Anda di halaman 1dari 67

PEMERINTAHAN KOTA

PADANG

PENATALAKSANAAN PENGAMBILAN
SPESIMEN DARAH VENA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031

Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena


dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain
yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik
dan representative dengan menggunakan tabung vacutainer.

Pengertian

1.

Tujuan

Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan

memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.


2.

2.

Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,

needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun


penderita.
3.

3.

Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan

pengambilan darah (phlebotomy).


Kebijakan

Ada petugas yang terampil

Prosedur

Persiapan
No prosedur

Rasional

1 Lakukan

Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasam

. penjelasan

Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menim

kepada
penderita
(tentang apa
yang dilakukan
terhadap
penderita,
kerjasama
penderita,
sensasi yang

perubahan sementara pada gas darah.

dirasakan
penderita, dsb).
2 Cari vena yang

Meningkatkan kemudahan insersi jarum.

. akan ditusuk

Memungkinkan perawat menempatkan jarum menj

(superfisial,

dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko me

cukup besar,

sampai tembus ke luar berkurang.

lurus, tidak ada

Vena yang diinfus harus dihindari karena meningka

peradangan,

bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah y

tidak diiinfus).
diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak v
3 Letakkan tangan Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat d
. lurus serta
ekstensikan
dengan bantuan
tangan kiri
operator atau
diganjal dengan
telapak
menghadap ke
atas sambil
mengepal.
4 Lakukan

Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit mem

. desinfeksi

pungsi.

daerah yang
akan ditusuk
dengan kapas
steril yang telah
dibasahi alcohol
70% dan
biarkan sampai
kering.
5 a. Lakukan

a. Meningkatkan dilatasi vena.

. pembendungan

Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan a

pada daerah

Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena

proximal kira-

b. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.

kira 4-5 jari dari


tempat
penusukan agar
vena tampak
lebih jelas (bila
tourniquet
berupa ikatan
simpul terbuka
dan arahnya ke

atas).
b.
Pembendungan
tidak boleh
terlalu lama
(maks. 2 menit,
terbaik 1 menit).
6 Siapkan tabung

Mencegah kontaminasi silang zat aditif dalam tabun

. vacutainer yang
sesuai dengan
jenis
pemeriksaan,
jarum bermata
dua yang salah
satu ujungnya
telah
dimasukkan ke
dalam holder.
7 Dilakukan

Memungkinkan perawat menempatkan jarum menj

. penusukan

dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko me

jarum pada vena sampai tembus ke luar berkurang.


dengan sudut 1530 lalu difiksasi
untuk
menghindari
pergeseran
jarum.
8 Torniquet

Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokon

. dilepas segera

hematoma.

setelah darah
mengalir, lalu
tabung diisi
sesuai dengan
kapasitas
vacutainer.
Bersamaan
dengan
tersedotnya
darah ke dalam
vacutainer,
penderita
diminta

Melancarkan aliran darah kembali.

membuka
genggaman
tangannya.
9 Vacutainer

Mengambil tabung vacutainer yang sudah berisi spe

. dilepaskan dari

Mengurangi rasa nyeri saat jarum ditarik.

holder,
kemudian jarum
ditarik perlahan.
1 Letakkan kapas Mencegah terjadinya perdarahan
0 alcohol 70% di
. atas bekas
tusukan selama
beberapa menit
untuk mencegah
perdarahan,
plester, tekan
dengan telunjuk
dan ibu jari
penderita 5
menit.
1 Jarum bekas

Mengurangi penularan mikroorganisme.

1 pakai dibuang
. ke dalam
disposal
cointainer
khusus untuk
jarum.
1 Pada masing-

Agar hasil pemeriksaan cocok dengan pasien yang d

2 masing tabung
. vacutainer diberi
label identitas
penderita.
1 Diperhatikan

Specimen dalam keadaan aman (tidak rusak dan tid

3 petunjuk khusus

menyebabkan penyebaran mikroorganisme).

. penanganan
specimen.
1 Terima kasih

Menghargai pasien atas kerjasamanya.

4 diucapkan pada
. penderita.
1 Sarung tangan
5 dilepaskan dan
. tangan dicuci
dengan cairan

Mengurangi penularan mikroorganisme.

Unit Terkait

antiseptic.
1 Spesimen

Agar hasil pemeriksaan sesuai dengan yang diingink

6 dikirim ke seksi. seksi sesuai


dengan jenis
pemeriksaan
yang diminta.

Balai pengobatan ( BP), KIA ibu, BP lansia

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PENAGMBILAN
SPESIMEN DARAH KAPILER

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Tujuan

kebijakan

Suatu cara pengambilan darah pasien pada ujung jari 2, 3, 4,


dan pada bayi dan anak anak diambil dari tumit atau ibu jari
kaki.
Untuk pemeriksaan laboratorium yang menggunakan jumlah
darah yang sedikit dan pemeriksaan yang langsung tanpa
membutuhkan anti koagulan.
Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

1. Dibersihkan ujung jari pasien 2,3,4, pada orang dewasa


dan pada tumit atau ibu jari kaki pada bayi dengan
kapas alkohol 70%.
2. Tusuk ujung jari pasien menggunakan blood lancet
,dengan kedalaman 3mm.
3. Apus darah yang pertama keluar dengan kapas kering.
4. Ambil darah sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
5. Tutup ujung jari dengan kapas kering.
Unit terkait

BP Umum, BP Lansia, KIA Ibu, KIA Anak, IGD, dan Klinik


Bersalin

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
HAEMOGLOBIN METODE SAHLI

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip kerja

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Hemoglobin darah dirubah menjadi hematin asam yang


berwarna coklat ,dengan penambahan HCl 0,1 N kemudian
warna yang terjadi diencerkan dengan aquades dan bandingkan
dengan warna standart secara visual
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pasien.
Tenaga Analis Laboratorium Terampil

Isi tabung pengencer haemometer sahli dengan


HCl 0.1 N sampai tanda 2 .
Isap darah dengan pipet Sahli sampai tepat
pada tanda 20l.
Darah yang melekat pada bagian luar ujung
pipet dilap dengan tisu.
Masukkan darah ke dalam tabung yang berisi
HCl 0.1 N tadi dengan hati-hati agar tidak
terdapat gelembung udara.
Pipet dibilas dengan cara menghisap HCl 0.1 N
dalam tabung tadi dan mengeluarkannya lagi
,dilakukan 2-3 kali.
Tunggu 3 menit untuk pembentukan hematin
asam yang berwarna coklat tua.
Kemudian diencerkan dengan aquades tetes

demi tetes sambil diaduk dengan batang


pengaduk sampai didapatkan warna yang sama
dengan warna standar
Baca hasil
Nilai normal : laki laki : 14 -18-gr/dl
perempuan :12- 16 gr /dl

Balai pengobatan ( BP ) , KIA Ibu, KIA Anak, BP Lansia

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip
Tujuan

Penetapan golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang ada


dalam sel.
Menentukan jenis golongan darah dari spesimen yang diperiksa.

kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

Pada tempat yang berbeda di atas kaca objek


diteteskan berturut turut 1 tetes serum anti A dan
anti B
Diteteskan masing- masing 1 tetes darah di
samping anti sera.
Diaduk masing masing antisera dengan darah
secara melingkar
Amati ada atau tidak terbentuk aglutinasi

hasil : + aglutinasi : menandakan golongan darah


Anti A
-

Anti B
-

Anti AB
-

Golongan Darah
O

AB

Balai pengobatan (BP), KIA Ibu, KIA Anak , BP Lansia.

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSAAN PEMERIKSAAN
PROTEIN URINE METODE CARIK
CELUP

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Indikator tertentu memperlihatkan warna lain dalam cairan


yang bebas protein dan cairan yang berisi protein pada pH
tertentu, perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam
cairan,sehingga

perubahan

warna

itu

menjadi

ukuran

semikuantitatif pada proteinuria.


Tujuan
kebijakan

Prosedur

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine


Tenaga Analis laboratorium terampil
> Pasien di anjurkan untuk mengambil urine segar
Celupkan strip test ke dalam urine ,biarkan selama 5 detik
sampai semua test area terendam dalam urine
>Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada

standart warna yang tersedia.


Interperetasi hasil :
( -) negatif : tetap kuning
( +) positif : kuning kehijauan
( ++) positif 2 : kehijauan
(+++) positif 3 :hijau muda
( ++++) positif 4 : hijau tua
Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

Klinik bersalin.balai pengobatan ( BP ), KIA ibu

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GLUKOSA URINE METODE CARIK
CELUP

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Glukosa dan oksigen dengan bantuan enzim glukosa oksidase


dirubah menjadi glukonik acid dan H2O2 ,dengan adanya
peroksidase dirubah menjadi H2O dan O n, On akan
mengoksidasi indikator pada kertas test.
Untuk mengetahui adanya glukosa dalam urin pada pasien.
Tenaga Analis laboratorium terampil

>Pasien dianjurkan untuk mengambil sampil urine


>Celupkan strp test ke dalam urine ,biarkan selama 5 detik

sampai semua test area terndam dalam urine.


Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada
standart.
Interpretasi hasil :
( - ) negatif : tetap biru
(+ ) positif 1: biru kehijauan
(++)positif 2 :kehijauan
(+++) positif 3 : coklat muda
(++++) positif 4 : coklat tua
Unit Terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

Balai pengobatan ( BP ), KIA Ibu, BP lansia, IGD

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
BILIRUBIN URINE METODE
HORISSON

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Bilirubin yang ada dalam urine di atas kertas saring dengan jalan
mempresipitatkan fosfat-fosfat yang ada di dalam urine memakai
bariumchlorida dan bilirubin melekat pada presepitat itu. Bilirubin
yang telah dikumpulkan itu dioxidasi menjadi biliverdin yang hijau
dengan reagen Fouchet.

Tujuan

Untuk mengetahui adanya bilirubin urine dalam spesimen pasien.

Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi


Tambahkan 5 ml BaCl 10 % kemudian
campurkan antara urine dan BaCl
Kemudian saring dengan kertas saring .
Biarkan kertas saring kering ,setelah kering
tetesi kertas saring 1-2 tetes reagen Fouchet
Amati bayangan hijau pada kertas saring
Interpertasi hasil :
( -) :tidak ada bayangan hijau
(+ ) : ada bayangan hijau
(++) : hijau pekat
Balai pengobatan (BP), KIA IBU, KIA ANAK, BP Lansia, IGD
Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
TES KEHAMILAN ( PLANOTEST)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

;Hormon HCG dalam urine akan bereaksi dengan anti HCG


yang ada pada kit

Untuk mendeteksi Hormon HCG dalam urine


Kebijakan
Tenaga analis laboratorium terampil
Prosedur

Pasien di arahkan untuk menampung urine


(sebaiknya urine pagi)
Celupkan strip kedalam wadah yang berisi
urine
Letakkan stip dibidang datar, permukaan
bersih
Amati reaksi yang terjadi dalam lima menit.
Penilaian :
Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

Invalid : tidak terbentuk garis


( - ) negatif : terbentuk satu garis merah
( +) positif : terbentuk dua garis merah

Balai pengobatan ( BP ), Klinik KB, KIA Ibu

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ( BTA)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Basil tahan asam akan memberikan warna merah pada

pewarnaan Ziehl Neelsen


Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil


Tujuan

Untuk mengetahui adanya kuman Micobakterium Tuberclosa


dalam sputum pasien suspek BTA.

Prosedur

Tulis identitas / nama pasien di bagian bawah


sisi kanan kaca objek .
Kaca objek dibebaslemakkan di atas nyala api.
Ambil dengan lidi bagian sputum yang firulen
dan dioleskan da atas kaca objek hingga
membentuk spiral ,ukuran sediaan 2x 3 cm.
Tunggu hingga sediaan kering kemudian
difiksasi sebentar diatas nyala api
Beri zat warna carbol fucshin 0,3 % sampai
menutupi seluruh sediaan .
Panaskan dengan nyala api sampai sediaan
menguap dan biarkan sampai 5menit.
Bilas dengan air mengalir,kemudian tetesi
dengan asam alkohol 3 % sampai warna merah
hilang.
Kemudian tetesi sedian dengan zat warna
methilen blue 0,3 % selama 1 menit.setelah itu
bilas dengan air mengalir sampai zat warna
hilang dan keringkan.
Setelah kering, baca

sediaan

di

bawah

mikroskop dengan pembesaran 1000 X ( 100 x


objektif dan 10 x lensa okuler )
Pembacaan / pelaporan hasil :
(+)

: jika ditemukan 10 99 kuman BTA dalam 100 LPB

( ++) :jika ditemukan 1-10 kuman BTA dalam 1 LPB


(+++) : jika ditemukan > 10 kuman BTA dalam 1 LPB

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
PARASIT MALARIA PADA SEDIAAN
APUS METODE SLIDE

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

Untuk mengetahui adanya jenis dan stadium parasit malaria dalam


darah pasien yan diperiksa

Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

Pembuatan sediaan darah malaria:


a. Jenis sediaan darah
Untuk membuat sediaam darah malaria, yaitu dengan sediaan
darah tebal dan sediaan darah tipis.
Sediaan darah tebal : terdiri dari sejumlah besar sel darah
merah yang terhemolisis. Parasit yang ada terkonsentrasi
pada area yang lebih kecil sehingga akan lebih cepat terlihat
di bawah mikroskop.
Sediaan darah tipis : terdiri dari satu lapisan sel darah merah
yang tersebar dan digunakan untukmembantu identifikasi
parasit malaria setelah ditemukan dalam sediaandarah tebal
b. Pembuatan sediaan darah
1. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas.
2. Pilih jari tengah atau jari manis ( pada bayi 6- 12 bulan
darah diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi < 6 bulan
darah diambil dari tumit).
3. Bersihkan jari dengan kapas alkohol 70 % untuk
menghilngkan kotoran dan minyak yang menempel pada
jari tersebut.
4. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul
di ujung jari.
5. Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku)
secara cepat denigan menggunakan lancet.
6. Tetes pertamayang keluar dibersihkan dengan kapas
kering, untuk menghilangkanbekuan darah dan sisa
alkohol.
7. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil
object glass bersih ( pegang object glass di bagian tepinya)
posisi object glass berada di bawahjari tersebut.
8. Teteskan 1 tetes darah di tengah object glass untuk
sediaan darah tipis. Selanjutnya 3 tetes darah yang lebih
besar untuk sediaan darah tebal.
9. Bersihkan sisadarah diujung jari dengan kapas.
10. Letkakan object glass yang berisi tetesandarah di atas
meja atau permukaan yang rata.
11. Untuk membuat sediaan darah tipis , ambil object glass
baru ( object glass kedua ) tetapi bukan cover glass.
Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai darah
tersebut menyebarsepanjang object glass.
12. Dengan sudut 45 geser object glass tersebut dengan cepat
ke arah yang berlawanan dengan tetes darah tebal,
sehingga didapatkan sediaan apus ( seperti bentuk lidah)
13. Untuk sediaan apus tebal, ujung object glass yang kedua
ditempelkan pada ke tiga tetes darah tebal. Darah dibuat
homogen dengan cara memutar ujung object glass searah
jarum jam, sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1
cm.
14. Pemberian label / etiket dilakukan pada bagian pangkal
sediaan darah tipis yang sudah kering dengan pensil. Tulis
namapenderita, nomor dan tanggal pembuatan . jangan
menggunakan ballpoint atau spidol dalanm pembuatan

label.
15. Prosespengeringan sediaan darahharus dilakukan secara
perlahan- lahan di tempat yang datar. Tidak dianjurkan
menggunakan lampu ( termasuk lampu mikroskop),hair
dryer. Hal ini dapat menyebabkan sediaan darah menjadi
retak-retak sehingga mempengaruhhasil pemeriksaan.
16. Selama proses pengeringan , sediaan darah harus
dihindari

dari

gangguan

serangga,

debu,

panas,

kelembaban yang tinggi dan getaran.


17. Setelah kering, darah tersebut harus segera diwarnai.
Pada keadaan tidak memungkinkan selambat-lambatnya
dalam 24 jam sediaan darah harus sudah diwarnai.
Pewarnaan sediaan darah :
1. Sediaan darah tipis yang sudah kering difiksasi dengan
metanol. Jangan kena sediaan darah tebal.
2. Letakkan pada rak pewarna dengan posisi darah berada di
atas.
3. Siapkan 3 % larutan Giemsa dengan mencapur 3 cc Giemsa
stockt dan 97 cclarutan buffer
4. Tuangkan larutan Giemsa 3 % dari tepi hingga menutupi
seluruh permukaan object glass. Biarkan selama30- 45 menit.
5. Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan dari tepi object
glass sampai larutan Giemsayang terbuang menjadi jernih.
Angkat dan keringkan sediaan darah ,setelah kering sediaan
darah siap diperiksa. Untuk sediaan darah tebal diperiksa
dengan lensa perbesaran 10 X ,sedangkan untuk sediaan
darah tipis menggunakan lensa perbesaran 100X.
Interpretasi hasil :
1. +
= 1 sampai 10 parasit dlam 100 lapang pandang
sediaan darah tebal.
2. ++
= 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang
sediaan darah tebal.
3. +++
= 1 sampai 10 parasit dalam 1 lapang pandang
sediaan darah tebal.
4. ++++
= .> 10 parasit dalam 1lapang pandang sediaan
darah tebal.
Balai pengobatan (BP ), KIA Ibu, KIA Anak , BP Lansia,IGD

Unit terkait

PENATALAKSAAN PENGAMBILAN
SPESIMEN ILI( INFLUENZA LIKE
ILLNESS)
PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

Melaksanakan pengambilan spesimen pada kasus ILI secara legeartis


guna mendapatkan spesimen yang benar.

Tenaga analis laboratorium terampil


Kebijakan

Prosedur

1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus


( Hank BSS + Antibiotika ), berikan label yang berisi kode
nomer spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia maka kode
spesimen ditulis dengan pensil 2B pada bagian berwarna putih
di dinding cryotube. Jangan gunakan Medium Hanks ,bila
telah berubah warna kuning.
2. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/ rayon steril dengan
tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas yang mengandung
tangkai kayu, karena mungkin mengadung substansi yang
dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat
menghambat pemeriksaan PCR.
3. Untuk usap nasal : masukkan swab ke dalam lubang
hidungsejajar dengan rahang atas. Biarkan beberapa detik
agar cairan hidung terhisap. Putarlah swab sekali atau dua
kali. Lakukan usapan pada kedua lubang hidung, berikan
sedikit penekanan pada lokasi diman swab diambil.
Untuk usap tenggorok : lakukan usappada bagian belakang
pharynkdan hindarkan menyentuh bagian lidah.
4. Kemudian , masukkan swab hidung dan swabtenggorok sesegera mungkin ke dalam cryotube yang sama.
5. Patahkan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar
cryotube dapat ditutup dengan rapat.
6. Cryotube kemudian diberi label sesuai kode nomer penderita
lalu selanjutnya dililit dengan parafilm.
7. Cryotube yang sudah berisi swab disimpan dalam suhu 4 8 C
sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam freezer.
8. Formulir 3 rangkap diisi secara lengkap, lalu ketiganya diberi
label pada bagian kanan atas .

Balai pengobatan ( BP ), KIA Anak,


Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSAAN PEMELIHARAAN
DAN KALIBRASI MIKROSKOP

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari gabungan lensa


yang membuat objek kecil yang tidak terlihat dengan mata
biasa men-jadi terlihat lebih besar.

Tujuan

Untuk menjaga fungsi mikroskop lebih maksimal dan berdaya


guna lebih lama.

Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil.

Prosedur

CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP


a. Mengatur posisi mikroskop :
Mikroskop diletakkan di tempat yang datar menghadap ke jendela bila
perlu diberi alas dari bahan yang
tidak licin supaya mikroskop tidak mudah tergeser dan posisi meja
benda harus tetap datar.
b. Mengatur cahaya :
1) Pemilihan sumber cahaya Sebaiknya dipakai sumber cahaya dari
sinar matahari, bila cahayanya
sangat kurang dapat dipakai lampu listrik sebagai sumber cabaya. Bila
cahaya kurang, dipakai
cermin dengan sisi cekung sedangkan bila cabaya cukup/terang
dipakai cermin dengan sisi datar.
Bila cabaya terlalu terang, dipakai filter.
2) Mengatur cahaya : Aturlah posisi cermin sedemikian rupa hingga
cahaya masuk ke kondensor, bila
iris diafragma sampai maksimal, naikkan kondensor, letakkan secarik
kertas putih di antara lensa
bagian atas kondensor sehingga bayang pada kertas putih yang
terlihat adalah bola lampu yang
dikelilingi oleh lingkaran dari cahaya.
c. Mengatur kondensor :
1) Letakkan kaca objek tanpa kaca penutu atas meja spesimen.
Turunkan kondensor dan buka iris .diafragma: Lihat dengan
pembesaran yang paling kecil (lOx,
l5x) kemudian lihat melalui okuler dan fokuskan.
2) Tutup diafragma sehingga akan terlihat lingkaran cahaya yang
buram oleh cincin gelap.
3) Naikan kondensor pelan-pelan sampai tepi lingkaran terlihat tajam.
4) Bila perlu atur cermin sampai lingkaran cahaya tepat di tengah.
5) Dengan memutar sekrup kondensor atur , lingkaran cahaya agar
terletak tepat di tengah lapangan
penglihatan.

d. Cara mengatur diafragma :


Diafragma dibuka seluruhnya, pindahkan okuler, dan lihat pada kaca
objek maka akan terlihat lingkaran
cahaya pada keliling lapangan penglihatan. Tutup diafragma pelanpelan sampai lingkaran terang
terlihat 2/3 nya.
e. Cara mengatur lensa okuler :
Pilih lensa okuler pembesaran 5x atau 6x akan memberikan hasil yang
lebih baik besaran yang lebib
besar dan di atas akan menghasilkan gambar yang tidak jelas, sinar
akan yang hilang/lolos.
f. Cara memfokuskan objek :
1) Memakai pembesaran 10 x atau 40 x.
a) Aturlah lensa objek sedekat mungkin dengan objek.
b) Naikkan lensa objektif atau turunk: benda secara berangsur dengan
menggunakan sekrup
kasar sampai bayangan jelas pada okuler.
c) Atur dengan sekrup balus sampai gambar yang jelas.
d) Jarak antara lensa objektif dengi objek :
- Pembesaran 10x: 5-6 mm
- Pembesaran 40x : 0,5-1,5 mm
2) Memakai pembesaran 100 x.
a) Kaca objek yang dipergunakan harus kering.
b) Letakkan 1 tetes minyak immersi pada kaca objek tersebut.
c) Turunkan lensa objektif sampai mengenai minyak imrnersi atau
anisol, usahakan
tidak menyetuh kaca objek (bisa pecah).
d) Lihat melalui lensa okuler dan atur skrup : halus sampai terlibat
gambar dengan jelas.
e) Jarak antara lensa objektif pembesaran 100 x dengan kaca objek :
0,15 -0,20 mm.
CARA MEMBERSIHKAN MIKROSKOP
MENCAKUP LENSA OBYEKTIF DAN LENSA OKULER
a. Persiapan
1) Pilihlah tempat yang cukup luas dan datar sehingga alat, buku
petunjuk, dan bagian mikroskop
yang dibersihkan dapat diletakan secara sistematik dan terjangkau.
2) Bersihkan tempat tersebut dari bahan yang dapat mengganggu atau
merusak mikroskop
3) Cawan petri adalah tempat yang ideal untuk meletakan bagian bagian kecil dari mikroskop yang
akan dibersihkan
4) Baca dengan teliti buku petunjuk dan pastikan alat-alat yang
dibutuhkan telah tersedia.
5) Sebagian mikroskop memiliki bagian mekanikal yang cukup rumit
sehingga apabila tidak yakin
dapat melakukan perawatannya cukup lakukan untuk bagian
optikalnya saja.
b.Perawatan dasar

1) Langkah yang paling penting dalam perawatan mikroskop adalah


mencegah kerusakan. Dimana
prosedur yang baik mengenai membawa, menangani, menggunakan
dan menyimpannya adalah
yang terpenting untuk menghindari kerusakan pada mikroskop.
2) Jaga mikroskop agar selalu tertutup dengan plastik penutup bila
tidak digunakan walaupun
disimpan didalam lemari tertutup.
3) Jangan pernah menyimpan mikroskop tanpa lensa okuler atau
penutup tabung okuler
4) Setelah selesai menggunakannya dengan lampu listrik, padamkan
lampu dan diamkan beberapa
menit dengan tetap tersambung pada saluran listrik untuk proses
cooling down yang bermanfaat
untuk mengoptimalkan penggunaan lampu mikroskop.
5) Apabila menggunakan minyak emersi, bersihkan lensa obyektif
sebelum penyimpanan
6) Jangan simpan mikroskop didekat zat kimia yang bersifat korosif
c. Perawatan Bagian Optikal
Membesihkan lensa:
- Permukaan semua lensa terbuat dari kaca lunak dan sangat mudah
tergores
- Jangan gunakan benda tajam dan keras atau zat abrasive untuk
membersihkan lensa
d. Permukaan lensa okuler dan obyektif :
1) Gunakan sikat halus dan aspirator untuk membersihkan debu dan
kotoran
2) Bersihkan permukaan lensa dengan kertas lensa/kain halus yang
sudah diberi cairan khusus
dengan gerakan memutar lalu keringkan menggunakan kain halus
kering dengan gerakan memutar
3) Selalu bersihkan segera minyak emersi dari permukaan lensa
obyektif setelah digunakan
4) Apabila ada sisa minyak emersi yang mengering bersihkan
menggunakan kertas lensa yang diolesi
Xylene lalu dengan kertas lensa yang diolesi alkohol
5) Untuk menentukan lensa mana yang perlu dibersihkan, cari
lapangan pandang pada sebuah kaca
obyek yang bersih, lalu putar lensa okuler atau obyektif satu per satu,
apabila kotoran yang terlihat
ikut berputar maka kotoran itu berada dilensa tersebut
e. Lensa Obyektif:
1) Selalu gunakan kertas lensa/kain halus
2) Lepaskan obyektif dari bagian hidung mikroskop bila masih terlihat
kotoran setelah permukaan
obyektif dibersihkan
3) Bersihkan bagian dalam lensa dengan cara yang sama seperti
membersihkan bagian
permukaannya. Membuka bagian tengah lensa obyektif hanya boleh
dilakukan oleh teknisi yang
sudah terlatih dan memilik ijin.

f. Proses Pembersihan Mikroskop:


1) Membersihkan Eyepieces ( lensa okuler )
a) Tiup dengan perlahan guna menghilangkankan debu sebelum
menyeka lensa
b) Bersihkan lensa mata/lensa okuler dengan cotton swab yang telah
dibasahi dengan larutan
pembersih lensa
c) Bersihkan dengan gerakan memutar
d) Seka lensa okuler dengan kertas lensa (lens paper)
e) Jika diperlukan ulangi pembersihan cara kering
2) Membersihkan Lensa Objektif
a) Melembabkan lens paper dengan larutan pembersih
b) Menyeka dengan lemah-lembut dengan gerakan melingkar dari
dalam ke luar
c) Menyeka dengan tisu kering atau dengan lens paper
Note: Jangan pernah memindahkan lensa objektif dari nosepiece.
3) Membersihkan Stage Mikroskop
a) Menyeka stage mikroskop menggunakan larutan pembersih yang
dibasahi pada kain halus
b) Keringkan stage secara menyeluruh
c) Ulangi langkah-langkah diatas, jika diperlukan
4) Membersihkan Badan Mikroskop
a) Lepaskan steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Basahi kapas penyeka dengan larutan pembersih
c) Seka badan mikroskop guna memindahkan debu, kotoran, dan
minyak
d) Ulangi langkah 13, jika diperlukan
5) Membersihkan Kondensor
a) Melepas steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Bersihkan kondensor dan lensa auxiliary dengan menggunakan
lint-free cotton swabs yang
terlebih dahulu dilembabkan dengan larutan pembersih lensa.
c) Seka dengan kain penyeka kering
CARA PENYIMPANAN MIKROSKOP DENGAN BAIK
a. Cara Penyimpanan
Mikroskop disimpan dalam lemari tertutup yang dihangatkan dengan
lampu listrik 10 watt agar suhu
dalam lemari lebih tinggi 5o C daripada suhu kamar. Lemari yang dapat
menyimpan 1-4 mikroskop
cukup diberi 1 buah lampu saja.
b. Pemeliharaan Sehari-Hari
1) Jumlah maksimum kekuatan penerangan
2) Kebersihan
3) Bola lampu
4) Minyak emersi
5) Kabel

6) Pastikan terlindung
c. Professional Service
1) Minimum untuk sekali dalam setahun jika mungkin
2) Masalah yang tidak bisa memperbaiki/ terlalu rumit.
d. Perbaikan Mikroskop
1) Jangan pernah membongkar mikroskop
Bagian optikal : Lensa mata/ okuler dan objektif
Mekanikal : Stage dan knob fokus
2) Perbaikan item diatas memerlukan tekhisi
Unit terkait

Balai laboratorium kesehatan propinsi sumbar

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GULA DARAH( DIGITAL METHODE)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan untuk mengetahui status


gula darah klien melalui gula darah kapiler

Tujuan

Mengetahui kadar gula darah pasien : gula darah puasa, gula darah 2
jam PP atau gula darah sewaktu

Kebijakan

Tenaga analis Kesehatan Terampil

Persiapan Pasien

1. pastikan identitas pasien


2. kaji kondisi dan KGD terakhir
3. tindakan yang dilakukan beritahu dan jelaskan pada pasien
atau keluarga
4. jaga privacy pasien
5. posisi pasien : duduk atau tidur
1. alat periksa gula darah ( Easy Touch)
2. gluko test strip

Persiapan alat

Cara kerja

3.
4.
5.
6.
7.

blood lancet dan pendorongnya( Lancing device)


swab alcohol 70 %
sarung tangan ( Hands coon)
savety box/ Tempat sampah
lembar hasil periksa

Tahap Orientasi
1. berikan salam , panggil pasien dengan namanya
2. perkenalkan nama dan tanggung jawab Analis
3. jelaskan tujuan , prosedur, dan lamanya tindakan padan
pasien / keluarga

Tahap Kerja
1. berikan kesempatan pasien bertanya atau melakukan sesuatu
sebelum kegiatan dilakukan
2. menanyakan kelauhan utama pasien
3. jaga privacy pasien
4. memulai dengan cara yang baik
5. atur posisi yang nyaman bagi pasien
6. gunakan sarung tangan yang bersih
7. siapakan alat yang akan digunakan di dekat petugas. Pasang
atau masukan reagen strip ke dalam alat
8. pilih jari yang akan ditusuk ( bias jari tengah/ jari manis)
9. lakukan desinfeksi pad ujung jari yang akan di tusuk dengan
alcohol 70%
10. tusuk ujung jari di bagian tepi dengan lancet
11. apus tetesan darah yang pertama kali keluar dengan kapas
kering
12. pencet jari sampai keluar darah lagi , isap darah dengan strip
yang terpasang di alat sampai cukup terisi dalam strip
13. tunggu beberapa saat dan alat akan mengeluarkan nilai kadar
gula darah pada layar
14. tulis hasil pada lembar kerja
15. bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler
16. posisikan pasien pada posisi yang nayaman
17. lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah medis
18. cuci tangan
19. hasil diberikan kepada pasien dan pasien kembali ke ruangan
yang merujuk ( BP umum, BP Lansia, Poli Gigi, KIA IBU dan
IGD)
BP umum,BP lansia, Poli Gigi, KIA IBU, IGD , Klinik bersalins

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PENGAMBILAN
SPESIMEN DARAH VENA

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman :

PROSEDUR
TETAP

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031

Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena


dalam fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain
yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik
dan representative dengan menggunakan tabung vacutainer.

Pengertian

1.

Tujuan

Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan

memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.


2.

2.

Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,

needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun


penderita.
3.

3.

Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan

pengambilan darah (phlebotomy).


Kebijakan

Ada petugas yang terampil

Prosedur

Persiapan
No prosedur

Rasional

1 Lakukan

Mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kerjasam

. penjelasan

Mencegah hiperventilasi akibat ansietas, yang menim

kepada

perubahan sementara pada gas darah.

penderita
(tentang apa
yang dilakukan
terhadap
penderita,
kerjasama
penderita,
sensasi yang
dirasakan
penderita, dsb).
2 Cari vena yang

Meningkatkan kemudahan insersi jarum.

. akan ditusuk

Memungkinkan perawat menempatkan jarum menj

(superfisial,

dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko me

cukup besar,

sampai tembus ke luar berkurang.

lurus, tidak ada

Vena yang diinfus harus dihindari karena meningka

peradangan,

bercampurnya cairan infuse dengan sampel darah y

tidak diiinfus).
diambil yang dapat mengakibatkan hasil test tidak v
3 Letakkan tangan Memungkinkan dilatasi vena sehingga vena dapat d

. lurus serta
ekstensikan
dengan bantuan
tangan kiri
operator atau
diganjal dengan
telapak
menghadap ke
atas sambil
mengepal.
4 Lakukan

Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit mem

. desinfeksi

pungsi.

daerah yang
akan ditusuk
dengan kapas
steril yang telah
dibasahi alcohol
70% dan
biarkan sampai
kering.
5 a. Lakukan

a. Meningkatkan dilatasi vena.

. pembendungan

Tourniquet harus menghambat aliran vena, bukan a

pada daerah

Aliran arteri yang terhenti mencegah pengisian vena

proximal kira-

b. Mencegah hemokonsentrasi dan hematoma.

kira 4-5 jari dari


tempat
penusukan agar
vena tampak
lebih jelas (bila
tourniquet
berupa ikatan
simpul terbuka
dan arahnya ke
atas).
b.
Pembendungan
tidak boleh
terlalu lama
(maks. 2 menit,
terbaik 1 menit).
6 Siapkan tabung
. vacutainer yang

Mencegah kontaminasi silang zat aditif dalam tabun

sesuai dengan
jenis
pemeriksaan,
jarum bermata
dua yang salah
satu ujungnya
telah
dimasukkan ke
dalam holder.
7 Dilakukan

Memungkinkan perawat menempatkan jarum menj

. penusukan

dengan vena. Sehingga saat vena dipungsi, risiko me

jarum pada vena sampai tembus ke luar berkurang.


dengan sudut 1530 lalu difiksasi
untuk
menghindari
pergeseran
jarum.
8 Torniquet

Mengurangi aliran balik darah. Mencegah hemokon

. dilepas segera

hematoma.

setelah darah

Melancarkan aliran darah kembali.

mengalir, lalu
tabung diisi
sesuai dengan
kapasitas
vacutainer.
Bersamaan
dengan
tersedotnya
darah ke dalam
vacutainer,
penderita
diminta
membuka
genggaman
tangannya.
9 Vacutainer

Mengambil tabung vacutainer yang sudah berisi spe

. dilepaskan dari

Mengurangi rasa nyeri saat jarum ditarik.

holder,
kemudian jarum
ditarik perlahan.
1 Letakkan kapas Mencegah terjadinya perdarahan
0 alcohol 70% di

. atas bekas
tusukan selama
beberapa menit
untuk mencegah
perdarahan,
plester, tekan
dengan telunjuk
dan ibu jari
penderita 5
menit.
1 Jarum bekas

Mengurangi penularan mikroorganisme.

1 pakai dibuang
. ke dalam
disposal
cointainer
khusus untuk
jarum.
1 Pada masing-

Agar hasil pemeriksaan cocok dengan pasien yang d

2 masing tabung
. vacutainer diberi
label identitas
penderita.
1 Diperhatikan

Specimen dalam keadaan aman (tidak rusak dan tid

3 petunjuk khusus

menyebabkan penyebaran mikroorganisme).

. penanganan
specimen.
1 Terima kasih

Menghargai pasien atas kerjasamanya.

4 diucapkan pada
. penderita.
1 Sarung tangan

Mengurangi penularan mikroorganisme.

5 dilepaskan dan
. tangan dicuci
dengan cairan
Unit Terkait

antiseptic.
1 Spesimen

Agar hasil pemeriksaan sesuai dengan yang diingink

6 dikirim ke seksi. seksi sesuai


dengan jenis
pemeriksaan
yang diminta.

Balai pengobatan ( BP), KIA ibu, BP lansia

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PENAGMBILAN
SPESIMEN DARAH KAPILER

No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Tujuan

kebijakan

Suatu cara pengambilan darah pasien pada ujung jari 2, 3, 4,


dan pada bayi dan anak anak diambil dari tumit atau ibu jari
kaki.
Untuk pemeriksaan laboratorium yang menggunakan jumlah
darah yang sedikit dan pemeriksaan yang langsung tanpa
membutuhkan anti koagulan.
Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

6. Dibersihkan ujung jari pasien 2,3,4, pada orang dewasa


dan pada tumit atau ibu jari kaki pada bayi dengan
kapas alkohol 70%.
7. Tusuk ujung jari pasien menggunakan blood lancet
,dengan kedalaman 3mm.
8. Apus darah yang pertama keluar dengan kapas kering.
9. Ambil darah sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.
10. Tutup ujung jari dengan kapas kering.
Unit terkait

BP Umum, BP Lansia, KIA Ibu, KIA Anak, IGD, dan Klinik


Bersalin

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
HAEMOGLOBIN METODE SAHLI
No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip kerja

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Hemoglobin darah dirubah menjadi hematin asam yang


berwarna coklat ,dengan penambahan HCl 0,1 N kemudian
warna yang terjadi diencerkan dengan aquades dan bandingkan
dengan warna standart secara visual
Untuk mengetahui kadar hemoglobin pasien.
Tenaga Analis Laboratorium Terampil

Isi tabung pengencer haemometer sahli dengan


HCl 0.1 N sampai tanda 2 .
Isap darah dengan pipet Sahli sampai tepat
pada tanda 20l.
Darah yang melekat pada bagian luar ujung
pipet dilap dengan tisu.
Masukkan darah ke dalam tabung yang berisi
HCl 0.1 N tadi dengan hati-hati agar tidak
terdapat gelembung udara.
Pipet dibilas dengan cara menghisap HCl 0.1 N
dalam tabung tadi dan mengeluarkannya lagi
,dilakukan 2-3 kali.
Tunggu 3 menit untuk pembentukan hematin
asam yang berwarna coklat tua.
Kemudian diencerkan dengan aquades tetes
demi tetes sambil diaduk dengan batang
pengaduk sampai didapatkan warna yang sama
dengan warna standar
Baca hasil
Nilai normal : laki laki : 14 -18-gr/dl

perempuan :12- 16 gr /dl

Balai pengobatan ( BP ) , KIA Ibu, KIA Anak, BP Lansia

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GOLONGAN DARAH

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip
Tujuan

Penetapan golongan darah menentukan jenis aglutinogen yang ada


dalam sel.
Menentukan jenis golongan darah dari spesimen yang diperiksa.

Prosedur

Pada tempat yang berbeda di atas kaca objek


diteteskan berturut turut 1 tetes serum anti A dan
anti B
Diteteskan masing- masing 1 tetes darah di
samping anti sera.
Diaduk masing masing antisera dengan darah
secara melingkar
Amati ada atau tidak terbentuk aglutinasi

hasil : + aglutinasi : menandakan golongan darah


Anti A
-

Anti B
-

Anti AB

Golongan Darah

AB

Balai pengobatan (BP), KIA Ibu, KIA Anak , BP Lansia.

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSAAN PEMERIKSAAN
PROTEIN URINE METODE CARIK
CELUP

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Indikator tertentu memperlihatkan warna lain dalam cairan


yang bebas protein dan cairan yang berisi protein pada pH
tertentu, perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam
cairan,sehingga

perubahan

warna

itu

menjadi

ukuran

semikuantitatif pada proteinuria.


Tujuan
Prosedur

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine


> Pasien di anjurkan untuk mengambil urine segar
Celupkan strip test ke dalam urine ,biarkan selama 5 detik
sampai semua test area terendam dalam urine
>Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada
standart warna yang tersedia.
Interperetasi hasil :
( -) negatif : tetap kuning
( +) positif : kuning kehijauan
( ++) positif 2 : kehijauan
(+++) positif 3 :hijau muda

( ++++) positif 4 : hijau tua


Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

Klinik bersalin.balai pengobatan ( BP ), KIA ibu

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GLUKOSA URINE METODE CARIK
CELUP

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

Prosedur

Glukosa dan oksigen dengan bantuan enzim glukosa oksidase


dirubah menjadi glukonik acid dan H2O2 ,dengan adanya
peroksidase dirubah menjadi H2O dan O n, On akan
mengoksidasi indikator pada kertas test.
Untuk mengetahui adanya glukosa dalam urin pada pasien.

>Pasien dianjurkan untuk mengambil sampil urine


>Celupkan strp test ke dalam urine ,biarkan selama 5 detik
sampai semua test area terndam dalam urine.
Baca hasil test dengan cara membandingkan warna pada
standart.
Interpretasi hasil :
( - ) negatif : tetap biru

(+ ) positif 1: biru kehijauan


(++)positif 2 :kehijauan
(+++) positif 3 : coklat muda
(++++) positif 4 : coklat tua
Unit Terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

Balai pengobatan ( BP ), KIA Ibu, BP lansia, IGD

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
BILIRUBIN URINE METODE
HORISSON

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Bilirubin yang ada dalam urine di atas kertas saring dengan jalan
mempresipitatkan fosfat-fosfat yang ada di dalam urine memakai
bariumchlorida dan bilirubin melekat pada presepitat itu. Bilirubin
yang telah dikumpulkan itu dioxidasi menjadi biliverdin yang hijau
dengan reagen Fouchet.

Tujuan

Untuk mengetahui adanya bilirubin urine dalam spesimen pasien.

Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil

Prosedur

Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi


Tambahkan 5 ml BaCl 10 % kemudian
campurkan antara urine dan BaCl
Kemudian saring dengan kertas saring .
Biarkan kertas saring kering ,setelah kering
tetesi kertas saring 1-2 tetes reagen Fouchet
Amati bayangan hijau pada kertas saring

Interpertasi hasil :
( -) :tidak ada bayangan hijau
(+ ) : ada bayangan hijau
(++) : hijau pekat
Balai pengobatan (BP), KIA IBU, KIA ANAK, BP Lansia, IGD

Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
TES KEHAMILAN ( PLANOTEST)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Tanggal Terbit :

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

;Hormon HCG dalam urine akan bereaksi dengan anti HCG


yang ada pada kit

Tujuan

Untuk mendeteksi Hormon HCG dalam urine

Prosedur

Pasien di arahkan untuk menampung urine


(sebaiknya urine pagi)
Celupkan strip kedalam wadah yang berisi
urine

Letakkan stip dibidang datar, permukaan


bersih
Amati reaksi yang terjadi dalam lima menit.
Penilaian :
-

Invalid : tidak terbentuk garis


( - ) negatif : terbentuk satu garis merah
( +) positif : terbentuk dua garis merah

Balai pengobatan ( BP ), Klinik KB, KIA Ibu


Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
SPUTUM BASIL TAHAN ASAM ( BTA)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Basil tahan asam akan memberikan warna merah pada


pewarnaan Ziehl Neelsen

Kebijakan

Tenag analis laboratorium terampil

Tujuan

Untuk mengetahui adanya kuman Micobakterium Tuberclosa


dalam sputum pasien suspek BTA.

Prosedur

Tulis identitas / nama pasien di bagian bawah

sisi kanan kaca objek .


Kaca objek dibebaslemakkan di atas nyala api.
Ambil dengan lidi bagian sputum yang firulen
dan dioleskan da atas kaca objek hingga
membentuk spiral ,ukuran sediaan 2x 3 cm.
Tunggu hingga sediaan kering kemudian
difiksasi sebentar diatas nyala api
Beri zat warna carbol fucshin 0,3 % sampai
menutupi seluruh sediaan .
Panaskan dengan nyala api sampai sediaan
menguap dan biarkan sampai 5menit.
Bilas dengan air mengalir,kemudian tetesi
dengan asam alkohol 3 % sampai warna merah
hilang.
Kemudian tetesi sedian dengan zat warna
methilen blue 0,3 % selama 1 menit.setelah itu
bilas dengan air mengalir sampai zat warna
hilang dan keringkan.
Setelah kering, baca

sediaan

di

bawah

mikroskop dengan pembesaran 1000 X ( 100 x


objektif dan 10 x lensa okuler )
Pembacaan / pelaporan hasil :
(+)

: jika ditemukan 10 99 kuman BTA dalam 100 LPB

( ++) :jika ditemukan 1-10 kuman BTA dalam 1 LPB


(+++) : jika ditemukan > 10 kuman BTA dalam 1 LPB

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
PARASIT MALARIA PADA SEDIAAN
APUS METODE SLIDE

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

Untuk mengetahui adanya jenis dan stadium parasit malaria dalam


darah pasien yan diperiksa

Kebijakan

Tenaga alalis laboratorium terampil

Prosedur

Pembuatan sediaan darah malaria:


c. Jenis sediaan darah
Untuk membuat sediaam darah malaria, yaitu dengan sediaan
darah tebal dan sediaan darah tipis.
Sediaan darah tebal : terdiri dari sejumlah besar sel darah
merah yang terhemolisis. Parasit yang ada terkonsentrasi
pada area yang lebih kecil sehingga akan lebih cepat terlihat
di bawah mikroskop.
Sediaan darah tipis : terdiri dari satu lapisan sel darah merah
yang tersebar dan digunakan untukmembantu identifikasi

parasit malaria setelah ditemukan dalam sediaandarah tebal


d. Pembuatan sediaan darah
18. Pegang tangan kiri pasien dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas.
19. Pilih jari tengah atau jari manis ( pada bayi 6- 12 bulan
darah diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi < 6 bulan
darah diambil dari tumit).
20. Bersihkan jari dengan kapas alkohol 70 % untuk
menghilngkan kotoran dan minyak yang menempel pada
jari tersebut.
21. Setelah kering, jari ditekan agar darah banyak terkumpul
di ujung jari.
22. Tusuk bagian ujung jari (agak di pinggir, dekat kuku)
secara cepat denigan menggunakan lancet.
23. Tetes pertamayang keluar dibersihkan dengan kapas
kering, untuk menghilangkanbekuan darah dan sisa
alkohol.
24. Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil
object glass bersih ( pegang object glass di bagian tepinya)
posisi object glass berada di bawahjari tersebut.
25. Teteskan 1 tetes darah di tengah object glass untuk
sediaan darah tipis. Selanjutnya 3 tetes darah yang lebih
besar untuk sediaan darah tebal.
26. Bersihkan sisadarah diujung jari dengan kapas.
27. Letkakan object glass yang berisi tetesandarah di atas
meja atau permukaan yang rata.
28. Untuk membuat sediaan darah tipis , ambil object glass
baru ( object glass kedua ) tetapi bukan cover glass.
Tempelkan ujungnya pada tetes darah kecil sampai darah
tersebut menyebarsepanjang object glass.
29. Dengan sudut 45 geser object glass tersebut dengan cepat
ke arah yang berlawanan dengan tetes darah tebal,
sehingga didapatkan sediaan apus ( seperti bentuk lidah)
30. Untuk sediaan apus tebal, ujung object glass yang kedua
ditempelkan pada ke tiga tetes darah tebal. Darah dibuat
homogen dengan cara memutar ujung object glass searah
jarum jam, sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1
cm.
31. Pemberian label / etiket dilakukan pada bagian pangkal
sediaan darah tipis yang sudah kering dengan pensil. Tulis
namapenderita, nomor dan tanggal pembuatan . jangan
menggunakan ballpoint atau spidol dalanm pembuatan
label.
32. Prosespengeringan sediaan darahharus dilakukan secara
perlahan- lahan di tempat yang datar. Tidak dianjurkan
menggunakan lampu ( termasuk lampu mikroskop),hair
dryer. Hal ini dapat menyebabkan sediaan darah menjadi
retak-retak sehingga mempengaruhhasil pemeriksaan.
33. Selama proses pengeringan , sediaan darah harus
dihindari

dari

gangguan

serangga,

debu,

panas,

kelembaban yang tinggi dan getaran.


34. Setelah kering, darah tersebut harus segera diwarnai.

Pada keadaan tidak memungkinkan selambat-lambatnya


dalam 24 jam sediaan darah harus sudah diwarnai.
Pewarnaan sediaan darah :
6. Sediaan darah tipis yang sudah kering difiksasi dengan
metanol. Jangan kena sediaan darah tebal.
7. Letakkan pada rak pewarna dengan posisi darah berada di
atas.
8. Siapkan 3 % larutan Giemsa dengan mencapur 3 cc Giemsa
stockt dan 97 cclarutan buffer
9. Tuangkan larutan Giemsa 3 % dari tepi hingga menutupi
seluruh permukaan object glass. Biarkan selama30- 45 menit.
10. Tuangkan air bersih secara perlahan-lahan dari tepi object
glass sampai larutan Giemsayang terbuang menjadi jernih.
Angkat dan keringkan sediaan darah ,setelah kering sediaan
darah siap diperiksa. Untuk sediaan darah tebal diperiksa
dengan lensa perbesaran 10 X ,sedangkan untuk sediaan
darah tipis menggunakan lensa perbesaran 100X.
Interpretasi hasil :
5. +
= 1 sampai 10 parasit dlam 100 lapang pandang
sediaan darah tebal.
6. ++
= 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang
sediaan darah tebal.
7. +++
= 1 sampai 10 parasit dalam 1 lapang pandang
sediaan darah tebal.
8. ++++
= .> 10 parasit dalam 1lapang pandang sediaan
darah tebal.
Balai pengobatan (BP ), KIA Ibu, KIA Anak , BP Lansia

Unit terkait

PENATALAKSAAN PENGAMBILAN
SPESIMEN ILI( INFLUENZA LIKE
ILLNESS)
PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Prinsip

Tujuan

Melaksanakan pengambilan spesimen pada kasus ILI secara legeartis


guna mendapatkan spesimen yang benar.
Tenaga analis laboratorium terampil

Kebijakan

Prosedur

9. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus


( Hank BSS + Antibiotika ), berikan label yang berisi kode
nomer spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia maka kode
spesimen ditulis dengan pensil 2B pada bagian berwarna putih
di dinding cryotube. Jangan gunakan Medium Hanks ,bila
telah berubah warna kuning.
10. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/ rayon steril dengan
tangkai plastik. Jangan menggunakan kapas yang mengandung

11.

12.
13.
14.
15.
16.

tangkai kayu, karena mungkin mengadung substansi yang


dapat menghambat pertumbuhan virus tertentu dan dapat
menghambat pemeriksaan PCR.
Untuk usap nasal : masukkan swab ke dalam lubang
hidungsejajar dengan rahang atas. Biarkan beberapa detik
agar cairan hidung terhisap. Putarlah swab sekali atau dua
kali. Lakukan usapan pada kedua lubang hidung, berikan
sedikit penekanan pada lokasi diman swab diambil.
Untuk usap tenggorok : lakukan usappada bagian belakang
pharynkdan hindarkan menyentuh bagian lidah.
Kemudian , masukkan swab hidung dan swabtenggorok sesegera mungkin ke dalam cryotube yang sama.
Patahkan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar
cryotube dapat ditutup dengan rapat.
Cryotube kemudian diberi label sesuai kode nomer penderita
lalu selanjutnya dililit dengan parafilm.
Cryotube yang sudah berisi swab disimpan dalam suhu 4 8 C
sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam freezer.
Formulir 3 rangkap diisi secara lengkap, lalu ketiganya diberi
label pada bagian kanan atas .

Balai pengobatan ( BP ), KIA Anak,


Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSAAN PEMELIHARAAN
DAN KALIBRASI MIKROSKOP

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari gabungan lensa


yang membuat objek kecil yang tidak terlihat dengan mata
biasa men-jadi terlihat lebih besar.

Tujuan

Untuk menjaga fungsi mikroskop lebih maksimal dan berdaya

guna lebih lama.


Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil.


Prosedur

CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP


a. Mengatur posisi mikroskop :
Mikroskop diletakkan di tempat yang datar menghadap ke jendela bila
perlu diberi alas dari bahan yang
tidak licin supaya mikroskop tidak mudah tergeser dan posisi meja
benda harus tetap datar.
b. Mengatur cahaya :
1) Pemilihan sumber cahaya Sebaiknya dipakai sumber cahaya dari
sinar matahari, bila cahayanya
sangat kurang dapat dipakai lampu listrik sebagai sumber cabaya. Bila
cahaya kurang, dipakai
cermin dengan sisi cekung sedangkan bila cabaya cukup/terang
dipakai cermin dengan sisi datar.
Bila cabaya terlalu terang, dipakai filter.
2) Mengatur cahaya : Aturlah posisi cermin sedemikian rupa hingga
cahaya masuk ke kondensor, bila
iris diafragma sampai maksimal, naikkan kondensor, letakkan secarik
kertas putih di antara lensa
bagian atas kondensor sehingga bayang pada kertas putih yang
terlihat adalah bola lampu yang
dikelilingi oleh lingkaran dari cahaya.
c. Mengatur kondensor :
1) Letakkan kaca objek tanpa kaca penutu atas meja spesimen.
Turunkan kondensor dan buka iris .diafragma: Lihat dengan
pembesaran yang paling kecil (lOx,
l5x) kemudian lihat melalui okuler dan fokuskan.
2) Tutup diafragma sehingga akan terlihat lingkaran cahaya yang
buram oleh cincin gelap.
3) Naikan kondensor pelan-pelan sampai tepi lingkaran terlihat tajam.
4) Bila perlu atur cermin sampai lingkaran cahaya tepat di tengah.
5) Dengan memutar sekrup kondensor atur , lingkaran cahaya agar
terletak tepat di tengah lapangan
penglihatan.
d. Cara mengatur diafragma :
Diafragma dibuka seluruhnya, pindahkan okuler, dan lihat pada kaca
objek maka akan terlihat lingkaran
cahaya pada keliling lapangan penglihatan. Tutup diafragma pelanpelan sampai lingkaran terang
terlihat 2/3 nya.
e. Cara mengatur lensa okuler :
Pilih lensa okuler pembesaran 5x atau 6x akan memberikan hasil yang
lebih baik besaran yang lebib
besar dan di atas akan menghasilkan gambar yang tidak jelas, sinar

akan yang hilang/lolos.


f. Cara memfokuskan objek :
1) Memakai pembesaran 10 x atau 40 x.
a) Aturlah lensa objek sedekat mungkin dengan objek.
b) Naikkan lensa objektif atau turunk: benda secara berangsur dengan
menggunakan sekrup
kasar sampai bayangan jelas pada okuler.
c) Atur dengan sekrup balus sampai gambar yang jelas.
d) Jarak antara lensa objektif dengi objek :
- Pembesaran 10x: 5-6 mm
- Pembesaran 40x : 0,5-1,5 mm
2) Memakai pembesaran 100 x.
a) Kaca objek yang dipergunakan harus kering.
b) Letakkan 1 tetes minyak immersi pada kaca objek tersebut.
c) Turunkan lensa objektif sampai mengenai minyak imrnersi atau
anisol, usahakan
tidak menyetuh kaca objek (bisa pecah).
d) Lihat melalui lensa okuler dan atur skrup : halus sampai terlibat
gambar dengan jelas.
e) Jarak antara lensa objektif pembesaran 100 x dengan kaca objek :
0,15 -0,20 mm.
CARA MEMBERSIHKAN MIKROSKOP
MENCAKUP LENSA OBYEKTIF DAN LENSA OKULER
a. Persiapan
1) Pilihlah tempat yang cukup luas dan datar sehingga alat, buku
petunjuk, dan bagian mikroskop
yang dibersihkan dapat diletakan secara sistematik dan terjangkau.
2) Bersihkan tempat tersebut dari bahan yang dapat mengganggu atau
merusak mikroskop
3) Cawan petri adalah tempat yang ideal untuk meletakan bagian bagian kecil dari mikroskop yang
akan dibersihkan
4) Baca dengan teliti buku petunjuk dan pastikan alat-alat yang
dibutuhkan telah tersedia.
5) Sebagian mikroskop memiliki bagian mekanikal yang cukup rumit
sehingga apabila tidak yakin
dapat melakukan perawatannya cukup lakukan untuk bagian
optikalnya saja.
b.Perawatan dasar
1) Langkah yang paling penting dalam perawatan mikroskop adalah
mencegah kerusakan. Dimana
prosedur yang baik mengenai membawa, menangani, menggunakan
dan menyimpannya adalah
yang terpenting untuk menghindari kerusakan pada mikroskop.
2) Jaga mikroskop agar selalu tertutup dengan plastik penutup bila
tidak digunakan walaupun
disimpan didalam lemari tertutup.
3) Jangan pernah menyimpan mikroskop tanpa lensa okuler atau
penutup tabung okuler
4) Setelah selesai menggunakannya dengan lampu listrik, padamkan
lampu dan diamkan beberapa

menit dengan tetap tersambung pada saluran listrik untuk proses


cooling down yang bermanfaat
untuk mengoptimalkan penggunaan lampu mikroskop.
5) Apabila menggunakan minyak emersi, bersihkan lensa obyektif
sebelum penyimpanan
6) Jangan simpan mikroskop didekat zat kimia yang bersifat korosif
c. Perawatan Bagian Optikal
Membesihkan lensa:
- Permukaan semua lensa terbuat dari kaca lunak dan sangat mudah
tergores
- Jangan gunakan benda tajam dan keras atau zat abrasive untuk
membersihkan lensa
d. Permukaan lensa okuler dan obyektif :
1) Gunakan sikat halus dan aspirator untuk membersihkan debu dan
kotoran
2) Bersihkan permukaan lensa dengan kertas lensa/kain halus yang
sudah diberi cairan khusus
dengan gerakan memutar lalu keringkan menggunakan kain halus
kering dengan gerakan memutar
3) Selalu bersihkan segera minyak emersi dari permukaan lensa
obyektif setelah digunakan
4) Apabila ada sisa minyak emersi yang mengering bersihkan
menggunakan kertas lensa yang diolesi
Xylene lalu dengan kertas lensa yang diolesi alkohol
5) Untuk menentukan lensa mana yang perlu dibersihkan, cari
lapangan pandang pada sebuah kaca
obyek yang bersih, lalu putar lensa okuler atau obyektif satu per satu,
apabila kotoran yang terlihat
ikut berputar maka kotoran itu berada dilensa tersebut
e. Lensa Obyektif:
1) Selalu gunakan kertas lensa/kain halus
2) Lepaskan obyektif dari bagian hidung mikroskop bila masih terlihat
kotoran setelah permukaan
obyektif dibersihkan
3) Bersihkan bagian dalam lensa dengan cara yang sama seperti
membersihkan bagian
permukaannya. Membuka bagian tengah lensa obyektif hanya boleh
dilakukan oleh teknisi yang
sudah terlatih dan memilik ijin.
f. Proses Pembersihan Mikroskop:
1) Membersihkan Eyepieces ( lensa okuler )
a) Tiup dengan perlahan guna menghilangkankan debu sebelum
menyeka lensa
b) Bersihkan lensa mata/lensa okuler dengan cotton swab yang telah
dibasahi dengan larutan
pembersih lensa
c) Bersihkan dengan gerakan memutar
d) Seka lensa okuler dengan kertas lensa (lens paper)
e) Jika diperlukan ulangi pembersihan cara kering

2) Membersihkan Lensa Objektif


a) Melembabkan lens paper dengan larutan pembersih
b) Menyeka dengan lemah-lembut dengan gerakan melingkar dari
dalam ke luar
c) Menyeka dengan tisu kering atau dengan lens paper
Note: Jangan pernah memindahkan lensa objektif dari nosepiece.
3) Membersihkan Stage Mikroskop
a) Menyeka stage mikroskop menggunakan larutan pembersih yang
dibasahi pada kain halus
b) Keringkan stage secara menyeluruh
c) Ulangi langkah-langkah diatas, jika diperlukan
4) Membersihkan Badan Mikroskop
a) Lepaskan steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Basahi kapas penyeka dengan larutan pembersih
c) Seka badan mikroskop guna memindahkan debu, kotoran, dan
minyak
d) Ulangi langkah 13, jika diperlukan
5) Membersihkan Kondensor
a) Melepas steker mikroskop dari sumber tegangan
b) Bersihkan kondensor dan lensa auxiliary dengan menggunakan
lint-free cotton swabs yang
terlebih dahulu dilembabkan dengan larutan pembersih lensa.
c) Seka dengan kain penyeka kering
CARA PENYIMPANAN MIKROSKOP DENGAN BAIK
a. Cara Penyimpanan
Mikroskop disimpan dalam lemari tertutup yang dihangatkan dengan
lampu listrik 10 watt agar suhu
dalam lemari lebih tinggi 5o C daripada suhu kamar. Lemari yang dapat
menyimpan 1-4 mikroskop
cukup diberi 1 buah lampu saja.
b. Pemeliharaan Sehari-Hari
1) Jumlah maksimum kekuatan penerangan
2) Kebersihan
3) Bola lampu
4) Minyak emersi
5) Kabel
6) Pastikan terlindung
c. Professional Service
1) Minimum untuk sekali dalam setahun jika mungkin
2) Masalah yang tidak bisa memperbaiki/ terlalu rumit.
d. Perbaikan Mikroskop
1) Jangan pernah membongkar mikroskop
Bagian optikal : Lensa mata/ okuler dan objektif
Mekanikal : Stage dan knob fokus
2) Perbaikan item diatas memerlukan tekhisi
Unit terkait

Balai laboratorium kesehatan propinsi sumbar

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
GULA DARAH DIGITAL METHODE

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan untuk mengetahui status


gula darah klien melalui gula darah kapiler

Tujuan

Mengetahui kadar gula darah pasien : gula darah puasa, gula darah 2
jam PP atau gula darah sewaktu

Kebijakan

Tenaga analis Kesehatan Terampil

Persiapan Pasien

Persiapan alat

Cara kerja

1.pastikan identitas pasien


2.kaji kondisi dan KGD terakhir
3.tindakan yang dilakukan beritahu dan jelaskan pada pasien
atau keluarga
4.jaga privacy pasien
5.posisi pasien : duduk atau tidur
1.alat periksa gula darah ( Easy Touch)
2.gluko test strip
3.blood lancet dan pendorongnya( Lancing device)
4.swab alcohol 70 %
5.sarung tangan ( Hands coon)
6.savety box/ Tempat sampah
7lembar hasil periksa
Tahap Orientasi
1.berikan salam , panggil pasien dengan namanya
2.perkenalkan nama dan tanggung jawab Analis
3.jelaskan tujuan , prosedur, dan lamanya tindakan padan
pasien / keluarga

Tahap Kerja
1.berikan kesempatan pasien bertanya atau melakukan sesuatu
sebelum kegiatan dilakukan
2.menanyakan kelauhan utama pasien
3.jaga privacy pasien

4.memulai dengan cara yang baik


5.atur posisi yang nyaman bagi pasien
6.gunakan sarung tangan yang bersih
7.siapakan alat yang akan digunakan di dekat petugas. Pasang
atau masukan reagen strip ke dalam alat
8.pilih jari yang akan ditusuk ( bias jari tengah/ jari manis)
9.lakukan desinfeksi pad ujung jari yang akan di tusuk dengan
alcohol 70%
10.tusuk ujung jari di bagian tepi dengan lancet
11.apus tetesan darah yang pertama kali keluar dengan kapas
kering
12.pencet jari sampai keluar darah lagi , isap darah dengan strip
yang terpasang di alat sampai cukup terisi dalam strip
13.tunggu beberapa saat dan alat akan mengeluarkan nilai kadar
gula darah pada layar
14.tulis hasil pada lembar kerja
15.bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler
16.posisikan pasien pada posisi yang nayaman
17.lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah medis
18.cuci tangan
19.Shasil diberikan kepada pasien dan pasien kembali ke ruangan
yang merujuk ( BP umum, BP Lansia, Poli Gigi, KIA IBU dan
IGD)

BP umum,BP lansia, Poli Gigi, KIA IBU, IGD , Klinik bersalin


Unit terkait

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
ASAM URAT (METHODE DIGITAL)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian

Pemeriksaan Asam urat yang dilakukan untuk mengetahui status


Asam urat pasien

Tujuan

Mengetahui kadar asam urat pasien

Kebijakan

Tenaga analis laboratorium terampil

Persiapan pasien

Persiapan alat

1. Pastikan identitas pasien


2. Kaji kondisi pasien
3. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentsng
pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Jaga privacy pasien
5. Posisi klien : duduk atau tidur

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alat periksa asam urat ( Easy Touch)


Asam urat test strip
Blood lancet dan alat pendorongnya ( Lancing device)
Swab alcohol 70%
Sarung tangan
Tempat sampah medis
Lembar hasil periksa dan alat tulis

Cara kerja

Tahap orientasi
1. Berikan salam , panggil nama pasien sesuai dengan lembaran
pemeriksaan laboratorium
2. Perkenelkan nama dan tanggung jawab analis
3. Jelaskan tujuan, prosedur,dan lamanya pemeriksaan pada
pasien / keluarganya

Tahap kerja
1. Berikan kesempatan pasien bertanya atau melakukan
sesuatu sebelum kegiatan dilakukan
2. Menayakan keluhan utama pasien
3. Jaga privacy pasien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi pasien
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Siapkan alat yang akan digunakan di dekat petugas,pasang
atau masukan reagen strip ke dalam alat
8. Pilih jari yang akan ditusuk ( bisa jari telunjuk, jari manis,
jari tengah )
9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari yang akan ditusuk
dengan alkohol 70 %
10. Tusuk ujung jari di bagian tepi dengan lanset
11. Apus tetesan darah pertama dengan kapas kering
12. Tetesan berikutnya diambil untuk pemeriksaan dengan
mendekatkatkan strip yang terpasang pada alat
13. Tunggu beberap saat , sampai hasil keluar pada layar
14. Tulis hasil pada lembaran hasil
15. Bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler
16. Posisikan pasien dalam posisi nyaman
17. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah medis
18. Cuci tangan
Hasil

Dokumentasi

1.
2.
3.
4.

Evaluasi respon pasien


Berikan reinforcement positif
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Mengakhiri kegiatan dengan normal
Nilai normal Asam urat :
Laki laki : 3- 7 mg/dl
Perempuan: 2-6 mg/dl

1. Catat tindakan yang telah dilakukan , tanggal ,bulan dan


tahun pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PENATALAKSAAN PEMERIKSAAN
KOLESTEROL TOTAL(METHODE
DIGITAL)

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Persiapan pasien

Pemeriksaan kolesterol total yang dilakukan untuk mengetahui satus


kolesterol total pasien melalui darah kapiler
Mengetahui kadar kolesterol total pasien
Tenaga analis terampil
1. Pastikan identitas pasien
2. Kaji kondisi pasien

3. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentsng


pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Jaga privacy pasien
5. Posisi klien : duduk atau tidur
Cara kerja

Hasil

Unit terkait

Dokumentasi

Tahap orientasi
1. Berikan salam , panggil nama pasien sesuai dengan lembaran
pemeriksaan laboratorium
2. Perkenelkan nama dan tanggung jawab analis
3. Jelaskan tujuan, prosedur,dan lamanya pemeriksaan pada
pasien / keluarganya
Tahap kerja
1. Berikan kesempatan pasien bertanya atau melakukan sesuatu
sebelum kegiatan dilakukan
2. Menayakan keluhan utama pasien
3. Jaga privacy pasien
4. Memulai dengan cara yang baik
5. Atur posisi yang nyaman bagi pasien
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Siapkan alat yang akan digunakan di dekat petugas,pasang
atau masukan reagen strip ke dalam alat
8. Pilih jari yang akan ditusuk ( bisa jari telunjuk, jari manis, jari
tengah )
9. Lakukan desinfeksi pada ujung jari yang akan ditusuk dengan
alkohol 70 %

10. Tusuk ujung jari di bagian tepi dengan lanset


11 .Apus tetesan darah pertama dengan kapas kering
12. Tetesan berikutnya diambil untuk pemeriksaan dengan
mendekatkatkan strip yang terpasang pada alat
13. Tunggu beberap saat , sampai hasil keluar pada layar
14. Tulis hasil pada lembaran hasil
15 .Bandingkan dengan nilai ambang darah kapiler
16 .Posisikan pasien dalam posisi nyaman
17 .Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah medis
18.Cuci tangan
1.
2.
3.
4.

Evaluasi respon pasien


Berikan reinforcement positif
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Mengakhiri kegiatan dengan normal

Nilai normal : < 200 mg/dl


BP Umum,BP lansia, dan IGD

1. Catat tindakan yang telah dilakukan , tanggal ,bulan dan


tahun pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan di dalam catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PELAYANAN INFORMASI OBAT


No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Tujuan

Prosedur pelaksanaan kegiatan pelayan yang dilakukan oleh apoteker


dibuat untuk memberikan informasi dan konsultasi secara akurat,
tidak bias,factual. Terkini,mudah dimengerti,etis dan bijaksana

Penanggung Jawab

Asisten apoteker penanggung jawab

Prosedur

3.Prosedur (dilakukan oleh asisten apoteker)


3.1memberi informasi kepada pasien berdasarkan resep atau
kartu(medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik
lisan maupun tertulis
3.2melakukan penelusuran litratur bila diperlukan, secara
sistematis untuk memberikan informasi
3.3menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan
maupun tertulis
3.4 informasi yang perlu disampaikan kepada pasien
Jumlah jenis dan kegunaan masing-masing obat
Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang
meliputi kapan harus mengonsumsi /memakai obat,
seberapa banyak /dosis waktu sebelum atau sesudah
makan , frekuensi penggunaan dikonsumsi obat
sebelumnnya atau rentang jam
Penggunaan
Peringatan /efek samping obat
Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping
obat
Tata cara penyimpanan obat
Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
3.5 menyediakan informasi aktif (brosur,leaflet,dll)
3.6 mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk


permintaan tertulis dari dokter

Penanggung Jawab

Asisten apoteker penanggung jawab

Prosedur

pelaksanaan

pelayanan

terhadap

3.penyiapan sediaan farmasi


3.1menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
3.2untuk obat racikan, asisten apoteker menyiapkan obat jadi yang
mengandung narkotika
3.3mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
3.4menyiapkan etiket yang sesuai
3.5menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep,cara pakai
sesuai permintaan pada resep serta petunjuk informasi lain
3.6 obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali sesuai jenis
dan jumlah obat dengan permintaan dalam resep
4. menyerahkan penyerahan sediaan farmasi (dilakukan oleh asisten
apoteker)
4.1 melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(sesuai antara penulis etiket dengan resep)
4.2 memanggil nama dan nomor tunggu pasien
4.3 memeriksa identitas dan alamat pasien
4.4 menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
4.5 meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
4.6 menyimpan resep pada tempat dan mendokumentasikan
4.7 monitoring kepasien tentang keberhasilan teraphy,efek
samping,dsb

PEMERINTAHAN KOTA
PADANG

PELAYANAN SEDIAAN FARMASI


DENGAN RESEP RACIKAN

No. Dokumen :

PROSEDUR
TETAP

Tanggal Terbit :

No. Revisi

Halaman :

Diketahui oleh
Kepala Puskesmas Lb.Buaya

Dr.SRIKURNIA YATI
NIP 197603122006042031
Tujuan

Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap


permintaan tertulis dari dokter,dokter gigi dan tenaga paramedic atas
persetujuan pimpinan

Penanggung jawab

Asisten apoteker penanggung jawab

Prosedur

3.skining resep dilakukan oleh asisten apoteker


3.1 melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu
nama dokter, tanggal penulisan resep,tanda tangan atau paraf
dokter,nama,alamat,umur,jenis kelamin,dan berat badan pasien
3.2 mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment
kepada pasien yaitu adanya alergi,efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis,durasi,jumlah obat dan kondisi khusus
lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait dengan kajian
aspek klinis.
3.3 menetapkan adanya tindakan DRP dan membuat keputusan
profesi (komunikasi dengan dokter, merujuk pasien ke sarana
kesehatan terkait,dsb)
3.4 mengkomunikasikan kedokter tentang masalah resep apabila
diperlukan

4. penyiapan sediaan farmasi


4.1 menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep
4.2 menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
4.3 mengambil obat dan membawanya dengan menggunakan sendok
4.4 menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan

mengembalikan ke tempat semula (untuk tablet dalam kaleng)


4.5 Menyiapkan etiket
4.6 Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai
sesuai permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain

5 menyerahkan penyerahan sediaan farmasi (dilakukan oleh asisten


apoteker)
5.1 melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(sesuai antara penulis etiket dengan resep)
5.2 memanggil nama dan nomor tunggu pasien
5.3 memeriksa identitas dan alamat pasien
5.4 menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5.5 meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
5.6 menyimpan resep pada tempat dan mendokumentasikan
5.7 monitoring kepasien tentang keberhasilan teraphy,efek
samping,dsb

Anda mungkin juga menyukai