Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO KASUS

EKLAMPSIA
No. ID dan Nama Peserta : dr. Maya Rina Santara Manurung
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Kabelota
Topik : Hipertensi dalam Kehamilan
Tanggal (kasus) : 13 Mei 2016
Presenter : dr. Maya Rina Santara Manurung
Tanggal Presentasi : 21 Mei 2016
Pendamping : dr. Sri Wahyuni
Tempat Presentasi : RSUD Kabelota
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran

Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Seorang perempuan berusia 19 tahun dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat dari
PKM Donggala, G1P0A0 hamil 36-38 minggu, dengan tanda-tanda preeklamsia berat,
proetinuria (+3)
Tujuan : Mendiagnosa dan penanganan awal pada kasus hipertensi dalam kehamilan
khususnya preeclampsia berat dengan tanda-tanda impending eklampsia
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Kasus
Riset
Audit
Cara Membahas :
Diskusi Presentasi & Diskusi E-mail Pos
Data Pasien :
Nama :Ny. Suraya
No.RM : 013954
Nama Klinik : UGD
Telp. : Terdaftar sejak : 13 Mei2016
Data Utama Untuk Bahasan Diskusi :
1. Seorang perempuan 19 tahun, G1P0A0 mengeluhkan nyeri perut tembus belakang
sejak 3,5 jam SMRS, keluar lendir dan darah dari jalan lahir (+). Pasien berobat ke
PKM Donggala, TD 180/100, proteinuria +3, edema (), diberikan nifedipin 1 tab.
1,5 jam SMRS mengeluh pandangan gelap, pusing (+), nyeri ulu hati (), mual (+),
muntah (). BAK (+)normal. BAB (+) normal. HPHT 14/07/2015, TTP 21/04/2016,
ANC di bidan.
2. Pemeriksaan fisik
IGD RSUD Kabelota Pukul 09.30 WITA
Kesadaran : compos mentis
BB: 80, TB: 166 cm, TD: 140/100 mmHg, N: 76 x/menit, P: 22 x/menit, S: 36.50C.
Kepala : Normocephal, rambut hitam lurus
Mata : RC -/-, Isokor 3 mm, Visus : Non Light Perception,
konjungtiva anemis /, sklera ikterik /
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : JVP 5 -2 mmHg, pembesaran KGB ()

Thorax

3.
4.

5.
6.
7.

Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat,
Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas kanan ICS 5 linea parasternalis dekstra, Batas Atas ICS 2 linea
parasternalis sinistra, Batas Bawah ICS 5 linea midclavicularis sinistra,
Batas kiri ICS 5 linea midclavicularis sinistra.
Auskultasi : BJ I & II normal, murmur (), gallop ()
Pulmo
Ispeksi : simetris, kanan = kiri
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikular (+), rhonki (), wheezing ()
Abdomen
Inspeksi : Cembung, LP: 104 cm TFU: 29 cm, TBJ 3016 gram
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : Nyeri tekan ulu hati (-),Presentasi kepala, Punggung kanan, 4/5,
HIS 1-2x/10 (15-20)
Auskultasi : DJJ : 152 x/menit
Genitalia:
Inspekulo : tidak dilakukan
Vaginal Toucher : portio keras, 3 cm, Hodge I, ketuban (),
Handscoen : Lendir (+), darah (+),
Ekstremitas Superior D/S : teraba hangat, nadi kuat angkat
Ekstremitas Inferior D/S : teraba hangat, edema pretibial (/)
Riwayat pengobatan :
Riwayat kesehatan/penyakit : Riwayat hipertensi sebelumnya(),Riwayat kejang (),
Dislipidemia (), DM(), Penyakit jantung (), Asma(), Riwayat mengkomsumsi
makanan instan (+).
Riwayat keluarga : ()
Riwayat pekerjaan : IRT
Lain-lain :
Laboratorium:
Darah Rutin 13052016 Pukul 08.56 WITA
Leukosit : 15.200 mm3(H)
Haemoglobin : 14,2 g/dl(N)
Eritrosit : 5, 17 juta
Hematokrit : 38,6 % (N)
MCV : 74,7 fl (L)
MCH : 27,4 pg(N)
MCHC : 36,7 g/dL
Trombosit : 170000(N)
Ureum : 38 mg/dl(N)
Creatinine : 0,7 mg/dl(N)
Glukosa Sewaktu : 103 mg/dl(N)
Asam Urat : 8,2 mg/dl(H)
Cholesterol total : 350 mg/dl(H)
Trigliseride : 330 mg/dl(H)
SGOT : 18 u/l(N)

SGPT : 19 u/l(N)
HbsAg : negatif
Urin rutin 130516
Warna : Kuning
Bilirubin : negatif
Keton : negatif
Protein : +++
Nitrit : negatif
Reduksi : negatif
Urobilinogen : 1,0 mg/dl
Ph : 7,0
Berat Jenis : 1.010
Sedimen : Epitel : (+); Kristal : (); Leucocyt : (); Cylinder : (); Eritrocyt : ()-;
Bakteri : ()
Daftar Pustaka:
1. JNC 7 Express. The Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. U.S. Department of
Health and Human Services. 2003.
2. William Obstetrics 24th Edition, 2014. Cunningham, F. Garry, etal. McGraw-Hill.
USA.
3. PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklamsia. Wibowo, N., Irwinda, R., dan
Frisdiantiny, E. KEMENKES RI. POGI. Jakarta. 2015
4. Update on the Use of Antihypertensive Drugs in Pregnancy. Tiina Podymow, Phyllis
August. 2008. American Heart Ascotiation.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Hipertensi pada Kehamilan
2. Diagnosis Sindrom Preklampsi dan Eklampsia
3. Pencegahan Preeklampsia dengan mengenali faktor risiko preeklampsia
4. Dasar manajemen aktif dan konservatif preeklampsia
5. Pemberian terapi MgSO4 Anti Hipertensi pada Hipertensi pada kehamilan.

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


- Subyektif
Pasien perempuan 19 tahun, G1P0A0 mengeluh nyeri perut tembus belakang, keluar
lendir dan darah dari jalan lahir sejak 3,5 jam SMRS. Berobat ke PKM Donggala TD
180/100, proteinuria +3, diberikan nifedipin 1 tab. 1,5 jam SMRS mengeluh pandangan
gelap, pusing (+), mual (+). Riwayat darah tinggi sebelum hamil (). Riwayat kejang
sebelumnya (). Riwayat mengkomsumsi mie instan selama kehamilan 9 (+). HPHT
14/07/2015, TTP 21/04/2016.
- Obyektif
Pemeriksaan Fisik Pukul 09.30 WITA
Kesadaran :Compos Mentis, TD:140/100 mmHg, N: 76 x/menit, P: 22 x/menit, S: 36.5 0C.
Mata : RC -/-, Isokor 3 mm, Visus : Non Light Perception,

Abdomen : Cembung, LP: 104 cm TFU: 29 cm, TBJ 3016 gram, Nyeri tekan ulu hati (+),
Presentasi kepala, Punggung kanan, 4/5, HIS 1-2x (15-20), DJJ : 152 x/m
Vaginal Toucher : 3 cm, portio keras, Hodge I, ketuban (), lendir (+), darah (+),
Ekstremitas Inferior D/S : teraba hangat, edema pretibial (/)
Pemeriksaan Lab
Darah Rutin 13052016 Pukul 08.56 WITA
Leukosit : 15.200 mm3(H)
Haemoglobin : 14,2 g/dl (N)
Eritrosit : 5, 17 juta
Hematokrit : 38,6 % (N)
MCV : 74,7 fl (L)
MCH : 27,4 pg (N)
MCHC : 36,7 g/dL
Trombosit : 170000 (N)
Ureum : 38 mg/dl (N)
Creatinine : 0,7 mg/dl (N)
Glukosa Sewaktu : 103 mg/dl (N)
Asam Urat : 8,2 mg/dl (H)
Cholesterol total : 350 mg/dl (H)
Trigliseride : 330 mg/dl (H)
SGOT : 18 u/l (N)
SGPT : 19 u/l (N)
HbsAg : negatif

Urin rutin 130516


Protein : +++
Assessment (penalaran klinis)
Menurut JNC 7, Tekanan darah di klasifikasikan menjadi:
1. Normal : Tekanan darah sistolik <120mmHg atau diastolik < 80mmHG
2. Prehipertensi : Tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg
3. Hipertensi stage I : Tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99
mmHg
4. Hipertensi stage II : Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolik 100
mmHg.1

American College of Obstetricians and Gynecologist mengklasifikasikan empat tipe


penyakit hipertensi yang mempersulit kehamilan:
1. Hipertensi Gestational
Tekanan darah 140/ 90 mmHg pada pertengahan usia kehamilan tanpa disertai
proteinuria. Jika tidak timbul sindrom preeklampsia, dan hipertensi menghilang
pada12 minggu postpartum, diagnosis diganti menjadi hipertensi transisional.
2. Sindrom preeklamsi dan eklampsi
3. Hipertensi kronik dengan etiologi lainnya.
4. Preeklampsi bertumpang tindih dengan hipertensi kronik.2

Preeklampsia.
Preeklampsia adalah hipertensi gestational disertai dengan proteinuria. Meskipun
preeklampsia lebih dari sekadar hipertensi gestational sederhana disertai proteiunuria,
timbulnya proteinuria tetap merupakan kriteria diagnostik yang penting.
Saat ini disadari bahwa proteinuria yang bermakna tidak timbul pada beberapa perempuan
dengan sindrom preeklamsia. Maka Talk Force menyarankan, kriteria diagnosis
preeklampsia seperti tertera pada Tabel 1.2
Tabel 1. Kriteria diagnosis Hipertensi terkait kehamilan.2
Kondisi
Hipertensi Gestational
PreeclampsiaHipertensia dan:
Proteinuria

Trombositopenia
Insufisiensi renal
Gangguan hati
Gejala serebral
Edema pulmonal

Kriteria
TD>140/90 mmHg sesudah 12 minggu kehamilan
pada perempuan normotensi

300 mg/24 jam, atau


Rasio protein urin : kreatinin 0,3, atau
Dipstick 1+ peristen
Atau
Platelet < 100. 000 /L
Kreatinin >1.1 mg/dL
Level serum transaminase 2 kali lipat dari normal
(AST/ ALT)
Sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang

Pencegahan Primer
Perjalanan penyakit preeklampsia pada awalnya tidak memberi gejala dan tanda, namun
pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat. Pencegahan primer merupakan yang
terbaik namun hanya dapat dilakukan bila penyebabnya telah diketahui dengan jelas
sehingga memungkinkan untuk menghindari atau mengkontrol penyebab-penyebab
tersebut, namun hingga saat ini penyebab pasti terjadinya preeklampsia masih belum
diketahui.
Berdasarkan data dari beberapa studi, terdapat beberapa faktor yang terbukti
meningkatkan risiko preeklampsia.3
Anamnesis
Umur > 40 tahun
Nulipara
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Riwayat preeklampsia pada ibu atai saudara perempuan
Kehamilan multipel
IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Hipertensi Kronik
Penyakit Ginjal
Sindrom antifosfolipid (APS)

Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, oosit, atau embrio


Obesitas sebelum hamil
Pemeriksaan Fisik
Indeks masa tubuh 35
Tekanan darah diastolik 80 mmHg
Proteinuria (dipstick =1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara
kuantitatif 300 mg/24 jam).3
Pencegahan Sekunder
Istirahat
Kesimpulan:
1. Istirahat 4 jam/hari bermakna menurunkan risiko preeklampsia dibandingkan
tanpa pembatasan aktivitas (studi kecil).
2. Tidak ada perbedaan bermakna antara istirahat di rumah dengan istirahat di
rumah sakit dalam mencegah eklampsia
Rekomendasi:
1. Istirahat di rumah direkomendasikan untuk pencegahan primer preeklampsia
2. Tirah baring tidak direkomendasikan untuk memperbaiki luaran pada wanita
hamil dengan hipertensi (dengan atau tanpa proteinuria).
Level evidence III, Rekomendasi C
Restriksi Garam
Pembatasan garam untuk mencegah preeklampsia dan komplikasinya selama
kehamilan tidak direkomendasikan.
Level evidence I a, Rekomendasi A
Aspirin dosis rendah
Kesimpulan:
1. Penggunaan aspirin dosis rendah untuk pencegahan primer berhubungan
dengan penurunan risiko preeklampsia, persalinan preterm, kematian janin
atau neonatus dan bayi kecil masa kehamilan, sedangkan untuk pencegahan
sekunder berhubungan dengan penurunan risiko preeklampsia, persalinan
preterm < 37 minggu dan berat badan lahir < 2500 g
2. Efek preventif aspirin lebih nyata didapatkan pada kelompok risiko tinggi
3. Belum ada data yang menunjukkan perbedaan pemberian aspirin sebelum dan
setelah 20 minggu
4. Pemberian aspirin dosis > 75 mg lebih baik untuk menurunkan risiko
preeklampsia, namun risiko yang diakibatkannya lebih tinggi.
Rekomendasi
Aspirin dosis 75 mg atau kurang cukup aman diberikan pada kelompok risiko
tinggi untuk menurunkan risiko preeklampsia baik sebagai pencegahan primer atau
sekunder.
Level evidence Ia, Rekomendasi A
Suplementasi antioksidan
Kesimpulan:
Pemberian vitamin C dan E dosis tinggi tidak menurunkan risiko hipertensi dalam
kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, serta berat lahir bayi rendah, bayi kecil
masa kehamilan atau kematian perinatal.

Rekomendasi:
Pemberian vitamin C dan E tidak direkomendasikan untuk diberikan dalam
pencegahan preeklampsia.
Level of evidence I a, Rekomendasi A.3
Diagnosis Preeklampsia Berat
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila ditemukan keadaan hipertensi
berat/hipertensi urgensi (TD160/110) dengan proteinuria berat ( 5 g/hr atau tes urin
dipstik positif 2), atau disertai dengan keterlibatan organ lain. Kriteria lain preeklampsia
berat yaitu bila ditemukan gejala dan tanda disfungsi organ, seperti kejang, edema paru,
oliguria, trombositopeni, peningkatan enzim hati, nyeri perut epigastrik atau kuadran
kanan atas dengan mual dan muntah, serta gejala serebral menetap (sakit kepala,
pandangan kabur, penurunan visus atau kebutaan kortikal dan penurunan kesadaran).3
Tabel 2. Kriteria Preeklampsia Berat3
Kriteria minimal preeklampsia
TD 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
Ekskresi protein dalam urin 300 mg/24 jam atau +1 dipstik, rasio protein:kreatinin
30 mg/mmol
Kriteria preeklampsia berat: (preeklampsia dengan minimal satu gejala dibawah ini)
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 5 g/24 jam atau +2 dipstik
Ada keterlibatan organ lain:
- Hematologi: trombositopenia (<100.000/ul), hemolisis mikroangiopati
- Hepar: peningkatan SGOT dan SGPT, nyeri ulu hati atau kuadran kanan atas
- Neurologis: sakit kepala persisten, skotoma penglihatan
- Janin: pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
- Paru: edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
- Ginjal: oliguria ( 500 ml/24 jam), kreatinin 1,2 mg/dL

Kelainan pada pasien menentukan beratnya preeklampsia. Beberapa gejala seperti sakit
kepala atau gangguan penglihatan (seperti skotomata), merupakan genjala pendahulu
eklampsia. Nyeri epigastrik atau perut kanan atas biasanya menyertai
nekrosis/iskemiahepatoselular dan edema hepar yang meregangkan kapsul Glisson. Nyeri
khas ini sering disertai peningkatan level transaminase hepatik serum. Dan
trombositopenia menunjukan hemolisis mikroangiopathi.2

Tabel 3. Penanda keparahan preeklampsia2


Kelainan
TD Diastolik
TD Sistolik
Proteinuria
Sakit Kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri perut atas
Oliguria
Kejang (Eklampsia)
Kreatinin Serum
Trombositopenia
(<100. 000/L)
Peningkatan Transaminase
serum
Hambatan pertumbuhan janin
Edema Pulmonal

Tidak berat
<110 mmHg
<160 mmHg
Negatif positif
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada

Berat
110 mmHg
160 mmHg
Negatif positif
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Meningkat
Ada

Minimal

Sangat Meningkat

Tidak ada
Tidak ada

Nyata
Ada

Pada Ny. Suraya19 tahun, didapatkan:


- TD awal 180/100 mmHg, setelah di berikan nifedipin 1 tab di PKM menjadi
140/100 mmHg
- Proiteinuria : Dipstick +3
- Sakit kepala
- Gangguan penglihatan : Visus Non Light Perception.
Sehingga dapat ditegakkan diagnosis Preeklampsia berat. Disertai gejala serebral yang
biasanya mendahului eklampsia.
Penatalaksanaan
Pemberian antikejang MgSO 4.
IV drip
Loading dose 4 g MgSO 4 (10 ml MgSO 4 40%) diencerkan dengan
aquabidest sampai dengan 20 cc disuntikan perlahan selama 30 menit. 3
Infus maintenance dengan dosis 6 g MgSO 4 (15 ml MgSO 4 40%) dalam
500 ml larutan RL 28 tpm. 3
Awasi toksisitas magnesium 2,3
- Nilai reflek tendon patella berkala
- Dapat dilakukan pemeriksaan magnesium serum 4-6 jam kemudian
dan sesuaikan cairan untuk memperoleh level magnesium 4-7 mEq/L
(4,8 8,4 mg/dL)
- Nilai level magnesium serum bila kreatinin serum 1, mg/dL
MgSO 4 dihentikan setelah 24 jam persalinan
Injeksi IM intermiten 2
4g MgSO 4 20% IV dengan kecepatan 1g/menit
Diikuti 10 g MgSO 4 50%, 5g boka & boki
Dilanjutkan tiap 4 jam, 5g MgSO 4 50% bergantian boka lalu boki, dengan
- Reflek patellar +

- Tidak ada depresi pernapasan


- Urin output 4 jam terakhir hingga 100 ml
MgSO 4 dihentikan setelah 24 jam persalinan.

Anti hipertensi
Anti hipertensi untuk mengontrol Hipertensi Urgensi berat pada kehamilan:
Labetalol (C)
Dosis 10-20 mg IV, dilanjutkan 20-8 mg/ 20-30 menit, maks 300 mg;
penggunaan infusion 1-2 mg/ menit.
Insiden hipotensi maternal rendah, sekarang digunakan intuk menggantikan
hydralazine, hindari penggunaan pada perempuan dengan asma atau CHF
Hydralazine (C)
Dosis 5mg IV/IM, dilanjutkan 5-10 mg/ 20-40 menit; begitu TD terkontrol
dapat diulang/ 3 jam; pengguaan infusion: 0,5 -10,0 mg/jam; bila gagal
dengan dosis 20 mg IV atau 30mg IM pikirkan obat lain.
Drug of Choice NHBEP; aman dan efisien.
Nifedipine (C)
Hanya tablet, 10-30 mg PO, diulang tiap 45 menit bila perlu.
Diazoxide (C)
Dosis 30 -50 mg IV setiap 5-15 menit
Penggunaan berbahaya; dapat menghentikan persalinan; menyebabkan
hiperglikemia
Nitroprusside (D)
Infusion menetap 0,25 -5,00 g/kg permenit.
Dapat mengakibatkan toksisitas sianida bila digunakan > 4 jam, obat pilihan
terakhir.4
Obat untuk Hipertensi Gestational atau Hipertensi kronik pada kehamilan
Lini Pertama
- Methyldopa (B)
Dosis 0,5-3,0 g/hari dibagi dalam 2 dosis.
Drug of choice NHBEP; aman digunakan setlah trimester pertama,
bahkan hingga 7 tahun setelah persalinan.
Lini Kedua
- Labetalol (C)
Dosis 200 -1200 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis
Dapat mengakibatkan gangguan perkembangan janin
- Nifedipine (C)
Dosis 30-120 mg/hari slow release
Dapat menhambat persalinan dan bekerja sinergis dengan MgSO 4
untuk menurunkan TD
- Hydralazine (C)
50-300 mg/hari dibagi 2-4 dosis/
Sedikit controlled trial, ditemukan beberapa adverse events, dapat
mengakibatkan trombositopenia neonatal. 2,4

Diuretik.
Diuretik loop dapat menembus plasenta. Penggunaan dibatasi hingga persalinan.
Penggunaan dibatasi hanya untuk terapi edema pulmonal.2
Terapi Cairan
Cairan RL diberikan 60-125 ml/ jam, kecuali bila didapatkan kehilangan cairan dari
muntah, diare, diaforesis, atau kehilangan darah yang banyak saat persalinan.2
Plan :
Diagnosis
G1P0A0 19 tahun Hamil Aterm Impartu Kala I Fase Laten + Preeklampsia Berat + JIUTH
Presentasi Kepala
Pengobatan:
Rawat inap diperlukan terutama pada perempuan dengan hipertensi onset baru, terutama
dengan hipertensi yang persisten atau semakin memburuk atau ditemukannya proteinuria2
Sikap terhadap kehamilan dibagi menjadi:
Kriteria manajemen konservatif
Data klinis maternal
Kardiovaskular : TD diastolik terkontrol (<110 mmHg)
Ginjal : proteinuria <3
Cerebrovascular : tidak ada gejala
Trombosit > 100. 000/ mm3
Klinis dan Hemodinamik stabil
Data klinis janin
Pertumbuhan janin baik
Profil biofisik >6
Belum ada tanda maturitas janin.3
Kriteria terminasi kehamilan
Data klinis maternal
Kardiovaskular: TD diastolik tidak terkontrol > 100 mmHg
Perdarahan retina atau ablasio retina
Ginjal : oliguria, peningkatan kreatinin serum (< 2mg/dL) atau penurunan keluaran
kreatinin, proteinuria > 3g/24jam
Cerebrovascular : Kejang, koma, amaurosis, atau gangguan penglihatan
Trombosit < 100. 000/mm3
Hepar : SGOT atau SGPT > 2x batas normal dan nyeri ulu hati/ nyeri perut kanan atas.
Data klinis janin
Pertumbuhan janin terhambat melalui pemeriksaan
USG dengan tanda gawat janin
Oligohidramnion
Profil biofisik <6

Solusio plasenta
Doppler arteri umbilikalis : tidak ada atau turun.3
Pada pasien ditemukan tanda yang mengarah ke Preeklampsia berat, maka harus segera
masuk rumah sakit. Berdasarkan data klinis maternal didapatkan gangguan pada ginjal
(proteinuria +) dan cerebrovaskular (gangguan penglihatan) maka diputuskan dilakukan
terminasi kehamilan dengan Seksio Secarea.
Penanganan Awal pada pasien ini:
- O2 4-6 liter/menit
- Bolus MgSO4 4% 10 cc dalam 10 cc aquabidest (bolus 10 menit
- Drip MgSO4 40 % 15 cc dalam RL 500 cc 28 tpm
- Inj Cefotaxime 1g/12 jam/ IV
- Pasang Kateter urin menetap
- Siapkan Cito SC
- Siapkan PRC 2 kantong
Laporan Observasi Pasien
Tanggal
13Mei20
16

13Mei20
16
12.30
WITA

Subjective
Intra
operasi,
Kejang
sesudah
lahir
plasenta
Post op

Objective
Kejang

Assesment
Eklampsia
parturientum

Plan
Terapi oleh dr
Anestesi

Ku : Somnolen
TD:130/90
mmHg
HR : 86x/m
RR : 20x/m
Temp : 36.8 C
Pemeriksaan
Fisik:
Penglihatan
Kabur

Eklampsia
- Observasi TTV
parturientum +
sampai pasien
P1A0
sadar penuh
- IVFD D5% +
oxytocin 2 amp
20 tpm
- MgSO41mg/jam/SP
2,5 cc/jam/SP
- Fentanyl
30mg/jam/SP
- Midazolam
2mg/jam/SP
- Inj Ceftriakson 1
gr/12 jam/IV
- Inj Asam
traneksamat 500
mg/8 jam/IV
Inj Ketorolac 30
mg/8 jam/IV
- Inj Ranitidin 1
amp/8 jam/IV
- Rawat ICU
- Observasi TD, bila

13Mei20
16
13.45
WITA

Sadar
penuh
(post SC
1,5 jam)
Sudah
bisa
melihat,

Ku : baik
TD:141/91
mmHg
HR : 84x/m
RR : 26x/m
Temp : afebris
Pemeriksaan
Fisik
Mata : RC +/+,
Visus OD 6/6 OS
6/6
Abdomen : TFU
2 jari di atas
umbilikus, nyeri
perut (),
kontraksi baik.
Fluksus : darah

P1A0 post op
SC a.i
Eklampsia

13Mei20
16
14.45
WITA

Sadar
Penuh

Hasil Lab 2 jam P1A0 post op


post SC
SC a.i
Leukosit15.5mm Eklampsia
3
(H)
Hb 13,1 g/dL
Ht 33.6%
Platelet165.000/
L

14Mei20
16
08.00
WITA

Pandang
KU: Baik
P1A0 19 tahun
an Kabur TD 130/90mmHg Post sc H1 a.i
N: 70x/m
Eklampsia
()
RR:20 x/m
Kejang
S: 36oC
()
Visus : 5/6-5/6
Pusing
TFU: 2 jari di
()
bawah pusat
Mual()
Mammae:
tak/tak
ASI : -/BU (+) N, Flatus
()
BAK : Perkateter,

> 150 lapor


Kejang lapor
Tampung urin 24
jam dan hitung
balance cairan
Cek Hb 2jam post
operasi
Lanjut terapi
Cek Hb 2 jam post
SC

- Lanjut Terapi

- Mobilisasi bertahap
- IVFD RL:D5% 2:1
28 tpm
- MgSO4 4%
1mg/jam/SP 2,5
cc/jam stop
Pukul 13.20 WITA
- Inj Ceftriaxon
1gr/12jam / IV
- Inj Asam
traneksamat 1
amp/ 8 jam/IV
- Inj Ketoprolac 1
amp/ 8 jam/ IV

1200 cc
BAB: belum

15Mei20
16
08.00
WITA

- Inj Ranitidin 1
amp/8 jam/IV
- Nifedipine 3 x
10mg PO
Pandang
KU: Baik
P1A0 18 tahun - Pindah ruangan
an Kabur TD
post sc hari II
nifas
Aff
kateter urin
100/100mmHg
a.i Eklampsia
()
IVFD
RL: D5% 2:1
N: 96x/m
Kejang
28 tpm
RR:20 x/m
()
- Inj Ceftriaxon
o
S: 36,5 C
Pusing
1gr/12jam / IV
Visus : 5/6-5/6
()
- Inj Asam
TFU: 2 jari di
Mual()
traneksamat 1
bawah pusat
amp/ 8 jam/IV
Mammae:
- Inj Ketoprolac 1
tak/tak
amp/ 8 jam/ IV
ASI : -/- Inj Ranitidin 1
BU (+) N, Flatus
amp/8 jam/IV
(+)
- Nifedipine 3 x
BAK : Perkateter,
10mg PO
jernih
BAB: belum

16Mei20
16
08.00
WITA

Pandang
an mata
kabur
pada
mata
sebelah
kiri

17Mei20
16
09.00
WITA

Pandang
an Kabur

(+)
Kejang
()
Pusing
()
Mual()

KU: Baik
TD
170/120mmHg
N: 80x/m
RR:20 x/m
S: 36,5oC
Visus : 6/6-5/6
TFU: 3 jari di
bawah pusat
Mammae:
tak/tak
ASI : +/+ sedikit
BU (+) N,
Lop:
Luka
operasi kering
BAK : lancar
BAB: belum
KU: Baik
TD
140/100mmHg
N: 80x/m
RR:20 x/m
S: 36,5oC
Visus : 6/6-5/6
TFU: 3 jari di

P1A0 18 tahun - Aff infus


post sc hari III - Cefadroxil 500 mg
2x1
a.i Eklampsia
- Asam Mefenamat
500 mg 3x1
- Ranitidin 2x1 tab
- Nifadipin stop
Metildopa 2x250
mg PO
- Becomc 1x1 tab
- Ganti verband
biasa
- Dulcolax Supp 1x 2
tab

P1A0 18 tahun post sc hari IV


a.i Eklampsia + Hiperkolesterol
emia +
Hiperuricemia

Cefadroxil 500 mg
2x1
Asam Mefenamat
500 mg 3x1
Ranitidin 2x1 tab
Metildopa 2x 250
mg
- Becomc 1x1tab
- Ganti verband

Nyeri ulu
hati (+)

17Mei201
6
12.00
WITA
Dr. Interna

Keluhan
()

18Mei201
6
08.00
WITA

Keluhan
()

bawah pusat
Mammae:
tak/tak
ASI : +/+ sedikit
BU (+) N,
Lop:
Luka
operasi kering
BAK : lancar
BAB: belum
Lab 13Mei2016
Asam Urat 8,2
mg/dl (H)
Cholesterol total 350
mg/dl (H)
Trigliseride330
mg/dl (H)
TD 140/100 mmHg

biasa
- Dulcolax Supp 1x 2
tab
- Konsul interna

Gestational
Hipertensi+
Eklampsia
P1A0 post SC
Dislipidemia
Hiperurisemia

- Diet rendah lemak,


purin, rendah
garam
- Metildopa 3x 250
mg
- Terapi lain sesuai
Obgyn
P1A0 18 tahun - Boleh pulang
post SC hari V - Metildopa 3x250
mg
a.i Eklampsia +

KU: Baik
TD
140/100mmHg
N: 80x/m
Dislipidemia +
RR:20 x/m
Hiperuricemia
S: 36,5oC
Visus : 6/6-6/6
TFU: 3 jari di
bawah pusat
Mammae:
tak/tak
ASI : +/+ sedikit
BU (+) N,
Lop: kering
BAK : lancar
BAB: Sudah

- Bisoprolol 1x 4
tab
- Cefadroksil 2 x 500
mg
- Asam Mefenamat
3x 500 mg
- Kontrol Poliklinik

Konsultasi:
Konsultasi dengan Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Spesialis Anestesi, dan Spesialis
Penyakit Dalam untuk penanganan lebih lanjut
Rujukan:
Tidak diperlukan

Anjuran :
Kegiatan
Penanganan

Nasihat

Periode
Hasil yang di Harapkan
Saat masuk IGD, Edukasi
terhadap
pasien
untuk
selama perawatan.
kehamilan selanjutnya.
Risiko 20%pre-eklampsia pada pasien
riwayat pre-eklampsia pada kehamilan
sebelumnya.
ANC rutin pada kehamilan selanjutnya.
Selama perawatan
Pasien mendapatkan edukasi tentang
hipertensi pada kehamilan, dan efeknya pada
ibu juga janin.

DONGGALA, 21 Juni 2016


Peserta,

Pendamping

(dr.Maya Rina Santara Manurung)

(dr. Sri Wahyuni)

Pembimbing,

(dr. Melda M.M. Sinolungan, SpOg)

Anda mungkin juga menyukai