Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen.
Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran
besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa
tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan
proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 9001100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai
kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi.
Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah
dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap
bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut
agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan
sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton
sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk
menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.
Sumber : http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#axzz1yTyyc9CY