Anda di halaman 1dari 34

komponen-komponen 8 keterampilan mengajar

8 Keterampilan Mengajar
Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Pertama, keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik
mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun
keterampilan bertanya lanjut
Kedua, keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai
keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi
siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan
guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan,
membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan
kegiatan belajar-mengajar.
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi
segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan
harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan
keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru
perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam
proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh, keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta
pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan, keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar,
penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan (sumber :
dibaca dari Buku Pengelolaan Kelas/Drs. ade rukmana, Asep sunary S.Pd, Mpd.)
Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan tentang 8 keterampilan yang harus dikuasai
oleh seorang guru meliputi :
1. Pertama, KETERAMPILAN BERTANYA
A. Rasional
Semua orang tanpa batas umur melakukan kegiatan bertanya.Anak kecil biasanya
selalu ingin tau bahkan pada masa perkembangan anak ada masa yang disebut
masa apa itu.
Dalam kegiatan pembelajaran bertanya cukup mendominasi kelas.Menurut hasil
penelitian sejak abad 20 melaporkan bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya
untuk bertanya(G.A.Brown dan R. Edmondson,1984).Data ini menunjukan bahwa
kegiatan bertanya sangat penting dalam proses pembelajaran.

Tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi.Namun kegiatan bertanya oleh


guru adalah untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa,antara
siswa dengan siswa dan mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Ada 4 alasan seorang guru harus menguasai keterampilan bertanya,yaitu:
1. Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode
ceramahnya sehingga siswa pasif,dengan keterampilan bertanya guru berusaha
membuat siswa lebih aktif.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk
bertanya,sehingga keinginan anak bertanya menjadi terpendam.
3. Penerapan pendekatan CBSA dalam kegiatan pembelajaran menuntut
keterlibatan siswa secara mental intelektual.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk
menguji pemahaman siswa.

B. Definisi dan fungsi Pertanyaan


G.A.Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai berikut:
segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal(lisan).
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
1. Membangkitkan minat dan keingin tahuan siswa tentang suatu topic.
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakan penerapan belajar aktif.
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstruykturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal.
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman
tentang informasi yang diberikan.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan
guru.
11. Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi.
12. Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.
C. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar sebagai berikut:
a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas

b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntunan
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
Sesuai dengan namanya,penggunaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk
berdasarkan penggunaan keterampilan bertanya dasar.Komponen keterampilan
bertanya lanjut adalah:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya mengundang siswa untuk
berpikir.Kualitas proses mental yang terjadi pada siswa ketika memikirkan jawaban
pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru.Guru hendaknya
mengajukan pertanyaan yang tergolong tinggi pada taksonomi Bloom,pertanyaan
yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan,
Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan kemudian beralih
kepertanyaan yang lebih tinggi.Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan jika guru
sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk melakukan
analisis,padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang bersifat
pemahaman.Pertanyaan yang tidak sistematis akan membingungkan siswa dan
menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak,
Fungsi pertanyaan pelacak untuk mengembangkan atau meminta jawaban yang
lebih tepat pada siswa.Teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru
antara lain:
1. Meminta klarifikasi
2. Meminta siswa memberi alasan
3. Meminta kesepakatan pandangan siswa
4. Meminta ketepatan jawaban
5. Meminta jawaban yang lebih relevan
6. Meminta contoh
7. Meminta jawaban yang lebih kompleks
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1) Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang
siswa,
2) Mendorong siswa mengajukan pertanyaan sehingga tidak hanya guru yang
bertanya,
3) Jika siswa mengajukan pertanyaan berikan kesempatan kepada siswa lain untuk

menjawab pertanyaan tersebut.


D. Prinsip Penggunaan
Prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menghindari kebiasaan berikut:
a. Mengulangi pertanyaan sendiri
b. Mengulangi jawaban siswa
c. Menjawab pertanyaan sendiri
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e. Mengajukan pertanyaan ganda
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberi waktu berpikir
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan.
2. Kedua, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
1. Pengertian
Memberipenguatan atau reinforcement merupakan tindakan ataurespon
terhadapsuatubentukprilaku yang
dapatmendorongmunculnyapeningkatankualitastingkahlakutersebutdisaat yang
lain.Responada yang positif da nada yang negative
dimanaresponpositifmisalnyaanak di berikanhadiahatau Fujian sedangkanrespon
yang negaatifadalahmemberihukuman ,namunkeduarespontersebutmemilikitujua
yang samayaituinginmerubahtinggkahlakuseseorang. Responpositifbertujuan agar
tingkahlaku yang sudahbaik (bekerja, belajar ,danberprestasi)
itufrekuensinyaakanberulangataubertambah. Sedangkanrespon negative
( hukuman) bertujuan agar tingkahlaku yang
kurangbaikitufrekuensinyaberkurangatauhilang. Pemberianrespon yang
demikiandalam proses belajarmengajardisebut memberipenguatan.
2. Tujuan
Menggunakanketerampilanmemberipenguatandalampengajaran, guru
bertujuanuntuk :
a. Membangkitkanmotivasibelajarpesertadidik.
b. Merangsangpesertadidikberfikir yang baik.
c. Menimbulkanperhatianpesertadidik
d. Menumbuhkankemampuanberinisiatifsecarapribadi
e. Mengendalikandanmengubahsikap negative
pesertadidikdalambelajarkearahprilaku yang mendukungbelajar.
3. Penggunaan di dalamkelas

Tujuanpenggunaanketerampilanmemberipenguatan di dalamkelasadalahuntuk:
Meningkatkanperhatiansiswa,
membantusiswabelajarbilapemberianpenguatandigunakansecaraselektif.
Memberimotivasikepadasiswa.
Di pakaiuntukmengontrolataumengubahtingkahlakusiswa yang mengganggu,
danmeningkatkancarabelajar yang produktif.

Mengembangkankepercayaandirisiswauntukmengaturdirisendiridalampengalamanb
elajar.
Mengarahkanterhadappengembanganberfikir yang divegendanpengambilaninisiatif
yang bebas.
4. Aplikasi
Semuaaspek yang terdapat yang
terdapatpadapemberianpenguatandapatberpengaruhpadakelompokusiasiswa yang
manapun ,tidakterbataspadasatutingkatsekolahtertentusaja, tetapisama,
baikuntukanak yang dewasamaupun yang belumdewasa, hal yang
perludiperhatikadalampemberianpenguatanialah guru
harusyakinbahwasiswaakanmenghargainyadanmenyadariakanrespon yang
diberikan guru, pemberianpenguatandapatdilakukanpadasaat:
Siswamemperhatika guru, memperhatikankawanlainyadanbenda yang
menjaditujuandiskusi
Siswasedangbelajar ,mengerjakantugasdaribuku, membacadanbekerja di
papantulis.
Menyelesaikanhasilkerja (selesaipenuh, ataumenyelesaikan format).
Bekerjadengankualitaskerja yang baik ( kerapian, ketelitian, keindahan,
danmutumateri)
Perbaikanpekerjaan( dalamkualitas, hasilataupenampilan).
Ada katagoritingkahlaku (tepat, tidaktepat, verbal, pisik, dantertulis)
Tugasmandiri
(perkembanganpadapengarahandirisendirimengelolatingkahlakusendiridanmengam
bilinisiatifkegiatansendiri).
5. Komponen /Jenis-jenispenguatan
Guru dapatmenggunakanjenis jenispenguatandalam proses
pembelajaransesuaidengansituasidankondisi yang berlangungdikelasnya, jenisjenispeguataniniadalah:
Penguatan verbal, yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat
yang di ucapkanseperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamucerdas,
setuju, ya, betul, tepat, dansebaagainya.
Penguatan Gestural, yaitupenguatanberupageraktubuhataumimiklmuka yang
memberiarti /kesanbaikkepadapesertadidik. Penguatan gestural
dapatberupatepuktangan, acunganjempol, anggukantersenyumdansebagainya.
Penguatandengancaramendekati, yaituperhatian guru
kepadapesertadidikdengancaramendekatinya.
Penguatandengancaramendekatiinidapatdilakukantatkalapesertadidikmenjawaperta

nyaan, bertanya, diskusi, atauaktivitaslainya.


Penguatandengancarasentuhan, yaitupenguatan yang dilakukan guru
dengancaramenyentuhpesertadidik, seperti, seperti menepukpundakpesertadidik
menjabattangan, mengusaprambutkepala, mengankattanganpesertadidik dsb
Penguatandenganmemberikegiatan yang menyenangkan.
Memberipenghargaankepadakemampuanpesertadidikdalamsuatubidangtertentusep
ertipesertadidik yang pandaibernyanyidiberikankesempatanuntukmelatih vocal
padatemanya, yang pandaidapatdijadikan tutor sebaya, dansebagainya.
Penguatanberupatanda. Adakalanya guru
memberikanpenilaiankepadapeseertadidik yang berupa symbol-simbolataubendabenda. Penguataninidapatberupakomentartertulisataskaryapesertadidik,
hadiahberupabukutulis, piagam ,lencanadansebagainya.
6. Model-model penguatan
Ada beberapa model yang dapatdilakukanoleh guru dalammemberipenguatanyaitu:
Penguatanseluruhkelompok
Pemberianpenguatankepadaseluruhanggotakelompokdalamkelas yang
dapatdilakukansecaraterusmenerussepertihalnyapadapemberianpenguatanuntukindividu.Penguatan verbal,
gestural, tanda ,dankeiatanadalahmerupakankomponenpenguatan yang dapat di
peruntukanpadaseluruhanggotakelompok
Penguatan yang ditundapemberianpenguatandenganmenggunakankomponen
yang manapun, sebiknyasesegeramungkin di
berikankepadasiswasetelahmelakukansesuaturespon.
Penundaanpenguatanpadaumumnyaadalahkurangefektifbiladibandingkandenganpe
mberiansecaralangsung.
Tetapipenundaantersebutdapatdilakuakandenganmemberipenjelasanatauisarat
verbal bahwapnghargaanituditundadanakandiberikankemudian. Pepatah yang
sesuaiuntukinimisalnya lebihbaikterlambatdaripadatidaksamasekali
Penguatan partial
Penguatan partial dalamhalinisamadenganpenguatansebagiansebagianatautidakkesinambungan
,diberikankepadasiswauntuksebagiandariresponya.
Sebenarnyapenguatantersebutdigunakanuntukmenghidaripenggunaanpenguatan
yang negative danpemberiankritik
Penguatanperorangan
Pemberianpenguatandengansecarakhusus, misal-nyamenyebutkemampuan,
penampilan, dannamasiswa yang
bersangkutanadalahlebihefektifdaripadatidakmenyebutapa-apa.
3. Ketiga, KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN,
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1. Pengertian.
Keterampilan mengajar kelompok kecil adan waktu adalah kemampuan guru

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara berkelompok dengan jumlah
peserta didik berkisar antara 3 sampai 5 orang atau paliong banyak 8 orang untuk
setiap kelompoknya. Sedangkan ketrampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
2. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ada 4 yaitu:
a. Keterampilan dalam pendekatan pribadi
Aspek dalam keterampilan pendekatan pribadi adalah:
1) Kehangatan, guru harus menampilkan kehangatan kepada siswa.
2) Peka, guru harus peka terhadap siswa dan kebutuhan siswa.
3) Mendengarkan, guru perlu mendengarkan secara simpati dan merespon secara
positif terhadap pikiran siswa dan membuat hubungan yang saling percaya.
4) Membantu, guru bisa membantu siswa jika siswa mengahadapi masalah.
b. Keterampilan dalam mengorganisasikan
Aspek dalam keterampilan mengorganisasikan adalah:
1) Orientasi pendahuluan oleh guru untuk menetapkan tujuan, masalah atau tugas,
untuk penentuan pembagian kerja sebelum pembagian kerja sebelum pembagian
kelompok dan perorangan dilakukan.
2) Pembagian kegiatan, guru menyiapkan tempat kerja, peralatan, prosedur, aturan,
waktu yang digunakan dan lain-lain.
3) Guru mengatur pembagian kelompok secara tepat.
4) Guru mengkoordinasikan kemajuan diskusi penggunaan materi dan sumber
untuk membantu siswa.
5) Membagi perhatian terhadap berbagai macam kegiatan baik yang dikerjakan
secara kelompok maupun perorangan.
6) Pada akhir kegiatan guru membantu siswa untuk mengklarifikasi hasil dengan
memberikan kulminasi tugas kegiatan berupa laporan atau tukar pengalaman dari
semua siswa.
c. Keterampilan dalam membimbing belajar
Aspek dalam keterampilan membimbing belajar adalah:
1) Membantu siswa untuk memajukan kegiatan belajarnya dengan meminilkan
frustasi, guru perlu menggunakan berbagai variasi pemberian penguatan secara
verbal dan non verbal kepada kelompok dan perorangan untuk memberi motivasi
kemajuan belajar.
2) Mengembangkan supervisi proses lanjut guru berkeliling sehingga sebagai nara
sumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan dan sebagai interaksi
guru dan siswa untuk secara langsung memberi tutorial, sebagai pemimpin diskusi,
atau sebagai katalisator untuk meningkatkan siswa dalam belajar dan berfikir
melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat.
3) Supervisi terintegrasi yang digunakan dengan maksud untuk mengevaluasi
kemajuan dari berbagai macam kegiatan dalam mempersiapkan saling tukar

pengalaman tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan.


d. Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan KBM
Kegiatan guru dalam kegiatan belajar mengajar seperti membuka pelajaran,
menyajikan kegiatan inti, membimbing perserta didik, dan mengevaluasi hendaklah
diatur dengan baik dan penuh kesungguhan.
4. Keempat, KETERAMPILAN MENJELASKAN
1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah
penyajian informasi secara lisanyang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara
sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatanguru dalam
interaksinyadengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih
mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam
memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi
untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimaldari penjelasan
dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.
2. Komponen-Komponen keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama
yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkenaan dengan
isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan
jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan
hokum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan. Mengenai yang berhubungan dengan penerimaan pesan (siswa)
hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang
akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang
sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
b. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dngan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti e,
aa, mm, kira-kira, umunya, biasanya, seringkali dan istilah-istilah yang tidak
dapat dimengerti oleh anak.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Dalam memberikan penjelasan sebaiknya
digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: Dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan

perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu
penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti
Yang terpenting adalah, Perhatikan baik-baik konsep ini, atau Perhatikan, yang
ini agak sukar.
d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya member kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan
itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti
Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi? Juga perlu ditanyakan, Apakah
penjelasan tadi bermakna bagi kalian? dan sebagainya.
3. Tujuan Memberikan Penjelasan
a) Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hokum, dalil, fakta, definisi,
dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan.
c) Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman murid.
d) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan
mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
5. Kelima, KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran :
Membuka pelajaran adalah: kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari.
Menutup pelajaranadalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran.dalam proses belajar mengajar.
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus
melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komnponen ketrampilan itu adalah
menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.
Komponen dan aspek itu meliputi :
1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
1. Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau
kegiatan yang berbeda dari biasanya.
2. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Seperti : gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan
terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
3. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2. Menimbulkan Motivasi

Cara untuk menimbulkan motivasi


1. Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong
tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan
timbul.
2. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri
kenyataan sehari-hari
Contoh : Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa
banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.
3. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat
berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.
3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif
yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus
dipelajari.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
1. Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan
pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa.
Contoh : Guru : hari ini kita belajar mengarang cerita perhatikan tiga buah gambar
berikut lalu berdasarkan gambar itu tulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang
100 kata
2. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam
mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius
air mendidih langkah yang harus kalian kerjakan adalah :
Mengukur temperature yang belum dipanasi
Lalu nyalakan lampu spirtus ini dan panaskan air dalam gelas ini
Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan
pada temperatur.
3. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Misalnya : Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari
sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat
digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
4. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam
mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.

Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan
pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan
oleh film tersebut.
4. Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah
dibuat ssiswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah
pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah
yang disebut dengan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
1. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya
telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi
pelajaran terdahulu secara singkat.
2. Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini
dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama.
Contoh : Guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan
sebelum mengerjakan pembagian.
3. Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan
bahan secara terperinci.

Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan
penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok
materi.
Komponen dan aspek itu meliputi:
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan
sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi
Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM).
Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak
memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan
pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.
Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
1. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : Setelah selesai mengarang puisi guru dapat meminta siswa untuk
membacakan di depan kelas.
2. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain

Contoh : Guru merupakan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal


persamaan.
3. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan
guru atau siswa lain.
4. Soal-soal tertulis
Uraian
Tes objektif
Melengkapi lembar kerja
6. Keenam, KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau
memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79).
Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok
kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat
melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).
B. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai
berikut :
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
berkomunikasi
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa,
Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
C. Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a). Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
b). Kemukakan masalah-masalah khusus
c). Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
d). Rangkum hasil pembicaraan diskusi
2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
b) Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut

c) Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau


contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara
lebih jelas.

3. Menganalisis pandangan/pendapat siswa.


Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok.
Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut
dengan cara sebagai berikut :
a) Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
b) Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan siswa
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
c) Memberikan waktu untuk berpikir
d) Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah
langsung secara bijaksana
b) Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada
siswa yang pendiam terlebih dahulu
c) Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d) Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar
siswa dapat ditingkatkan
6. Menutup diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
b) Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
c) Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai
(Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
d) Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil memiliki dua prinsip, yaitu :
i. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan
antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan
kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota
kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan

bebas mengemukakan pendapat.


ii. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
o Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan
kemampuan siswa
o Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang
tunggal
o Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar
para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu
memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa
(Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).
7. Ketujuh, KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. Pengertian ketrampilan mengelola kelas
keterampilan mengelola kelas adalah ketrampilan yang mencakupi keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi optimal saat terjadinya proses belajar mengajar, yang
meliputi pengaturan siswa dan lingkungan belajar (fasilitas). Kondisi optimal yang
harus diciptakan dan dipertahankan itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan terjadi secara efektif dan efesien. Dalam kegiatan pengelolaan
kelas, ketika kelas terganggu, guru harus dapat menciptakan dan berusaha
mengembangkannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Istilah lain dari kata pengelolaan adalah "manajemen". Manajemen berarti
ketatalaksanaan, tata pimpin, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan menurut
Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu
kegiatan.
Sedangkan pengertian kelas diantaranya menurut :
1. Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar
bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
2.Suharsimi Arikunto yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. kemudian dipertegas bahwa
kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam
pengajaran secara tradisional.
2. Hadari Nawawi, memandang pengertian kelas dari dua sudut, yaitu :
a.Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
b.Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang
kreatif untuk mencapai tujuan.
Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha

yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.


Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian pengelolaan kelas
diantaranya :
1. Di tinjau dari paham lama yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
2. Di tinjau dari paham baru yaitu diantaranya menurut :
a. Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Jonshon dan Mary A. Bany,
bahwa
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat
terhadap problem dan situasi kelas.
b. Sudirman N. dkk, bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan
potensi kelas.
c. Hadari Nawawi mengatakan bahwa pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah hingga waktu dan dana yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang
berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
d. Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga terlaksana
kegiatan belajar.
B. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi dua yaitu :
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi
belajar yang optimal, meliputi :
1. Menunjukkan sikap tanggap
Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada
bersama dengan para siswanya, memberikan perhatian, sekaligus mengontrol
kepedulian dan ketidakacuan para siswanya. Sikap tanggap ini dapat dilakukan
dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan
serta memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacuan siswa dalam bentuk
teguran.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama, dengan cara :
a. Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan
kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual.
b. Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan
sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan
siswa yang lain.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan
perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerjasama.

Memusatkan dapat dilakukan dengan cara :


a. Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang
suatu hal sebelum menyampaikan materi.
b. Menuntut tanggung jawab, atas keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik
dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu atau memberikan
tanggapan.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa tidak kebingungan.
5. Menegur
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga
mengganggu proses pembelajaran didalam kelas, maka guru hendaknya
memberikan teguran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tegas dan jelas teruju kepada siswa yang mengganggu.
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6. Memberi penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, maka
penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.
b. Keterampilan yang berhubungan degan pengembalikan kondisi belajar yang
optimal, meliputi:
1. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku menurut Bootzin (dalam Soetarlinah Soekadji, 1983) merupakan
usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip
psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam perspektif behaviorist
modidifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan secara sistematis teknik
kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial
tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.
2. Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok
Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
Memeliharah kegaiatan-kegiatan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut dengan
seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.
C. Aspek-aspek dalam pengelolaan kelas.
Aspek Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat berarti segala tindakan guru, berupa kepemimpinan,
penugasan dan ketatalaksanaan dalam praktek penyelenggaraan kelas. Ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan di dalam mengelola kelas, kalau aspekaspek ini tidak mendapat perhatian, kemungkinan sistem pengelolaan kelas tersebut
tidak akan tercapai tujuannya, sehingga proses pendidikan di kelas itu tidak akan
berhasil. Atau tidak berjalan sama sekali, bahkan mungkin pula terjadi suatu sistem
intruksional yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan beberapa studi tentang masalah pengelolaan untuk kepentingan teori


dan praktek kependidikan, maka beberapa aspek pengelolaan kelas yang perlu
diperhatikan:
1.Perencanaan Instruksional.
2.Pengorganisasian Belajar.
3.Pembinaan Siswa.
4.Supervisi.
5.Evaluasi.
1. Perencanaan instruksional dimaksudkan sebagai media untuk mengarahkan
kegiatan-kegiatan organisasi belajar mengarah pada kegiatan-kegiatan guru dan
siswa dalam pelaksanaan pengajaran.
2. Pengorganisasian belajar merupakan usaha guru dalam menciptakan wadah dan
fasilitas atau lingkungan belajar yang serasi, sesuai dengan kebutuhan dan
menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Pembinaan siswa merupakan usaha untuk membangkitkan dan mengarahkan
motivasi belajar siswa.
4. Supervisi adalah usaha guru dalam mengamati, membantu, menugaskan dan
mrengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan perencanaan instruksional
yang telah di susun sebelumnya.
5. Sedangkan evaluasi ditujukan terhadap keempat aspek yang telah disebut
terdahulu, yaitu pelaksanaan kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Hasil evaluasi
ini digunakan sebagai umpan balik untuk meninjau kembali segala perencanaan dan
kegiatan yang telah dilaksanakan agar kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan
hal-hal yang sudah memadai bisa dipertahankan sehingga kegiatan belajar
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Diposkan oleh Putu Sutrisna di 01.17
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
KAMIS, 07 APRIL 2011

komponen-komponen 8 keterampilan mengajar


8 Keterampilan Mengajar
Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Pertama, keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik
mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun
keterampilan bertanya lanjut

Kedua, keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai


keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi
siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan
guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan,
membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan
kegiatan belajar-mengajar.
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi
segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan
harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan
keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru
perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam
proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh, keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta
pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan, keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar,
penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan (sumber :
dibaca dari Buku Pengelolaan Kelas/Drs. ade rukmana, Asep sunary S.Pd, Mpd.)
Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan tentang 8 keterampilan yang harus dikuasai
oleh seorang guru meliputi :
1. Pertama, KETERAMPILAN BERTANYA
A. Rasional
Semua orang tanpa batas umur melakukan kegiatan bertanya.Anak kecil biasanya
selalu ingin tau bahkan pada masa perkembangan anak ada masa yang disebut
masa apa itu.
Dalam kegiatan pembelajaran bertanya cukup mendominasi kelas.Menurut hasil
penelitian sejak abad 20 melaporkan bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya
untuk bertanya(G.A.Brown dan R. Edmondson,1984).Data ini menunjukan bahwa
kegiatan bertanya sangat penting dalam proses pembelajaran.
Tujuan bertanya adalah untuk memperoleh informasi.Namun kegiatan bertanya oleh
guru adalah untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa,antara
siswa dengan siswa dan mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Ada 4 alasan seorang guru harus menguasai keterampilan bertanya,yaitu:
1. Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode
ceramahnya sehingga siswa pasif,dengan keterampilan bertanya guru berusaha
membuat siswa lebih aktif.

2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk
bertanya,sehingga keinginan anak bertanya menjadi terpendam.
3. Penerapan pendekatan CBSA dalam kegiatan pembelajaran menuntut
keterlibatan siswa secara mental intelektual.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk
menguji pemahaman siswa.

B. Definisi dan fungsi Pertanyaan


G.A.Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai berikut:
segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal(lisan).
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
1. Membangkitkan minat dan keingin tahuan siswa tentang suatu topic.
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakan penerapan belajar aktif.
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstruykturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal.
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman
tentang informasi yang diberikan.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berpikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau pernyataan
guru.
11. Memberikan kesempatan untuk belajar diskusi.
12. Menyatakan perasaan dan pikiran murni kepada siswa.
C. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar sebagai berikut:
a. Pengungkapan pertanyaan secara singkat dan jelas
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntunan
2. Keterampilan Bertanya Lanjut

Sesuai dengan namanya,penggunaan atas keterampilan bertanya lanjut dibentuk


berdasarkan penggunaan keterampilan bertanya dasar.Komponen keterampilan
bertanya lanjut adalah:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya mengundang siswa untuk
berpikir.Kualitas proses mental yang terjadi pada siswa ketika memikirkan jawaban
pertanyaan guru tergantung dari kualitas pertanyaan guru.Guru hendaknya
mengajukan pertanyaan yang tergolong tinggi pada taksonomi Bloom,pertanyaan
yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan,
Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan kemudian beralih
kepertanyaan yang lebih tinggi.Oleh karena itu tidak dapat dibenarkan jika guru
sudah mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk melakukan
analisis,padahal siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang bersifat
pemahaman.Pertanyaan yang tidak sistematis akan membingungkan siswa dan
menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak,
Fungsi pertanyaan pelacak untuk mengembangkan atau meminta jawaban yang
lebih tepat pada siswa.Teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru
antara lain:
1. Meminta klarifikasi
2. Meminta siswa memberi alasan
3. Meminta kesepakatan pandangan siswa
4. Meminta ketepatan jawaban
5. Meminta jawaban yang lebih relevan
6. Meminta contoh
7. Meminta jawaban yang lebih kompleks
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Peningkatan terjadinya interaksi ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
1) Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang
siswa,
2) Mendorong siswa mengajukan pertanyaan sehingga tidak hanya guru yang
bertanya,
3) Jika siswa mengajukan pertanyaan berikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
D. Prinsip Penggunaan
Prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Menghindari kebiasaan berikut:

a. Mengulangi pertanyaan sendiri


b. Mengulangi jawaban siswa
c. Menjawab pertanyaan sendiri
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
e. Mengajukan pertanyaan ganda
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
3. Memberi waktu berpikir
4. Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
5. Menilai pertanyaan yang telah diajukan.
2. Kedua, KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
1. Pengertian
Memberipenguatan atau reinforcement merupakan tindakan ataurespon
terhadapsuatubentukprilaku yang
dapatmendorongmunculnyapeningkatankualitastingkahlakutersebutdisaat yang
lain.Responada yang positif da nada yang negative
dimanaresponpositifmisalnyaanak di berikanhadiahatau Fujian sedangkanrespon
yang negaatifadalahmemberihukuman ,namunkeduarespontersebutmemilikitujua
yang samayaituinginmerubahtinggkahlakuseseorang. Responpositifbertujuan agar
tingkahlaku yang sudahbaik (bekerja, belajar ,danberprestasi)
itufrekuensinyaakanberulangataubertambah. Sedangkanrespon negative
( hukuman) bertujuan agar tingkahlaku yang
kurangbaikitufrekuensinyaberkurangatauhilang. Pemberianrespon yang
demikiandalam proses belajarmengajardisebut memberipenguatan.
2. Tujuan
Menggunakanketerampilanmemberipenguatandalampengajaran, guru
bertujuanuntuk :
a. Membangkitkanmotivasibelajarpesertadidik.
b. Merangsangpesertadidikberfikir yang baik.
c. Menimbulkanperhatianpesertadidik
d. Menumbuhkankemampuanberinisiatifsecarapribadi
e. Mengendalikandanmengubahsikap negative
pesertadidikdalambelajarkearahprilaku yang mendukungbelajar.
3. Penggunaan di dalamkelas
Tujuanpenggunaanketerampilanmemberipenguatan di dalamkelasadalahuntuk:
Meningkatkanperhatiansiswa,
membantusiswabelajarbilapemberianpenguatandigunakansecaraselektif.
Memberimotivasikepadasiswa.
Di pakaiuntukmengontrolataumengubahtingkahlakusiswa yang mengganggu,
danmeningkatkancarabelajar yang produktif.

Mengembangkankepercayaandirisiswauntukmengaturdirisendiridalampengalamanb

elajar.
Mengarahkanterhadappengembanganberfikir yang divegendanpengambilaninisiatif
yang bebas.
4. Aplikasi
Semuaaspek yang terdapat yang
terdapatpadapemberianpenguatandapatberpengaruhpadakelompokusiasiswa yang
manapun ,tidakterbataspadasatutingkatsekolahtertentusaja, tetapisama,
baikuntukanak yang dewasamaupun yang belumdewasa, hal yang
perludiperhatikadalampemberianpenguatanialah guru
harusyakinbahwasiswaakanmenghargainyadanmenyadariakanrespon yang
diberikan guru, pemberianpenguatandapatdilakukanpadasaat:
Siswamemperhatika guru, memperhatikankawanlainyadanbenda yang
menjaditujuandiskusi
Siswasedangbelajar ,mengerjakantugasdaribuku, membacadanbekerja di
papantulis.
Menyelesaikanhasilkerja (selesaipenuh, ataumenyelesaikan format).
Bekerjadengankualitaskerja yang baik ( kerapian, ketelitian, keindahan,
danmutumateri)
Perbaikanpekerjaan( dalamkualitas, hasilataupenampilan).
Ada katagoritingkahlaku (tepat, tidaktepat, verbal, pisik, dantertulis)
Tugasmandiri
(perkembanganpadapengarahandirisendirimengelolatingkahlakusendiridanmengam
bilinisiatifkegiatansendiri).
5. Komponen /Jenis-jenispenguatan
Guru dapatmenggunakanjenis jenispenguatandalam proses
pembelajaransesuaidengansituasidankondisi yang berlangungdikelasnya, jenisjenispeguataniniadalah:
Penguatan verbal, yaitupenguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/ kalimat
yang di ucapkanseperti: bagus, baik, hebat, mengagumkan, kamucerdas,
setuju, ya, betul, tepat, dansebaagainya.
Penguatan Gestural, yaitupenguatanberupageraktubuhataumimiklmuka yang
memberiarti /kesanbaikkepadapesertadidik. Penguatan gestural
dapatberupatepuktangan, acunganjempol, anggukantersenyumdansebagainya.
Penguatandengancaramendekati, yaituperhatian guru
kepadapesertadidikdengancaramendekatinya.
Penguatandengancaramendekatiinidapatdilakukantatkalapesertadidikmenjawaperta
nyaan, bertanya, diskusi, atauaktivitaslainya.
Penguatandengancarasentuhan, yaitupenguatan yang dilakukan guru
dengancaramenyentuhpesertadidik, seperti, seperti menepukpundakpesertadidik
menjabattangan, mengusaprambutkepala, mengankattanganpesertadidik dsb
Penguatandenganmemberikegiatan yang menyenangkan.
Memberipenghargaankepadakemampuanpesertadidikdalamsuatubidangtertentusep
ertipesertadidik yang pandaibernyanyidiberikankesempatanuntukmelatih vocal
padatemanya, yang pandaidapatdijadikan tutor sebaya, dansebagainya.

Penguatanberupatanda. Adakalanya guru


memberikanpenilaiankepadapeseertadidik yang berupa symbol-simbolataubendabenda. Penguataninidapatberupakomentartertulisataskaryapesertadidik,
hadiahberupabukutulis, piagam ,lencanadansebagainya.
6. Model-model penguatan
Ada beberapa model yang dapatdilakukanoleh guru dalammemberipenguatanyaitu:
Penguatanseluruhkelompok
Pemberianpenguatankepadaseluruhanggotakelompokdalamkelas yang
dapatdilakukansecaraterusmenerussepertihalnyapadapemberianpenguatanuntukindividu.Penguatan verbal,
gestural, tanda ,dankeiatanadalahmerupakankomponenpenguatan yang dapat di
peruntukanpadaseluruhanggotakelompok
Penguatan yang ditundapemberianpenguatandenganmenggunakankomponen
yang manapun, sebiknyasesegeramungkin di
berikankepadasiswasetelahmelakukansesuaturespon.
Penundaanpenguatanpadaumumnyaadalahkurangefektifbiladibandingkandenganpe
mberiansecaralangsung.
Tetapipenundaantersebutdapatdilakuakandenganmemberipenjelasanatauisarat
verbal bahwapnghargaanituditundadanakandiberikankemudian. Pepatah yang
sesuaiuntukinimisalnya lebihbaikterlambatdaripadatidaksamasekali
Penguatan partial
Penguatan partial dalamhalinisamadenganpenguatansebagiansebagianatautidakkesinambungan
,diberikankepadasiswauntuksebagiandariresponya.
Sebenarnyapenguatantersebutdigunakanuntukmenghidaripenggunaanpenguatan
yang negative danpemberiankritik
Penguatanperorangan
Pemberianpenguatandengansecarakhusus, misal-nyamenyebutkemampuan,
penampilan, dannamasiswa yang
bersangkutanadalahlebihefektifdaripadatidakmenyebutapa-apa.
3. Ketiga, KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN,
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
1. Pengertian.
Keterampilan mengajar kelompok kecil adan waktu adalah kemampuan guru
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara berkelompok dengan jumlah
peserta didik berkisar antara 3 sampai 5 orang atau paliong banyak 8 orang untuk
setiap kelompoknya. Sedangkan ketrampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
2. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ada 4 yaitu:

a. Keterampilan dalam pendekatan pribadi


Aspek dalam keterampilan pendekatan pribadi adalah:
1) Kehangatan, guru harus menampilkan kehangatan kepada siswa.
2) Peka, guru harus peka terhadap siswa dan kebutuhan siswa.
3) Mendengarkan, guru perlu mendengarkan secara simpati dan merespon secara
positif terhadap pikiran siswa dan membuat hubungan yang saling percaya.
4) Membantu, guru bisa membantu siswa jika siswa mengahadapi masalah.
b. Keterampilan dalam mengorganisasikan
Aspek dalam keterampilan mengorganisasikan adalah:
1) Orientasi pendahuluan oleh guru untuk menetapkan tujuan, masalah atau tugas,
untuk penentuan pembagian kerja sebelum pembagian kerja sebelum pembagian
kelompok dan perorangan dilakukan.
2) Pembagian kegiatan, guru menyiapkan tempat kerja, peralatan, prosedur, aturan,
waktu yang digunakan dan lain-lain.
3) Guru mengatur pembagian kelompok secara tepat.
4) Guru mengkoordinasikan kemajuan diskusi penggunaan materi dan sumber
untuk membantu siswa.
5) Membagi perhatian terhadap berbagai macam kegiatan baik yang dikerjakan
secara kelompok maupun perorangan.
6) Pada akhir kegiatan guru membantu siswa untuk mengklarifikasi hasil dengan
memberikan kulminasi tugas kegiatan berupa laporan atau tukar pengalaman dari
semua siswa.
c. Keterampilan dalam membimbing belajar
Aspek dalam keterampilan membimbing belajar adalah:
1) Membantu siswa untuk memajukan kegiatan belajarnya dengan meminilkan
frustasi, guru perlu menggunakan berbagai variasi pemberian penguatan secara
verbal dan non verbal kepada kelompok dan perorangan untuk memberi motivasi
kemajuan belajar.
2) Mengembangkan supervisi proses lanjut guru berkeliling sehingga sebagai nara
sumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan dan sebagai interaksi
guru dan siswa untuk secara langsung memberi tutorial, sebagai pemimpin diskusi,
atau sebagai katalisator untuk meningkatkan siswa dalam belajar dan berfikir
melalui pertanyaan, komentar, dan nasehat.
3) Supervisi terintegrasi yang digunakan dengan maksud untuk mengevaluasi
kemajuan dari berbagai macam kegiatan dalam mempersiapkan saling tukar
pengalaman tentang apa yang telah dipelajari dan diselesaikan.
d. Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan KBM
Kegiatan guru dalam kegiatan belajar mengajar seperti membuka pelajaran,
menyajikan kegiatan inti, membimbing perserta didik, dan mengevaluasi hendaklah
diatur dengan baik dan penuh kesungguhan.

4. Keempat, KETERAMPILAN MENJELASKAN


1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah
penyajian informasi secara lisanyang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara
sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatanguru dalam
interaksinyadengan siswa di dalam kelas. Dan biasanya guru cenderung lebih
mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam
memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi
untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimaldari penjelasan
dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid.
2. Komponen-Komponen keterampilan Menjelaskan
a. Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama
yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkenaan dengan
isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan
jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan
hokum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan. Mengenai yang berhubungan dengan penerimaan pesan (siswa)
hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang
akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang
sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
b. Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dngan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti e,
aa, mm, kira-kira, umunya, biasanya, seringkali dan istilah-istilah yang tidak
dapat dimengerti oleh anak.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Dalam memberikan penjelasan sebaiknya
digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemberian tekanan: Dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan
perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu
penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti
Yang terpenting adalah, Perhatikan baik-baik konsep ini, atau Perhatikan, yang
ini agak sukar.
d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya member kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan
itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti
Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi? Juga perlu ditanyakan, Apakah

penjelasan tadi bermakna bagi kalian? dan sebagainya.


3. Tujuan Memberikan Penjelasan
a) Membimbing murid untuk mendapat dan memahami hokum, dalil, fakta, definisi,
dan prinsip secara objektif dan bernalar.
b) Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan.
c) Untuk mendapat balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahpahaman murid.
d) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan
mendapatkan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
5. Kelima, KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Pengertian keterampilan membuka dan menutup pelajaran :
Membuka pelajaran adalah: kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari.
Menutup pelajaranadalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan
inti pelajaran.dalam proses belajar mengajar.
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus
melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komnponen ketrampilan itu adalah
menarik perhatian, menimbulkan motivasi dan materi acuan.
Komponen dan aspek itu meliputi :
1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
1. Gaya Mengajar Guru
Perhatian dapat timbul dari apresiasi gaya mengajar guru seperti posisi, atau
kegiatan yang berbeda dari biasanya.
2. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Seperti : gambar, model, skema, disamping menarik perhatian memungkinkan
terjadinya kaiatan antara hal yang telah diketahui dengan hal yang dipelajari.
3. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Seperti guru-siswa, siswa-siswa, siswa-guru.
2. Menimbulkan Motivasi
Cara untuk menimbulkan motivasi
1. Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong
tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan
timbul.
2. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri
kenyataan sehari-hari

Contoh : Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa


banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.
3. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat
berpengaruh pada jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya.
3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkai alternatif
yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas hal-hal yang harus
dipelajari.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
1. Mengemukakan tujuan dan batas tugas hendaknya guru mengemukakan tujuan
pelajaran terlebih dahulu batas tugas yang dikerjakan siswa.
Contoh : Guru : hari ini kita belajar mengarang cerita perhatikan tiga buah gambar
berikut lalu berdasarkan gambar itu tulis suatu cerita yang panjangnya lebih kurang
100 kata
2. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam
mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan pada temperature berapa derajat celcius
air mendidih langkah yang harus kalian kerjakan adalah :
Mengukur temperature yang belum dipanasi
Lalu nyalakan lampu spirtus ini dan panaskan air dalam gelas ini
Jika air sudah mendidih catatlah berapa suhunya sesuai dengan yang kelihatan
pada temperatur.
3. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Misalnya : Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari
sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
Selain itu tunjukan juga hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bahan-bahan ini dan tentukan mengapa beberapa batu dapat
digolongkan dalam jenis batu yang mengandung biji besi dan yang lain tidak.
4. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan sebelum memulai penjelasan akan mengarahkan siswa dalam
mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum memutar film tentang siklus kehidupan nyamuk guru mengajukan
pertanyaan untuk membantu siswa memahami siklus nyamuk yang digambarkan
oleh film tersebut.
4. Membuat Kaitan
Jika guru mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah
dibuat ssiswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah
pemahaman hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah

yang disebut dengan pengait.


Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
1. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya
telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merupakan inti materi
pelajaran terdahulu secara singkat.
2. Cara membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru, hal ini
dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama.
Contoh : Guru bertanya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan
sebelum mengerjakan pembagian.
3. Cara menjelaskan konsepnya atau pengertian lebih dahulu sebelum mengerjakan
bahan secara terperinci.

Menutup Pelajaran
Menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan
penutupan pelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok
materi.
Komponen dan aspek itu meliputi:
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan
sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi
Merangkum inti pelajaran (berlangsung selama proses PBM).
Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak
memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan
pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.
Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
1. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : Setelah selesai mengarang puisi guru dapat meminta siswa untuk
membacakan di depan kelas.
2. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : Guru merupakan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal
persamaan.
3. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan
guru atau siswa lain.
4. Soal-soal tertulis
Uraian
Tes objektif

Melengkapi lembar kerja


6. Keenam, KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL
A. Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau
memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79).
Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok
kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat
melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).
B. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai
berikut :
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
berkomunikasi
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa,
Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
C. Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a). Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
b). Kemukakan masalah-masalah khusus
c). Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
d). Rangkum hasil pembicaraan diskusi
2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
b) Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
c) Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau
contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara
lebih jelas.

3. Menganalisis pandangan/pendapat siswa.

Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok.


Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut
dengan cara sebagai berikut :
a) Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
b) Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan siswa
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
c) Memberikan waktu untuk berpikir
d) Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah
langsung secara bijaksana
b) Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada
siswa yang pendiam terlebih dahulu
c) Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d) Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar
siswa dapat ditingkatkan
6. Menutup diskusi
Aspek-aspek yang dapat dlakukan yaitu:
a) Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
b) Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
c) Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai
(Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
d) Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil memiliki dua prinsip, yaitu :
i. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan
antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan
kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota
kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan
bebas mengemukakan pendapat.
ii. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
o Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan
kemampuan siswa
o Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang
tunggal
o Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar
para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu

memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa


(Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).
7. Ketujuh, KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
A. Pengertian ketrampilan mengelola kelas
keterampilan mengelola kelas adalah ketrampilan yang mencakupi keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi optimal saat terjadinya proses belajar mengajar, yang
meliputi pengaturan siswa dan lingkungan belajar (fasilitas). Kondisi optimal yang
harus diciptakan dan dipertahankan itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan terjadi secara efektif dan efesien. Dalam kegiatan pengelolaan
kelas, ketika kelas terganggu, guru harus dapat menciptakan dan berusaha
mengembangkannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Istilah lain dari kata pengelolaan adalah "manajemen". Manajemen berarti
ketatalaksanaan, tata pimpin, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan menurut
Suharsimi Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu
kegiatan.
Sedangkan pengertian kelas diantaranya menurut :
1. Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar
bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.
2.Suharsimi Arikunto yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. kemudian dipertegas bahwa
kelas yang dimaksud di sini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam
pengajaran secara tradisional.
2. Hadari Nawawi, memandang pengertian kelas dari dua sudut, yaitu :
a.Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.
b.Kelas dalam arti luas adalah, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari
masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja
yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang
kreatif untuk mencapai tujuan.
Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian pengelolaan kelas
diantaranya :
1. Di tinjau dari paham lama yaitu mempertahankan ketertiban kelas.
2. Di tinjau dari paham baru yaitu diantaranya menurut :
a. Made Pidarta dengan mengutip pendapat Lois V. Jonshon dan Mary A. Bany,
bahwa
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat

terhadap problem dan situasi kelas.


b. Sudirman N. dkk, bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan
potensi kelas.
c. Hadari Nawawi mengatakan bahwa pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah hingga waktu dan dana yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara efesien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang
berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.
d. Suharsimi Arikunto juga berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga terlaksana
kegiatan belajar.
B. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen keterampilan mengelola kelas ini pada dasarnya terbagi dua yaitu :
a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemiliharaan kondisi
belajar yang optimal, meliputi :
1. Menunjukkan sikap tanggap
Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan oleh guru untuk membuktikan bahwa ia ada
bersama dengan para siswanya, memberikan perhatian, sekaligus mengontrol
kepedulian dan ketidakacuan para siswanya. Sikap tanggap ini dapat dilakukan
dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan
serta memberikan reaksi atas gangguan dan ketidakacuan siswa dalam bentuk
teguran.
2. Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif dapat terjadi jika guru mampu membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan dalam waktu yang sama, dengan cara :
a. Visual, mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain dengan
kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa secara individual.
b. Verbal, dengan cara memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan
sebagainya terhadap aktivitas seorang siswa sementara ia memimpin kegiatan
siswa yang lain.
3. Memusatkan perhatian kelompok
Kegiatan siswa dalam belajar dapat dipertahankan jika guru mampu memusatkan
perhatian siswa untuk melakukan tugas secara berkelompok atau bekerjasama.
Memusatkan dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan tanda, misalnya dengan menciptakan atau membuat situasi tentang
suatu hal sebelum menyampaikan materi.
b. Menuntut tanggung jawab, atas keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan, baik
dalam melaporkan hasil kerja kelompok, memperagakan sesuatu atau memberikan
tanggapan.
4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Guru harus seringkali memberikan arahan dan petunjuk yang jelas dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa tidak kebingungan.


5. Menegur
Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran tingkah laku siswa sehingga
mengganggu proses pembelajaran didalam kelas, maka guru hendaknya
memberikan teguran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tegas dan jelas teruju kepada siswa yang mengganggu.
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.
6. Memberi penguatan
Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu atau tidak melakukan tugas, maka
penguatan dapat diberikan sesuai dengan masalah yang muncul.
b. Keterampilan yang berhubungan degan pengembalikan kondisi belajar yang
optimal, meliputi:
1. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku menurut Bootzin (dalam Soetarlinah Soekadji, 1983) merupakan
usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip
psikologi hasil eksperimen lain pada perilaku manusia. Dalam perspektif behaviorist
modidifikasi perilaku didefinisikan sebagai penggunaan secara sistematis teknik
kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku sosial
tertentu atau tindakan mengontrol lingkungan perilaku tersebut.
2. Melakukan pendekatan pemecahan masalah kelompok
Memperlancar terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas
Memeliharah kegaiatan-kegiatan kelompok
3. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Seorang guru harus memaksimalkan untuk memecahkan masalah tersebut dengan
seperangkat cara untuk mengendalikan perilaku siswa tersebut.
C. Aspek-aspek dalam pengelolaan kelas.
Aspek Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dapat berarti segala tindakan guru, berupa kepemimpinan,
penugasan dan ketatalaksanaan dalam praktek penyelenggaraan kelas. Ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan di dalam mengelola kelas, kalau aspekaspek ini tidak mendapat perhatian, kemungkinan sistem pengelolaan kelas tersebut
tidak akan tercapai tujuannya, sehingga proses pendidikan di kelas itu tidak akan
berhasil. Atau tidak berjalan sama sekali, bahkan mungkin pula terjadi suatu sistem
intruksional yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan beberapa studi tentang masalah pengelolaan untuk kepentingan teori
dan praktek kependidikan, maka beberapa aspek pengelolaan kelas yang perlu
diperhatikan:
1.Perencanaan Instruksional.
2.Pengorganisasian Belajar.
3.Pembinaan Siswa.
4.Supervisi.
5.Evaluasi.

1. Perencanaan instruksional dimaksudkan sebagai media untuk mengarahkan


kegiatan-kegiatan organisasi belajar mengarah pada kegiatan-kegiatan guru dan
siswa dalam pelaksanaan pengajaran.
2. Pengorganisasian belajar merupakan usaha guru dalam menciptakan wadah dan
fasilitas atau lingkungan belajar yang serasi, sesuai dengan kebutuhan dan
menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
3. Pembinaan siswa merupakan usaha untuk membangkitkan dan mengarahkan
motivasi belajar siswa.
4. Supervisi adalah usaha guru dalam mengamati, membantu, menugaskan dan
mrengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan perencanaan instruksional
yang telah di susun sebelumnya.
5. Sedangkan evaluasi ditujukan terhadap keempat aspek yang telah disebut
terdahulu, yaitu pelaksanaan kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Hasil evaluasi
ini digunakan sebagai umpan balik untuk meninjau kembali segala perencanaan dan
kegiatan yang telah dilaksanakan agar kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan
hal-hal yang sudah memadai bisa dipertahankan sehingga kegiatan belajar
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Diposkan oleh Putu Sutrisna di 01.17

Anda mungkin juga menyukai