Anda di halaman 1dari 14

ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap
mencakup semua prokariota, protista dan alga renik.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri
dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan
serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda
yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap
bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat
tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan
membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium
mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis
yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya.
Fungi, terutama yang berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya meskipun banyak yang tidak setuju. Mikroorganisme erbeda dengan makroorganisme.
Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur
multiseluler yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu, sebagian besar
mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi
sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu
populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan,
sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk
mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate),
cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang
tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu dilakukan kegiatan sterilisasi
alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi
bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara isolasi bakteri dan jamur dalam tanah
2. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai
kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan
perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus kehidupan
makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan penngenceran
bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan nikroba lain yang
berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapaty mempelajari sifat biakan, morfologi, dan
sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan
untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer merupakan inokulan berbahan
aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya
unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat

dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan
pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012).
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur
yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan
murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006).
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan
pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk
pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu
bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar
lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi.
Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia
ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen
(Rahmaningsih, dkk. 2012).
Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.
Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan
oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan terhadap organisme lain
menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001
(dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai
tumbuhan heterotrofik, jamur membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi,
aktivitas metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon,
metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, CO 2, dan
nitrogen (Arif, dkk, 2007).

Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia
yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang
digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium
PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan
dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap
mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 18 April 2013 dimulai pada pukul
09.30-11.30 bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum Ose
4. Pipet

5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter
3.2.2 Bahan
1. Sample tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95%
3.3 Cara Kerja
1.Menimbang 1 gr tanah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi 100 ml air steril
kemudian menggojok sampai terbentuk suspense yang homogen. Selanjjutnya, mendiamkan dan
mengambil 1 ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air
steril. Dilakukan sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103 (1 : 1000) diambil 100 ml dan menuangkan
ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat 3 tetes. Selanjutnya medium PDA
dengan suhu 45 50oC dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103 (1 : 1000) mengambil 100 ml dan
menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga teets. Selanjutnya
medium NA dengan suhu 45 50o dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang-goyang cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan diinkubasikan pada
suhu ruang selama 24 72 jam.
5. Akhirnya melakukan pengamatan dan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan
colony counter.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a. Pengamatan hari ke-1

Mikrobia

PDA
Jamur
1

Tanah

1
PDA
2

Lonjong/b

Tunggal/

ulat/spt

kelom-

anggur dll

pok

Bulat

Tunggal

Bulat

Tunggal
Tunggal,

Bakteri

NA

Bulat

berkelom
pok

PDA
Tanah +
2

Jamur

kompos +

Tan. Pacar
air

1
PDA

Warna

Hijau
kuning
Hijau
Putih
Kuning

Jumlah

Perlakuan

Gram

Kel

Bentuk

62

46

219

124

Kuning
Bakteri

NA

Bulat

Tunggal

Putih
Hijau

PDA
Tanah +
3

Jamur

Pupuk

Kandang
Bakteri

1
PDA

NA

Tanah +

PDA

Pupuk

1
PDA

Jamur

Kandang

+
Cocopeat

Bakteri

b. Pengamatan hari ke-2

NA

Bulat

Tunggal

Putih

767

Putih

95

Bulat

Kelompo
k

Mikrobia

PDA
Jamur
1

Tanah

1
PDA
2

Lonjong/b

Tunggal/

ulat/spt

kelom-

anggur dll

pok

Bulat

Tunggal

Bulat

Tunggal
Tunggal,

Bakteri

NA

Bulat

berkelom
pok

PDA
Tanah +
2

Jamur

kompos +

Tan. Pacar
air

1
PDA

Bakteri

NA
PDA

Tanah +
3

Jamur

Pupuk

1
PDA
2

Warna

Hijau
Kuning
Hijau
Putih
Kuning

Jumlah

Perlakuan

Gram

Kel

Bentuk

71

53

534

Bulat

Tunggal

Putih

117

Bulat

Tunggal

Putih

22

415

Lonjong,
Bulat

Putih
Tunggal

Kuning
Hijau

Bulat

Tunggal

Putih

15

841

Putih

42

240

Putih

Kandang
Bakteri

NA

Bulat

Tunggal

Hijau
kebiruan

PDA
Tanah +
Pupuk
4

Jamur

Kandang

1
PDA
2

Bulat

+
Cocopeat

Bakteri

c. Pengamatan hari ke-3

NA

Bulat

Kelompo
k
Kelompo
k

Putih
Keruh
Kuning

Mikrobia

PDA
Jamur
1

1
PDA
2

Tanah

Lonjong/b

Tunggal/

ulat/spt

kelom-

anggur dll

pok

Bulat

Tunggal

Bulat

Tunggal
Tunggal,

Bakteri

NA

Bulat

berkelom
pok

PDA
Jamur
Tanah +
2

1
PDA
2

Warna

Hijau
Kuning
Hijau

78

62

Positi
Putih

Kuning

Nega

619

tif

Bulat

Tunggal

Putih

161

Bulat

Tunggal

Putih

58

Nega

kompos +
Tan. Pacar
air

Jumlah

Perlakuan

Gram

Kel

Bentuk

Bakteri

NA

Bulat,
lonjong

Putih
Tunggal

Kuning
Hijau

tif
Positi
f

736

Nega
tif

PDA
Tanah +
3

Jamur

Pupuk

1
PDA
2

Bulat

Tunggal

Putih

Putih

Kandang
Bakteri

NA

Bulat

Tunggal

Hijau
kebiruan

Tanah +
Pupuk
Kandang
+

Jamur

PDA
1
PDA
2

Nega
tif

936

Bulat

Tunggal

Putih

Bulat

Kelompo

Putih

95

kekuninga
n

Positi

Cocopeat

Bakteri

NA

Bulat

Kelompo
k

Putih
Keruh
Kuning

f
Nega
tif

297

Positi
f

4.2 Pembahasan
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau
habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi
mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan
kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor
nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob)
dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen( anaerob). Sedangkan isolasi bakteri ada 2 macam,
yaitu dengan cara goresan dan cara taburan.
Tanah yang digunakan adalah tanah (tanah tanpa campuran), tanah (tanah dengan
kompos), tanah (tanah dengan pupuk kandang), dan tanah ( tanah dengan pupuk kandang dan
cocopeat). Setelah media tanam telah disediakan selanjutnya diencerkan dengan menggunakan
air. Isolasi dengan cara pengenceran yaitu dengan prinsip melarutkan atau melepaskan bakteri
dan jamur dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Pada praktikum
ini pengenceran yang digunakan adalah dengan cara pengenceran bertingkat dengan tujuan
memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba (bakteri dan jamur) yang tersuspensi didalamnya.
Selanjutnya, dilakukan penanaman biakan murni bakteri dan jamur dengan penanaman streak
plate (zigzag). Bakteri dan jamur ditanam ke dalam cawan petri yang didalamnya telah diisi
dengan media agar. Penanaman dilakukan didalam ruang steril (laminary air flow) agar media
tidak terkontaminasi, penanaman pada media agar bertujuan supaya bakteri dan jamur yang
tumbuh dipermukaan agar dapat memperoleh oksigen secara cukup, pertumbuhan koloni dapat
menumpuk.
Dari hasil pada tabel di atas diketahui bahwa koloni bakteri yang paling banyak terdapat
pada media tanam campuran tanah dan pupuk kandang. Media tanam yang mempunyai koloni

jamur paling banyak adalah pada media tanam tanah dan pupuk kandang dan yang paling sedikit
adalah pada media tanam tanah, pupuk kandang, dan cocopeat.
Pada setiap media tanam yang ditunjukkan pada hasil tersebut diketahui semua media
tanam terdapat bakteri dan jamur, hal tersebut dikarenakan tanah yang digunakan adalah tanah
top soil, telah diketahui bahwa tanah top soil merupakan lapisan tanah yang paling banyak
mengandung unsur hara dan diantaranya pula pasti banyak mikrorganisme yang tinggal dilapisan
tanah top soil. Kemudian pada Pada bahan pupuk kandang lebih banyak mengandung bahan
organik yang lebih banyak daripada media lainnya (Saputra, 2012). Adanya bakteri dan jamur
akibat dari sisa-sisa dari tempat tanah tersebut diambil, karena tanah dapat saja menjadi tempat
bertumpuknya kotoran atau pathogen lain yang membawa bakteri dan jamur (Wijaya, 2012).
Di dalam suatu koloni bakteri dan jamur, tidak semua sel mampu bertahan hidup terus.
Sehingga jika jumlah koloni bertambah atau justru mengalami penurunan, hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu
pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu kondisi lingkungan juga dapat membuat
bakteri dan mikroorganisme lain tidak dapat bertahan hidup
Medium pertumbuhan mikrobia adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient
yang diperlukan mikrobia untuk pertumbuhannya. Untuk memberikan kondisi hidup yang cocok
bagi pertumbuhan bakteri maka media harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan
oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan serta tidak mengandung zat-zat yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam kondisi yang steril sebelum
digunakan. Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium nonsintetik/semi
almiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.Medium ini digunakan untuk
pertumbuhan bakteri. Medium PDA menurut konsistensinya termasuk medium padat,
berdasarkan susunan kimianya termasuk non sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan
untuk menumbuhkan jamur (fungi).
Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi
mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.
Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi
air,karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh.Proses pembuatan PDA membutuhkan waktu yang
tidak singkat maka PDA perlu dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya apabila akan digunakan.

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan praktikum pembuatan
PDA yang pertama menjadi gagal.
Bakteri adalah kelompok besar Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil
serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakanuniselular (bersel tunggal),

dengan

struktur

sel

yang

relatif

sederhana

tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organ - organ lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Struktur sel bakteri memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota. Seperti prokariota
(organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur
sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada
perbedaan struktur dinding sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari
lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teikoat. Sementara bakteri Gram negatif memiliki
lapisan luar dari lipopolisakarida: terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan
terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasma). Banyak bakteri
memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak,
melekat dankonjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang
membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan struktur biofilm. Bakteri juga
memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola
gas, dan magnetosom.
Untuk menentukan gram suatu bakteri dapat dilakukan uji KOH, jika suspensi
( campuran bakteri dengan KOH ) menjadi berlendir maka dinyatakan sebagai gram negatif, jika
tidak tampak seperti lendir maka dinyatakan sebagai gram positif. Secara teoretis gram positif
memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram negatif berlemak tebal
dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH akan menyerang lemak (bilayer
lipid) ini dan membuat sel gram negatif pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA)
yang merupakan substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang

bersifat sticky strings(menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang memberikan
hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum inokulum. Efektivitas dari KOH telah banyak
diuji dan secara umum dapat dikatakan reprodusibel. Pada suatu studi menggunakan 400 isolat
bakteri, dilakukan penentuan sifat gram dengan KOH menghasilkan 60% gram negatif dan 40%
gram positif. Namun setelah dikonfirmasi dengan pewarnaan gram didapatkan 81% gram
negatif, 11% gram positif dan 8% gram variabel. Hampir semua isolat gram negatif dapat
diputuskan gram negatif dengan metode KOH dan korelasi antara gram positif dengan
pewarnaan gram dan gram negatif KOH adalah kurang dari 88%.Semua gram variabel dalam
penelitian ini ditentukan sebagai gram negatif dengan KOH.Hasil pengujian diatas menunjukkan
bahwa metode KOH umumnya menghasilkan hasil yang sama dengan metode pewarnaan gram
tapi metode KOH tidak dapat menentukan sifat gram variabel. Dari uraian diatas dapat
dinyatakan bahawa penentuan sifat gram dengan KOH 3% (disebut KOH string test) memiliki
hasil yang sama dengan pewarnaan gram
Tanah merupakan habitat dari mahluk hidup baik yang berada diatas tanah maupun di
dalam tanah. Didalam tanah bakteri dan fungi memegang peran penting dalam merombak bahan
organik atau sersah-sersah daun. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa bakteri pada
tanaman terong paling sedikit dan bakteri pada tanaman jagung yang paling banyak. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman jagung memiliki simbiosis paling banyak dengan bakteri
dibandingkan jenis tanamanan lainnya.
Biomasa fungi dan bakteri sangat penting bagi tanah. Karena dapat menyimpan nutrisi
yang dibutuhkan tumbuhan di bagian atas tanah. Tanpa organisme ini, kandungan nutrisi akan
larut dalam air tanah dan tidak di simpan untuk kebutuhan tumbuhan. Tanah yang hanya
mengandung fungi akan bersifat asam sebagai hasil metabolisme fungi. Aktivitas bakteri
biasanya mencapai puncak pada musim semi dan penghujan. Pada musim kemarau aktivitasnya
sangat menurun.
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya
pada proses pembekuan dan pengeringan. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti
suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan
beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora
tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan

protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa.
Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes,
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali
beberapa yang bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik,
saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam
tanah, atmosfer (sampai 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai
bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 m. Para ahli
menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma, dan bahan inti. Bakteri
memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula atau lapisan lendir, dinding sel
dimana ada yang struktur dinding sel bakteri Gram Negatif yaitu merupakan struktur yang
berlapis, sedangkan bakteri Gram Positif mempunyai satu lapis yang tebal. Dalam sel baktri
terdapat membran sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang memiliki peran
masing-masing. Bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak cair, maka terjadilah suatu
kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk
itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Pengamatan bakteri dapat kita lakukan secara
individual, satu persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan sifat-sifatnya dapat
kita ketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya (Puspita, 2008).
Pertumbuhan jamur dapat terjadi didalam tanah yang mempunyai pH masam, tetapi ada
juga yang dapat tumbuh didalam tanah dengan pH betral atau tanah yang bersifat alkalis.
Pemberian pupuk anorganik dengan campuran pupuk organik juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan jamur tetapi dengan kelembapan tertentu.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi (zat-zat makanan)
yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri dan jamur pada

media dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan agar
dapat menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk. Pemberian KOH dilakukan untuk
menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.
5.2 Saran
Praktikan harus memperhatikan metode yang diberikan oleh asisten dosen dengan baik
agar mendapatkan data yang valid. Sebaiknya praktikan harus memperahtikan kesterilan media
agar tidak terjadi kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, A, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan Latihan Taboo-Tabo
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Perrenial, 3(2): 49-54.
Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Mutiara, T, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erangga.

Anda mungkin juga menyukai