Anda di halaman 1dari 5

I.

TUJUAN
- Untuk mengetahui kerja otot
- Untuk memahami definisi dan cara kerja kontraksi afterload dan
preload

II.

LANDASAN TEORI
Sel-sel otot, seperti juga neuron, dapat dirangsang secara
kimiawi, listrik dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan neuron, otot
memiliki mekanisme kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi
(William F. Ganong, 2003).
Penentu penting kecepatan pemendekan salah satunya adalah
beban. Selama kontraksi konsentrik, semakin besar beban maka semakin
rendah kecepatan saat sebuah serat otot memendek. Kecepatan
pemendekan maksimal jika tidak terdapat beban eksternal, secara
progesif menurun dengan bertambahnya beban, dan turun hingga nol
ketika beban tidak dapat diatasi oleh tegangan maksimal. Sementara
untuk kontraksi konsentrik beban dan kecepatan untuk pemendekan
berbanding terbalik, untuk kontraksi eksentrik beban dan pemanjangan
berbanding lurus. Semakin besar beban yang meregangkan otot yang
sedang berkontraksi untuk menahan tegangan, semakin besar kecepatan
pemanjangan otot (Sherwood, 2011).
Kontraksi otot meliputi pemendekan elemen-elemen
kontraksi otot. Akan tetapi, karena otot mempunyai elemen-elemen
elastis dan kenyal yang tersusun seri dengan elemen kontraktil, kontraksi
dapat terjadi tanpa pemendekan yang berarti pada berkas otot. Kontraksi
semacam itu disebut sebagai kontraksi isometrik (dengan ukuran yang
tetap atau dengan panjang yang tetap). Kontraksi melawan beban

yang tetap, dengan pemendekan otot, dinamakan kontraksi isotonik


(tegangan yang tetap). Pada keadaan lain, otot dapat melakukan kerja
negatif pada saat berkontraksi, misalnya bila meletakkan suatu beban
berat ke atas meja. Dalam hal itu, otot secara aktif menahan turunnya
objek, tetapi efek keseluruhannya adalah pemanjangan otot pada saat
otot berkontraksi (William F. Ganong, 2003).

III.CARA KERJA
ALAT DAN BAHAN
1. Kimograf
2. Kertas kimograf
3. Tempat beban
4. Beban
5. Lampu spiritus
6. Penulis otot
7. Induktorium
8. Kunci arus
9. Stimulator
10. Benang jahit halus

11. Palu
12. Paku
13. Pena rangsang
14. Statif dan klem-klem
15. Larutan Ringer
16. Cairan fiksasi
17. Papan katak
18. Katak

TATA KERJA
A. Merusak otak katak
1. Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari
telunjuk diletakkan di bagian belakang kepala, dan ibu jari di

bagian punggung. Tekanlah jari telunjuk anda agar kepala sedikit


menunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium dan columna
vertebratae.
2. Ujung jarum penusuk yang di pegang dengan tangan kanan di
letakkan di tempat lekukan antara cranium dan columna
vertebratae tersebut, di tempat mana sela interspinalis lebar.
3. Tusuklah jarum kedalam canalis spinalis kea rah tengkorak,
gerakkan kian kemari berkali-kali untuk merusak otak katak.
4. Untuk percobaan-percobaan dimana diperlukan pengerusakan
medulla spinalis maka kerjakan tindakan no.3 dengan jarum kea
rah sacral untuk merusak medulla spinalis.
B. Membuat sediaan M. Gastrocnemius
1. Dari tungkai kanan, guntinglah kulitnya melingkar setinggi
pergelangan kaki.
2. Jepit ujung kulit yang telah lepas, dan perlahan-lahan angkatlah
sampai ke atas di atas sendi lutut
3. Pisahkan dan bebaskan tendon achiles dengan alat tumpul dari
jaringan-jaringan sekitarnya. Jangan dipotong dahulu.
4. Ikatlah tendon dengan benang yang kuat dekat pada insertionya.
Potonglah kemudian tendon itu dibawah ikatan benang.
5. Potonglah tulang-tulang tibia dan fibula beserta otot yang melekat
padanya kira-kira 5 mm dibawah sendi lutut.
6. Kembalikan kulit tadi ke bawah sehingga menutupi kembali otot
gastrocnemius untuk melindunginya dan menjaga agar tidak
kering. Basahi sediaan dengan larutan ringer setiap kali.
C. Membuat sediaan Nervus Sciaticus
1. Letakkan katak telungkup, hilangkan semua kulit seluruh bagian ke
belakang paha kanan
2. Pisahkanlah otot-otot satu sama lain dengan menggunakan alat
tumpul dan carilah nervus sciaticus. Jangan merusak pembuluhpembuluh darah yang berjalan bersama-sama dengan nervus
tersebut.

3. Ambil benang halus, buatlah simpul longgar mengelilingi saraf


tersebut, kemudian kembalikan saraf diantara otot-otot seperti
keadaan semula.
D. Mempersiapkan sediaan syaraf otot untuk percobaan
1. Tempatkan katak telungkup diatas papan katak, fiksir kedua kaki
depannya dan kaki belakang kiri pada papan katak dengan
menggunakan paku atau jarum.
2. Fiksir pula sendi lutut kaki belakang kanan pada papan katak,
sedemikian sehingga M.gastrocnemius tetap dapat bergerak bebas.
3. Pasanglah papan katak pada statif yang telah tersedia. Aturlah letak
papan katak pada statif sedemikian rupa hingga m.gastrocnemius
dapat bergerak bebas
4. Hubungkan otot pada kaki di pangkal penulis otot
5. Aturlah sedemikian rupa sehingga ujung-ujung dari penulis otot,
tanda rangsangan, dan tanda waktu terdapat satu garis vertical pada
kertas hitam
6. Sediaan otot sudah siap

E. Kontraksi After loaded


1. Gantungkanlah tempat beban pada alat pencatat (berat tempat
beban = 16,5 gram)
2. Aturlah sekrup penyangga sehingga pencatat dengan demikian
garis dasar pencatat tidak berubah
3. Rangsanglah sediaan dengan rangsangan hubung (make stimulus)
tunggal maksimal, kimograf dalam keadaan diam, sehingga terlihat
amplitude kontraksi otot
4. Berikan beban 10 gram, putarlah kimograf sedikit (+ 1 cm) dan
rangsanglah lagi. Sehingga akan didapatkan amplitude kontraksi
otot yang dibebani (after loaded)
5. Lakukan tindakan seperti no.4 dengan setiap kali menambah beban
sebesar 10 gram sampai otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
F. Kontraksi pre-loaded

1. Ambillah semua beban dari tempat beban pada percobaan E,


kecuali tempat bebannya
2. Lepaskan sekrup penyangga sehingga sekarang otot yang menahan
beban
3. Lakukan tindakan-tindakan seperti pada percobaan E.3,4,5
mulailah dari tempat setinggi mungkin untuk kimograf pada
pencatatan ini.

IV.

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 20. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran.
Lauralee, Sherwood. 2013. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Ed. 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai