Anda di halaman 1dari 8

8 KETERAMPILAN GURU DALAM

MENGAJAR
7:32 PM DEWI RATNA

Keterampilan

mengajar

guru

adalah

seperangkat

kemampuan/kecakapan

guru

dalam

melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan


menyesuaikan diri kepada lingkungan. Jadi, persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
adalah penilaian berupa tanggapan/pendapat siswa terhadap kemampuan/kecakapan guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Untuk mencampai haltersebut diatas maka dibutuhkan
ketrampilan-ketrampilan dasar seorang guru dalam mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8
(delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
a. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal.
Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa.Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula
maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa
akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau
peserta

didik.

bertanya: Bertanya

Komponen-komponen
Dasar

dan

dan

Bertanya

prinsip-prinsip
Lanjut,

Teknik

dalam

ketrampilan

Bertanya,

Jenis

pertanyaan.
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya
lanjut.Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan
dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah :

Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah
giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar
yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar
partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut
dibentuk diatas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun
komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan
peningkatan terjadinya interaksi.
Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan
permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question).
Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall
question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan
(application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan keterampilan bertanya hendaknya seorang
guru mengetahui kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya.
Adapun kegunaan dari penggunaan keterampilan bertanya adalah :

Akan dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasa yang akan
dibahas.

Dapat memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan

Dapat mengembangkan keaktifan dan berfikir siswa

Dapat mendorong siswa untuk dapat menggunakan pandangan-pandangan yang berhubungan


dengan masalah yang akan dibahas

Sebagai umpan balik bagi guru untukmengetahui sejauhmana prestasi belajar siswa selama
proses belajar mengajar

Dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menemukan, mengorganisir dan memberi


informasi yang pernah didapat sebelumnya.

b. Keterampilan memberikan penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun
non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima
(siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut.
Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian,
penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui
gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan
(contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dan sebagainya.
Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan
negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan
yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk meningkatkan perhatian
(fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa
percaya diri, dan sebagainya.
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat
apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain:

Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi

Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif

Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri

Dapat meningkatkan cara belajar siswa aktif

Dapat mendorong siswa untukeningkatkan belajarnya secara mandiri.


Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula
pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut,
pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal.

c.

Keterampilan mengadakan variasi


Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses
interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan
guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari variasi dalam
kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi
fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai
variasi sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam
pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :

Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam cara mengajar guru meliputi : penggunaan
variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau
kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact
and movement), gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak
guru (teachers movement).

Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau
dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar,
dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi
alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat
didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat
atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba(audio visual aids).

Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan
belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh
guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana
kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya
interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:a (a) Pola guru-murid, yakni komunikasi sebagai
aksi (satu arah) (b). Pola guru-murid-guru, yakni ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi) (c). Pola guru-murid-murid, yakni ada
balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. (d). Pola guru-murid, murid-guru, muridmurid. Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi
sebagai transaksi, multiarah) (e). Pola melingkar, dimana setiap siswa mendapat giliran untuk

mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap
siswa belum mendapat giliran.
Keterampilan variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi
siswa antara lain:

Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diberikan
kepadanya.

Dapat memberi motivasi kepada siswa untuk memusatkan perhatiannya pada proses belajar
mengajar.

Dapat menghindari kebosanan siswa dalam belajar.

Dapat mendorong anak untuk mengadakan diskusi dengan temannya.

d. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Komponen-komponen ketrrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini
mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan halhal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan
penggunaan balikan.
Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini
memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian
penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala
pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar.
Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa
memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing
siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, memberi siswa kesempatan
untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.
e.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Membuka Pelajaran

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan akan
memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran
meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai
usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimatkalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran.
Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran.
Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal
dalam memperkenalkan pelajaran.

Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses
KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik
mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan
lupa sertakan pula doa. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran:
Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran
yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau
penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama
jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana
Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan
rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan
berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas
dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan
rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.
Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan
penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu
pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu mereka.

f.

Keterampilam Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang
memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu

proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
g. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa
yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian
tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan
komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, antara lain:

Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat preventif).. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, member perhatian,
memusatkan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas, menegur dan member penguatan.

Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.


Keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang
walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta
bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang harus dihindari oleh
guru, yaitu sebagai berikut: (1) campur tangan yang berlebihan (teachers instruction). (2).
kesenyapan (fade away) (3). ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan (stop and
stars) (4). penyimpangan (digression) (5). bertele-tele (overdwelling).

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat
antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa
dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan
berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format
pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai
dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen

dan

prinsip-prinsip

mengadakan

pendekatan

ketrampilan

membimbing

secara
dan

ketrampilan

pribadi,

ini

Ketrampilan

memudahkan

adalah: Ketrampilan
mengorganisasi,

belajar,

Ketrampilan

merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan


merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai