Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve) dijelaskan
bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250), periode
pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern(1800-sekarang).
Pada periode klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai
dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam,
dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak
adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan
terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah. Kerajaan-kerajaan itu antara
lain:
1. Kerajaan Ottoman di Turki
Kerajaan Ottoman didirikan dan diproklamasikan kemerdekaannya oleh Utsman I dari
bangsa Turki Utsmani, setelah Sultan Alauddin dari Dinasti Saljuk meniggal dunia tahun
1300 M.
Utsman I dinobatkan sebagai raja (sultan) pertama dari kerajaan Ottoman, yang disusul
derngan raja-raja berikutnya. Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Sultan ini berjasa besar, karena telah
menyebarluaskan Islam ke Benua Eropa, melalui penaklukan kota Benteng
Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena keberhasilannya ini,
kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang artinya Sang Penakluk.
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman
I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa
pemerintahannya kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu:
Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan, Yunani,
Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube dengan tiga
lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.
Namun, setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami
kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
2. Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam
empat periode, yaitu periode sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Moghul
(1526-1858 M), periode masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara
India Sekuler (1947-sekarang).
Kerajaan Mogul didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan
bangsa Mongol, pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berputar di Delhi (India).
Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh 15 orang raja (sultan). Sultan
Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M) dan sultan
terakhirnya bernama Sultan Bahadur Syah II (1837-1858 M). Kerajaan Mogul mencapai
puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Akbar Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau
Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M), Syah Jihan (1627-1658 M), dan
Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M).
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad,

Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad Negar, Ousra, Kashmir,
Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.
3. Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat Islam menguasai Persia sejak tahun 641 M. Setelah iyu, bangsa Persia yang
semula beragama Zoroaster berbondong-bondong masuk Islam. Dinasti atau kerajaan
Islam silih berganti memerintah Persia, sampai dengan bangsa Mongol merebutnya pada
abad ke-12 M. Selama tiga abad bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun
1501 M muncul dinasti baru, yaitu dinasti atau Kerajaan Safawi.
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H (1501
M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh
Syah Abbas (1`585-1628 M).
Beliau berjasa mempersatukan seluruh Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz,
dan nama pelabuhan Gumran diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah
Abbas juga memindahkan ibukota kerajaan dari Qizwan ke Isfahan.
Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi berakhir, silih berganti sultan-sultan Dinasti
Safawi melanjutkan pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan
Safawi bernama Sultan Muhammad
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan ajaran islam pada abad pertengahan?
2. Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan?
3. Bagaimanakah perkembangan kebudayaan Islam pada abad pertengahan?
4. Apakah hikmah sejarah perkembangan Islam pada abad pertengahan?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ajaran Islam pada Abad Pertengahan (1250-1800)
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui
untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat
Proses melalui jalan barat dimulai dari kawasan Afrika Utara dengan melewati Semenanjung
Iberia. Para pejuang Islam yang melalui jalan ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan dimulai
pada tahun 711 M. Perjalanan Thariq dan rombongannya ini dikenal lantaran prestasinya yang
mampu melewati Pegunungan Pirenia yang pada waktu itu terkenal sangat menakutkan. Namun,
di kota Poitiers, Thariq dan rombongannya ditahan oleh tentara Prancis yang dipimpin oleh Karel
Martel pada 732 M. Akhirnya, rombongan Thariq ini dibebaskan oleh Khalifah Umayyah yang
berkuasa di semenanjung Iberia.
Jalan Tengah
Rute jalan tengah ini dimulai dari kawasan Tunisia. Rombongan yang melewati jalan
tengah ini menuju Apenina dengan melalui Sisilia. Sisilia serta Italia Selatan sempat
dikuasai oleh pejuang Islam meski tidak terlalu lama. Sebab, pada abad 11, kedua
kawasan tersebut berhasil direbut oleh bangsa Nordia
Jalan Timur
Pada 1453, Turki yang dipimpin Sultan Muhammad II mampu mengalahkan
Byzantium. Caranya dengan menyerang Konstantinopel melalui laut Hitam yang
merupakan bagian belakang Konstantinopel. Hal ini tidak diduga oleh tentara Byzantium
sehingga dengan mudah mampu ditundukkan.
Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki melanjutkan perjalanan hingga Wina,
Austria. Perjalanan dilanjutkan menuju Semenanjung Balkan. Kawasan Balkan sempat
dikuasai tentara Islam selama empat abad hingga abad 19. Meski demikian,
konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan dinasti Umayyah dan berganti nama
menjadi Istambul.
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran.
Fase kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya
kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam
dan fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 1500 M.
Yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan
yang terpisah pisah. Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang
menjadi penyebab diantaranya adalah sebagai berikut:
o Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
o Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
o Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
o Krisis ekonomi
o Dekadensi moral yang tidak terkendali
o Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
o Konflik antar kerajaan Islam
Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang kaya
dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin

oleh khalifah Al Mutashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad.


Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang beragama
Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.
Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu,
satu dan lainnya saling memerangi. Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur
ditambah lagi kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
1. Kaum Mamluk di Mesir
Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia
(Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah
pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur
serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik
berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun
1517M.Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran,
sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti Mamalik
ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia
menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasapenguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan
tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan
dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara
Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan
jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropah. Hasil pertanian
juga meningkat.Dibidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwanilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak
berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu
agama.
Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu
Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al Tusi.
Di bidang matematika Abu al Faraj al Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan Ali
al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Munim
al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang
Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al
Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu
Hadits dan lain-lain. Demikain pula dalam bidan arsitektur.
Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjidmasjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara
masjid.Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang
bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau
panjang dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu
kerajaan Turki Usmani yang kemudia dapat memenangkan perang melawan tentara
Mamalik . Kemudian Mesir ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki
2. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti
Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh
kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti
Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248

dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M. Hal ini
disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang
Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil
mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalipah terakhir tidak mampu lagi
membendung serangan-serangan keristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella,
dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara. Dengan
demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan
kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609
M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalipah Abbasiyah di Bghdad runtuh, dan
baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan
besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.
B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800)
Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan
kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah
berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di
India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan
paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.
3. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama UsmanI, seorang bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Ia
menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga Usmani) pada tahun
699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa di Bizantium yang kemudian
dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa tahun kemudian Usmani dapat
menaklukkan sebagian benua Eropah seperti Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli
tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.Pada
masa Sultan Murad I (1359-1389) Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian
dijadikan ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia
dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke eropah, Paus mengobarkan
semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropah disiapkan untuk memukul
mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun
Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan
sekutu Kristen Eropah tersebut.
Hanya sayang Sultan Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk dalam
pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.Dengan ditawannya Bayazid I
ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh putranya
Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481)
yang dikenal dengan muhammad Al Fatih . Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini,
Byzantium dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M).Kerajaan Usmani semakin memantapkan
kedudukannya pada masa Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah
kekuasaan Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir,
Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan
Rumania di Eropah. Untuk mengatur pemerintahan Negara disusunlah sebuah kitab undang-

undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi
kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19.
Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar al Qanuni.Dalam pembangunan, Turki Usmani ini
lebih mempokuskan kepada bidang politik , kemiliteran dan arsitektur. Bidang politik
maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas. Bidang Militer adalah terbentunhya
kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang
dapat mengubah
Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya banyak
dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan dan
masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah, misalnya yang terkenal adalah
masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari
dan Masjid Aya Sopia yang awalnya adalah bangunangEreja.Dalam bidang keagamaan,
perhatian sultan cukup besar. Patwa-patwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan
Negara. Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi
terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum
kerajaan bisa jadi tidak berjalan.Selama kurang lebih 9 abad kerajan Usamani berdiri, tetapi
kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Budaya pungli
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus dibayar dengansogokan
kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehinggamenyebabkan
dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
b. Pemberontakan tentara Jenissari
Kemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga karena peranan yang besar dari tentara
Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya
memberontak kepada pemerintah.
c. Kemorosotan ekonomi
Ini disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan perekonomian
Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.
d. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain,
para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka
terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak
potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.
e. Kelemahan penguasa
Sepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh Sultansultan yang
lemah terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari
suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku
Kayi. Usman bergelar Pedisyah Al-Usman, dibawah kepemimpinannya wilayah
kesultanan semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M),
Tharasyanli (1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M).
Pada masa pemerintahan MuhammadAl- Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak
kejayaan, dan dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M

f.

Pemerintahan dan Militer


Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau
Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq
atau Al-alawiyah. Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul
kelompok elite militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin
Usman, kelompok ini merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
g. Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu
kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang
etika dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum,
dan ilmu arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid
yang bagus serta kaligrafi indah.
h. Agama
Muncul dua aliran tarekat, yaitu Bektsyi yang banyak pengaruhnya dibidang militer, dan
Maulawiyah yang banyak pengaruhnya di lingkungan pejabat pemerintahan.
i. Kerajaan Safawi Di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian tasauf
tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil
dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syiah yang ke enam, Musa
al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya
Negara Iran dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi
gerakan politik. Jamaah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan
panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain
syiah.Kepemimpinan Sapawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik
yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah)
pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).
Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi
di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah
Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent).Kerajaan Safawi mencapai
puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya
dapat menguasai beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan
Baghdad (1602 M).
Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan
Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan
Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat
dikusainya.Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan
Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan
seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan
seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi
kota yang sangat indah.
Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan
raksasa diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya
dalam bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode,
tembikar dan lain-lain.Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah

oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (16671694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada
masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang
pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang
pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang
suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi
kehidupan malam beserta harem herem nya.Sedangkan Husein adalah seorang raja yang
sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syiah dan Kejam terhadap penganut
Sunni.Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain
adalah konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral
dikalangan pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka
dalam rangka memperebutkan kekuasaan.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami puncak
keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang
melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz,
Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin
melepaskan diri dari ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia
membentuk kekuatan militer yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini
berhasil mengusir kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.
a. Pemerintahan dan Politik
Terbagi secara horozontal, yaitu didasarkan pada garis kesukuan atau kedaerahan,
dan pembagian secara vertikal, yaitu mencakup dua jenis, istana (dargah) dan
sekretariat negara (divan atau mamalik). Penyelenggaraan negara dipercayakan
kepada para amir (kepala suku) tingkat atas dan wazir (menteri) yang tergabung
dalam suatu dewan (jangi). Terdapat lembaga yang tercakup dalam dewan tersebut
(majelis nivis) yang terdiri dari sejarawan istana, sekretaris pribadi Syah, dan kepala
intelejen.
b. Ekonomi
Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak memperkuat di bidang
pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi tanah raja.
Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis
dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur
perdagangan antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di
bidang pertanian mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
c. Ilmu Pengetahuan
Didirikan lembaga pendidikan Syiah oleh Syah Abbas, yaitu sekolah teologi untuk
lebih memantapkan akan aliran Syiah. Beberapa nama ilmuwan, sastrawan, dan
sejarawan Safawi antara lain, Muhammad bin Husain Al-Amili Al-Jubai,
Muhammad Baqir Astarabadi, Sarudin Muhammad bin Ibrahim Syirazi, dan
Muhammad Baqir Majlisi.
d. Bangunan dan Seni
Kantor, masjid, rumah sakit, dan jembatan raksasa dibangun dengan gaya arsitektur
yang indah. Di bidang seni, terlihat dalam kegiatan dan hasil dari kerajinan tangan,
keramik, karpet, dan seni lukis.
3. Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam.

Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja
Safawi dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki
Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kemajuan kemajuan kerajaan mughal diantaranya:
1. Di bidang Ekonomi, mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan
perdagangan. Masalah sumber keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sektor
pertanian
2. Di bidang seni dan budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana, penyair
yang terkenal yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya padmavat (karya yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana
fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid.
Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya
antara lain:
1. Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan
2. Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan
3. Kekuatan mililernya juga lemah
4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan
Salah satu hasil yang bisa dilihat dan dirasakan dalam proses perkembangan
Islam di Abad pertengahan ini di antaranya adalah majunya ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Diakui atau tidak, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Eropa memiliki
basis dari Islam. Hal ini terjadi dalam proses masuknya Islam ke kawasan Eropa,
baik melalui proses perdagangan maupun dalam peristiwa besar sejarah seperti
perang salib.
Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di
abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya :
1. Bidang Politik
Di bidang politik, kawasan Eropa sempat mengalami balance of power pada
tahun 750 M. Hal ini terjadi baik di kawasan barat maupun timur. Di kawasan barat,
muncul permusuhan antara bani Umayyah II yang berkuasa di Andalusia dengan
kekaisaran Karolong dari Prancis. Sementara di kawasan timur, muncul pula
perseteruan antara Bani Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium di kawasan Balkan.
Di sisi lain, bani Abbasyah juga memiliki perseteruan dengan bani Umayyah. Pun,
kekaisaran Karoling berseteru dengan Byzanium timur dalam masalah perebutan
wilayah Italia. Akhirnya, muncullah perseketuan pada keempat pihak tersebut.
dimana bani Abbasyah bersekutu dengan kekaisaran Karoling. Sedangkan bani
Umayyah II menjalin hubungan baik dengan Byzantium timur. Proses persektutuan
ini sendiri pecah, pada saat terjadinya perang salib yang terjadi pada tahun 10961291.
2. Bidang Ekonomi Sosial
Andalusia yang sudah dikuasai Islam pada 711 M dan konstantinopel pada 1453
M, menjadikan sektor perdagangan Eropa banyak dikuasai oleh pedagang Islam. Hal
ini karena kawasan tersebut kemudian dijadikan sebagai salah satu jalur perdagangan
Asia ke Eropa. Kondisi ini menjadikan negara Islam memiliki dominasi dalam sistem
perdagangan yang diterapkan di kawasn tersebut.
3. Bidang Kebudayaan
Dengan masuknya bangsa Arab ke kawasan Eropa, menjadikan bangsa Eropa

mampu memahami pemikiran kuno yang banyak didominasi dari bangsa Yunani serta
Babilonia. Ada beberapa tokoh dari kedua kawasan tersebut yang dianggap sebagai
tokoh-tokoh yang mampu mengubah pemikiran dunia. Diantaranya adalah:
Al Farabi (780-863)
Al Farabi merupakan tokoh yang mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku
karya Aristoteles. Oleh karenanya, Al Farabi juga dijuluki sebagai guru kedua,
sementara julukan guru pertama diberikan kepada Aristoteles. Selain itu, Al Farabi
juga banyak menulis buku yang terkait dengan masalah filsafat dasar yang tidak
kalah hebat dengan Aristoteles.
Ibnu Rusyd (1120-1198)
Dikenal juga dengan nama Averoos. Pemikirannya di kawasan Eropa dikenal
dengan nama Averoisme yang mengajarkan tentang kebebasan berfikir. Inilah yang
menjadi dasar munculnya reformasi pada abad 16 M serta terjadinya gerakan
rasionalisme pada abad 17 M. Buku-buku karya Ibnu Rusyd ini bisa ditemukan di
perpustakaan Eropa serta Amerika. Karya dari Ibnu Rusyd banyak disebut dengan
nama Bidayatul Mujtahid serta Tahafutut Tahaful.
Ibnu Sina (980-1060)
Merupakan tokoh yang banyak mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan. Hal ini karen Ibnu Sina yang dikenal juga dengan Avecia adalah dokter
yang berasal dari kota Hamzan Persia. Ide Ibnu Sina yang paling terkenal adalah
wahdatul wujud atau paham yang memperkenalkan tentang segala sesuatu serba
wujud. Bukunya yang banyak berpengaruh dalam ilmu kedokteran dunia adalah Al
Qanun fi At Tibb.
4. 4. Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol
seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitasuniversitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim.
Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka
mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di
Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman
pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan
ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti
dan ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik
dalm bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Halhal tersebut antara lain sebagai berikut.
1. . Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah
satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia
diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M).
2. Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang
ilmu pengetahuan
3. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M)
mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
4. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert dAurignac (940-1003 M)
dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona,
Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol.

5. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka


yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum
muslim.
6. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam
bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan
kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan
gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran
yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani
gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan
aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu Abdullah Muhammad dihadapakan
pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam kristen atau meninggalkan
spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun oleh Islam diruntuhkan dan
ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada tahun 1609 M, Philip III
mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran muslim secara pakasa dari
spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi Andalusia, khusunya Cordoba
yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan di barat sehingga hanya
menjadi kenangan.
1. Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan kebudayaan
manusia dan seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya. Kebudayaan-kebudayaan
Islam pada abad pertengahan yang menonjol diantaranya:
Dalam perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid yang indah
seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub Al
Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu terdapat 235 bangunan
dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang berasal dari Anatolia. Perkembangan
kebudayaan Islam tersebut terjadi pada masa kerajaan Usmani.
Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi ibukota dan kota
yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid, rumah-rumah sakit,
sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan Istana Chihil Sutun, tamantaman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802
penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam bidang seni, gaya arsitek bangunanbangunannya sangat kentara, misalnya masjid Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf
Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian,
keramik,tenunan, mode, tembikar, dan seni lukis.
Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang di kerajaan Mongol
misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang
berbahasaPersia maupun India. Malik Muhammad Jayazi adalah penyair India yang
terkenal dan menghasilkan karya besar Padmavat, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar
nama dan Aini Akhbari yang memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure
kepemimpinannya. Dalam hal seni terdapat karya-karya arsitektur yang indah seperti
Istana Fatpur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang megah nan indah seperti masjid
yang berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di

Lahore.
Pada abad pertengahan muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang
hidup pada abad pertengahan yaitu diantaranya:
a. Fuzuli dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di
Irak dan wafat tahun 1556
b. Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana atau tuan kami dengan karyanya
Diwan Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang terdiri dari 33.000 bait dan
Masnawi yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia lahir di
Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki tahun 1273 M
c. Saadi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia dengan karyanya yang berjudul Bustan atau
kebun
buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat,
renungan dan humor.
d. Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At Tair atau musyawarah bunga,
Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab nasihat.
e. Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan
Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya mereka berisi tentang nasehat-nasehat
agama.
2. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada
abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut.
1. Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah
Islam masih terus dilanjutkan sehingga dengan demikian kebudayaan Islam tetap
berkembang di Eropa. Hal tersebut menandakan bahwa semangat kaum muslim
dalam meraih cita-cita sangat tinggi sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan
yang sangat dibutuhkan dalam mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam
setiap perluasan wilayah, kaum muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu
sekitar delapan abad (711-1492 M) dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4
abad (1453-1918 M)
2. Niat yang tulus ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat
telah berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat
kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwaperistiwa runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di
Andalusia serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada
3. Penaklukan wilayah yang demikian luas dilakukan oleh kaum muslim saat itu
berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh pemimpin
mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah pemerintahan
yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu wilayah-wilayah Islam.
Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai pembebas masyarakat suatu
negara dari tindakan pemerintah mereka yang sewenag-wenang dan bukan bertindak
sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk yang dibebaskan tetap diberikan
keleluasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan mereka masing-masing
meskipun upaya penyebaran agama Islam senantiasa dilakukan.
4. Islam memiliki kontribusi yang sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Eropa memiliki kemajuan saat ini salah satunya

disebabkan jasa sarjana-sarjan muslim yang telah menjadi mata rantai perkembangan
ilmu pengetahuan kepada masyarakat Eropa saat itu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui
untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat ,
Jalan Tengah , Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan
fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan
kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya
tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan
Safawi di Persia. Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan
Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik, bidang Ekonomi
Sosial, bidang Kebudayaan, bidang Pendidikan.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantisa tercurah pada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya dapat lebih baik. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk kami pada khususnya dan reka-rekan,pada,umumnya.,Amin.

MAKALAH

DI
SUSUN
O
L
E
H
NAMA KELOMPOK :
MUHLIDAYANTI
ASTIKA ADE ANGGING
NUR FIRMANSYAH
MUH.TAKBIR
MUHAJIR
MUH.ILHAM

Anda mungkin juga menyukai