi
Dasar. Berdasarkan hal di atas, maka
penggunaan metode example non
example pada prinsipnya adalah
upaya
untuk
memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada
siswa untuk menemukan konsep
pelajarannya sendiri melalui kegiatan
mendeskripsikan pemberian contoh
dan bukan contoh terhadap materi
yang sedang dipelajari.
Tujuan penelitian kelas ini
terdapat 2 (dua) macam, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus yang
dipaparkan
sebagai
berikut:
(1)Tujuan
Umum:
untuk
meningkatkan pemahaman siswa
terhadap
konsep
dosa
dan
implementasinya yang berdampak
terhadap peningkatan prestasi belajar
Pendidikan Agama Kristen (PAK)
materi arti dosa pada siswa kelas
VII-F SMP Negeri 1 Karangpandan
Kabupaten Karanganyar semester 2
Tahun Pelajaran 2014-2015 secara
umum. (2)Tujuan Khusus: untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
Pendidikan Agama Kristen (PAK)
materi arti dosa pada siswa kelas
VII-F SMP Negeri 1 Karangpandan
Kabupaten Karanganyar semester 2
Tahun Pelajaran 2014-2015 melalui
Penerapan metode Examples Non
Examples.
METODE
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan pada semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015 selama 10
(sepuluh) minggu efektif, dimulai

bulan Februari sampai bulan April


2015 dilaksanakan di SMP Negeri 1
Karangpandan
Kabupaten
Karanganyar yang beralamat di Jl.
TP.Joko
Songo,
Karangpandan
Kabupaten Karanganyar Provinsi
Jawa Tengah 57791 website :
www.smpn1karangpandan.siapsekolah.com.Subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas
VII-F SMP Negeri 1 Karangpandan
Kabupaten Karanganyar semester 2
Tahun Pelajaran 2014-2015 yang
beragama Kristen berjumlah 4 orang
siswa, terdiri dari 1 siswa laki-laki
dan 3 siswa perempuan. Peneliti
sebagai guru Pendidikan Agama
Kristen tertarik melakukan penelitian
tindakan dengan judul: Penerapan
metode Examples Non Examples
dalam
upaya
peningkatan
pemahaman konsep dosa dan
dampaknya.
Model
penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
tidakan kelas yang dilaskanakan
dalam 2 (dua) siklus. Desain
penelitian tindakan ini menggunakan
model Kurt Lewinsetiap penelitian
tindakan terdiri dari perencanaan
(planning),
tindakan
(acting),
pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).
Keempat
langkah
tersebut merupakan satu siklus.
Sumber data yang digunakan
sebagai bahan analisis data adalah
proses pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen (PAK) dan nilai
prestasi belajar siswa kondisi awal
sebelum
pelaksanaan
tindakan
penelitian, data nilai prestasi belajar
siswa siklus I dan data nilai prestasi
belajar siswa siklus II. dianalisis
dengan
menggunakan
teknik
deskriptif komparatif dan dilanjutkan
dengan reflektif. Indikator kerja

dengan membandingkan peningkatan


prestasi belajar dari kondisi awal ke
siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.
Keberhasilan tindakan pada siklus I
diketahui
dengan
cara
membandingkan dengan kondisi
awal siswa, dan keberhasilan
tindakan pada siklus II diketahui
dengan cara membandingkan dengan
siklus I. Sedangkan indikator kinerja
tindakan penelitian dapat dilihat dari
kriteria yang telah ditentukan
peneliti, dengan kriteria sebagai
berikut: (1)Adanya peningkatan
pemahaman
konsep
dan
implementasi dosa yang berdampak
terhadap peningkatan prestasi belajar
dari kondisi awal ke siklus I, dan dari
siklus I ke siklus II. (2)Nilai rata-rata
prestasi belajar prestasi siswa kelas
VII mencapai nilai KKM yang
ditetapkan yaitu 7,50. (3)Peningkatan
nilai ketuntasan kelas 80 %
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Kondisi
awal
sebelum
penelitian
tindakan
kelas
dilaksanakan,
prestasi
belajar
siswakelas VII-F SMP Negeri 1
Karangpandan dalam materi arti dosa
masih tergolong rendah, sehingga
waktu
siswa
diminta
untuk
menuangkan gagasan dalam bentuk
presentasi materi secara individual
masih mengalami kesulitan. Untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut,
maka Penelitian dirancang untuk
melatih daya analisis dan sifat kritis
siswa dengan penerapan metode
Examples Non Examples. Data
prestasi belajar siswakelas VII pada
kondisi awal menunjukkan bahwa
nilai tertinggi siswa adalah 7,5, nilai
terendah 5,0 dan nilai rata-ratanya

hanya 6,0 (di bawah nilai KKM)


yang ditetapkan, yaitu 7,50. Dan
siswa
yang
mencapai
nilai
ketuntasan KKM hanya 1 orang
siswa (25,0%), dari total 4 siswa
kelas VII-F yang beragama Kristen.
Melihat rendahnya prestasi belajar
PAK siswakelas VII-F tersebut, maka
peneliti yang juga sekaligus sebagai
guru Pendidikan Agama Kristen
(PAK), merasa bertanggungjawab
untuk mengatasi masalah yang
dialami oleh anak didiknya. Peneliti
berencana
akan
melaksanakan
tindakan
penelitian
melalui
penerapan metode Examples Non
Examples dengan harapan persoalan
rendahnya nilai prestasi belajar yang
tergambarkan pada data nilai tes
formatif I dapat diatasi dan prestasi
belajar siswa menjadi meningkat.
Pada siklus I, prestasi belajar
siswa
dalam
pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen (PAK)
mencapai rata-rata7,12 dengan nilai
ketuntasan 50,0% atau 2orang siswa
nilainya tuntas dari keseluruhan 4
siswa kelas VII-F yang beragama
Kristen.
Jadi, melalui penerapan metode
Examples Non Examples dalam
pembelajaran dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep
dosa dan implementasinya yang
berdampak terhadap peningkatan
nilai prestasi belajar Pendidikan
Agama Kristen (PAK) materi arti
dosa dari kondisi awal nilai ratarata6,0 dengan ketuntasan 25,0%
atau 1 orang siswa nilainya tuntas ke
kondisi siklus I nilai rata-rata
meningkat menjadi 7,12 dengan nilai
ketuntasan sebesar 50,0% atau 2
siswa tuntas dari keseluruhan 4 orang
siswa yang beragama Kristen pada
siswa kelas VII-F SMP Negeri 1

Karangpandan semester 2 Tahun


Pelajaran 2014-2015.
Walaupun ada peningkatan
nilai prestasi belajar siswa dalam
materi arti dosa siswa di kelas VII-F,
namun
peningkatannya
belum
mencapai indikator kinerja dalam
penelitian ini yaitu peningkatan nilai
ketuntasan kelas dan nilai rata-rata
kelas belum tercapai target. Oleh
karena alasan tersebut, peneliti
memutuskan untuk melanjutkan
tindakan ke siklus II dengan tetap
menerapkan metode Examples Non
Examples
dalam
pembelajaran
dengan
mengakomodasi
rekomendasi perbaikan tindakan
sesuai hasil refleksi pada Siklus I.
Untuk
siklus
II
ini,
perencanaan tindakan berupa proses
dimana guru merencanakan langkah
apa yang harus dipersiapkan guru
untuk pelaksanakan pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen (PAK)
pada pemahaman konsep dosa dan
implementasinya melalui metode
Examples Non Examples.
Data nilai tes formatif III pada
siklus II di atas, diketahui nilai ratarata prestasi belajar siswa setelah
penerapan metode Examples Non
Examples adalah 8,75 (di atas nilai
KKM), nilai tertinggi 10,0 dan nilai
terendah adalah 7,5. Jumlah siswa
yang mencapai nilai ketuntasan pada
siklus II ini sebanyak 4 siswa (100%)
atau semua siswa kelas VII-F yang
beragama Kristen mencapai nilai
tuntas. Jadi, melalui penerapan
metode Examples Non Examples
dalam
pembelajaran
dapat
meningkatkan pemahaman konsep
dosa dan implementasinya yang
berdampak terhadap peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama
Kristen (PAK) materi arti dosa dari

kondisi siklus I nilai rata-rata7,12


dengan ketuntasan 50,0% atau 2
siswa tuntas ke kondisi siklus II nilai
rata-ratamenjadi
8,75
dengan
ketuntasan 100% atau semua siswa
kelas VII-F yang beragama Kristen
mencapai nilai ketuntasan.
Tabel
Peningkatan Hasil BelajarSiswa
Pada Kondisi Awal (Pra Siklus), Siklus I
dan Siklus II
Uraian

Kondisi
Awal

Siklus I

Siklus II

Nilai

Belum

Sudah

Sudah

terendah

menerap

menerap

menerapkan

Nilai

kan

kan metode

metode

tertinggi

metode

Examples

Examples Non

Nilai rata-

Example

Non

Examples dalam

rata

Examples

pembelajaran

KKM

Example

dalam

dan perbaikan

Ketunta

pembelaja

sintak

san

pembela

ran

berdasarkan

Non
dalam

jaran.

hasil refleksi
dari Siklus I
7,5

5,0

6,0

7,5

9,0

10,0

6,00

7,12

8,75

7,50

7,50

7,50

1 siswa

2 siswa

4 siswa (100%)

(25,0%)

(50,0%)

Berdasarkan
kesimpulan
hasil analisa data penelitian di atas,
maka penerapan penerapan metode
Examples Non Examples dalam
pembelajaran dalam materi arti dosa
hasilnya sangat baik. Hal itu tampak
pada kegiatan awal (pra siklus) dari 4
siswa hanya ada 1 (satu) orang siswa
yang nilainya tuntas. Setelah melalui
tindakan pada siklus I jumlah siswa
yang nilainya tuntas naik mencapai 2
(dua) orang siswa dan berikutnya
pada tindakan siklus II dari 4 siswa
nilainya semua melebihi batas KKM.
Jadi jumlah siswa yang nilainya
tuntas mencapai 100% melebihi

Indikator
Keberhasilan
yang
ditetapkan 80,00%. Peningkatan
nilai belajar siswa secara komulatip
(kelas) yang diukur dari besaran nilai
rata-rata kelas sesuai KKM yang
ditetapkan sebesar 7,50 pada setiap
tes formatif dari kegiatan awal (pra
siklus) sampai dengan kegiatan
tindakan siklus II mengalami
kenaikan signifikan dari 6,00
meningkat pada kondisi akhir 8,75.
Dengan demikian maka hipotesis
yang diajukan dapat diterima.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkanbahwa : (1) Data empiris
menunjukkan
bahwa
melalui
penerapan metode Examples Non
Examples dalam pembelajaran dalam
materi
arti
dosa
mampu
meningkatkan rata-rata nilai prestasi
belajar siswa dari kondisi awal ratarata nilai prestasi belajar siswa
sebesar 6,00 meningkat menjadi 7,12
setelah melalui tindakan siklus I,
dan akhirnya dalam tindakan siklus
II rata-rata nilai yang mampu diraih
siswa meningkat menjadi 8,75. (2)
Penerapan metode Examples Non
Examples dalam pembelajaran)
dalam materi arti dosa berpengaruh
positip terhadap peningkatan hasil
belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan capaian nilai ketuntasan
siswa (KKM) pada akhir siklus
tindakan, yaitu: dari kegiatan awalpra siklus (25,00%), siklus I
(50,00%), dan siklus II (100%)
melampaui indikator keberhasilan
yang ditetapkan sebelumnya 85%.
Jadi melalui penerapan metode
Examples Non Examples dalam
pembelajaran dapat meningkatkan

pemahaman konsep dosa dan


implementasinya yang berdampak
terhadap peningkatan prestasi belajar
Pendidikan Agama Kristen(PAK)
materi arti dosa pada siswa.
SARAN
Saran yang dapat disampaikan
peneliti adalah sebagai berikut: (1)
Untuk Guru :Bagi guru yang
menjelaskan pembelajaran dengan
materi
penguasaan
konsep,
penerapan metode Examples dan
Non Examples sangatlah tepat karena
siswa diberi kesempatan untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi
dari berbagai media yang mudah
didapatkan. Siswa lebih mudah
membangun diskripsi konsep dan
memahaminya karena media yang
berupa contoh riel dan media yang
bukan berupa contoh tetapi berasal
dari peristiwa kehidupan sehari-hari
menjadi bagian dalam kegiatan
eksplorasi pembelajaran. (2) Untuk
siswa: Para siswa hendaknya
mempunyai jiwa kreatif agar lebih
mempermudah dalam pembelajaran.
Siswa harus sering mendengarkan
dan menerapkan konsep dan materi
pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen (PAK) dalam kehidupan
sehari-hari, agar pemahaman siswa
dapat
meningkat.
(3)
Untuk
pemangku
kepentingan
pendidikan :Secara berkelanjutan,
guru perlu mendapatkan pendidikan
dan pelatihan khususnya dalam hal
ketrampilan mengembangan media,
model, dan metode pembelajaran
baik melalui kegiatan kolektip guru
maupun
dalam
kegiatan
pengembangan profesi yang setiap
tahun mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, 2009. Perencanaan


Pembelajaran
Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru, Bandung:
PT Remaja Rosdyakara
Agus Suprijono, 2009. Cooperatif
Learning Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Apriani, Atik dan David Indrianto,
2010.
Implementasi
model
pembelajaran
examples
non
examples, FKIP PGMI. IKIP PGRI
SUMEDANG
Darsono, Max, dkk.,2000. Belajar
dan Belajar, Semarang: IKIP
Semarang Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,
Aswan, 2006. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
E.G. Homrighausen & I.H. Enklaar,
2011. Pendidikan Agama Kristen,
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno,
Sobry, 2007. Strategi Belajar
Mengajar
melalui
Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam. Cet.
II, Bandung: Refika Aditama.

Iris
Cully,
2012.
Dinamika
Pendidikan Kristen, terjemahan P.
Siahaan dan Stephen Suleeman,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Jamil
Suprihatiningrum,
2013.
Strategi Pembelajaran Teori &
Aplikasi, Yogyakarta: AR RUZZ
MEDIA.
Kemmis,S & Taggart,R, 1998. The
Action Research Planner, Third
Eddition,
Victorlia:
Deakin
University
Robert Boehlke, 2011. Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Prakten
Pendidikan Agama Kristen dari
Plato Sampai Ig. Loyola, Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Suryasubroto B., 1997. Proses
Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta
: PT Rineksa Cipta.
Ulin Nuha, 2012. Metodologi Super
Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,
Yogyakarta: DIVA Press.

Anda mungkin juga menyukai