Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasarnya aplikasi setiap metode tambang bawah tanah bersifat
spesifik. Walaupun demikian, pada prakteknya sukar sekali secara menyeluruh
memenuhi kondisi idealnya. Dilain pihak, bijih juga memungkinkan mempunyai
kondisi yang cocok untuk aplikasi beberapa metode, sehingga perlu dilakukan
evaluasi terhadap metode-metode tambang bawah tersebut.
Setiap metode mempunyai aplikasi yang spesifik, tetapi karakteristik bijih
dan country rock tidak senantiasa ideal. Karakteristik bijih dan country rock
kadang memungkinkan aplikasi dua atau lebih metode.
Eksploitasi mineral dimana seluruh ekstraksinya dilakukan di bawah
permukaan bumi dinamakan Underground Mining (tambang bawah tanah), atau
Deep Mining (tambang dalam). Metode tambang bawah tanah diterapkan apabila:
1. Kedalaman cebakan.
2. Nisbah pengupasan overburden terhadap bijih, atau keduanya menjadi
tidak memungkinkan dilakukan eksploitasi dari permukaan.
Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting
adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak
kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja.
Oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan.
VentilasiTambang adalah pengendalian pergerakan udara, arah dan
jumlahnya. Meskipun tidak memberikan kontribusi langsung ke tahap operasi
produksi, ventilasi yang kurang tepat seringkali akan menyebabkan efisiensi yang
lebih rendah dan produktivitas pekerja menurun, tingkat kecelakaan meningkat,
dan tingginya tingkat ketidakhadiran.

1.1.1

FUNGSI VENTILASI TAMBANG


Ventilasi tambang berfungsi untuk :
1. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk
keperluan, menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan
para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang
terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen.
2. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran
dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan
kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi
pernapasan.
3. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang
bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
4. Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah
tanah sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang
nyaman.
Udara diperlukan tidak hanya untuk bernafas tetapi juga untuk
membubarkan kontaminasi kimia dan fisika (gas, debu, panas, dan
kelembaban). Di seluruh dunia, praktik ventilasi tambang sangat diatur,
terutama pada tambang yang mengandung gas (noncoal) tambang batubara
dan ketetapan lainnya terkait untuk jumlah udara yang dibutuhkan untuk
mencairkan emisi diesel, asap peledakan, radiasi, debu, emisi baterai, dan
banyak kontaminanasi lainnya.
Untuk menjaga ventilasi yang sesuai sepanjang berlangsungnya
tambang, perencanaan awal harus diperhitungkan karena sangat penting
untuk kedepannya. Perencanaan kemajuan ventilasi melibatkan dua faktor
utama pertimbangan:
1. Total tingkat Volume aliran udara yang dibutuhkan untuk tambang,
dan distribusi memuaskan dan ekonomis.
2. Tekanan yang dibutuhkan pada kipas. Sebuah sistem ventilasi harus
dirancang dengan baik, efektif, fleksibel, dan ekonomis.

1.1.2

PRINSIP VENTILASI TAMBANG

Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah


tanah, berlaku hukum alam bahwa;
1. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur
panas.
2. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang
memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur
bertahanan yang lebih besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan
dalam ventilasi tambang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses penambangan dengan menerapkan metode Stull Stoping ?
2. Apa saja keuntungan dan kerugian dari metode Stull Stoping ?
3. Apa saja langkah kerja pembuatan maket miniatur Stull Stoping ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui proses penambangan dengan menggunakan metode Stull Stoping.
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari metode Stull Stoping.
3. Mengetahui langkah kerja pembuatan maket miniatur Stull Stoping.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KLASIFIKASI SISTEM TAMBANG BAWAH TANAH
Sistem-sistem tambang bawah tanah :

1. Stope dengan penyanggaan alamiah :


a. Open stope dengan underhand stoping
b. Open stope dengan overhand stoping
c. Open stope dengan breast stoping (room n pilar)
d. Sublevel stoping
2. Stope dengan penyanggaan buatan:
a. Cut n fill stoping
b. Shringkage stoping
c. Square-set stoping
d. Stull stoping
e. Longwall mining
f. Undercut n fill
g. Top sliocing
3. Metode caving:
a. Sub level caving
b. Block caving
2.2 SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH
Ditinjau dari sistem penyanggaannya, maka metode penambangan bawah
tanah (Underground mining ) dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu :
2.2.1

OPEN STOPE METHOD


Menggunakan massa batuan near field sebagai penyangga diri
sendiri, tanpa penyangga buatan, cara ini diterapkan untuk kondisi batuan
sekeliling dan endapan bijih yang cukup kuat, sehingga tidak mudah
runtuh kedalam lubang galian.
Metode ini terbagi atas :
1. Glory Hole
Adalah merupakan system gabungan antara sub open stope dengan
supported method. Pada sisrtem ini harus ditinggalkan pilar-pilar
untuk mencegah penurunan permukaan (Surpace subsidence).
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1) Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.
2) Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi
berbentuk bulat/elips.
3) Untuk batas endapan yang cukup jelas.
4) Mempunyai kemiringan / dip 70 0.
Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.
Keuntungan :

1) Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.


2) Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu
karyawan yang terampil.
3) Relatif Aman.
Kerugian :
1) Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak
pekerjaan yang ditangani secara manual, sehingga pendapatan
yang diperoleh kecil.
2) Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan
dalam menurunkan batuan hasil peledakan.
Cara penambangan :
Penambangan

Glory

Hole

mengaplikasikan

suatu

penggalian terbuka dimana bijih dipindahkan dari lombong ke


jalan pengangkutan dengan efek gravitasi.Glory Hole sering
diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih
dihancurkan oleh peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh
efek gravitasi. Open Pits moderen yang mengaplikasikan suatu
sistem pengangkutan bijih melalui shaft yang dibangun pada
bagian luar pit limit, mencirikan suatu kesamaan proses
pengangkutan dengan glory hole.
Metode penambangan Glory Hole dapat diterapkan untuk
berbagai tipe jebakan, walaupun bentuk material galian tidak
mempunyai kecendrungan untuk bisa dikumpulkan pada Draw
Point.
2. Gophering
Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan bijih yang
kecil/tebal dan lebarnya kurang dari 3 meter kemiringan/dip bukan
menjadi suatu masalah bentuk endapan bisa reguler (tidak teratur)
dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak dibenarkan
untuk menambang ore shoot karena akan menggangu endapan bijih
keseluruhaan.
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)

Kekuatan bijih relatif kuat.


Kekuatan batuan cukup kuat.
Bentuk endapan tidak teratur.
Kemiringan endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan

sistematik.
5) Ukuran endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter,
terpisah-pisah, letaknya terpencil.
6) Kadar bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan
sebagai pillar.
Contohnya : endapan bijih emas yang tidak teratur tapi kadarnya
tinggi.

Keuntungan :
1) Ongkos penambangan murah.
2) Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan
bagi penduduk di sekitar endapan.
Kerugian :
1) Produksinya rendah.
2) Mencemari lingkungan hidup.
Cara penambangan :
Cara penambangan Gophering hanya mengikuti arah vein.
Kalau cara ini diterapkan pada Vein yang sangat kaya, metode ini
sering memberikan keuntungan sementara. Hal ini karena biaya
pembuatan lubang bukaan dengan ukuran yang sangan bervariasi
sangant mahal.
3. Shrinkage Stoping
Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping
dimana

setiap

bagian

dibor

dan

diledakan

dari

bawah

keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan dilantai yang dapat


dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk
menyanggah country rock .
System ini cocok untuk :
1) Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras.

2) Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus curam


kira-kira sudutnya > 600.
3) Bentuk urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.
4) Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang
hilang (loose ore).
5) Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan
country rock
6) Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur
dengan air.
7) Sebaiknya bukan endapan sulfida.
Contohnya adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi
kedalamannya dangkal.
Keuntungan :
1) Ongkos deplopment lebih rendah karena jarak antara level
dengan level dan raise dan raise bias berjauhan.
2) Biaya hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun
dengan sendirinya secara gravitasi melalui chate.
3) Kayu-kayu untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.
4) Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.
5) Dapat melakukan pembersihaan/cleaning mining karena
recovery agak tinggi.
6) Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.
7) Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena
bekas-bekas dari stope di isi material.
Kerugian :
1) Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian
endapan masih tertinggal di dalam stope tersebut.
2) Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope
dan endapan tersebut mengandung oksida yang mudah
teroksidasi oleh udara dan lama kelamaan akan menjadi kompak
hal ini akan menyulitkan dalam proses metalurgi.
Cara penambangan :
Teknik

penambangan

Shringkage

Stoping

meliputi

kemajuan penambangan lombong pada arah vertikal dan


horisontal. Broken Ore digunakan sebagai tempat pijak dan
penyangga sementara.

Operasi Shringkage Stoping meliputi siklus pemboran dan


peledakan,

ekstraksi bijih, scalling dan

penyangga. Bijih

dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap oleh


petambang yang bekerja tepat pada bagian bawah crown. Broken
Ore yang ditinggalkan dalam lombong dapat berfungsi sebagai :
1) Tempat berpijak yang stabil bagi pembor yang dapat
menampung banyak pembor, sehingga dapat mempercepat
penambangan.
2) Sebagai penyangga country rock.
4. Sub level Stoping
Adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana
penambangan ini dilakukan membuat sub level yang berurutan. Jarak
antara level 100 200 feet sedang itu sub level 25 40 feet. Cara
penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level
utama dihubungkan dengan raise dan sub level.
Untuk sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
1) Ketebalan endapan kurang lebih 10-20 meter.
2) Kemiringan endapan sebaiknya 300
3) Endapan harus keras
4) Country rock/sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak
mudah terjadi pengotoran (Dilution)
5) Batas antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah
dilihat dan bentuknya teratur.
6) Penyebaran bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak
memungkinkan tidak selektif.
Contohnya adalah endapan bijih besi.
Keuntungan :
1) Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.
2) Biaya penambangan perton ore relatif murah
3) Efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan
penambangan secara serentak.
4) Tidak di perlukan penyanggah
5) Bijih dikeluarkan secara gravitasi.
Kerugian :
1) Banyak bukaan yang harus dikerjakan.

2) Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu


penggambilan pillar yang tertinggal.
3) Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.
4) Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar

yang

tadinya

ditinggalkan sebagai penyanggah sementara.


5) Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap
kemajuaan tambang
Cara penambangan :
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah
sampai pada aktifitas dalam lombong. Fragmentasi bijih (broken
ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan. Kemudian Broken
Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping
lombong ditinggalkan tanpa diberi penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan
lubang tembak panjang antara 20-30 meter yang dibuat dari sub
level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri dari 2 metode
umum yaitu :
1) Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm
2) Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.
2.2.2

SUPORTED STOPE METHOD


1. Cut and Fill
Adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil bagian
demi bagian (slice by) dimana bagian yang sudah ditaambang
dikeluarkan orenya lalu dimasukan material pengisi sebelum
penambangan berikutnya dilakukan.
Material pengisi disini berfungsi sebagai berikut :
1) Tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
2) Sebagai penyanggah batuan sekelilingnya.
3) Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan.
System ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)

Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450


Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
Orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining
recovery yang tinggi guna menutupi ongkos.

10

5) Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang


teratur dan banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya
masuk kedalam bijih). Diantara endapan bijih yang sedang
ditambang.
Keuntungan :
1) Cukup pleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang
sulit dan dapat mengadakan selektif mining.
2) Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah
penyebaran bijih selanjutnya.
3) Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
4) Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu
dan kebakaran jarang terjadi.
5) Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
6) Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa
tempat sehingga produksinya besar.
7) Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugian:
1) Selain menambang juga harus mencari material pengisi
2) Harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan
bijih dengan material pengisi agar tidak terjadi pengotoran
3) Ongkos penambangan relatif tinggi
2. Stull Stoping
Adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan
kayu (timber), dan penyangga dipasang langssung dari hanging wall
ke foot wall. Penyangga ini disebut stull. Penyanggaan ini bias
sistimatis,tetapi bias juga hanya dipasang setempat bila bila keadaan
batuan memungkinkan.
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
1) Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga
2) kekuatan batuan samping mudah pecah
3) Kemiringan endapan tidak terlalu berpenggaruh
4) Ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias
dicapai oleh penyangga kayu tanpa sambungan (timber)
5) Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi
Cara penambangan
1) Penerapannya dibatasi oleh panjang stull.

11

2) Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus


diisi degan material pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut
and fill
3) Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong
dapat dibiarkan kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang
dipakai top slicing.
Segi positif stull stoping
1) Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggan ini
tidak sulit sehingga tidak memerlukan banyak karyawan yang
terampil
2) Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock.
3) Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan
tambangnya bias tinggi.
4) Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan
square setting atau cut and fill, karena ukuran endapan bijihnya
tipis.
Segi negatif Stull Stoping
1) Karena

memakai

penyangga

kayu

dapat

menyebabkan

pembusukan serta kebakaran.


2) Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.
3) Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian
bekas-bekas lombong.

3. Square Set Stoping


Square set stoping

merupakan

sistem

panambangan

dengan

penyanggaan secara sitematis yang saling tegak lurus kesegala arah


(tiga dimensi). Penyangga ini memilki kerangka berupa kubus
maupun empat persegi panjang.
Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat :
1) Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh.
2) Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh
3) Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau
jelas dilihat, misalnya mempunyai off shoot, pocket, dll.
4) Kemiringan endapan > 450 yg berbentuk urat bijih.
5) Ukuran endapan minimum 3,5 m.
6) Memiliki kadar bijih yang sangat tinggi.

12

Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak,
oleh karena itu cara penambangan ini sulit untuk diubah kecara
penambangan yang lain.
Akan tetapi kalau sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan
agak keras dan surface subsidence tidak boleh terjadi, maka dapat
diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat bijihnya tipis.
Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu
cara penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya
ditemukan off shoot, atau penyangga under cat pada blokcaving.
Kecuali square setting sering dipergunakan untuk mengambil pillar
yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan
filling material.
Segi positif Square Set Stoping
1) Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran dan
bentuk endapan bijih, asal kemiringan >450,luwes dalam arti
dapat menambang segala macam bentuk endapan.
2) Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang
keadaannya sangat lunak dan mudah runtuh.
3) Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan mining
recovery yg tinggi > 90% (high mining extraction)
4) Ventilasi lebih mudah diatur.
5) Dapat memberi keamanan kerja yang tinggi.
Segi negatif Squar Set Stoping
1) Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos
penambangan manjadi mahal, kemungkinan bahaya kebakaran
lebih besar, dan dapat terjadi pembusukan sehingga akan
terbentuk gas-gas beracun.
2) Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih
kurang dari 30%, sedangkan volume kayu yang dibutuhkan
sekitar 6-15%.
3) Sukar diubah kesistem penambangan yang lain.
2.2.3

METODE PENAMBANGAN BATUBARA


Secara umum penambangan batubara terdiri dari pemotongan,
pemuatan, pemasangan penyangga, penambangan GOB, transportasi serta

13

penanganan gas, penyangga serta debu untuk itu metode penambangan


batubaraa harus dipilih dengan hati-hati :
1. Penentuaan struktur pit dengan kondisi alam misalnya : patahan
2. Penentuan system penambangan batubara
3. Tindakan terhadap transportasi ventilasi penimbunan kembali dan
4.
5.
6.
7.

keselamatan
Persiapan (penyangga, alat-alat)
Penggunaan mesin penaambangan batubara yang sesuai.
Praktek penambangan batubara.
Penetapan produksi batubara dan rencana ketenagakerjaan.

Faktor dalam penentuan penambangan :


1. Pekerjaan penambangan harus aman dan terpercaya.
2. Metode yang sedapat mungkin dapat menambang secara sempurna.
3. Metode yang efisiensinya tinggi jika penggunaan bahan perton yang
sedikit dan ekonomis.
Pemilihaan metode penambangan batubara dan kondisi alam yang
menjadi faktor penentu dalam pemilihaan tersebut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.

Ketebalan lapisan batubara


Kemiringan
Sifat atap dan lantai
Hubungan beberapa lapisan
Ada tidaknya petarifid wood dan parting
Banyak tidaknya gas dan air yang keluar
Ada kemungkinan terjadinya swa bakar.
Rekar batubara dan tekanan bumi serta kekerasan batubara tersebut.
Kondisi lain.
Room And Pillar
Suatu metode penambangan yang menyatakan suatu blok akan

menggali masuk 2 sistem atau jalur, masing-masing melintang dan


memanjang.
Metode ini hanya penggalian maju terowongan terhadap room and
pillar secara berurutan mulai dari yang terdalam apabila jaringan
terowongan digali telah mencapai batas maksimum.
Keuntungan :
1) Lingkup penyesuaian terhadap korelesi alam penambangan lebih
luas dibandingkan dengan long wall yang di maksimumkan
2) Hingga batas batas tertentu dapaat meenyesuaikan terhadap
variasi kemiringan

14

3) Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system


long wall misalnya karena adanya patahan
4) Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan
perlindungan permukaan.
5) Cukup efektif untuk menaikan Recovery (Pillar Robbing)
menaikan recovery batubara.
Kelemahan :
1) Recovery penambangan rendah (60 70 %).
2) Banyak terjadi insiden (kecelakaan) atap yang runtuh
3) Ada batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya
tekanan bumi.
4) Karena banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari
segi keamanan untuk penerapan dilakukan batubara untuk mudah
mengalami swa bakar/self combustion.
2. Long Wall/Lorong Panjang
Metode penambangan batubara adalah yang digunakan secara luas
pada penambangan bawah tanah.
Ciri-ciri penambangan batubara long wall adalah sebagai berikut :
1) Recoverynya tinggi karena menambang sebagian besar batubara
2) Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.
3) Apabila kemiringannya landai mekanisasi penambangan,
transportasi dan penyanggaan menjadi beda sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penambangan.
4) Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan
yang dikerja terhadap produksi batubara menjadi pendek.
5) Mengguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah
dari swa bakar/self combustion yang timbul juga sedikit.
6) Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara
menjadi mudah.
7) Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin
maka penggunakan produksi batubaranya besar.

2.2.4

METODE AMBRUKAN (CAVING METHODS)


1. Top Slicing

15

Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih


dan lapisan penutup (overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada
lombong yang disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka
penyanggah di atasnya dibiarkan runtuh sedikit demi sedikit atau
secara bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang
yang tinggi walaupun sering terjadi dillution.
Upaya untuk meningkatkan efesiensi sistem penambangan ini
adalah:
1) Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di
beberapa permukaan kerja (front).
2) Mengurangi jumlah raise berarti

jarak antar raise dapat

diperbesar.
3) Mengurangi pekerjaan, persiapan harus diimbangi dengan
pengangkutaan yang lebih efisien.
Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja,
proses ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar tidak
runtuh.
Keuntungan Top Slicing :
1) Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang
terjadi
2) Dapat mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) di
dalam lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan
yang pasti.
3) Dapat menghasilkan produksi yang besar.
4) Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka
perolehan tambangnya sangat tinggi (90 95).
Kerugian Top Slicing :
1) Penirisan menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk
dari retakan retakan.
2) Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata
lingkungan

16

3) Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan


khusus.
4) Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak.
5) Banyak mengunakan penyanggah kayu sehingga

dapat

menyebabkan kebakaran dan penimbunan gasgas beracun dari


proses pembusukan kayu penyanggah.

2. Sub Level Caving


Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top
slicing tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari
atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan
lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua
sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.
Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di
bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih
yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode ini cocok untuk endapan endapan bijih yang memiliki
sifat seperti berikut :
1) Bentuk endapan tidak homogen
2) Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi
bongkahan-bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan
terhadap timber di bawahnya.
3) Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa
waktu dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan
runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk
tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup
berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu tertimpa oleh
penyanggah sendiri.
Keuntungan Sub Level Caving:
1) Cara penambambangannya agak murah.
2) Tidak ada pillar yang di tinggalkan

17

3) Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan


penyanggah kayu sedikit, kecuali pada endapan endapan
sulfida.
4) Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
5) Bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari
berbagai lombong yang berbeda kadarnya.
6) Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih,
sehingga sekaligus dapat berproduksi.
Kerugian sub level caving:
1) Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining),
karena tak dapat ditambang bagian demi bagian.
2) Perolehan tambang tidak terlalu tinggi.
3) Dillution sering terjadi sampai 10%. Bila dillution harus rendah
maka mining recoverynya juga menurun.
4) Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu
banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke
metode lain.
3. Blok Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai
dengan membuat suatu undercat terhadap suatu blok endapan bijih.
Sebelum undercat diruntuhkan, harus disanggah dulu memakai pillar
kemudian pillar ini di buang, maka blok akan runtuh secara perlahanlahan.
Corongan bijih ore chute harus banyak, agar pengambilan bijih yang
pecah (broken ore) dapat merata dan batas antara bijih dan lapisan
penutup

teratur, sehingga

kemungkinan

terjadinya

pengotoran

(dillution) karena bercampurnya bijih dengan lapisan penutup dapat


dibatasi atau dikurangi.
Metode ini cocok untuk endapan bijih yang memilki sifat seperti
berikut:
1) Bentuk endapan homogen karena tidak mungkin dilakukan
tambang pilih.

18

2) Kekuatan bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan


dapat dipisahkan dari block di sebelahnya.
3) Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah pecah menjadi
bongkah-bongkah yang lebih besar dari pada bongkah bijih,
dimana tekanannya akan membantu memecah endapan bijih di
bawahnya.
4) Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi jika berbentuk urat
bijih sebaiknya memiliki kemiringan > 65.
5) Kadar bijih tidak perlu bernilai tinggi.
Pada umumnya cara ini cocok untuk endapan-endapan pada bijih
yang

berukuran

besar,

dan

akan

sangat

mudah

dalam

penambangannya jika batas antara endapan bijih dan lapisan


penutupnya teratur, tidak banyak kantung bijih (pockets) ore shoot,
off shoot, dll.
Keuntungan blok caving:
1) Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan
saja, setelah ambrukan berjalan, maka pekerjaan persiapan
umumnya sudah berakhir.
2) Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada
draw point.
3) Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit
pemboran, peledakan serta penyanggah, jadi dapat menekan
ongkos penambangan.
4) Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahanrekahan di antara
bijihnya yang pecah itu tidak tertutup oleh partikelpartikel halus,
jadi biasa terjadi ventilasi alam.
5) Produksi terpusat pada draw point dan draw point terkumpul
pada grizzly level, sehingga produksi mudah terkontrol.
Kerugian blok caving :
1) Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap
pertama persiapan penambangan.
2) Perawatan draw point dan saluransaluran yang dilalui bijih
(ore passes) umumnya sulit dan mahal.

19

3) Pengotoran

sering

terjadi

terutama

menjelang

akhir

penambangan, sehingga perolehan tambang rendah.


4) Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang
lain dan produksi tidak dapat dihentikan terlalu lama, karena
dapat menyebabkan macetnya proses penurunan.
5) Ukuran broken ore tidak dapat dikontrol.
Perbandingan ketiga metode ambrukan tersebut sebagai berikut :

Sudut Pandang
Murahnya ongkos penambangan
Clean mining/total mining
Besarnya produksi per luas daerah penambangan
Close grading of ore
Pemakaian kayu penyanggah
Ventilasi alam (natural ventilation
Keluwesan (flexibility)
Pengaturan ambrukan (control of caving)
Perolehan penambangan

Urutan peringkat
1
BC
TS
BC
TS
BC
BC
TS
TS
TS

2
SC
SC
SC
SC
SC
SC
SC
SC
SC

3
TS
BC
TS
BC
TS
TS
BC
BC
BC

Keterangan
TC

: Top Slicing

BC

: Block Caving

SC

: Sub Level Caving

Unsupported Methods adalah suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau
filling dalam menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall.
Penyanggaan pada dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan baut batuan
digunakan untuk penyanggaan local. Unsupported methods dapat diklasifikasikan
menjadi:

20

2.3 ROOM & PILLAR MINING


Pada metode penambangan RP, batubara diekstraksi dengan
meninggalkan pilar yang difungsikan sebagai penyangga ruang kosong
(room) pada lapisan batubara di dalam tanah. Ruang kosong itu sendiri
terbentuk sebagai akibat terambilnya batubara pada lapisan yang
bersangkutan. Adapun ukuran pilar ditentukan dengan menghitung
kekuatan batuan atap, lantai serta karakteristik lapisan batubara, yang
dalam hal ini adalah tingkat kekuatan/kekerasannya.
Pada praktiknya, area yang akan ditambang dibagi terlebih dulu ke
dalam bagian-bagian yang disebut panel, dimana pengambilan batubara
dilakukan di dalamnya. Sebagaimana terlihat pada gambar di bawah,
barrier pillar berfungsi untuk memisahkan panel-panel penambangan,
sedangkan panel pillar berfungsi untuk menahan ruang kosong pada panel
saja. Dengan demikian, meskipun masih terdapat resiko runtuhan atap
pada suatu panel, tapi keberadaan barrier pillar akan memberikan jaminan
keamanan melalui penyanggaan area tambang secara keseluruhan.
RP adalah metode penambangan yang sederhana dan tidak
memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi, cara ini hanya akan
menghasilkan recovery batubara yang rendah, umumnya maksimal 60%,
disamping memerlukan kondisi lapisan batubara yang landai (flat) dan
relatif tebal. Selain itu, RP hanya bisa diterapkan pada penambangan
lapisan batubara yang dekat dengan permukaan tanah karena tekanan
batuannya

belum begitu besar. Seiring makin dalamnya

lokasi

penambangan berarti tekanan batuan akan membesar, serta potensi emisi


gas dan keluarnya air tanah akan bertambah. Pada kondisi demikian, RP
sudah tidak layak lagi untuk dilakukan sehingga diperlukan metode lain
yang lebih aman dan ekonomis, yaitu Long Wall.

2.4 STOPE AND PILLAR MINING

21

1. Open Stope Dengan Underhand Stoping


Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan raise,dan
penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga
terbentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri. Dijih lepas
kemudian ditarik setahap demi setahap sampai menapai raise,selanjutnyan
dijatuhkan ke level drive dibawahnya. Jadi bijih ditambang dari atas kebawah
dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju haulage drive secra grafitasi
sehingga meminimumkan transportasi mekanikal.

2. Open stope dengan overhand stoping


Overhand stop secara praktis berlawanan sengan underhand stoping yaitu
tempat pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan
ditambang. Bijih ditambang selapis demi selapis dan memungkunkan bijih
lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih atau
timber mat.

3. Open Stope Dengan Breast Stoping (Stope And Pillar)


Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing)
terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana
kondisi ini tidak memungkinkan dilakukan dari atas kebawah. Penyanggaan
atap (roof) pada breast stoping biasanya secara permanen atau semi permanen
pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri.

Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode
ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadangkadang diperkuat dengan sement sekelilingnya. Pada cebakan yang datar dengan

22

ketebalan kurang dari 4-5 m, metode ini dilakukan dengan menggali bijih
sehingga terbentuk Wide diifts dan secar sistematis dengan interval teratur
ditinggalkan bijih sebagai pillar.

2.5 SHRINKAGE STOPING


Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50-90
(sleeply).metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih
dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope.
Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan maka sekitar 35% dari
volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk
memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas
bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan
baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga
oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih
diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini
membetuk open stope atau metode shrinkage stopinggeneral. Apabila
dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, maka stope
dapat diisi oleh water yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam
kasus ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak
mempunyai sublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal
dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat
dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang berdekatan. Pillar vertical
berukuran lebar diatas 40 feet pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal
slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang
hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai
platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk men support dindingdinding stope.

23

Melalui blasting, batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh
karena itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu
selama penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas
dan bawah ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari
stope yang direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat
di ambil. Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area yang
lebih besar dari ore body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar
untuk menstabilkan hanging wall. Pillar biasanya dapat diambil setelah
penambangan yang reguler selesai. Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore
body dengan :
a. Dip yang tegak atau >70%.
b. Ore nya kuat.
c. Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif.
d. Ore body homogeny.
e. Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang cenderung
terbakar dan terpisah ketika terekspos ke udara.
Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
a. Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
b. Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
c. Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
d. Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan..
e. Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk
menyediakan akses dan ventilasi ke stope.
Keuntungan metode Shrinkage stoping :
1. Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan
sedikit alat-alat.
2. Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui
chute.
3. Mengeliminasi hand-loading.

24

4. Dapat langsung berproduksi.


5. Mining Recovery tinggi.
Kerugian metode Shrinkage stoping :
1. Kondisi kerja sulit dan berbahaya. Contoh : Mouska Mine, Canada;
Schwartzwalder Mine, Colorado

2.6 SUB LEVEL STOPING


Sub-level stoping adalah sistem dimana dibuat sublevel-sublevel dengan jarak
tertentu. Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara
2 buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar. Ketinggian stope dibatasi oleh
kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet.
Sub-level stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara
overhand. Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stell timber
yang menyanggan dan melintang pada Sub level stoping dipasang pada geometri
yang sistematis.berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,
membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat.
Kesimpulan :
Tambang bawah tanah adalah segala aktifitas penambangannya tidak berhubungan
langsung dengan udara luar. Dan pada tambang bawah tanah terdapat istilah
Unsupported Methods yaitu suatu metode penambangan bukaan tanpa penyangga
dalam artian suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau filling dalam
menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall. Penyanggaan pada
dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan baut batuan digunakan untuk
penyanggaan lokal.
Metode ini dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok yaitu:
1. Room and pillar mining.

25

2. Stope and pillar mining.


3. Shrinkage stoping.
4. Sub level stoping.

2.7 FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

PEMILIHAN

SISTEM

BAWAH TANAH
Pemilihan metode penambangan terhadap suatu cebakan tertentu dapat
dibantu dengan pemahaman terhadap kendala dan aplikasi setiap metode yang
ada.Tidak ada satupun rumusan eksak (pasti) yang dapat mencakup semua
variasi yang terdapat secara alamiah dalam suatu jebakan. Biasanya beberapa
metode dapat cocok atau kurang cocok apabila diterapkan pada kadar, ukuran,

26

bentuk dan posisi badan bijh, dan kekuatan bijih maupun batuan dinding.
Dari keadaan ini, maka pemilihan metode dapat ditetapkan dengan melihat
kecocokannya dengan kondisi ekonomi-geologi dan kondisi lokal. Metode
idealnya dalah yang dapat member output terbesar dengan jam kerja minimal
dan pemakaian energi dan material terkecil, dan pada saat bersamaan
memberikan keamanan mencukupi terhadap pekerja, dan memberikan
pengaruh positif terhadap lingkungan maupun development tambang
dikemudian hari.
Dalam pemilhan suatu sistem tambang bawah tanah, memerlukan
pertimbangan-pertimbangan yang saling terintegrasi dari banyak faktor.
Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukuan antara lain:
1. Panjang, tebal dan lebar cebakan
Ketiga hal ini akan menentukan dimensi stope maksimum, yaitu yang
dikenal sebagai minimum stoping width.
2. Kemiringan cebakan
Kemiringan cebakan akan menentukan kemungkinan memanfaatkan
gravitasi dalam operasinya.Menurut W.A Hustrulit, 1982, kemiringan
cebakan mempunyai kaitan langsung dengan metode penambangan yang
dipilih.
3. Kedalaman operasi
Menjadi lebih kemungkinan pada kedalamn yang besar.Pada deep mines
metode yang menggunakan pilar sebagai sistem penyanggaannya kadang
kala menjadi tidak layak.
4. Faktor waktu
Waktu akan mempengaruhi strength-stress ratio suatu exposed rock
(missal pilar). Semakin lama waktu suatu pilar berdiri (exposed), maka
strength-stress ratio semakin menurun.
5. Kadar cebakan
Sebagai pedoman maka cebakan berkadar rendah memerlukan metode
produksi besar-besaran yang sering mengabaikan persentase recovery.
Dilain pihak, badan bijih kadar tinggi memerlukan metode yang
menjamin recovery tinggi.
6. Fasilitas lokal yang meliputi buruh dan material
Bila biaya buruh mahal, maka memerlukan metode yang mempunyai
mekanisasi tinggi. Ketersediaan timber dan material filling juga
mempengaruhi penerpan metode yang akan dipilih.
7. Modal yang tersedia

27

Biasanya semakin besar modal kerja awal, maka biaya opersi menjadi
rendah.Perusahaan dengan modal kecil memerlukan development yang
murah, juga metode yang cepat mendapatkan hasil.

8. Batas dengan badan bijih lain


Tingkat tegangan yang tinggi mungkin timbul pada pilar dipermukaan
kerja yang berdekatan.Dalam kondisi seperti ini mungkin diperlukan
filling pada stope bekas penambangan untuk mengurangi tegangan yang
tinggi.
9. Strength dan karakteristik fisik bijih dan batuan dinding atau material
yang berada diatas bijih
Hal ini akan mempengaruhi kompetensi, amblesan, kemudahan
pemboran, karakteristik breaking, cara handling yang cocok, cara
ventilasi dan cara pemompaan.
Karakteristik-karakteristik tersebut termasuk:
a. Tipe batuan
b. Tipe dan penyebaran alterasi
10. Biaya penambangan
Biaya metode penambangan antara lain berkaitan erat dengan nilai bijih
yang akan ditambang, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe
keahlian buruh yang tersedia.
11. Produktivitas
Produktivitas bisa dinyatakn dalam tons-per-mansift ratio, yaitu
menyatakan kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan broken ore
(dalam ton) setiap gilir kerja.
12. Masalah lingkungan
Beberapa masalah lingkungan yang mungkin terjadi adalah amblesan
(subsidence), berkurangnya hutan lokal untuk penyanggan, kualitas dump
site dan lain-lain.

BAB III
LANGKAH KERJA

28

Alat-alat
1.
2.
3.
4.
5.

Palu
Bor
Gergaji listrik
Penggaris besi
Gergaji

Bahan-bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lem kayu
Paku
Tripleks
Pensil
Pipa
Kertas
Cat

Langkah-langkah kerja
1. Untuk membuat tahap pertama. Membagi tripleks menurut jumlah bidang
yang ditentukan. (Disini dibagi atas 8 bidang)
2. Membuat bidang 1 berbentuk persegi panjang, bidang 1 berukuran panjang
100

cm

dan

lebar

50

cm.

Seperti

gambar

dibawah.

29

3. Membuat bidang 2 berbentuk huruf L. Seperti gambar dibawah.

4. Membuat bidang 3 berbentuk persegi panjang. Dengan ukuran panjang 44


cm dan lebar 98 cm. Seperti pada gambar dibawah ini.

30

5. Membuat bidang 4 berbentuk bentuk huruf L. Seperti gambar dibawah.

6. Membuat bidang 5 berbentuk persegi panjang. Dengan ukuran panjang 79


cm dan lebar 30 cm. Seperti gambar dibawah.

7. Membuat bidang 6 berbentuk persegi panjang. Dengan ukuran panjang 30


cm dan lebar 85 cm. Seperti gambar dibawah.

31

8. Membuat 7 berbentuk persegi panjang. Dengan ukuran panjang 79 cm dan


lebar 85 cm. Seperti gambar dibawah.

9. Membuat bidang 8 berbentuk huruf L. Seperti gambar dibawah.

10. Dari 8 bidang diatas kita gabung sehingga menghasilkan gambar seperti
dibawah.

32

11. Tahap selanjutnya ialah pembuatan ore body.


12. Pembuatan ore body dapat dibuat seperti gambar dibawah.

13. Setelah ore body telah selesai.

Kemudian digabungkan dengan tahap

pertama sehingga menghasilkan gambar seperti dibawah.

33

14. Kemudian buat lubang-lubang untuk memasang penyangga (stull timber).


Seperti pada gambar dibawah.

15. Setelah lubang-lubang penyangga dibuat pasangkan pipa di setiap lubang.


(gunakan lem lilin agar lebih erat)
16. Rekatkan ore pass pada dinding.
17. Pasangkan tiang penyangga ore pass, rel dan tangga.

34

18. Melakukan pewarnaan pada maket


19. Setelah cat pasangkanlah wire.
20. Setelah wire dipasang tutuplah bagian belakang maket dengan ukuran
panjang 100 cm dan lebar 100 cm.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Stull Stoping adalah
suatu metode penambangan bawah tanah yang menggunakan penyanggaan
kayu (timber), dan penyangga tersebut dipasang langsung dari hanging wall
ke foot wall. Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak
perlu disangga, kekuatan batuan samping mudah pecah, kemiringan endapan
tidak terlalu berpengaruh, ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan
masih bisa dicapai oleh penyangga kayu tanpa sambungan (timber), kadar
bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi
Cara penambangan metode ini adalah penerapannya dibatasi oleh
panjang stull, untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus
diisi dengan material pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut and fill,
kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lubang dapat dibiarkan
kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.

35

4.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas,dapat disarankan bahwa pemilihan metode
penambangan khususnya penambangan bawah tanah haruslah selektif dan
kritis dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: panjang, tebal dan
lebar cebakan,

kedalaman operasi, faktor waktu, kemiringan cebakan,

kedalaman operasi, faktor waktu, kadar cebakan, fasilitas lokal yang meliputi
buruh dan material, modal yang tersedia. Karena dengan pemilihan model
yang tepat maka proses penambangan pun tidak akan mengalami kendala
yang berarti.

Anda mungkin juga menyukai