Pupuk Sriwidjaja)
Pabrik PUSRI III dioperasikan pada tahun 1976 yang dirancang oleh
KELLOG dengan produksi ammonia cair 1000 metrik ton/day. Produk
sampingnya adalah carbon dioksida (CO2) sebanyak 1380 metrik ton/day. Pada
tahun 1992, pabrik ammonia PUSRI III dioptimalisasi dengan tujuan
meningkatkan produksi ammonia dan pemakaian bahan baku yang lebih efffisien.
Perancangan pabrik ammonia berdasarkan metode catalytic reforming bertekanan
tinggi dengan bahan baku natual gas, uap air (steam) dan udara. Dengan
selesainya optimalisasi ammonia, maka diharapkan peningkatan produksi
ammonia 200 metrik ton/day dan CO2 sebesar 600 metrik ton/day.
1.1
1.
Gas Alam
Gas alam merupakan bahan baku terpenting di PT. PUSRI karena
berfungsi sebagai sumber hidrogen dalam pembuatan ammonia, dan bahan bakar
di waste heat boiler, package boiler, gas turbine generator di unit utilitas dan
primary reformer untuk memberikan panas pada reaki pembentukan gas sintesa.
Gas alam mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yaitu gas yang mudah sekali
terbakar, tidak berwarna, warna nyala api biru dan bau yang mudah dikenali.
Komponen utama gas alam yang dibutuhkan adalah gas metana (CH4). Gas alam
ini dibeli dari Pertamina yang berasal dari sumur-sumur gasnya di Prabumulih.
Gas alam dikirim ke PT PUSRI melalui jaringan pipa bawah tanah berjarak 120
km. Gas alam tersebut kemudian diukur kuantitasnya melalui suatu unit
pengukuran yang disebut Gas Metering Station (GMS) yang alatnya berada hanya
pada area PUSRI II.
Gas alam ini mengandung kotoran-kotoran yang dapat mengganggu
operasi atau proses pembentukan selanjutnya. Kotoran-kotoran tersebut
diantaranya adalah zatzat padat, air, Heavy Hidro Carbon (HHC), senyawa
Teknologi yang digunakan pada proses produksi ammonia pada PUSRI III
yaitu Kellogg yang dirancang oleh Kellogg Overseas Corporation, USA dari M.W.
Kellogg Company. Desain pabrik berdasarkan metode katalitik steam reforming
bertekanan tinggi, dengan bahan utama berupa natural gas (terutama metana),
steam dan udara. Unit ammonia juga menghasilkan gas CO2 yang dibutuhkan
pada pembuatan urea. Enam tahapan utama proses produksi ammonia yaitu :
1. Tahap Pengolahan Gas Umpan (Feed Treatment)
a) Filtrasi gas alam
b) Desulfurisasi anorganik
c) Dehidrasi
d) Pemisahan Heavy Hydro Carbon (HHC)
e) Pemisahan CO2
f) Desulfurisasi organik
2. Tahap Produksi Syn Gas (Syn Gas Production)
a) Primary Reforming
b) Secondary Reforming
3. Tahap Pemurnian Gas Sintesis (Syn Gas Purification)
a) Reaksi pergeseran gas CO (Low Temperature and High Temperature
Shift Conversion)
b) Pemisahan gas CO2
c) Methanasi
4. Tahap Sintesis Ammonia (Ammonia Synthesis)
a) Kompresi gas sintesis
b) Sintesis ammonia (Syn loop)
5. Tahap Pendinginan dan Pemurnian Produk (Refrigerant System)
Proses pembuatan ammonia dihasilkan melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Feed Treating Unit
Tahap pengolahan gas umpan (Feed Treatment) merupakan tahap pertama
yang dilakukan dalam proses pembuatan ammonia. Tahap ini bertujuan untuk
memisahkan pengotor-pengotor pada gas alam yang dapat mengganggu proses
selanjutnya dalam unit ammonia. Unsur-unsur zat pengotor yang terkandung di
dalam gas alam yang perlu dipisahkan di tahap feed treatment adalah:
1) Partikel padat seperti debu, batu-batu kecil, tanah, dll.
2) Sulfur anorganik
3) Air
4) Hidrokarbon fraksi berat (Heavy Hidro Carbon)
5) Karbon dioksida (CO2)
6) Sulfur Organik
a) Pemisahan partikel padat atau filtrasi gas alam
Gas alam yang diterima dari Pertamina dengan kondisi temperatur
sekitar 21oC dan tekanan 28 kg/cm2 mula-mula dibagi dua, 60% untuk
proses dan sianya untuk fuel. Pemisahan partikel padat dilakukan secara
fisik, yaitu dengan penyaringan (mechanical filter), dimana dalam filter
separator ini dipasangkan alat penunjuk pressure drop, sehingga tingkat
kotoran bisa dengan mudah diamati. Dengan demikian dapat diketahui
kapan filter harus dibersihkan.
b)
desulfurizer. Kadar sulfur yang keluar dari unit ini harus selalu dijaga
lebih kecil dari 1 ppm. Katalis desulfurisasi yang menggantikan katalis
sponge iron adalah katalis merk Unicat. Katalis Unicat ini memiliki
beberapa kelebihan seperti umur katalis yang jauh lebih panjang (2
tahun), pressure drop yang rendah, dan tidak membutuhkan injeksi
larutan kaustik (NaOH).
c)
Dehidrasi
Didalam sistem ini gas alam diolah untuk menghilangkan
kandungan airnya. Gas alam masuk dari bottom absorber dan glycol
masuk dari top absorber, berkontak secara counter current. Uap air akan
diserap ikut kedalam glycol. Glycol yang telah digunakan diregenarasi
dengan jalan dipanaskan pada temperatur 204oC dalam tekanan
atmosfer untuk menguapkan airnya.
e) Pemisahan CO2
Feed gas yang bebas air dan HHC dipanaskan dan masuk ke
bawah CO2 absorber. Feed gas yang masuk absorber kontak secara
counter current dengan larutan benfield sebagai absorbansi (potassium
carbonate) yang mengalir ke atas, sehingga terjadi penyerapan CO 2
yang ada di feed gas.
Larutan benfield merupakan larutan potassium karbonat
(K2CO3) yang mengandung zat-zat sebagai berikut:
-
dibagi menjadi empat bed yang diisi dengan packing. Selama kontak ini
larutan benfield menyerap CO2 yang terkandung di dalam gas umpan.
Larutan benfield yang mengandung CO 2 (rich) keluar dari dasar absorber
untuk diregenerasi di menara stripper. Regenerasi ini berfungsi untuk
menghilangkan kadar CO2 di dalam rich benfield dengan cara menurunkan
tekanan (flashing) di dalam menara stripper. Proses stripping berjalan
pada tekanan rendah dan suhu tinggi. Untuk menaikkan suhu digunakan
reboiler. Setelah terbebas dari gas CO2, lean benfield kemudian
disirkulasikan kembali ke menara absorber untuk menyerap CO2. Setelah
keluar dari puncak absorber, kadar CO2 di dalam feed gas berkurang dari
10% (basis kering) menjadi 0,3%.
Reaksi yang terjadi di menara absorber adalah sebagai berikut :
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 + K2CO3 2KHCO3 (T = 16 40 oC)
Reaksi yang terjadi di menara stripper adalah sebagai berikut:
2KHCO3 K2CO3 +CO2 +H2O
(T = 120 oC)
(reaksi 1)
(reaksi 2)
Saturator
Saturator berfungsi untuk menjenuhkan gas proses dengan Proses
Water. Gas proses setelah melalui saturator diharapkan jenuh dengan uap
air yang telah dicampr dengan medium steam yang bertekanan 42
kg/cm3. Saturasi adalah proses menjenuhkan gas proses dengan air. Alat
yang menggunakan prinsip saturator. Gas umpan yang sudah
didinginkan ini mengalir ke atas melalui saturator tower dimana gas
tersebut dikontakkan dengan aliran sirkulasi air panas dan gas yang
meninggalkan bagian atas saturator akan jenuh dengan uap air. Saturator
ini merupakan bagian dari Ammonia Optimization Project yang
bertujuan untuk menghemat steam yang diperlukan pada seksi primary
reformer karena sebelum masuk ke primary reformer, gas umpan sudah
jenuh dengan uap air. Gas memanfaatkan proses kondensat dari KO
Drum (102-F) kemudian dipanaskan di convection section primary
reformer yang secara berlawanan arah dengan aliran gas, pada saturator.
Dengan kontak antara aliran gas dari bottom dan aliran steam kondensat
dari top, diharapkan S/C ratio gas keluar dari saturator adalah 0,8%.
Selanjutnya gas proses masuk ke area reforming.
2.
Primary reformer
Gas proses yang jenuh dengan air dimasukkan primary reformer
yang terdiri atas tube-tube yang berisi katalis nickel oksida. Didalam
primary reformer terdapat 9 row yang setiap row terdiri dari 42 tube
yang dilengkapi dengan 200 arch burner. Steam boleh masuk ke primary
reformer dengan kondisi temperatur 300oC dan tekanan 42 kg/cm2.
Primary reformer bertujuan untuk membentuk H2 dari CH4 pada
temperatur 800oC. Di dalam primary reformer dibutuhkan fuel yang
berasal dari natural gas dan HHC. Panas primary reformer dimanfaatkan
untuk memanaskan coil-coil udara dan steam. Sedangkan panas sisa
dikeluarkan oleh ID fan dengan temperatur sekitar 200oC.
Reaksi yang terjadi di primary reformer adalah sebagai berikut:
CH4 H2O CO 3H2 (endotermis)
CO H2O CO2 H2 (eksotermis)
Proses di primary reformer secara keseluruhan bersifat endotermis.
3.
Secondary Reformer
C.
3. Pemisahan CO2
Pemisahan CO2 pada unit ini secara prinsip sama dengan
pemisahan CO2 di feed treating. Perbedaa yang ada terletak pada
adanya flash tank yang dihubungkan dengan stripper, sehingga pada
unit ini tekanan di stripper merupakan pemasok utama CO2 untuk urea
4. Methanator
Kedua tahapan proses diatas masih menyisakan CO dan CO 2 dalam
jumlah kecil <10 ppm. Untuk itu CO dan CO2 diubah menjadi CH 4.
Reaksi terjadi pada temperatur 285-325 oC dengan katalis nikel alumina.
Reaksi yang terjadi adalah:
CO 3H2 CH4 H2O
CO2 4H2 CH4 2H2O
Keluar dari methanator, aliran gas didinginkan dalam cooler untuk
mengembunkan uap air yang terbawa, kemudian asuk ke syn gas suction
drum. Kedua reaksi tersebut merupakan reaksi eksotermis yang
menyebabkan kenaikan temperatur secara teoritis sebesar 72oC untuk tiap
% mol oksida karbon di dalam gas proses masuk. Pada kondisi operasi
normal, dengan kadar CO sebesar 0,4% mol di dalam gas proses masuk
akan terjadi kenaikan temperatur sebesar 34oC dan menyebabkan
temperatur outlet methanator sebesar 324oC. Karena tingginya temperatur
yang dihasilkan di dalam methanator, maka methanator dilengkapi dengan
proteksi alarm dimana jika temperatur di dalam methanator melebihi
temperatur yang di set, maka akan mengirim sinyal untuk menutup valve
yang
telah
menguap
dalam
sistem
diisap
dan
6,25 kg/cm2. Drum ini berfungsi sebagai head drum dan memberikan
supply ammonia pada chiller.
Tekanan dari refrigerant flash drum tingkat kedua tidak berubahubah bertahan pada tekanan masuk dari case kedua compressor ammonia,
tekanan kira-kira 2,2 kg/cm2 dengan temperatur -7,8 oC. Cairan ammonia
yang menguap dari flash drum tingkat pertama masuk ke refrigerant flash
drum tingkat kedua dan disirkulasikan dengan pengaruh termosyphon
melalui chiller tingkat dua. Hasil caira dari refrigerant flash drum tingkat
kedua diuapkan purge gas chiller dalam loop sintesa dalam chiller gas
alam untuk memberikan pendinginan.
Compressor refrigerat beroperasi pada sistem pemurnian dengan
dua cara:
dikirim 111-F dan 112-F. Produk ammonia dingin dari 112-F inilah
yang nantinya akan dipompa oleh 124-J menuju ke ammonia storage.
1.4. Manfaat Ammonia
Kegunaan amonia, antara lain:
1) Membuat pupuk, seperti urea (CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
2) Membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium
klorida, dan amonium nitrat.
3) Sebagai pendingin dalam pabrik es karena amonia cair mudah menguap
dan menyerap banyak panas.
4) Membuat hidrazin (N2H4), bahan bakar roket.
5) Digunakan pada industri kertas, karet, dan farmasi.
6) Sebagai refrigeran pada sistem kompresi dan absorpsi.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS
Disusun Oleh:
Nama
: Suzy Nurhasanah
NIM
: 03031381320002
Dosen pembimbing