Gangguan Pendengaran
Gangguan Pendengaran
Pendengaran
Tuli Konduk1f
Kelainan yang terdapat pada telinga luar atau
telinga tengah
Penyebab
Telinga luar -> atresia liang telinga, sumbatan
prop, o11s eksterna sirkumskripta, osteoma liang
telinga
Telinga tengah -> gangguan tuba eustachius, o11s
media, otosklerosis, 1mpanosklerosis,
hemo1mpanum, dan dislokasi tulang
pendengaran
Tuli Sensorineural
Tuli sensorineural atau persep1f dibagi
menjadi tuli sensorineural koklea dan
retrokoklea
Tuli Koklea
Disebabkan oleh aplasia (kongenital),
labirini1s, intoksikasi obat streptomisin,
kanamycin, garamycin, neomycin, kina,
asetosal, atau alkohol.
Tuli Retrokoklear
Disebabkan oleh neuroma akus1k, tumor
sudut pons serebelum, mul1ple myeloma,
cedera otak, pendarahan otak, dan kelainan
otak lainnya
Tes Penala
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Audiogram
Audiometri Khusus
Tes SISI (Short Increment Sensi1vity Index)
Tes ABLB (Alternate Binaural Loudness
Balance)
Tes Kelelahan (Tone Decay)
Audiometri Tutur (Speech audiometry)
Audiometri Bekesy
Test SISI
Untuk mengetahui kelainan koklea, keadaan
dimana koklea dapat mengadaptasi secara
berlebih peninggian intensitas yang kecil,
sehingga pasien dapat membedakan selisih
intensitas sampai 1 dB.
Pemeriksaan dimulai dengan menentukan
ambang dengar
Kemudian diberi rangsang 20dB diatas
ambang.
Tes SISI
Setelah itu diberikan tambahan rangsang 5dB,
lalu diturunkan satu dB hingga 1dB.
Bila pasien dapat membedakan, berar1 test
SISI posi1f
Cara lain 1ap lima de1k dinaikkan 1dB sampai
20 kali. Bila 20 kali benar, 100%. Bila skor
70-100%, rekrutment posi1f. Bila skor 0%-70%
mungkin pendengaran normal atau tuli
persep1f lainnya.
Tes ABLB
Pada tes ABLB diberikan intensitas bunyi
tertentu pada frekuensi yang sama pada
kedua telinga, sampai kedua telinga mencapai
persepsi yang sama, yang disebut balance
nega1f.
Pada MLB, Prinsipnya sama dengan ABLB.
Pemeriksaan ini dilakukan bila terdapat tuli
persep1f bilateral.
Audiometri Tutur
Pasien diminta untuk mengulangi kata-kata yang
didengar melalui rekaman.
Pada pasien tuli persep1f koklea, pasien sulit
membedakan bunyi S, R, N, C, H, CH. Sedangkan
lebih sulit lagi pada tuli retrokoklea.
Apabila kata betul, diberi nilai
90-100% berar1 normal, 75-90% ringan, 60-75%
sedang, 50-60% sukar mengiku1 pembicaraan
sehari-hari, <50% tuli berat
Audiometri Bekessy
Audiometri ini dapat menilai ambang
pendengaran seseorang.
Prinsip pemeriksaan ini ialah dengan nada
yang terputus dan nada yang terus menerus.
Bila ada suara masuk, maka pasien memencet
tombol. Akan didapatkan grak seper1 gigi
gergaji, garis yang menaik ialah periode suara
yang dapat didengar, sedangkan garis yang
turun ialah suara yang 1dak terdengar
Audiometri Bekessy
Pada telinga normal, amplitudo 10 dB
Pada rekrutmen amplitudo lebih kecil
Audiometri Objek1f
Pada pemeriksaan ini, pasien 1dak harus
bereaksi.
Ada 4 cara pemeriksaan
Audiometri impedans
Elektrokokleogra
Evoked Response Audiometry
Oto Acous1c Emission
Audiometri Impedans
Timpanometri
Fungsi Tuba Eustachius
Reeks Stapedius
Pada lesi di koklea, ambang rangsang reeks
stapedius menurun, sedangkan pada lesi di
retrokoklea, ambang itu naik
Audiometri Impedans
Audiometri Impedans
Tipe A -> Normal
Tipe B -> Terdapat cairan di telinga tengah
Tipe C -> Terdapat gangguan fungsi tuba
Eustachius
Tipe A0 -> Terdapat gangguan rangkaian
tulang pendengaran
Tipe AS -> Terdapat kekakuan pada tulang
pendengaran (Otosklerosis)
Elektrokokleogra
Dengan elektrode jarum, membran 1mpani
ditusuk sampai promontorium, kemudian
dilihat graknya.
Pemeriksaan ini cukup invasif sehingga sudah
jarang dilakukan.