Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan nasional yang tercantum dalam konsep
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20152019 salah satunya adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan
proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai usia dewasa
muda. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar
anak seperti perawatan dan makanan bergizi dapat membentuk SDM
yang cerdas, sehat dan produktif.
Seorang anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga
dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, prilaku, dan
rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang
pesat pada usia dini, yaitu 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga
disebut sebagai fase Golden Age atau masa yang penting untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini


mungkin

dapat

terdeteksi

apabila

terjadi

kelainan.

Selain

itu

penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat


meminimalisir kelainanan pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga kelainan yang bersifat permanen dapat dicegah (Nutrisiani,
2010).
Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa
berikutnya,

sehingga

perlu

mendapatkan

perhatian.

Kegiatan

pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat dengan menggunakan


Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, dimana balita yang sehat tiap bulan
naik berat badannya. Untuk mengetahui keadaan balita sehat, maka
perlu ditimbang setiap bulannya di Posyandu atau tempat pelayanan
kesehatan lainnya. Setiap posyandu memiliki buku laporan dan setiap
penimbangan balita dicatat dalam register penimbangan (Depkes RI,
2005).
Posyandu adalah salah satu bentuk UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk, dan bersama Masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

Posyandu merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat


yang memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang
dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan
untuk masyarakat, Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat,
yang menyelenggarakan kegiatan meliputi keluarga berencana,
kesehatan ibu dan anak, imunisasi, penanggulangan diare dan
pendidikan gizi masyarakat.
Tingkat kunjungan ibu Balita ke Posyandu dan menimbangkan
balitanya ke Posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring
tumbuh kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap
kelainan tumbuh kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat
segera ditentukan intervensi lebih lanjut. Suatu keadaan dimana ibu
tidak ke Posyandu akan menyebabkan kesulitan dalam monitoring
tumbuh kembang dan status gizi balita. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka perlu bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk mengkaji
dan memberikan intervensi yang sesuai dalam rangka menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi ibu dalam meningkatkan kunjungan ibu
ke Posyandu.
Keberhasilan pelaksanaan Posyandu biasanya diukur dengan
jumlah penunjang dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya
diharapkan (D/S), yang dimaksudkan D adalah jumlah anak yang
datang ke Posyandu dan ditimbang, sedangkan S adalah jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu. Apabila D sama

dengan S berarti partisipasi masyarakat baik, dan jika D lebih kecil dari
S berarti partisipasi masyarakat kurang baik. (Depkes RI : 2007)
Hasil Riskesdas, secara nasional menunjukkan cakupan
penimbangan balita sebagai salah satu sarana pemantauan status gizi
di posyandu sebesar 65,7%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu
semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak.
Sebagai gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di
posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%,
dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3%.
Profil Kesehatan Kalimantan Timur menunjukkan jumlah balita
keseluruhan ( S ) sebnyak 377.696 balita, sedangkan jumlah balita
yang datang ke Posyandu atau balita yang ditimbang ( D ) sebanyak
169.413 atau 44,9 % balita. Hal ini menunjukkan bahwa D lebih kecil
dari S berarti partisipasi masyarakat datang ke Posyandu kurang baik.
Menurut data yang diperoleh dari laporan kunjungan ibu ke
Posyandu di Puskesmas Kaubun di dapatkan jumlah balita yang
ditimbang yaitu sebanyak 38,35% dari proyeksi jumlah

balita

sebanyak 1.202 balita yang ada. Data tersebut membuktikan bahwa


tingkay kunjungan ibu ke posyandu masih cukup rendah.
Kesenjangan antara angka pencapaian partisipasi masyarakat
atau ketidakteraturan ibu dalam melakukan kunjungan bulanan ke
Posyandu dengan target pada Posyandu dimungkinkan oleh beberapa
faktor.

Lawrence

Green

dalam

Notoatmodjo

(2005)

mencoba

menganalisa faktor perilaku manusia dari segi kesehatan, dimana

perilaku itu ditentukan atau dibentuk oleh tiga faktor; faktor


predisposisi
kepercayaan,

atau

predisposing

keyakinan,

faktor

nillai-nillai),

(pengetahuan,

faktor

pemungkinan

sikap,
atau

enabling faktor (lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya


fasilitas-fasilitas dan sarana kesehatan seperti Puskesmas, Obatobatan, Posyandu, dll), dan terakhir adalah faktor penguat atau
reinforcing faktor (sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat dan
kesibukan orang tua bayi dan balita).
Menurut Roger (1974, dikutip oleh Notoatmodjo, 2003) sebelum
seseorang mengadopsi perilaku baru maka di dalam diri orang
tersebut terjadi proses kesadaran pengetahuan terhadap suatu obyek,
minat, penillaian, uji coba, hingga akhirnya penerimaan perubahan.
Salah satu faktor yang bisa merangsang partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu secara berkesinambungan maka di dalam diri
orang tua bayi dan balita harus terjadi proses kesadaran atas dasar
pengetahuan yang dimiliki tentang kegiatan Posyandu. Hal ini sangat
diperlukan karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo,
2003).
Soetejo (2006) menuturkan bahwa kegiatan penimbangan balita
di posyandu merupakan perilaku penting yang harus dipahami oleh
orang tua, sedangkan perilaku tersebut timbul dari keberhasilan

pendidikan masyarakat sehingga menghasilkan perilaku kesehatan


yang positif.
Notoatmodjo, (2005) menyebutkan bahwa prilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi dapat disimpulkan apabila ibu
mempunyai pengetahuan tentang tumbuh kembang balita yang
memadai maka kesadaran berkunjung ke posyandu unutk memantau
tumbuh kembang anaknya akan bersifat langgeng.
Prilaku keluarga yang membawa balitanya setiap bulan juga
berhubungan dengan pengetahuan keluarga, dimana keluarga yang
memiliki

pengetahuan

tentang

kesehatan,

tanda

dan

gejala

sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka


keluarga akan segera

melakukan tindakan untuk meminimalkan

dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota keluarganya.


Hal ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Anggraeni
(2006) tentang pengetahuan ibu dengan keteraturan menimbangkan
balitanya ke posyandu yang menunjukkan hasil signifikan dengan
hubungan yang bersifat positif.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan
untuk

menciptakan

perilaku

masyarakat

yang

kondusif

untuk

kesehatan. Undang-undang no. 36 tahun 2009 pada pasal 62 ayat 1


menyatakan peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya

yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan


masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat. Upaya pembangunan manusia
yang berkualitas, faktor tumbuh kembang anak perlu mendapatkan
perhatian,

khususnya

masa

balita.

Masa

ini

berlangsungnya

pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan


perkembangan kesehatan masyarakat selanjutnya. (Atmarita, 2004).
Dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hal
tersebut, mengingat masih rendahnya pengetahuan ibu tentang
manfaat posyandu balita dengan berbagai alasan, maka peneliti
tertarik untuk melihat sejauh mana pengaruh pendidikan kesehatan
tentang manfaat posyandu balita pasca imunisasi dasar lengkap
terhadap pengetahuan, sikap dan kunjungan ibu balita ke posyandu di
Puskesmas Kaubun.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh
pendidikan kesehatan tentang manfaat posyandu balita paska
imunisasi dasar lengkap terhadap pengetahuan, sikap dan kunjungan
ibu balita ke posyandu di Puskesmas Kaubun ?
C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulisan penelitian ini dibedakan menjadi tujuan umum dan


tujuan khusus :
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan tentang manfaat posyandu balita pasca imunisasi dasar
lengkap terhadap pengetahuan, sikap dan kunjungan ibu balita ke
posyandu di Puskesmas Kaubun.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi
umur, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, lama menikah
b. Untuk mengidentifikasi karakteristik balita yang meliputi urutan
anak dalam keluarga.
c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu tentang manfaat
posyandu balita pada saat sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan
d. Untuk mengidentifikasi sikap Ibu tentang Posyandu Balita
e. Untuk mengidentifikasi pengetahuan Ibu tentang manfaat
Posyandu Balita
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi Ibu yang
memiliki Balita agar termotivasi untuk berkunjung ke Posyandu.
2. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi keluarga
tentang manfaat dari Posyandu Balita sehingga dapat memotivasi
Orang tua dalam hal memelihara kesehatan Balita, mengetahui
tumbuh kembang balita dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan.

3. Bagi Perawat
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat dalam melaksanakan perannya
dalam memberikan suatu penyuluhan atau pendidikan kesehatan
terutama mengenai manfaat Posyandu Balita
4. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
tenaga kesehatan dan sebagai upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi lanjut dan sebagai bahan refrensi/jurnal
terkait tentang manfaat Posyandu balita pasca imunisasi dasar
lengkap.
6. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman yang berharga sebagai peneliti awal
karena peneliti dapat secara langsung melakukan penelitian dan
mengeksplorasikan

pengaruh

pendidikan

kesehatan

tentang

manfaat Posyandu Balita pasca imunisasi dasar lengkap dengan


pengetahuan, sikap dan tingkat kunjungan Ibu Balita ke Posyandu.
7. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai sumber data untuk melaksanakan
penelitian lebih lanjut terutama tentang pengaruh pendidikan
kesehatan tentang manfaat Posyandu Balita pasca imunisasi dasar
lengkap dengan pengetahuan, sikap dan tingkat kunjungan Ibu
Balita ke Posyandu.
E. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian yang akan Penulis lakukan hamper serupa dengan


penelitian :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Anur Rohif (2012) dengan judul
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Posyandu Dengan
Keaktifan Dalam Kegiatan Posyandu. Sedangkan pada penelitian ini
judulnya adalah pengaruh pendidikan kesehatan tentang manfaat
posyandu

balita

paska

imunisasi

dasar

lengkap

terhadap

pengetahuan, sikap dan kunjungan ibu balita ke posyandu di


Puskesmas Kaubun
Tujuan penelitian sebelumnya untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap ibu terhadap keaktifan mengikuti Posyandu.
Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tentang manfaat posyandu balita paska imunisasi dasar lengkap
terhadap pengetahuan, sikap dan kunjungan ibu balita ke posyandu.
Penelitian

sebelumnya

merupakan

deskriptif

analitik

dengan

pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini merupakan penelitian


kuantitatif. Pada penelitian sebelumnya

dan penelitian ini memiliki

kesamaan populasi penelitian yaitu semua ibu balita di posyandu dan


teknik sampling pada penelitian sebelumnya adalah total sampling.
Pada penelitian

ini

menggunakan

teknnik sampling

purposive

sampling.
2. Selanjutnya penelitian dari Sugihartiningsih, Deni Sendi Vanara (2014)
tentang Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan

mengikuti posyandu balita di Posyandu Wijaya Kusuma VI Desa


Jombor Kabupaten Semarang . penelitian sebelumnya da penelitian
saat ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian pada
penelitian sebelumnya dengan metode

cross sectional. Pada

penelitian ini metode penelitiannya dengan metode quasi experiment


design.

Untuk

penelitian

sebelumnya

dan

penelitian

saat

ini

menggunakan populasi penelitian yang sama yaitu ibu-ibu yang


memiliki

balita.

Sampel

dalam

penelitian

sebelumnya

adalah

menggunakan probability sampling. Pada penelitian ini sampel dalam


penelitiannya adalah purposive sampling
Untuk variable Independen pada penelitan sebelumnya adalah
tingkat pengetahuan ibu dan variable dependennya adalah kepatuhan
mengikuti kegiatan posyandu balita, sedangkan pada penelitian ini
variable independennya adalah pengaruh pendidikan kesehatan
tentang manfaat posyandu balita dan variable dependennya adalah
pengetahuan, sikap dan tingkat kunjungan Ibu balita ke posyandu.

Anda mungkin juga menyukai