Anda di halaman 1dari 11

Diagnosis dan Penatalaksanaan Hordeolum

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,


Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470
Pendahuluan
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan
berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna
untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui
punctum lakrimalis.Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari
yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti
ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata
tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.Hordeolum adalah salah satu
penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit
dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan
pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum,
sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua
umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu
yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.1,2
Anamnesis2,3
Anamnesis merupakan suatu langkah awal yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi sebanyak mungkin mengenai gejala, keadaan pasien, serta kemungkinan jenis
penyakit yang diderita. Pada anamnesis umumnya dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang dapat menyingkirkan differential diagnosis dan mengambil sebuah working
diagnosis. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya diajukan ke pasien atau keluarga pasien
umumnya : 2

Menanyakan identitas pasien secara lengkap


Menanyakan keluhan yang membuat pasien datang ke dokter
Menanyakan gejala-gejala lain yang timbul bersamaan dengan keluhan utama
Menanyakan tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan
Menanyakan obat-obatan yang telah dikonsumsi bila ada, efek yang ditimbulkan
Menanyakan apakah dulu pernah menderita penyakit serupa, atau menderita penyakit
lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung.

Blok 23 Special Sense

Menanyakan apakah keluarga ada yang menderita penyakit serupa


Menanyakan keadan sosio-ekonomi, lingkungan tempat tinggal
Menanyakan pasien merokok atau minum alkohol atau tidak

Selain dengan anamnesis umum yang sering dan harus dilakukan kepada setiap pasien yang
datang, maka dengan kasus-kasus penyakit tertentu dibutuhkan anamnesis tambahan yang
berguna untuk memperjelas keadaan pasien tersebut. Pada kasus penyakit mata, maka
dibutuhkan beberapa anamnesis tambahan, yang merupakan keluhan-keluhan yang sering
terjadi pada pasien dengan kelainan mata, seperti :2,3

Apakah ada kelopak mata berdenyut?


Apakah ada sakit kepala?
Apakah ada bulu mata rontok/madarosis?
Apakah ada sakit mata saat pergerakan bola mata?
Apakah ada mata merah atau berair?
Apakah ada mata berlendir atau kotor atau belekan?
Apakah ada fotofobia (perasaan silau)?
Apakah ada penglihatan benda yang seolah-olah menjadi lebih kecil/mikropsia?
Apakah ada kelopak mata bengkak?
Apakah ada penglihatan gelap/penglihatan turun mendadak pada salah satu mata atau

kedua mata?
Apakah ada tampakan halo pada sumber cahaya?
Apakah ada astenopia atau kelelahan mata saat membaca?
Apakah ada buta dengan sakit pada mata?
Apakah ada buta senja atau malam?

Untuk melakukan pendiagnosaan terhadap suatu jenis penyakit maka dibutuhkan riwayat atau
keadaan pasien secara rinci, untuk itu dalam melakukan anamnesis terhadap suatu gejala perlu
ditanyakan

dari

awal

mula

keluhan,

lamanya,

progresivitas,

faktor

yang

memperberat/memperingan serta hubungannya dengan keluhan-keluhan lain.


Pemeriksaan Fisik Umum2
Tindakan pemeriksaan fisik bertujuan untuk melihat keadaan awal pasien saat datang.
Dalam pemeriksaan fisik terhadap pasien

maka diperlukan perhatian khusus dalam

melakukan pemeriksaan, selain itu juga dibutuhkan ketelitian dalam memeriksa keseluruhan
berbagai tubuh pasien, sambil berusaha menanyakan keadaan pasien, agar tampak diketahui
respon dari pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya :

Tingkat kesadaran pasien

Blok 23 Special Sense

Tekanan darah pasien


Suhu tubuh pasien
Frekuensi pernafasan
Frekuensi denyut jantung
Serta melihat keadaan pasien secara keseluruhan, bila diperlukan pemeriksaan
dilakukan dengan meminta respon pasien

Pemeriksaan Fisik Mata1-3


Pemeriksaan fisik mata adalah serangkaian pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
keadaan mata secara umum. Pemeriksaan ini dikhususkan pada bagian mata. Langkah
pemeriksaan yang dilakukan yakni :1,3

Ketajaman visus, menggunakan kartu Snellen

Lapang pandang, dengan tes konfrontasi

Palpebra, dilihat apakah ada edema, warna kemerahan, lesi, arah bulu mata, dan
kemampuan palpebra untuk menutup sempurna

Apparatus lakrimalis, dilihat apakah ada pembengkakan pada daerah kelenjar


lakrimalis dan sakus lakrimalis

Konjungtiva dan sclera, dilihat warnanya dan vaskularisasinya, cari setiap nodulus
atau pembengkakan. Pada konjungtiva tarsus superior dicari kelainan seperti folikel,
membran, papil, papil raksasa, pseudomembran, sikatriks, dan simblefaron. Pada
konjungtiva tarsus inferior dicari kelainan seperti folikel, papil, sikatriks, hordeolum,
kalazion. Pada konjungtiva bulbi dilihat ada tidaknya sekret. Bila ada amati warna
sekret, kejernihan, dan volume sekret. Kemudian cari ada tidaknya injeksi
konjungtival, siliar, atau episklera, perdarahan subkonjungtiva, flikten, simblefaron,
bercak degenerasi, pinguekula, pterigium, dan pseudopterigium.

Kornea, lensa, dan pupil, dengan cahaya yang dipancarkan dari temporal dilihat
apakah ada kekeruhan (opasitas) pada lensa melalui pupil, apakah ada bayangan
berbentuk bulan sabit pada sisi medial, kemudian dilihat ukuran, bentuk dan
kesimetrisan pupil.

Gerakan ekstraokular, dengan mengikuti gerakan jari pemeriksa yang membentuk


huruf H di udara, lihat apakah ada nistagmus, lid lag, dan tanyakan apakah ada rasa
nyeri saat pergerakan.2

Blok 23 Special Sense

Pada konjungtivitis, hasil pemeriksaan fisik bisaanya ditemukan visus yang normal, hiperemi
konjungtiva bulbi, lakrimasi, eksudat, pseudoptosis akibat kelopak mata yang bengkak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran, psudomembran, granulasi, flikten dan adenopati
preaurikular.3

Pemeriksaan Penunjang Pada Kelainan Mata1,3,4


Pemeriksan penunjang merupakan pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan guna untuk
membantu menegakan diagnosis yang akan diambil. Pada pemeriksaan tambahan ini
umumnya membutuhkan peralatan yang digunakan untuk membantu mendapatkan hasil
pemeriksaan. Jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus kelaian mata :
1. Loupe dengan sentolop dan lampu celah (slitlamp)
Loupe merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda menjadi lebih
besar dari ukuran normalnya. Alat ini mempunyai kekuatan 4-6 dioptri. Dengan alat
ini maka dengan jarak tertentu pasien dapat melihat benda menjadi lebih besar dan
tanpa perlu mata berakomodasi. Selain itu, apabila benda disinari dengan sentolop
maka benda yang dilihat pasien akan lebih jelat. Hal ini digunakan sebagai pengganti
slitlamp atau lampu celah. Pemeriksaan ini akan lebih sempurna hasilnya apabila
dilakukan dalam kamar pemeriksaan yang digelapkan.
2. Tonometer
Tonometer merupakan suatu alat pemeriksaan yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan tonometri. Tonometri sendiri merupakan tindakan pemeriksaan yang
berguna untuk mengetahui tekanan intraokular. Pemeriksaan tonometri ini sebaiknya
dilakukan kepada setiap pasien yang berusia lebih dari 20 tahun dan dilakukan secara
rutin sebagai sebuah pemeriksaan fisik umum. Cara melakukan pemeriksaan ini
dikenal dengan 4 macam, yakni :
Tonometer digital
Tonometer Schiotz
Tonometer aplanasi
Tonometer Mackay-Mang
3. Oftalmoskop
Oftalmoskop merupakan suatu alat yang digunakan untuk pemeriksaan oftalmoskopi.
Pemeriksaan oftalmoskopi bertujuan untuk melihat bagian dalam mata atau fundus
okuli. Oftalmoskopi dibedakan menjadi oftalmoskopi langsung dan oftalmoskopi tidak
langsung. Oftalmoskopi langsung bertujuan untuk melihat daerah paling perifer
sampai daerah ekuator, tidak stereoskopis, berdiri tegak atau tidak terbalik, dan
perbesaran 15 kali. Sedangkan dengan oftalmoskopi tidak langsung akan terlihat
Blok 23 Special Sense

daerah fundus okuli 8 kali diameter papil, danpat dilihat sampai daerah ora serata,
karena dilihat dengan 2 mata maka terdapat efek stereoskopik dan dengan perbesaran
2-4 kali. Pemeriksaan dengan oftalmoskop ini dilakukan dalam kamar gelap.
4. Kamplimeter dan Perimeter
Kedua alat ini merupakan alat untuk pengukur dan pemetaan lapang pandang terutama
pada daerah sentral dan para sentral. Lapang pandang yang dimaksud ini merupakan
bagian ruangan yang dapat terlihat oleh satu mata dalam sikap diam dan memandang
lurus ke depan. Pemeriksaan lapang pandang ini bertujuan untuk mengetahui suatu
jenis penyakit atau mengetahui progresivitas suatu penyakit. Hasil pemeriksaan lapang
pandangan normal yakni 90 derajat temporal, 60 derajat superior, 50 derajat nasal, 70
derajat inferior
5. Fluoresein
Fluoresein merupakan suatu bahan yang berwarna jingga merah yang bila disinari oleh
gelombang biru akan menghasilkan gelombang hijau. Bahan ini dipakai untuk melihat
ada tidaknya defek epitel kornea, fistel kornea atau dengan disuntikan intravena unutk
dibuat foto pembuluh darah retina
6. Uji Anel
Dominique Anel adalah ahli bedah perancis 1679-1730, yang melakukan pemeriksaan
fungsi ekresi lakrimal.1
7. Eksoftalmometer Hertel
Eksoftalmometri merupakan suatu tindapakn mengukur penonjolan bola mata dengan
sebuah alat yang bernama Hertel. Dengan alat ini maka dapat diketahui derajat
penonjolan bola mata. Nilai penonjolan mata normal 12-20 mm dan beda penonjolan
dari 2 mm antara kedua mata dinyatakan sebagai mata menonjol patologis atau
eksoftalmos.
8. Uji Ishihara atau buta warna3,4
Uji ini dilakukan dengan menggunakan kartu ishihara yang merupakan kartu dengan
titik-titik berwarna yang kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf
atau lainnya.
9. Amsler Grid, uji kisi-kisi Amsler
Alat ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui fungsi penglihatan
sentral makula.
10. Papan Placido
Papan placido merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat keadaan
permukaan kornea. Papan placido ini merupakan sebuah papan yang mempunyai
gambaran garis hitam yang melingkar konsentris dengan lobang kecil yang terdapat
pada bagian sentralnya.
11. Gonioskopi

Blok 23 Special Sense

Lensa gonioskopi merupakan suatu alat yang digunakan untuk melihat keadaan sudut
bilik mata yang dapat menimbulkan glaukoma. Pemeriksaan ini selalu dilakukan pada
setiap kasus kelainan mata yang dicurigai terjadinya glaukoma.
12. Uji Ultrasonografi4
Ultrasonografi merupakan tindakan pemeriksaan mata yang dipakai untuk melihat
struktur abnormal yang terjadi pada mata dengan kepadatan kekeruhan media dimana
tidak dimungkinkan untuk melihatnya dengan mata secara langsung. Cara mengetahui
hasilnya adalah dengan melihat adanya gambaran ultrasonigrafi yang telah terekam
dengan adanya pantulan getaran yang berbeda-beda. Proses kerja alat ini adalah
dengan melihat dan memotret jaringan dalam mata dengan menggunakan gelombang
yang tidak dapat terdengar, pemeriksaan ini sangat penting untuk melihat susunan
jaringan intraokuler. USG mata ini umumnya dilakukan pada pasien yang terduga
menderita katarak.
13. Elektroretinografi
Elektroretinografi merupakan suatu pemeriksaan terhadap retina dengan melihat hasil
rekaman gelombang listrik retina yang terjadi pada perubahan sinar. ERG ini berguna
untuk menilai kerusakan luas pada retina
14. Visual evoked response
Rangsangan pada mata akan menimbulkan rangsangan pada jalur penglihatan hingga
korteks oksipital. Pada pemeriksaan ini akan dilihat perbedaan besar rangsangan pada
kedua mata, sehingga akan diketahui adanya gangguan rangsangan atau penglihatan
pada seseorang.
15. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan sekret mata untuk
mengetahui penyebab sekret, yaitu dengan pewarnaan Gram untuk mengidentifikasi
organism bakteri atau pulasan Giemsa untuk menetapkan jenis dan morfologi sel.
Working Diagnosis
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul
pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang
lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5
Differential Diagnosis
Kalazion

Blok 23 Special Sense

Gejalanya adalah adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeritekan,
dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikel tidak membesar dan tidak ada
tanda&tanda radang akut. Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya
keluhan pada palpebra baru&baru ini, diikuti dengan peradangan akut misalnya
merah, pembengkakan, perlunakan. Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama
pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan kambuh.
Patofisiologi
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.
Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.Staphylococcus aureus adalah
agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum 2,3

Gejala Klinis
Gejala 2,3
-

Pembengkakan

Rasa nyeri pada kelopak mata

Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7
-

Eritema

Edema

Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata

Seperti gambaran absces kecil

Faktor Resiko
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.
4. Diabetes

Blok 23 Special Sense

5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.


6. Riwayat hordeolum sebelumnya
7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4
Penatalaksanaan3,5
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.4
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang
tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses
penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang
lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab
infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 3
Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan.5
2. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran
kelenjar limfe di preauricular. 3
Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat
diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila
alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali
sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.6

Blok 23 Special Sense

Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 6
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila:
-

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.


Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 6


Prognosis3
Prognosis penderita hordeolum baik namun waspadai kekambuhan. 3
Kesimpulan
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar
Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll
yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Staphylococcus aureus adalah agent infeksi
pada 90-95% kasus hordeolum. Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada
kelopak mata, perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki
riwayat penyakit yang sama, eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.
Seperti gambaran absces kecil. Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres
hangat, antibiotik topikal atau pun sistemik dan pembedahan.

Daftar pustaka
1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FK UI,
2006. h.35-6, 109-48.
2. Bickley, Lynn S. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8.
Jakarta: EGC, 2009. h.147-57.

Blok 23 Special Sense

3. Riordan-Eva P, Whitches JP. Vaughan & asbury oftalmologi umum. Edisi ke-17.
Jakarta: EGC, 2009. h.97-124.
4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systematic approach. Edisi ke-7.
China: Elsevier Saunders, 2011. h.25-9.
5. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2012. h.120-37
6. Utama H. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, 2008. h.28-9

Blok 23 Special Sense

10

Anda mungkin juga menyukai