PENDAHULUAN
(ISBI)
Padangpanjang
lahir
dari
sebuah
cita-cita
luhur,
yaitu
yang
kuat
dan
berwibawa
mengisyaratkan
bahwa
pengelolaan
dan
dan
masyarakat
luas
berlangsung
sinergis,
dimaksudkan
untuk
2. Menyelenggarakan
penelitian
untuk
mengembangkan
ilmu
pengetahuan,
4. Menghasilkan
lulusan
yang
profesional
untuk
mengkaji,
membina
dan
menghasilkan
lulusan
yang
memiliki
kemampuan
analisis
untuk
kerja
sama
dengan
berbagai
Instansi
terkait
dalam
rangka
kejayaan
diri,
lembaga,
bangsa
dan
negara
melalui
prasarana
berupa
ruang
perkuliahan
maupun
peralatan
penunjang
dan
tenaga
kependidikan
direkrut
berdasarkan
dan
kebutuhan
dan
multidimensi
dan
mengembangkan
keanekaragaman
budaya
dan
seni.
Antropologi budaya merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengkaji manusia dari
sosial budaya untuk memahami realitas hidup yang berkembang dan memecahkan
permasalahan-permasalahan dari sudut pandang antropologi.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang meningkatkan daya saing
pembangunan,
Sosial
dengan
daya
tampung
terbatas.
Berdasarkan
potensi
dengan
menekankan
spesifikasi
pada
kajian
budaya
Melayu
Nusantara. Prodi ini memberikan nilai tambah untuk meningkatkan daya saing ISI
Padangpanjang dengan perguruan tinggi seni lainnya. Hal tersebut mengingat belum
ada perguruan tinggi seni di Indonesia yang membuka Program Studi Antropologi
Budaya menfokuskan spesifikasi pada budaya Melayu Nusantara. Potensi dan peluang
tersebut cara ISI Padangpanjang merespon perubahan status ISI menjadi ISBI. Manfaat
pendirian Prodi Antropologi Budaya sebagai berikut.
1. Institusi
a) Penyelenggaraan Program Studi Antropologi Budaya bermanfaat menjadi
pusat kajian Antropologi Budaya Melayu Nusantara.
b) Peneyelenggaran Program Studi Antropologi Budaya mewadahi kajiankajian seni dan budaya dan memberi kontribusi antar dan Inter lembaga
yang saling berhubung kait.
2. Masyarakat
a. Penyelenggaraan
Program
Studi
Antropologi
sebagai
pusat
kembali
nilai-nilai
luhur
bermanfaat
budaya
Melayu
dengan
layanan
internet
(wifi).
Literatur
dan
koleksi
jurnal
serta
pihak
luar
serta
membuka
peluang
bagi
para
lulusan
untuk
berasal
dari
lulusan
Universitas
Gadjah
Mada,
Universitas
laboran,
dan
teknisi)
yang
bergelar
ahli
madya
dengan Sembilan
disiplin
dalam
program
studi
Antropologi
budaya,
terutama
di
wilayah
Ancaman:
a. Adanya globalisasi dan pasar bebas pada kawasan ASEAN, ASIA dan Cina;
persaingan antar kawasan semakin ketat.
b. Adanya Program Studi Antropologi di Universitas Andalas merupakan
pesaing terdekat dalam kawasan Sumatera.
c. Perubahan dan perkembangan budaya yang cukup tinggi.
1.2. Aspek Spesifikasi
1.2.1.Nomenklatur dan Jenjang Program Studi.
Dalam upaya melaksanakan Undang-undang Pendidikan Tinggi no 12 tahun
2012, Peraturan Menteri tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia penamaan
program studi secara internasional serta pemetaan kekuatan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berbasis pada program studi yang diselenggarakan di
Indonesia. Program Studi Antropologi Budaya merupakan unit pembelajaran akademik
strata satu (S-1). Program studi ini bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pendidikan sampai tahap Sarjana. Nomenklatur Program Studi Antropologi yang
hendak didirikan adalah mengacu kepada amanat Permendikbud No. 154 Tahun 2014
(peraturan terlampir). Lulusan Program Studi Antropologi bergelar Sarjana Sosial
(S.Sos.), dan kompetensi Antropologi Budaya dijelaskan dalam Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI). Peserta didik dinyatakan lulus setelah melaksanakan
seluruh kurikulum dan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
1.2.2.Posisi Program Studi yang diusulkan terhadap bidang ilmu di tingkat
nasional dan internasional.
Program Studi Antropologi Budaya Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padangpanjang
merupakan jenjang pendidikan Sarjana Strata 1 (S-1). Pendidikan Program Studi
Antropologi Budaya yang mendasarkan pada sistem kredit yang dapat diselesaikan
oleh mahasiswa yang berkemampuan rata-rata dan bersedia meluangkan waktu
belajar sebanyak kira-kira 50-55 jam per minggu, dalam jangka waktu 8 semester atau
4 tahun. Beban eks kurikulum berjumlah 144 sks dengan syarat mahasiswa dapat
menyelesaikan studi paling lama 7 tahun setara dengan 14 semester dengan indeks
prestasi minimal 2.00.
Pada akhir pendidikan,
lulusan
Program
Studi
Antropologi
Budaya
ISI
biologis dan sosial budaya. Secara umum Antropologi mempelajari manusia sebagai
suatu totalitas yang meliputi aneka ragam manusia dan masyarakat serta kebudayaan
di masa lampau dan masa sekarang serta memprediksikan perkembangan manusia
dan masyarakat serta kebudayaan masa depan.
Sementara realitas keanekaragaman budaya serta etnis di Minangkabau dan
sekitarnya sangat beragam sehingga mernerlukan kajian mendalam untuk berbagai
kebutuhan.
baik
sebagai
khasanah
kebudayaan
Sumatera
dan
khususnya
Padangpanjang.
Terkait dengan hal demikian, keunggulan yang hendak dicapai oleh Program
Studi Antropologi Budaya FSP ISI Padangpanjang adalah budaya Melayu Nusantara
yang berkembang di Pulau Sumatera khususnya dan daerah-daerah lainnya di
nusanatara, seperti daerah Kalimantan, Melayu Semenanjung, Brunei Darussalam dan
lainnya.
1.2.4.Hubungan Program Studi Yang Diusulkan Terhadap Program Studi Lain
Pada Institusi Pengusul
Hubungan Program Studi Antropologi Budaya yang diusulkan dengan program
studi yang telah ada di lingkungan ISI Padangpanjang, di antaranya adalah berkaitan
dengan wilayah kajian, objek kajian, tujuan kajian, dan sasaran kajian. Akan tetapi halhal yang berbeda adalah terkait dengan epistemologi atau pendekatan-pendekatan
yang dilakukan dalam rangka pencapian hasil kajian. Antropologi budaya merupakan
disiplin ilmu yang lebih luas dan umum dibandingkan dengan program studi yang
telah ada dibuka di ISI Padangpanjang, seperti: Program Studi Tari, Program Studi
Musik Karawitan, Program Studi Teater, Program Studi Kriya, Program Studi Fotografi,
Program Studi Televisi dan Film, Program Studi Desain Komunikasi Visual, dan Program
Studi Seni Murni.
Berbagai bidang kajian seni merupakan salah satu objek kajian dari keilmuan
antropologi budaya. Kajian yang didalami bidang ilmu seni sesuai program studi
tersebut memiliki ruang lingkup spesifik dan sangat berhubungan dengan kajian
Antropologi Budaya. Kajian seni hanya fokus pada kajian material/artepak seni itu
sendiri, sedangkan kajian antropologi lebih luas kepada kajian teks dan konteks yang
sangat berhubungan dengan sosiologi/kemasyarakatan tempat seni budaya itu hidup
dan berkembang. Kajian antropologi menekannkan pada kajian dimana seni itu hidup,
sesuai dengan masyarakat dan kebudayanya. Hubungan dengan prodi yang telah ada
yakni terkait dengan material sebagai objek kajian. Kajian di semua prodi tersebut
menjadi wilayah kajian antropologi yang membahas tentang masyarakat, historis,
artifak (seni), fungsi seni, makna seni bagi masyarakat, nilai-nilai seni, psikologi seni,
mental
budaya,
dan
karakter
budaya
masyarakat
sebagai
penciri/identitas
masyarakatnya. Oleh sebab itu, Prodi Antropologi Budaya menjadi sangat relevan
dibuka, hal tersebut oleh karena cukup efektif mewadahi prodi yang telah ada dan
memberi ruang atas kajian yang belum tersentuh oleh prodi yang telah ada. Kontribusi
tersebut sangat bersinergi selain kepada kepentingan prodi antropologi itu sendiri,
prodi yang ada, dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan seni budaya.
Kurikulum Program Studi Antropologi Budaya sangat berbeda lebih dari 80% dibanding
program studi yang sudah ada. Perbedaan kurikulum terlihat dari bahan kajian ke
mata kuliah.