PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan nasional yang tercantum dalam konsep
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20152019 salah satunya adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan
proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai usia dewasa
muda. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar
anak seperti perawatan dan makanan bergizi dapat membentuk SDM
yang cerdas, sehat dan produktif.
Seorang anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga
dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, prilaku, dan
rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang
pesat pada usia dini, yaitu 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga
disebut sebagai fase Golden Age atau masa yang penting untuk
dapat
terdeteksi
apabila
terjadi
kelainan.
Selain
itu
sehingga
perlu
mendapatkan
perhatian.
Kegiatan
dengan S berarti partisipasi masyarakat baik, dan jika D lebih kecil dari
S berarti partisipasi masyarakat kurang baik. (Depkes RI : 2007)
Hasil Riskesdas, secara nasional menunjukkan cakupan
penimbangan balita sebagai salah satu sarana pemantauan status gizi
di posyandu sebesar 65,7%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu
semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak.
Sebagai gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di
posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%,
dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3%.
Profil Kesehatan Kalimantan Timur menunjukkan jumlah balita
keseluruhan ( S ) sebnyak 377.696 balita, sedangkan jumlah balita
yang datang ke Posyandu atau balita yang ditimbang ( D ) sebanyak
169.413 atau 44,9 % balita. Hal ini menunjukkan bahwa D lebih kecil
dari S berarti partisipasi masyarakat datang ke Posyandu kurang baik.
Menurut data yang diperoleh dari laporan kunjungan ibu ke
Posyandu di Puskesmas Kaubun di dapatkan jumlah balita yang
ditimbang yaitu sebanyak 38,35% dari proyeksi jumlah
balita
Lawrence
Green
dalam
Notoatmodjo
(2005)
mencoba
atau
predisposing
keyakinan,
faktor
nillai-nillai),
(pengetahuan,
faktor
pemungkinan
sikap,
atau
pengetahuan
tentang
kesehatan,
tanda
dan
gejala
menciptakan
perilaku
masyarakat
yang
kondusif
untuk
khususnya
masa
balita.
Masa
ini
berlangsungnya
3. Bagi Perawat
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat dalam melaksanakan perannya
dalam memberikan suatu penyuluhan atau pendidikan kesehatan
terutama mengenai manfaat Posyandu Balita
4. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
tenaga kesehatan dan sebagai upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi lanjut dan sebagai bahan refrensi/jurnal
terkait tentang manfaat Posyandu balita pasca imunisasi dasar
lengkap.
6. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman yang berharga sebagai peneliti awal
karena peneliti dapat secara langsung melakukan penelitian dan
mengeksplorasikan
pengaruh
pendidikan
kesehatan
tentang
balita
paska
imunisasi
dasar
lengkap
terhadap
sebelumnya
merupakan
deskriptif
analitik
dengan
ini
menggunakan
teknnik sampling
purposive
sampling.
2. Selanjutnya penelitian dari Sugihartiningsih, Deni Sendi Vanara (2014)
tentang Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan
Untuk
penelitian
sebelumnya
dan
penelitian
saat
ini
balita.
Sampel
dalam
penelitian
sebelumnya
adalah