Anda di halaman 1dari 16

INFOKES, VOL. 1 NO.

1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

CARD ELEKTRIK (BARCODE) SEBAGAI SISTEM


KOMPUTERISASI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
MEDIKA MULYA WONOGIRI
Oleh:
Tominanto
Apikes Citra Medika Surakarta
ABSTRAKSI
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu
suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif, sedangkan
metode yang digunakan adalah metode observasi. Tujuan penelitian ini

adalah membuat program komputerisasi pendaftaran pasien berbasis


card electric di rumah sakit medika mulya wonogiri yang dapat
mempermudah serta mempercepat proses pelayanan dan
mempermudah petugas dalam pembuatan laporan yang rapi dan
akurat. Variabel- variabel yang digunakan yaitu pasien, dokter, poliklinik,
wilayah, petugas pendaftaran pasien, dan loket pendaftaran pasien. Subyek
dalam penelitian ini yaitu petugas pendaftaran pasien, dan obyek dalam
penelitian ini yaitu pencatatan dan pengelolaan pendaftaran pasien.
Instrumen penelitiannya adalah pedoman wawancara. Analisis datanya
adalah deskriptif dan visualisasi. Proses pendaftaran pasien rawat jalan di
rumah sakit Medika Mulya Wonogiri memungkinkan untuk dikembangkan,
oleh sebab itu penulis berusaha membuat komputerisasi pendaftaran. Tabel
yang digunakan melibatkan tujuh tabel yaitu tabel pasien, tabel dokter, tabel
poliklinik, tabel tindakan, tabel wilayah, tabel diagnosa serta tabel
transaksi. Komputerisasi ini akan menghasilkan laporan yang antara lain
Kartu Indentitas Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP),
laporan rekap data pasien, laporan data dokter, laporan data tindakan,
laporan data poliklinik, laporan data diagnosa, laporan data wilayah,
ringkasan riwayat poliklinik pasien, laporan transaksi. Komputerisasi
pendaftaran pasien akan membantu mempercepat dan menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen Rumah Sakit Medika Mulya
Wonogiri.
Kata Kunci: Barcode, Card Elektrik, Pendaftaran Pasien
PENDAHULUAN

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan


masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
mulai dari pendaftaran sampai dengan pengolahan data hasil dari
pelayanan tersebut, akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan
rumah sakit yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan dan
pengambilan keputusan guna meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit (Azrul Azwar,1996: 30).
Pelayanan rumah sakit yang baik perlu tata kerja yang tertib,
rapi, teliti, cepat, dan tanpa kesalahan serta pasien tidak menunggu
terlalu lama pada saat pendaftaran juga dalam pengolahan data hasil
pelayanan diperlukan ketelitian yang tinggi sehingga data yang
dihasilkan bisa cepat, akurat dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan
pihak manajemen rumah sakit. Untuk mewujudkan hal tersebut maka
perlu adanya pendekatan teknologi informasi di sebuah rumah sakit
yang berbasis komputer sebagai alat pengolah data. Dalam hal ini
adalah menyusun instruksi dalam pengolahan data elekronik sehingga
akan tercipta rangkaian sistem informasi yang dibutuhkan berupa
perangkat lunak sistem informasi (Widyantini, 2001: 21). Salah satu
peningkatan pelayanan rumah sakit diantaranya adalah dalam
pelayanan bidang rekam medik, yaitu pendekatan teknologi informasi
berbasis komputer dalam rekam medik baik pada bagian pendaftaran
maupun pengolahan data hasil pelayanan.
KAJIAN PUSTAKA

Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah organisasi yang mengelola sarana
pelayanan kesehatan yaitu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik rawat jalan, rawat inap,
maupun gawat darurat yang dikelola oleh pemerintah atau swasta.
(Depkes,1997). Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia rumah sakit dibedakan menjadi beberapa macam, ditinjau
dari kepemilikan meliputi : Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
Swasta.
Tipe Rumah Sakit di Indonesia dibedakan menjadi lima
berdasarkan akreditasi yang diperolehnya menurut Undang-undang
Kesehatan No. 23 tahun 1992, yaitu rumah sakit kelas A, B, C, D, dan
E. Rumah sakit kelas A merupakan rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis luas,
misalnya Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta dan RSUP Dr.
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

Sardjito di Yogyakarta. Rumah Sakit kelas B, merupakan rumah sakit


yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub
spesialis terbatas, misalnya Rumah Sakit Margono Purwokerto.
Rumah Sakit kelas C, merupakan rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas, misalnya Rumah
Sakit Mardi Lestari Sragen. Rumah Sakit kelas D, merupakan rumah
sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi, misalnya Rumah Sakit Umum Islam Yakssi
Gemolong. Dan Rumah Sakit kelas E, merupakan rumah sakit khusus
(special hospital), yang hanya menyelenggarakan satu pelayanan
kedokteran saja. (Azwar,1996)
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai sasaran dan
beberapa tujuan. Sedangkan informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya. (Depkes RI, 1997). Sistem Informasi merupakan suatu
sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, mendukung operasi yang bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi manajemen rumah
sakit merupakan sebuah sistem yang terpadu yang menyajikan
informasi bagi manajemen rumah sakit guna mendukung fungsi
operasional, manajemen serta pengambilan keputusan serta untuk
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Sistem informasi
manajemen rumah sakit juga berfungsi mendukung kemudahan dan
kecepatan palayanan kesehatan kepada pasien, serta menghindari
duplikasi dalam pencatatan dan pengolahan data pasien sehingga
tercapai pelayanan yang efisien dan akurat di sebuah organisasi yaitu
rumah sakit. (Gordon, 1986).
Rekam Medis
Rekam Medis menurut Permenkes No. 269 tahun 2008 adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan. Definisi lain menurut Huffman EK,
1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai apa siapa,
apa, mengapa, bilamana,dan bagaimana pelayanan yang diberikan
kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat


informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan
diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.(Depkes RI, 1997).
Penyelenggaraan sistem rekam medis di rumah sakit maupun
sarana pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah sama yaitu meliputi
: pendaftaran, pelayanan medis, perawatan pelayanan administrasi,
pencatatan data rekam medis dan pelaporan, kepala rekam medis yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya rekam medis di rumah sakit.
Tujuan utama rekam medis menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 1997 adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Manfaat atau kegunaan rekam medis menurut Gibony
(1991) dapat dirumuskan dengan ALFRED, yaitu Administratio,
Legal, Financial, Research, Education, dan Documentation.
Administratio adalah data dan informasi yang dihasilkan
rekam medis dapat digunakan manajemen untuk melaksanakan
fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber daya. Legal adalah
dokumen rekam medis dapat digunakan sebagai alat bukti hukum
yang dapat melindungi hukum terhadap pasien, provider kesehatan
(dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya) serta pengelola dan
pemilik sarana pelayanan kesehatan. Financial adalah setiap jasa
yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar maka
dapat digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien,
selain itu jenis dan jumlah kegiatan pelayanan yang tercatat dalam
formulir dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan dan biaya
sarana pelayanan kesehatan. Research adalah dokumen rekam medis
yang berisi berbagai macam sehingga dapat dilakukan penelusuran
guna kepentingan penelitian. Education adalah dokumen rekam
medis, mahasiswa atau pendidik, dan documentation adalah rekam
medis sebagai dokumen karena memiliki sejarah medis seseorang.
Oleh sebab itu Departemen Kesehatan telah mengatur tata cara
pengadaan dan pemusnahan formulir rekam medis.
Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI No.
78 Tahun 1991 dalam Depkes RI (1997), rekam medis memiliki
manfaat sebagai sumber informasi medis dari pasien yang berobat ke
rumah sakit untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan
pasien, alat komunikasi antara dokter satu dengan dokter lainnya,
antara dokter dengan para medis dalam memberikan pelayanan
kesehatan, pengobatan dan perawatan, bukti tertulis tentang pelayanan
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

yang telah diberikan oleh rumah sakit dan keperluan lainnya, alat
untuk menganalisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit, alat untuk melindungi kepentingan hukum
bagi pasien, dokter dan tenaga kesehatan lain di rumah sakit, untuk
penelitian dan pendidikan, untuk perencanaan dan pemanfaatan
sumber daya, dan untuk keperluan lain yang ada kaitannya dengan
rekam medis.
Bagian Bagian Rekam Medis
Rumah sakit memerlukan informasi yang diperoleh dari
pengumpulan dan pengolahan data untuk keperluan manajemen dan
kesinambungan pelayanan, karena sistem rekam medis merupakan
bagian dari sistem pengelolaan rumah sakit. Pada dasarnya struktur
sistem rekam medis terdiri dari dua bagian pokok yaitu pencatat atau
penangkap data dan pengolah data. Ditinjau dari cara memperoleh
data pasien dan mengolah data sampai memperoleh informasi yang
dibutuhkan rumah sakit maka ada beberapa bagian atau tempat baik di
luar unit rekam medis atau di dalam unit rekam medis yang berfungsi
sebagai penangkap dan penghasil data rekam medis. Adapun bagian
rekam medik meliputi: tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ)
yaitu bagian yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi
identitas pasien rawat jalan, unit rawat jalan (URJ) yaitu bagian yang
bertanggung jawab terhadap data dan informasi medis serta
keperawatan pasien rawat jalan, unit gawat darurat (UGD) yaitu
bagian ini yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi pasien
tentang perawatan gawat darurat, tempat pendaftaran pasien rawat
inap (TPPRI) yaitu bagian ini yang bertanggung jawab terhadap data
dan informasi identitas pasien yang akan dan sedang dirawat inap, unit
rawat inap (URI) yaitu bagian ini bertanggung jawab terhadap data
dan pelayanan medis pasien yang dirawat inap, dan instalasi
pemeriksaan penunjang (IPP) yaitu bagian ini bertanggung jawab
terhadap data dan informasi hasil pemeriksaan penunjang
Adapun bagian atau tempat untuk mengumpulkan serta
mengolah data rekam medis sampai menjadi informasi atau laporan
adalah: assembling; bagian ini bertanggung jawab terhadap penelitian
kelengkapan isi dokumen rekam medis dan pengendalian nomor
rekam medis serta mengendalikan formulir rekam medis, filling; di
dalam rekam medis bagian ini bertanggung jawab terhadap
penyimpanan, retensi, dan pemusnahan dokumen rekam medis, coding
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

dan indexing; di dalam unit rekam medis, bagian ini bertanggung


jawab terhadap penelitian dan penulisan kode international
classification of disease (ICD) dan indeks penyakit, indeks operasi,
indeks kematian, serta indeks dokter, analizing dan reporting; bagian
ini bertanggung jawab terhadap analisa data dan informasi rekam
medis yang sudah terkumpul untuk diolah menjadi laporan atau
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen rumah sakit), tempat
pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ) yaitu tempat pendaftaran
pasien rawat jalan atau tempat penerimaan pasien rawat jalan disebut
juga loket pendaftaran rawat jalan (Depkes RI, 1997).
Tugas Pokok tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ)
adalah menerima pendaftaran pasien yang akan berobat di rawat jalan,
melakukan pencatatan pendaftaran, menyediakan formulir formulir
rekam medis dalam folder dokumen rekam medis (DRM) bagi pasien
baru, mengarahkan pasien ke unit rawat jalan (URJ) atau poliklinik
yang sesuai dengan keluhannya, dan memberi informasi tentang
pelayanan pelayanan di rumah sakit bersangkutan. Deskripsi tugas
pokok TPPRJ adalah 1) menyiapkan formulir dan catatan serta nomor
rekam medis yang diperlukan untuk pelayanan terdiri dari formulir
dan catatan yang perlu disiapkan yaitu kartu indeks utama pasien
(KIUP), kartu identitas berobat (KIB), formulir formulir DRM rawat
jalan baru yang telah diberi nomor rekam medis, buku register
pendaftaran pasien rawat jalan, buku catatan penggunaan nomor
rekam medis, tracer, buku Ekspedisi untuk serah terima DRM, dan
karcis pendaftaran pasien. 2) Menanyakan kepada pasien yang datang
apakah sudah pernah berobat? Bila belum berarti pasien baru dan bila
sudah berarti pasien lama. 3) Pelayanan kepada pasien baru meliputi :
menanyakan identitas pasien lengkap untuk dicatat pada formulir
rekam medis rawat jalan, KIB, KIUP dan DRM, menyerahkan KIB
kepada pasien dengan pesan untuk dibawa kembali bila datang
berobat berikutnya, menyimpan KIUP sesuai urutan abjad (alfabetik),
menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan mengarahkan
pasien ke poliklinik yang sesuai, menanyakan apakah membawa surat
rujukan, mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik
yang sesuai, mengirimkan DRM ke poliklinik yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi. 4) Pelayanan pasien lama meliputi:
menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak, bila membawa
KIB, maka catat nama dan no rekam medisnya pada tracer untuk
dimintakan DRM lama ke bagian filling, bila tidak membawa KIB,
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

maka tanyakan nama dan alamatnya untuk dicari di KIUP, mencatat


nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP pada tracer
untuk dimintakan DRM lama ke bagian filling. 5) Mempersilahkan
pasien baru atau lama membayar di loket pembayaran. 6) Pelayanan
pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan prosedur
asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan.
Sistem Komputer
Sistem Komputer adalah proses pengolahan data yang
mengandalkan komputer sebagai alat pengolah data ( Ariyanto, 2002
). Dalam sistem komputer terdapat beberapa elemen yaitu perangkat
keras, perangkat lunak, dan perangkat pelaksana. Perangkat keras
adalah bagian dari komputer yang dapat dilihat dan diraba secara
nyata. Perangkat lunak atau dapat disebut program adalah sekumpulan
perintah atau instruksi untuk menjalankan perangkat keras komputer.
Perangkat keras ini terdiri atas 4 bagian yaitu: 1) input yaitu peralatan
untuk memasukkan data dan program, seperti : keyboard, mouse,
monitor, 2) central processing unit (CPU) yaitu bagian yang
memproses data setelah diinputkan, 3) output yaitu bagian yang
mengeluarkan hasil setelah data diproses, misalnya : monitor, printer,
scanner, speaker, dan 4) unit memory adalah media penyimpanan
yang digunakan untuk menyimpan hasil pengolahan data.
Perangkat lunak dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu:
1) operating sistem software (perangkat lunak sistem operasi) adalah
program yang ditulis untuk mengendalikan sistem komputer, misalnya
: Windows 98, Windows XP, Windows Vista. 2) language software
(perangkat lunak bahasa) adalah program yang digunakan untuk
menterjemahkan instruksi atau perintah yang ditulis dalam bahasa
pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat dibaca dan
dimengerti oleh komputer, misalnya : assembly, basic. 3) Application
Software ( perangkat lunak aplikasi ) adalah program yang ditulis dan
diterjemahkan oleh language software agar dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan aplikasi tertentu, misalnya : adobe reader, winam. 3)
Perangkat pelaksana (Brainware) adalah manusia yang terlibat dalam
sistem komputerisasi, yaitu operator, programmer, dan analisy sistem.
Sistem Pemrograman
Pemrograman
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

Pemrograman adalah proses pembuatan program yang berupa


instruksi atau perintah yang akan dijalankan sebuah microprocessor,
dalam pemrograman dikenal dengan bahasa pemrograman
diantaranya: low level language ( bahasa pemrograman level rendah ),
middle level language ( bahasa pemrograman level menengah ), high
level language ( bahasa pemrograman level tinggi ), dan bahasa
pemrograman berorientasi obyek. Sehingga dengan menggunakan
bahasa pemrograman ini komputer dapat menjalankan semua perintah
atau instruksi yang dibuat oleh manusia. Untuk menterjemahkan
bahasa pemrograman ini komputer menggunakan dua metode yaitu :
compiler dan interpreter. Compiler menterjemahkan instruksi
instruksi dalam satu kesatuan dan menggabungkannya dengan yang
lain sehingga dihasilkan suatu executable program dan bila saat
penerjemahan program terdapat kesalahan, proses eksekusi akan
berhenti dan compiler menampilkan pesan kesalahan. Interpreter
adalah menterjemahkan bahasa level atas secara urut (sequence) dan
sekaligus mengeksekusinya tanpa menghasilkan output berupa file
program dalam bahasa mesin yang dapat dieksekusi oleh komputer (
Kurniawan, 2004).
Sistem Basis Data
Basis data adalah kumpulan data tentang suatu benda atau
kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sistem basis data
adalah suatu sistem dimana kumpulan data yang saling berhubungan
diorganisasi sedemikian rupa dan disimpan bersama sama pada
suatu sistem atau media elektronik yang tersusun dari banyak file.
Sedangkan sistem manajemen basis data adalah kumpulan program
yang digunakan untuk membuat dan mengelola basis data.
(Walijiyanto, 2003). Bagian bagian sistem basis data diantaranya
adalah: basis data, file, record, byte, dan bit. Basis data yaitu
sekumpulan bermacam macam tipe record yang mempunyai
hubungan antar record, file yaitu sekumpulan record sejenis secara
relasi atau berhubungan, record yaitu sekumpulan data yang saling
berhubungan dengan suatu obyek, byte yaitu bagian terkecil yang
dapat dialamatkan dalam memori yang terdiri dari kumpulan bit, dan
bit yaitu sistem angka binner yang terdiri atas 2 nilai yaitu 0 dan 1.
Sebuah sistem basis data secara lengkap terdapat komponen
komponen utama yaitu perangkat keras (hardware), sistem operasi
(operating sistem), basis data (database), sistem aplikasi (software),
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

pengolah basis data (data base management sistem), pemakai (user),


dan aplikasi lain.
Visual Basic
Visual basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan
untuk membuat aplikasi windows yang berbasis grafis (GUI = Grafic
User Interface). Visual Basic merupakan Event Driven Programming
(Program terkendali kejadian) artinya program menunggu sampai
adanya respon dari pemakai berupa event atau kejadian tertentu,
misalnya : memilih menu utama, file, dsb. Ketika event terdeteksi,
kode yang berhubungan dengan event akan dijalankan (Suryo A,
2002). Microsoft Visual Basic 6.0 adalah bahasa pemrograman yang
bekerja dalam lingkup windows. Ms.Visual Basic 6.0 dapat
memanfaatkan
kemampuan
ms.windows
secara
optimal.
Kemampuannya dapat dipakai untuk merancang aplikasi yang
berpenampilan seperti program aplikasi lainnya berbasis ms.windows.
(Agus, 2001). Struktur aplikasi visual basic terdiri dari form, kontrol,
properties, method, procedure, dan module. Form adalah windows
atau jendela dimana merupakan tempat untuk membuat user interface
atau tampilan, kontrol adalah tampilan berbasis grafis yang
dimasukkan pada form untuk membuat interaksi dengan pemakai
(textbox, label, scroll bar), properties adalah nilai atau karakteristik
yang dimiliki oleh sebuah obyek Visual Basic, contoh : name, caption,
size, dll, method adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia pada
suatu obyek yang dapat diminta untuk mengerjakan tugas khusus,
procedure kejadian adalah kode yang berhubungan dengan suatu
obyek, kode ini akan dieksekusi ketika ada respon dari pemakai
berupa event tertentu, dan module adalah kumpulan dari prosedur
umum, deklarasi variabel dan definisi konstanta yang digunakan
aplikasi. (Suryo, 2002).
Sekilas tentang Barcode
Barcode merupakan sebuah kode yang berbentuk menyerupai
batang. Barcode terdiri dari sebuah bentuk bar dan space (batang
hitam dan spasi putih) dalam rasio tertentu yang didefinisikan yang
mempresentasikan karakter alphanumerik. Mesin pembaca kode
dalam bentuk kumpulan batang. Metode pengkodean yang dinyatakan
dalam bentuk garis-garis yang berbeda satu sama lain dan
pembacaannya dilakukan dengan bantuan sarana optik yang disebut
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

dengan barcode reader. Biasanya digunakan dalam pengkodean


barang di supermarket, kartu, kode pos pada amplop, dsb. Jenis jenis
barcode yaitu barcode satu dimensi (linear barcodes), dan barcode dua
dimensi. Dari banyak jenis barcode yang berbeda-beda, hanya 3 yang
umum digunakan antara lain: EAN, UPC dan Code 39.

Gambar 1.
Barcode Satu Dimensi

Gambar 2.
Barcode 39

Gambar 3.
Barcode Dua Dimensi

Barcode merupakan instrumen yang bekerja berdasarkan asas


kerja digital. Pada konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang
dikenal dan bersifat boolean, yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak
ada (dengan besaran tegangan tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt).
Barcode menerapkannya pada batang-batang baris yang terdiri dari
warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0 dan warna
putih mewakili bilangan 1. Warna hitam akan menyerap cahaya yang
dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan warna putih akan
memantulkan balik cahaya tersebut. Selanjutnya, masing-masing
batang pada barcode memiliki ketebalan yang berbeda. Ketebalan
inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian, karena
ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar
pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca. Dan sebab itu, batangbatang barcode harus dibuat demikian sehingga memiliki kontras yang
tinggi terhadap bagian celah antara (yang menentukan cahaya).
Sisi-sisi batang barcode harus tegas dan lurus, serta tidak ada
lubang atau noda titik ditengah permukaannya. Sementara itu, ukuran
titik sinar pembaca juga tidak boleh melebihi celah antara batang
barcode. Saat ini, ukuran titik sinar yang umum digunakan adalah 4
kali titik yang dihasilkan printer pada resolusi 300dpi. Saat ini
terdapat beberapa jenis instrumen pembaca barcode, yaitu: pena, laser,
serta kamera. Pembaca berbentuk pena memiliki pemancar cahaya dan
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

10

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

dioda foto yang diletakkan bersebelahan pada ujung pena. Pena


disentuhkan dan digerakkan melintasi deretan batang barcode. Dioda
foto akan menerima intensitas cahaya yang dipantulkan dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik, lalu diterjemahkan dengan sistem
yang mirip dengan morse.
Pembaca dengan pemancar sinar laser tidak perlu digesekkan
pada permukaan barcode, tapi dapat dilakukan dari jarak yang relatif
lebih jauh. Selain itu, pembaca jenis ini memiliki cermin-cermin
pemantul sehingga sudut pembacaan lebih fleksible. Pembaca barcode
dengan sistem kamera menggunaka sensor CCD (charge coupled
device) untuk merekam foto barcode, baru kemudian membaca dan
menterjemahkannya kedalam sinyal elektronik digital.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan data
diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Pengolahan data
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pengumpulan data, klasifikasi,
pengolahan data membuat kesimpulan dan membuat laporan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alur dan prosedur
pendaftaran pasien rawat jalan, pengelolaan data pendaftaran pasien
rawat jalan, serta rancangan komputerisasi pendaftaran pasien rawat
jalan. Subyek penelitian ini adalah petugas pendaftaran pasien rawat
jalan di Rumah Sakit Medika Mulya Wonogiri. Obyek penelitian ini
berupa Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
Medika Mulya Wonogiri.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data
diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
peneliti dengan cara mengamati dan melakukan pencatatan secara
langsung meliputi data pasien, dan data sekunder diperoleh peneliti
dengan cara menggunakan data yang sudah ada atau sudah jadi.
HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan hasil penelitian bahwa sistem yang
dikembangkan dalam pendaftaran pasien rawat jalan berbasis barcode
di Rumah Sakit Medika Mulya adalah data pendaftaran pasien rawat
jalan yang terdiri dari data pasien, dokter, poliklinik, diagnosa,
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

11

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

tindakan, transaksi dan wilayah. Dalam sistem tersebut terdapat 6


proses. Pada proses tersebut semua data masing masing
dimasukkkan dan disimpan ke dalam file penyimpanan database untuk
kemudian dihasilkan laporan atau informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan. Perancangan sistem atau desain database
dapat dilihat sebagai berikut.
Desain Output
Gambar 1
Print Out Kartu Indeks Berobat
RS MEDIKA MULYA WONOGIRI

Gambar 2
Print Out Kartu Indeks
Utama Pasien
RS MEDIKA MULYA
WONOGIRI
KARTU INDEKS UTAMA
PASIEN
NO. RM
XXXXXX
Nama
: x(20)
Umur
: dd/mm/yy
jenkel :
Pendidikan : x(15)
Alamat
: x (30)
Nama ortu : x (20)
Alamat
: x (30)

KARTU INDEKS
BEROBAT
NO. RM
XXXXXX
Nama
: x(20)
Umur
: dd/mm/yy
jenkel :
Pendidikan : x(15)
Alamat
: x (30)

TIAP BEROBAT KARTUN INI DIBAWA

Pengoperasian
Pengaktifan program dimulai dari membuka file yaitu
C:\Rwt\Rawat_Jalan.exe dengan cara mengklick 2x file tersebut.
Setelah itu anda minta untuk mengisikan password pada
forentry_password yang muncul.

Gambar 3
User Akses
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

12

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

Setelah berhasil memasukkan password kemudian akan di


ikuti dengan tampilanya menu utama dari program ini. Fiture fiture
pada program ini dapat langsung dipanggil dengan menggunakan
menu ini.
Gambar 4
Menu Utama

Gambar 5
Input Data dokter

Gambar 6
Input Data Diagnosa

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

13

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

Gambar 7
Input Data Wilayah

Gambar 9
Input Data Pasien Rawat
Jalan

Gambar 11
Laporan Kartu Pasien

ISSN : 2086 - 2628

Gambar 8
Input Data Poliklinik

Gambar 10
Input Transaksi Rawat Jalan

Gambar 12
Laporan Per Poli

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

14

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

Gambar 14
Laporan Per Tanggal

ISSN : 2086 - 2628

Gambar 15
Laporan Per Diagnosa

Gambar 16
Laporan Per Kasus

KESIMPULAN
Sistem yang dikembangkan dalam pendaftaran pasien rawat
jalan berbasis barcode di Rumah Sakit Medika Mulya adalah data
pendaftaran pasien rawat jalan yang terdiri dari data pasien, dokter,
poliklinik, diagnosa, tindakan, transaksi dan wilayah. Dalam sistem
tersebut terdapat 6 proses. Pada proses tersebut semua data masing
masing dimasukkkan dan disimpan ke dalam file penyimpanan
database untuk kemudian dihasilkan laporan atau informasi.
Komputerisasi pendaftaran pasien berbasis barcode di Rumah
Sakit medika mulya akan menghasilkan laporan meliputi laporan data
pasien, data diagnosa, data dokter, data poliklinik, laporan kasus
pasien, KIUP, KIB, laporan transaksi per poliklinik, laporan transaksis
per diagnosa, laporan transaksis per tanggal kunjungan, dan ringkasan
riwayat poliklinik pasien guna menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen rumah sakit untuk pengambilan
kebijakan.
Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

15

INFOKES, VOL. 1 NO. 1 Februari 2010

ISSN : 2086 - 2628

Komputerisasi pendaftaran pasien berbasis barcode di Rumah


Sakit Medika Mulya akan mengurangi tingkat kesalahan petugas
rekam medik khususnya pada bagian pendaftaran dalam memasukkan
data.
DAFTAR PUSTAKA
Agus J. 2001. Microsoft Visual Basic 6.0. Edisi IV. Elex Media
Komputindo. Jakarta
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bimarupa
Aksara. Jakarta
Depkes RI. 1997. Buku Pedoman Catatan Medik Rumah Sakit.
Direktorat Jendral Pelyanan Medik. Jakarta
Gordon, D. 1986. Sistem Informasi Manajemen. Erlangga. Bandung
Hartono, Jogianto. 2001. Analisis Desain. Andi. Yogyakarta
Kurniawan, Y. 2004. Dasar-dasar Pemrograman. Edisi 165, Tabloid
PC Plus, Gramedia, Jakarta
Natsir M, 2002. Metodologi Penelitian.Ghalia Indonesia. Bogor
Notoatmodjo, Soekidjo, Dr.2002. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta
Shintajuliastri.blogspot.com (tgl download 3 januari 2009 Jam
9.44am)
Shofari, Bambang. 2000. Pengelolaan Sistem Rekam Medis
Kesehatan. Semarang
Siswoutomo, Wiwit.2006. Tips dan Trik Canggih Visual Basic 6. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Walijianto.2003.Sistem Basis Data. Graha Ilmu. Yogyakarta
Widyantini, 2001. Sistem Informasi Manajemen Komputer. Edisi II :
17. Surakarta

Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan

16

Anda mungkin juga menyukai