Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


1.1.1. Misi, Tujuan, Dan Cara Pencapaian Tujuan
Rencana perubahan status ISI Padangpanjang menjadi Institut Seni dan Budaya
Indonesia

(ISBI)

Padangpanjang

lahir

dari

sebuah

cita-cita

luhur,

yaitu

mengembangkan dan memberdayakan potensi budaya di wilayah budaya Melayu


Nusantara. Sangat disadari bahwa masyarakat yang mendiami Pulau Sumatera,
khususnya, wilayah Melayu Nusantara memiliki beragam kearifan budaya yang perlu
mendapat sentuhan-sentuhan akademis agar aktual, berdaya, dan berguna bagi
kesejahteraan masyarakatnya. ISI Padangpanjang sebagai perguruan tinggi yang
melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam
bidang seni dan budaya adalah salah satu wujud dari tanggung jawab pemerintah
dalam menggali, melestarikan, mengembangkan, seni dan budaya Indonesia dalam
segala aspek. Pada gilirannya pembangunan seni dan budaya diharapkan dapat
berfungsi menjaga keseimbangan hidup dan memperkokoh jati diri untuk menghadapi
arus globalisasi.
Seiring dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-undangan yang
melandasi sistem pendidikan dan kebudayaan, misi prodi ilmu budaya sebagai pranata
sosial

yang

kuat

dan

berwibawa

mengisyaratkan

bahwa

pengelolaan

dan

penyelenggaraan pendidikan Antropologi Budaya oleh pemerintah pusat, pemerintah


daerah,

dan

masyarakat

luas

berlangsung

sinergis,

dimaksudkan

untuk

memberdayakan semua warga Negara Indoneisa agar berkembang menjadi manusia


seutuhnya sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya bertujuan untuk
melahirkan insan-insan akademik yang berkarakter budaya Indonesia dan/atau
profesional yang mampu mencipta, membina, mengkaji, dan menyajikan karya seni
secara kreatif dan inovatif, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam
percaturan global. Seiring dengan itu, maka Program Studi Antropologi Budaya
memiliki Visi, Misi, Tujuan, Sasaran. Strategi pencapaian tertuang dalam Misi berikut
ini.
Misi

1. Menyelenggarakan Program Studi Antropologi Budaya dengan berpola Ilmiah


Pokok Rumpun Budaya Melayu untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, memiliki keunggulan dan kemandirian.

2. Menyelenggarakan

penelitian

untuk

mengembangkan

ilmu

pengetahuan,

teknologi dan seni guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat dan diseminasi teknologi dan


hasil-hasil penelitian untuk memecahkan masalah-masalah budaya yang ada di
masyarakat.

4. Menghasilkan

lulusan

yang

profesional

untuk

mengkaji,

membina

dan

mengembangkan budaya Melayu bagi pengembangan budaya dan peningkatan


kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
1. Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, inovasi, dan menjadi
warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
2. Bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai wawasan dan fakta
budaya-budaya yang berbeda, baik warisan budaya maupun budaya yang hidup
dan berkembang saat ini.
3. Untuk

menghasilkan

lulusan

yang

memiliki

kemampuan

analisis

untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bagi peningkatan


kualitas hidup masyarakat.
4. Untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemandirian dalam menggali,
membina dan mengembangkan budaya Melayu serta peningkatan kualitas
hidup masyarakat.
5. Terselenggaranya Program Studi Antropologi Budaya yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dasar budaya Melayu.
6. Terselenggaranya pusat penyelenggaraan pendidikan Antropologi Budaya yang
berazaskan keilmuan yang peka serta responsif terhadap perubahan dengan
menjunjung tinggi moralitas bangsa.
7. Terselenggaranya pusat penelitian dan pengkajian Budaya Melayu berbasis
budaya Melayu Nusantara yang bertanggung jawab.
8. Terjalinnya

kerja

sama

dengan

berbagai

Instansi

terkait

dalam

rangka

peningkatan kualitas terselenggaranya Program Studi Antropologi Budaya.


9. Terwujudnya

kejayaan

diri,

lembaga,

bangsa

dan

negara

melalui

Terselenggaranya Program Studi Antroopologi Budaya.


Strategi Pencapaian
Program Studi Antropologi Budaya memiliki strategi pencapaian, yakni langkah
menyiapkan sarana prasarana, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Sarana
dan

prasarana

berupa

ruang

perkuliahan

maupun

peralatan

penunjang

terselenggaranya proses pembelajaran mengajar. Sumber daya manusia, baik tenaga


pendidik

dan

tenaga

kependidikan

direkrut

berdasarkan

dan

kebutuhan

dan

kompetensi minimal bergelar megister (S2), sedangkan tenaga kependidikan direkrut


berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan kompetensi masing-masing yang
dibutuhkan.
Perekrutan dosen tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga dosen
tetap sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku. Dalam rangka peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dan staf pengajar ISI Padangpanjang terus mendorong
para staf agar dapat meningkatkan jenjang pendidikannya sesuai dengan kompetensi
dan bidangnya. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dilakukan sampai ke jenjang
pendidikan ke-S3 dan mengikuti kegiatan-kegiatan temu ilmiah, seperti seminar,
pelatihan dan workshop.

Sedangkan bagi tenaga kependidikan melalui pelatihan-

pelatihan, magang, workshop, dan seminar.


Prodi Antropologi Budaya FSP ISI Padangpanjang melakukan sosialisasi misi,
tujuan dan sasaran melalui baliho, lieflet, spanduk, koran, dan media sosial. Sistem
dan strategi rekrutmen mahasiswa dillakukan melalui jalur Bidik Misi, SPMB, dan
mandiri dengan rancangan quota 40 atau setara dengan 1 (satu) kelas. Penerimanan
mahasiswa baru dibuka sejak bulan April sampai Juni setiap tahun. Proses
penyeleksian tersebut bertujuan menghasilkan input yang sesuai dengan target, baik
kualitas maupun kuantitas.
1.1.2. Manfaat Program Studi
Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang secara langsung
membutuhkan sumber daya manusia yang mampu memahami, menyelesaikan krisiskrisis

multidimensi

dan

mengembangkan

keanekaragaman

budaya

dan

seni.

Antropologi budaya merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengkaji manusia dari
sosial budaya untuk memahami realitas hidup yang berkembang dan memecahkan
permasalahan-permasalahan dari sudut pandang antropologi.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang meningkatkan daya saing
pembangunan,

budaya sebagai salah satu pedoman untuk pembangunan manusia

yang seutuhnya. Perguruan tinggi Unand merupakan satu-satunya perguruan tinggi di


Sumatera Barat memiliki Prodi Antropologi Sosial dengan daya tampung 54 orang
setiap tahunnya, dan Universitas Negeri Padang yang memiliki Prodi Pendidikan
Antropologi Sosial. Pertimbangan hanya 2 (dua) PT yang menyelenggarakan PS
Antropologi

Sosial

dengan

daya

tampung

terbatas.

Berdasarkan

potensi

keanekaragaman budaya di Sumatera Barat, khususnya Melayu Nusantara pada


umumnya memiliki potensi yang patut digali dan dikembangkan sesuai keilmuan
antropologi. ISI Padangpanjang, Fakultas Seni Pertunjukan merespon peluang tersebut

untuk membuka Prodi Antropologi Budaya. Selain itu, pertumbuhan industri-industri,


perusahaan, LSM, dan jurnalistik

seiring dengan konflik-konflik sosial dan budaya

membutuhkan keilmuan antropologi berkontribusi memberi solusi menyelesaikan


permasalahan, serta membantu membuat perencanaan yang sesuai dengan konsep
budaya lokal. Selanjutnya, perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan coorporate
social responsibility (CSR) sehingga setiap persuhaan memiliki divisi CSR sebagai
bentuk kontribusi posistif perusahaan kepada masyarakat. Pemenuhan sumber daya
tersebut menjadi ruang lapangan kerja bagi lulusan Program Studi Antropologi
Budaya.
ISI Padangpanjang sebagai Perguruan tinggi seni tertua di pulau Sumatera telah
memiliki SDM dan sarana prasarana yang memadai untuk menyelenggarakan Program
Studi Antropologi Budaya. Program Studi Antropologi Budaya dibuka di FSP ISI
Padangpanjang

dengan

menekankan

spesifikasi

pada

kajian

budaya

Melayu

Nusantara. Prodi ini memberikan nilai tambah untuk meningkatkan daya saing ISI
Padangpanjang dengan perguruan tinggi seni lainnya. Hal tersebut mengingat belum
ada perguruan tinggi seni di Indonesia yang membuka Program Studi Antropologi
Budaya menfokuskan spesifikasi pada budaya Melayu Nusantara. Potensi dan peluang
tersebut cara ISI Padangpanjang merespon perubahan status ISI menjadi ISBI. Manfaat
pendirian Prodi Antropologi Budaya sebagai berikut.
1. Institusi
a) Penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya bermanfaat menjadi
pusat kajian Antropologi Budaya Melayu Nusantara.
b) Peneyelenggaran Program Studi Antropologi Budaya mewadahi kajiankajian seni dan budaya dan memberi kontribusi antar dan Inter lembaga
yang saling berhubung kait.
2. Masyarakat
a. Penyelenggaraan

Program

Studi

Antropologi

sebagai

pusat

pengembangan IPTEKS bagi masyarakat.


b. Penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya bekerjasama dengan
pemangku kepenting dalam mengembangkan seni budaya sebagai kajian
Antropologi Budaya.
2. Bangsa
a. Penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya bermanfaat mengali
dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Melayu Nusantara.
b. Penyelenggaraan Program Studi Anropologi Budaya dapat bermanfaat
dalam membentuk insan akademis yang cendekia, berkarakter, kreatif,
inovatif, serta responsif terhadap perubahan budaya.
c. Penyelenggaraan Program Studi Antropolgi Budaya
menumbuhkembangkan

kembali

nilai-nilai

luhur

bermanfaat

budaya

Melayu

Nusantara untuk memperkokoh ketahanan budaya lokal sebagai salah


satu pilar ketahanan budaya bangsa.
1.1.3. Kemampuan dan Potensi Perguruan Tinggi.
Kemampuan dan potensi Perguruan Tinggi ISI Padangpanjang dalam memuka
Program Studi Antropologi yakni oleh karena telah memiliki tenaga pendidik (SDM)
bidang antropologi dan kajian budaya, sarana dan prasarana. Untuk kualifikasi
akademik dosen terus ditingkatkan, dari jenjang S2 ke jenjang pendidikan S3. ISI
Padangpanjang juga terus berusaha meningkatkan jumlah dosen yang memiliki
jabatan Lektor dan Lektor Kepala serat Guru Besar.
Dari aspek pembiayaan, sarana dan prasarana, ISI Padangpanjang memiliki
sumber pendanaan APBN, PNBP dan dukungan kerja sama lembaga lainnya yang tidak
berbentuk rupiah murni. Kerjasama yang

saling menguntungkan dengan berbagai

lembaga akan dilakukan dan ditingkatkan. Perpustakaan sebagai sarana pendukung


dalam proses pendidikan di ISI Padangpanjang sudah cukup memadai dan telah
dilengkapi

dengan

layanan

internet

(wifi).

Literatur

dan

koleksi

jurnal

serta

pengembangan jurnal elektronika (e-jurnal) telah ada memperkaya mutu pelayanan


perpustakaan.
ISI Padangpanjang sangat berpotensi melakukan kerja sama di bidang
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini dapat berupa penyuluhan
dan pembinaan kesenian pada kantong-kantong seni yang bekerjasama dengan
pemerintah daerah dan kelompok-kelompok kesenian. Dalam pelaksanaan Praktek
Belajar Lapangan (PBL), para mahasiswa dan dosen juga telah turut memberdayakan
masyarakat serta aktif dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan kesenian serta
mengadakan pertunjukan dan pemeran seni. Hubungan kemitraan dan kerja sama
dengan pihak luar terus dikembangkan di tingkat provinsi, nasional dan internasional
selalu ditingkatkan. Hal ini penting dalam membangun intitusi ke depan yang lebih
profesional dan memperluas kerja sama dengan para stakeholders dalam bidang seni
dan budaya. Kemitraan dan kerja sama adalah juga bentuk pencitraan diri insitutsi
kepada

pihak

luar

serta

membuka

peluang

bagi

para

lulusan

untuk

mengaktualisasikan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang seni dan budaya di


lapangan pekerjaan.
1.1.4.

Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.


Kekuatan:
a. ISI Padangpanjang merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang berada
di wilayah Sumatera yang terletak di pertengahan pulau Sumatera, yaitu di
Provinsi Sumatera Barat dengan kekuatan kebudayaan Minangkabau yang
dikenal system matrilinealnya.

b. Terkait dengan SDM, ISI Padangpanjang memiliki SDM antropologi dan


kajian budaya yang telah memenuhi kepangkatan akademik dan sertifikasi
dosen.
c. Sumberdaya manusia (dosen) yang luar biasa dalam bidang seni dan
budaya yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi terkenal di Indonesia,
seperti

berasal

dari

lulusan

Universitas

Gadjah

Mada,

Universitas

Indonesia, Universitas Udayana, dan Universitas Negeri Padang.


d. ISI Padangpanjang memilik tenaga kependidikan (pustakawan, tenaga
administrasi,

laboran,

dan

teknisi)

yang

bergelar

ahli

madya

perpustakaan, administrasi pendidikan, sarjana seni, dan sarjana komputer


(teknologi informatika). Sumberdaya ini merupakan potensi yang dapat
diberdayakan dalam penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya.
e. ISI Padangpanjang memiliki lahan yang strategis, aman dan nyaman untuk
menyelenggarakan proses pembelajaran. ISI Padangpanjang juga memiliki
sarana dan prasarana yang cukup memadai, seperti ruang kelas, studio,
labor komputer, perpustakaan, ruang kantor, ruang kepala studio, ruang
dosen, ruang bimbingan konseling, masjid, sarana olah raga, tempat
parkir, kafetaria, gedung pertunjukan, gazebo dan pendopo.
f. Sarana dan prasarana yang tersedia, seperti: peralatan penunjang
pendidikan dan perpustakaan.
Kelemahan:
a. Karena keterbatasan ruangan untuk dua fakultas

dengan Sembilan

program studi yang sudah ada, sehingga diperlukan pengembangan.


b. Ruang praktek laboran dan komputer telah ada tetapi belum memenuhi
kapasitas kebutuhan maupun kelengkapan peralatan penunjangnya.
c. Belum tertatanya penggunaan ruang secara efektif dan efisien, sehingga
penggunaan ruang belum dapat dimaksimalkan.
d. Masih adanya sebagian dosen yang mengabaikan

disiplin

dalam

menggunakan ruangan (merubah jadwal), sehingga penggunaan ruang


tidak sesuai dengan jadwal yang mengakibatkan penggunaan juga tidak
efektif dan efisien.
Peluang:
a. Dengan adanya Permendikbud No. 95 Tahun 2014 Tentang Pendirian,
Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi serta Pendirian Perubahan
dan Pencabutan Perguruan Tinggi Swasta, maka ISI Padangpanjang
berpeluang membuka Program Studi Antropologi Budaya.
b. Belum banyaknya perguruan tinggi di Indonesia yang secara khusus belum
membuka

program

studi

Antropologi

budaya,

terutama

di

wilayah

Sumatera, walaupun pada beberapa perguruan tinggi sudah memiliki


program studi tersebut, tapi masih terbatas pengembangannya.

Ancaman:
a. Adanya globalisasi dan pasar bebas pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina;
persaingan antar kawasan semakin ketat.
b. Adanya Program Studi Antropologi di Universitas Andalas merupakan
pesaing terdekat dalam kawasan Sumatera.
c. Perubahan dan perkembangan budaya yang cukup tinggi.
1.2. Aspek Spesifikasi
1.2.1.Nomenklatur dan Jenjang Program Studi.
Dalam upaya melaksanakan Undang-undang Pendidikan Tinggi no 12 tahun
2012, Peraturan Menteri tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia penamaan
program studi secara internasional serta pemetaan kekuatan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berbasis pada program studi yang diselenggarakan di
Indonesia. Program Studi Antropologi Budaya merupakan unit pembelajaran akademik
strata satu (S-1). Program studi ini bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pendidikan sampai tahap Sarjana. Nomenklatur Program Studi Antropologi yang
hendak didirikan adalah mengacu kepada amanat Permendikbud No. 154 Tahun 2014
(peraturan terlampir). Lulusan Program Studi Antropologi bergelar Sarjana Sosial
(S.Sos.), dan kompetensi Antropologi Budaya dijelaskan dalam Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI). Peserta didik dinyatakan lulus setelah melaksanakan
seluruh kurikulum dan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
1.2.2.Posisi Program Studi yang diusulkan terhadap bidang ilmu di tingkat
nasional dan internasional.
Program Studi Antropologi Budaya Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang
merupakan jenjang pendidikan Sarjana Strata 1 (S-1). Pendidikan Program Studi
Antropologi Budaya yang mendasarkan pada sistem kredit yang dapat diselesaikan
oleh mahasiswa yang berkemampuan rata-rata dan bersedia meluangkan waktu
belajar sebanyak kira-kira 50-55 jam per minggu, dalam jangka waktu 8 semester atau
4 tahun. Beban eks kurikulum berjumlah 144 sks dengan syarat mahasiswa dapat
menyelesaikan studi paling lama 7 tahun setara dengan 14 semester dengan indeks
prestasi minimal 2.00.
Pada akhir pendidikan,

lulusan

Program

Studi

Antropologi

Budaya

ISI

Padangpanjang berhak menyandang gelar kesarjanaan di bidang Antropologi budaya


menurut peraturan pemerintah yang berlaku dengan bergelar S.Sn. Program Studi
Antropologi Budaya FSP ISI Padangpanjang dirancang sebagai Lembaga Pendidikan
yang memfokuskan kajian permasalahan Kebudayaan Melayu Nusantara dalam rangka
pembangunan nasional, dan mampu berkompetisi secara nasional dan internasional,
khususnya di wilayah pulau Sumatera. Bidang kajian tentang manusia dari dimensi

biologis dan sosial budaya. Secara umum Antropologi mempelajari manusia sebagai
suatu totalitas yang meliputi aneka ragam manusia dan masyarakat serta kebudayaan
di masa lampau dan masa sekarang serta memprediksikan perkembangan manusia
dan masyarakat serta kebudayaan masa depan.
Sementara realitas keanekaragaman budaya serta etnis di Minangkabau dan
sekitarnya sangat beragam sehingga mernerlukan kajian mendalam untuk berbagai
kebutuhan.

baik

sebagai

khasanah

kebudayaan

Sumatera

dan

khususnya

Minangkabau maupun masukan untuk kebijakan pembangunan daerah. Dalam


menghadapi era globalisasi dan pasar bebas saat ini. pengaruh budaya yang datang
dari luar sudah tidak dapat dielakkan lagi, terkadang perubahan tersebut sampai
kepada sendi, nilai dan norma yang diagungkan oleh suatu komunitas masyarakat
tertentu, sehingga merubah semua tata nilai dan norma dalam suatu masyarakat,
interaksi sosial semakin meluas, beraneka ragam dan kompleks. Oleh karena itu,
maka Program Studi Antropologi Budaya mengembangkan misi akademik yang
partisipatif dan pro aktif terhadap situasi daerah, nasional dan internasional
1.2.3.

Keunggulan Dan Karakteristik Program Studi


Orientasi dasar Program Studi Antropologi Budaya FSP ISI Padangpanjang

adalah penalaran, yang berarti penekanan utama diletakkan pada pemahaman


konseptual-teoritik untuk kepentingan eksplanasi atau analisis, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Sebagimana halnya Ilmu-ilmu Sosial lainnya, antropologi
budaya juga mementingkan aspek empirik, yang tentunya berarti bahwa konsepkonsep dan teori antropologi senantiasa harus diuji dengan melihat kenyataan atau
fakta yang konkrit di lapangan. Di samping itu, kurikulum yang dirancang oleh
Program Studi Antropologi Budaya ISI Padangpanjang bertujuan mendalami aneka
warna manusia dan kebudayaan suku-suku bangsa.
Pengalaman belajar mahasiswa pada Program Studi Antropologi Budaya FSP ISI
Padangpanjang, akan dilalui secara bertahap. Pada tahap awal, para mahasiswa
diperkenalkan dengan konsep-konsep dasar dan sejarah antropologi sebagai ilmu
pengetahuan, serta percabangan ilmu atau bidang-bidang studi yang dikenal dalam
antropologi, yaitu: antropologi fisik, prasejarah, linguistik, antropologi sosial, dan
antropologi budaya. Pada tahap pembelajaran selanjutnya, mahasiswa diperkenalkan
mata kuliah percabangan antropologi, disertai dengan kegiatan kuliah lapangan pada
beberapa mata kuliah guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa
dalam mengamati dan menganalisis fenomena antropologis (dengan menerapkan
konsep, teori, dan metode yang dipelajarinya) dalam berbagai masyarakat dan
kebudayaan.
Pada tahap-tahap akhir pendidikan, para mahasiswa akan kian dituntut untuk
belajar secara mandiri dengan cara mengamati dan menganalisis permasalahanpermasalahan sosial-budaya di Indonesia serta membuat saran-saran pemecahan

lewat diskusi dan penulisan. Permasalahan sosial-budaya memang hampir selalu


bersifat kompleks (holistik) dan tidak mudah untuk diatasi. Oleh karena itu, para
mahasiswa akan diajak belajar lewat pengalaman pendidikan dan keterampilannya
untuk senantiasa bersikap kritis tapi hati-hati dalam menyarankan suatu tindakan
korektif tertentu. Proses pembelajaran diarahkan untuk menerapkan keterpaduan ilmu
antropologi dengan berbagai bidang seni

yang merupakan kekuatan dari ISI

Padangpanjang.
Terkait dengan hal demikian, keunggulan yang hendak dicapai oleh Program
Studi Antropologi Budaya FSP ISI Padangpanjang adalah budaya Melayu Nusantara
yang berkembang di Pulau Sumatera khususnya dan daerah-daerah lainnya di
nusanatara, seperti daerah Kalimantan, Melayu Semenanjung, Brunei Darussalam dan
lainnya.
1.2.4.Hubungan Program Studi Yang Diusulkan Terhadap Program Studi Lain
Pada Institusi Pengusul
Hubungan Program Studi Antropologi Budaya yang diusulkan dengan program
studi yang telah ada di lingkungan ISI Padangpanjang, di antaranya adalah berkaitan
dengan wilayah kajian, objek kajian, tujuan kajian, dan sasaran kajian. Akan tetapi halhal yang berbeda adalah terkait dengan epistemologi atau pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dalam rangka pencapian hasil kajian. Antropologi budaya merupakan
disiplin ilmu yang lebih luas dan umum dibandingkan dengan program studi yang
telah ada dibuka di ISI Padangpanjang, seperti: Program Studi Tari, Program Studi
Musik Karawitan, Program Studi Teater, Program Studi Kriya, Program Studi Fotografi,
Program Studi Televisi dan Film, Program Studi Desain Komunikasi Visual, dan Program
Studi Seni Murni.
Berbagai bidang kajian seni merupakan salah satu objek kajian dari keilmuan
antropologi budaya. Kajian yang didalami bidang ilmu seni sesuai program studi
tersebut memiliki ruang lingkup spesifik dan sangat berhubungan dengan kajian
Antropologi Budaya. Kajian seni hanya fokus pada kajian material/artepak seni itu
sendiri, sedangkan kajian antropologi lebih luas kepada kajian teks dan konteks yang
sangat berhubungan dengan sosiologi/kemasyarakatan tempat seni budaya itu hidup
dan berkembang. Kajian antropologi menekannkan pada kajian dimana seni itu hidup,
sesuai dengan masyarakat dan kebudayanya. Hubungan dengan prodi yang telah ada
yakni terkait dengan material sebagai objek kajian. Kajian di semua prodi tersebut
menjadi wilayah kajian antropologi yang membahas tentang masyarakat, historis,
artifak (seni), fungsi seni, makna seni bagi masyarakat, nilai-nilai seni, psikologi seni,
mental

budaya,

dan

karakter

budaya

masyarakat

sebagai

penciri/identitas

masyarakatnya. Oleh sebab itu, Prodi Antropologi Budaya menjadi sangat relevan

dibuka, hal tersebut oleh karena cukup efektif mewadahi prodi yang telah ada dan
memberi ruang atas kajian yang belum tersentuh oleh prodi yang telah ada. Kontribusi
tersebut sangat bersinergi selain kepada kepentingan prodi antropologi itu sendiri,
prodi yang ada, dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan seni budaya.
Kurikulum Program Studi Antropologi Budaya sangat berbeda lebih dari 80% dibanding
program studi yang sudah ada. Perbedaan kurikulum terlihat dari bahan kajian ke
mata kuliah.

Anda mungkin juga menyukai