Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II


SD N 1 NGRONGGAH BLORA
Umi Cahyaningrum, Iin Purnamasari
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
e-mail: umicahya93@gmail.com
ABSTRAK:
Penelitian ini dilatarbelakangi proses pembelajaran yang masih berpusat pada
guru, pembelajaran konvensioanal monoton, tidak menggunakan media dalam
pembelajaran, rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh penggunaan media pembelajaran Flash
Card terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II SD N 1 Ngronggah Blora?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran
Flash Card terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Ngronggah
Blora. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli setelah mendapatkan perlakuan
menunjukan bahwa motivasi dan hasil belajar menggunakan media flash card dapat
meningkat. Kesimpulannya adalah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran
flash card terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II SD N 1 Ngronggah Blora.
Kata Kunci: Media Flash Card, Motivasi, Hasil Belajar.

ABSTRACT
This research is motivated learning process is centered on the teacher, learning konvensioanal
monotonous, do not use the media in learning, lack of motivation and student learning outcomes.
The problem in this research is "How does the use of instructional media Flash Card for motivation
and learning outcomes of students in grade II SD N 1 Ngronggah Blora?". This study aims to
determine the effect of the use of instructional media Flash Card for motivation and learning
outcomes of students in grade II SD Negeri 1 Ngronggah Blora. Based on the opinion of some
experts after getting treatment showed that motivation and learning outcomes using flash media cards
can be increased. The conclusion is that there is the influence of media use flash cards for learning
motivation and learning outcomes of students in grade II SD N 1 Ngronggah Blora.
Keyword: Flash Media Card, Motivation, Learning Outcomes.

357

PENDAHULUAN
Perkembangan zaman sudah semakin pesat dan terjadi di semua aspek
kehidupan yang bersifat multi dimensional. Banyak yang mendapat pengaruh
termasuk salah satu aspek adalah pendidikan, juga merupakan hal penting untuk
diperhatikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dinyatakan sebagai berikut. Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Definisi di atas menunjukkan bahwa pendidikan merupakan hal yang wajib
dan harus diperoleh semua golongan. Karena tanpa pendidikan, manusia akan
kesulitan untuk mengembangkan diri serta mengikuti perkembangan yang semakin
pesat. Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan
masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai
generasi penerus dibentuk.
Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan dan
dituntut untuk selalu bisa up to date (sesuai dengan perkembangan zaman) terhadap
berbagai hal yang dapat bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Termasuk memilih media yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
yang akan dijelaskan. British Audio-Visual Association dalam Winataputra (2004: 5.7)
menyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui
indera menunjukkan komposisi sebagai berikut: 75 % melalui indera penglihatan
(visual); 13 % melalui indera pendengaran (auditori); 6 % melalui indera sentuhan dan
perabaan; 6 % melalui indera penciuman dan lidah. Dari hasil temuan ini dapat
diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau
melalui indera penglihatan. Salah satu media visual yaitu flash card sesuai dengan
karakteristik siswa yang aktif dan berfikir konkret. Pemilihan media pembelajaran
yang dirancang dengan baik dapat menarik perhatian dan meningkatkan motivasi

358

siswa dalam belajar. Proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa turut aktif
dalam pembelajaran.
Motivasi belajar siswa di kelas berkaitan dengan dorongan yang dimiliki untuk
mau menerima materi dalam pembelajaran. Bila keinginan atau kemauan siswa dalam
mengikuti pembelajaran sangat tinggi, maka hasil belajar yang dicapai juga meningkat.
Motivasi belajar siswa dalam kelas dapat meningkat didukung oleh suasana serta
kualitas pembelajaran yang diciptakan oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas II di SD N 1 Ngronggah mengatakan bahwa penggunaan metode ceramah
dan tidak menggunakan media menyebabkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran di kelas masih rendah. Siswa cenderung diam (pasif) dan kurang aktif
dalam pembelajaran, berakibat pada hasil belajar siswa kelas II kurang memuaskan.
Nilai rata-rata kelas hanya mencapai angka 3.
Berdasarkan kenyataan yang telah ditemui, guru masih menggunakan metode
konvensional ceramah dalam menjelaskan materi pembelajaran, maka peneliti
menawarkan agar pembelajaran tampil berbeda dengan menggunakan media. Peneliti
dalam hal ini akan melakukan penelitian pengaruh penggunaan media flash card
terhadap motivasi dan hasil belajar. Dalam penelitian ini proses pembelajaran yang
ada di SD N 1 Ngronggah khususnya pada kelas II, dengan

judul Pengaruh

Penggunaan Media Flash Card terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD
N 1 Ngronggah Blora.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu
Bagaimanakah pengaruh penggunaan media flash card terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa kelas II SD N 1 Ngronggah Blora?
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
flash card terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas II SD N 1 Ngronggah Blora.
Hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan penggunaan media flash card
adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Ely Husniyah tahun 2011 dengan judul
penelitian Pengaruh Media Pembelajaran Flash Card Terhadap Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Arditama Tambak Sumur
Waru Sidoarjo . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penerapan
media pembelajaran flash card di SMP Arditama Tambak Sumur Waru Sidoarjo. (2)
Bagaimana pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Arditama Tambak
359

Sumur Waru Sidoarjo (3) Apakah ada pengaruh media pembelajaran flash card
terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Arditama Tambak
Sumur Waru Sidoarjo. Berdasarkan masalah tersebut diatas dan setelah dianalisa
dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan media pembelajaran flash card adalah baik; (2)
Pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI juga tergolong baik; (3) Pengaruh media
pembelajaran flash card terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SMP
Arditama Tambak Sumur Waru Sidoarjo, berdasarkan analisis diperoleh dari
persamaan regresi linier

y=24,65+2,2x, rxy hasil perhitungan = 0,67 dengan

jumlah responden 36 siswa, r pada tabel koefisien korelasi product moment taraf
signifikan 5% adalah 0,339.
Penelitian lain dilakukan oleh Mentari Nagraha J tahun 2014 dengan judul
penelitian Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Flash

Card Pada Anak Kelompok B di Tk Satu Atap Jogoboyo Purwodadi Purworejo.


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan
menggunakan media flash card pada anak Kelompok B di TK Satu Atap Jogoboyo,
Purwodadi, Purworejo. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada tahap pratindakan
kemampuan membaca permulaan anak memperoleh rata-rata persentase sebesar
39,24%, meningkat menjadi 62,64% pada Siklus I, dan menjadi 82,24% yang
termasuk dalam kriteria sangat baik pada Siklus II.
Media Flash Card
Berbagai jenis media yang siap pakai sekarang sudah banyak dijual di pasaran.
Mulai yang sangat sederhana sampai kepada media yang canggih dan kompleks.
Hernawan (2008: 22) menyatakan bahwa media pembelajaran pada umumnya dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu: (1) media visual; (2) media audio; dan (3)
media audio visual. Media visual dibagi menjadi dua jenis, yaitu media visual
diproyeksikan dan media visual tidak diproyeksikan.
Terdapat berbagai macam media yang dapat membantu proses pembelajaran.
Hasan (2012: 66) menyebutkan bahwa flash card merupakan terobosan dalam bidang
pendidikan anak usia dini yang menggunakan sejumlah kartu sebagai alat bantu.
Media flash card memungkinkan balita mampu untuk belajar membaca dengan cara

360

mengingat gambar dan bentuk. Dalam hal ini, perkembangan otak kanan anak akan
terstimulasi sejak dini.
Flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang
ukurannya seukuran postcard atau sekitar 25 x 30 cm. Gambar yang ditampilkan
dalam kartu tersebut adalah gambaran tangan atau folio yang sudah ada dan
ditempelkan pada lembaran kartu-kartu tersebut. Gambar yang ada pada media ini
merupakan rangkaian pesan yang disajikan

dengan keterangan pada bagian

belakangnya. Dan media ini hanya cocok untuk kelompok kecil yang tidak lebih dari
25 orang (Indriana, 2011: 68).
Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa media flash card termasuk dalam
media visual 2 dimensi tidak diproyeksikan, jenis gambar fotografik berupa kartu
yang memuat gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan, sehingga dapat
menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan.
Macam-macam flash card:
Banyak macam dari media flash card yang digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan anak, adalah sebagai berikut:
1) Flash card Benda
Perkenalkan gambar-gambar benda, mulai dari yang ada disekitar anak, seperti
hewan, buah-buahan, dan sebagainya, sehingga perbendaharaan benda yang
dilihat semakin banyak.
2) Flash card Abjad
Pada bagian ini, perkenalkan bayi dengan 26 abjad atau huruf sejak dini.
3) Flash card Angka
Kenalkan bayi dengan angka-angka, dari angka 1-10. Memperkenalkan angka
sejak usia dini, juga awal anak belajar berhitung.
4) Flash card Warna
Kenalkan bayi dengan berbagai jenis warna dasar. Ada 10 warna yang menarik,
yang dapat kita perlihatkan kepada buah hati kita.
Masih banyak jenis flash card yang perlu diperkenalkan kepada anak sejak usia
dini, misalnya huruf hijaiyah (dasar-dasar huruf arab, huruf cina) dan jenis gambar

361

yang lain (Hasan, 2012: 68). Berdasarkan hal ini maka pengenalan sejak dini kepada
anak akan sangat bermanfaat dan membantu memperkaya kosakata yang dimiliki.
Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card
Semua media pembelajaran yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa
memiliki kelebihan. Menurut Indriana (2011: 68) terdapat berbagai kelebihan media
flash card, yaitu:
1) Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang seukuran postcard.
2) Praktis dalam membuat dan menggunakan, sehingga kapanpun anak didik bisa
belajar dengan baik menggunakan media ini.
3) Gampang diingat karena kartu ini bergambar yang sangat menarik perhatian,
atau berisi huruf atau angka yang simple dan menarik, sehingga merangsang otak
untuk lebih lama mengingat pesan yang ada dalam kartu tersebut.
4) Media ini juga sangat menyenangkan digunakan sebagai media pembelajaran,
bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan (Indriana, 2011: 68).
Pendapat diatas menegaskan bahwa flash card adalah media yang tepat untuk
membantu siswa/ anak mengingat dan mempelajari informasi baru. Kartu ini mudah
dibuat dan digunakan. Kartu bergambar dengan warna-warna menarik bisa sangat
bermanfaat untuk mengajar. Flash cards bisa digunakan untuk menciptakan memory
games, review quizzes (pengulangan pelajaran di sekolah), guessing games (tebak-tebakan),
bahkan untuk memperkenalkan topik diskusi.
Sedangkan kekurangan dari media flash card yaitu terkadang anak hanya
menghafal dari gambar-gambar di kartu tanpa mengetahui apa yang dimaksudkan.
Motivasi
Motif atau dalam bahasa Inggris motive berasal dari kata movere atau motion
yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dalam psikologi, istilah motif pun
erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
disebut juga perbuatan atau perilaku.
Selain istilah motif, dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang merujuk kepada seluruh proses
gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
362

individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir
daripada tindakan atau perbuatan (Sarwono, 2010: 137).
Manfaat Motivasi dalam Belajar
Adapun manfaat motivasi di dalam belajar menurut Hakim (2002: 27) di
antaranya sebagai berikut: 1) Memberikan dorongan semangat kepada siswa atau
mahasiswa untuk rajin belajar dan mengatasi kesulitan belajar; 2) Mengarahkan
kegiatan belajar siswa atau mahasiswa kepada suatu tujuan tertentu yang berkaitan
dengan masa depan dan cita-cita; 3) Membantu siswa atau mahasiswa untuk mencari
suatu metode belajar yang tepat dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan suatu tujuan. Motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan. Adanya motivasi sangat diperlukan karena tanpa
memiliki motivasi bagaikan kehilangan semangat hidup.
Hasil Belajar
Purwanto (2014:54) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Ini berarti dapat juga diartikan suatu konsep yang dapat diserap oleh
orang sehingga menghasilkan hal yang baru.

Konsep akan terbentuk dari

pengetahuan yang dimiliki dari lingkungan sekitar. Karena lingkungan merupakan


suatu tempat yang dapat memberikan banyak informasi.
Winkle dalam Purwanto (2014:45) menyatakan hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap tingkah laku. Pendapat Winkle
tersebut memfokuskan bahwa hasil belajar bisa dilihat dari perubahan tingkah laku
setelah seseorang mengalami sebuah proses, dalam hal ini dapat diartikan sebagai
proses belajar. Hasil belajar juga dapat diketahui melalui perubahan tingkah laku
seseorang dari yang negatif menjadi tingkah laku positif dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari. Perubahan yang terjadi melalui suatu proses yang tidak mudah. Masih
memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mengubah tingkah laku seseorang.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku manusia berupa pola-pola perbuatan, nilai363

nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan akibat dilakukan suatu aktivitas
belajar. Perubahan terjadi secara berkesinambungan.
Domain Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2014: 48), domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku
kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi
dalam tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotor. Potensi perilaku untuk diubah,
pengubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1
Perubahan Perilaku
Input
Proses
Hasil
Siswa:
Proses belajar mengajar Siswa:
1. Kognitif
1. Kognitif
2. Afektif
2. Afektif
3. Psikomotorik
3. Psikomotorik
Potensi perilaku yang
Usaha mengubah
Perilaku yang telah
dapat diubah
perilaku
berubah:
1. Efek pengajaran
2. Efek pengiring
Sumber: Purwanto (2014: 49)
Berdasarkan tabel di atas menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perwujudan
kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.
Kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama
pengajaran (instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil
utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk
diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedang hasil pengiring adalah
hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk dicapai.
Pengelompokan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga
jenis domain yang melekat pada diri peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasil
belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam
setiap kegiatan evaluasi hasil belajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar seluruh
kecakapan yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh

364

melalui proses belajar mengajar di sekolah dinyatakan dengan angka dan diukur
menggunakan tes hasil belajar dan pengamatan guru.
Simpulan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ely Husniyah tahun 2011 dengan judul
penelitian Pengaruh Media Pembelajaran Flash Card Terhadap Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Arditama Tambak Sumur
Waru Sidoarjo bahwa (1) penerapan media pembelajaran flash card adalah baik; (2)
Pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI juga tergolong baik; (3) Pengaruh media
pembelajaran flash card terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SMP
Arditama Tambak Sumur Waru Sidoarjo, berdasarkan analisis diperoleh dari
persamaan regresi linier

y=24,65+2,2x, rxy hasil perhitungan = 0,67 dengan

jumlah responden 36 siswa, r pada tabel koefisien korelasi product moment taraf
signifikan 5% adalah 0,339.
Penelitian oleh Mentari Nagraha J tahun 2014 dengan judul Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Flash Card

Pada Anak

Kelompok B di Tk Satu Atap Jogoboyo Purwodadi Purworejo. Hasil penelitian yang


diperoleh yaitu pada tahap pratindakan kemampuan membaca permulaan anak
memperoleh rata-rata persentase sebesar 39,24%, meningkat menjadi 62,64% pada
Siklus I, dan menjadi 82,24% yang termasuk dalam kriteria sangat baik pada Siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ely Husniyah tahun 2011
dan Mentari Nagraha J dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan media
pembelajaran Flash Card

dalam pembelajaran sehingga dapat meningktkan hasil

belajar siswa. Maka peneliti akan menggunakan media flash card dalam pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas II SD N 1 Ngronggah
Blora.
SARAN
Berdasarkan hasil di atas, saran yang perlu disampaikan adalah dalam proses
pembelajaran
1. Hendaknya guru dapat menggunakan media flash card dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas agar siswa tidak merasa bosan dan ikut berpartisipasi aktif.
365

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi jika nantinya ingin
meneliti dengan media yang sama atau sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Thursan. 2002. Belajar Cara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hasan, Mamunah. 2012. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Diva Press.
Hernawan, Asep Herry. 2008. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Husniyah, Ely. 2011. Pengaruh Media Pembelajaran Flash Card Terhadap Pemahaman Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Smp Arditama Tambak Sumur Waru
Sidoarjo. http://digilib.uinsby.ac.id/8797/. Diakses pada 5 Maret 2015 Pukul
19.55 WIB.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.
J, Mentari Nagraha . 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan
Media Flash Card Pada Anak Kelompok B Di Tk Satu Atap Jogoboyo Purwodadi
Purworejo.

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/8795/16/896.

Diakses pada 5 Maret 2015 Pukul 20. 07 WIB.


Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sinar Grafika. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Sinar Grafika.
Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Winataputra, Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

366

Anda mungkin juga menyukai