Teori Belajar Dan Model Pembelajaran
Teori Belajar Dan Model Pembelajaran
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Rabbul Alamin, karena atas
izin-Nya sehingga penulis dapat menyajikan Modul Teori dan Model Pembelajaran
Tujuan dari penulisan buku ini ialah untuk melengkapi bahan bacaan
mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran . Namun,
adanya modul ini bukan dimaksudkan sebagai satu-satunya pegangan yang harus
dipergunakan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran .
Oleh karena itu, di samping membaca modul ini, mahasiswa perlu untuk membaca
literatur-literatur lain yang telah ditetapkan.
Materi yang diuraikan di dalam modul ini lebih menekankan kepada
pentingnya model pembelajaran terhadap pembelajaran inovatif. Secara garis besar
materi yang terdapat di dalam modul ini adalah pengantar dan model pembelajaran,
Pendekatan, Model, Strategi, dan Model Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif, dan
Model Pembelajaran Langsung. Diharapkan kepada pembaca agar setelah membaca
materi yang terdapat di dalam modul ini, dapat memiliki pemahaman yang
komprehensif terhadap model pembelajaran inovatif. Dengan dasar itulah sehingga
penulis menyarankan kepada mahasiswa, guru, dosen atau profesi apapun yang
memiliki kepedulian terhadap bahasa Indonesia agar memiliki modul sederhana ini.
Penulis menyadari bahwa modul ini masih banyak kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
25
25
25
27
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN
30
31
A. Tujuan
Setelah
diharapkan dapat
Secara harfiah,
strategi adalah suatu garis-garis besar yang menjadi acuan untuk bertindak dalam
upaya mancapai sasaran yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran adalah
kebijakan yang dipilih oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut J. R.
David (dalam Sanjaya, 2006:126), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
siswa dan guru terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Jika strategi
pembelajaran merujuk pada perencanaan dalam mencapai tujuan, maka metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi.
Seorang guru yang telah memilih suatu strategi tertentu dalam perencanaan
pembelajarannya, selanjutnya perlu menetapkan metode yang akan digunakan untuk
melaksanakan strategi tersebut. Metode yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran antara lain metode ceramah, metode demonstrasi, metode penemuan,
metode diskusi, dan metode simulasi.
A. Konsep Pembelajaran Tematik
Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ini tidak lepas dari perkembangan akan
konsep pembelajaran terpadu. Menilik perkembangan konsep pendekatan terpadu di
Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah
model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep
pendekatan interdisipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989).
Bertolak dari konsep PI yang dianut Jacob tersebut, Fogarty (1991)
menyatakan bahwa ada 10 model integrasi pembelajaran, yaitu model fragmented,
connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan
networked. Model-model itu merentang dari yang paling sederhana hingga yang
paling rumit, mulai dari separated-subject sampai eksplorasi keterpaduan antar aspek
dalam satu bidang studi (model fragmented, connected, nested), model yang
menerpadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced, shared, webbed,
threaded, integrated), hingga menerpadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas
pembelajar (model immersed dan networked).
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut Tim Pengembang
PGSD (1997:3-4) adalah : (1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa Discipline based
Parallel Discipline Cross- disciplinary Multi- disciplinary Inter- Disciplinary
Integrated Day Complete Program yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak. (2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari
berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skemata
yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti, akan memberikan dampak
kebermaknaan dari materi yang dipelajari; (3) Otentik, pembelajaran tematik
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin
dipelajari. (4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar kepada
pendekatan diskoveri inkuiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
pembelajaran
tematik
merupakan
model
pembelajaran
yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik
sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk
menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait (Fogarty, 1991 :
54). Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup
umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan
siswa, atau dengan cara diskusi sesama siswa. Alwasilah, dkk (1998:16) menyebutkan
bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada disekitar
lingkungan siswa, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan
kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa dan selanjutnya
beranjak ke lingkungan terjauh siswa. Berikut ini ilustrasi yang diberikan dalam
penentuan tema.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
10
11
SD belum semua lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak
ditekankan pada penilaian secara tertulis.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas
atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran
yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan
dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik).
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
UMPAN BALIK
1. Jelaskan perbedaan antara pendekatan, model, dan strategi
pembelajaran!
2. Jelaskan dasar pertimbangan pencanangan pembelajaran tematik.
3. Uraikan karakteristik pembelajaran tematik!
4. Buatlah RPP dengan model pembelajaran tematik dengan tema Diri
Sendiri!
II. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
12
13
suatu materi. Sebagai contoh, membuat ikhtisar atau outline dari suatu
bkuliah merupakan kegiatan belajar yang lebih baik daripada sekedar
membuat catatan, karena ikhtisar atau outline menghendaki siswa
mereorganisasi materi dan memilih materi yang penting. Salah satu
cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materi itu
kepada orang lain. Dalam hal ini ada yang menjadi pembicara dan
pendengar, dan antara pembicara dan pendengar akan lebih banyak
belajar. Bila dibandingkan dengan belajar sendiri, pembicara akan
lebih banyak belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa
siswa yang menerima penjelasan yang telah dijabarkan akan
mendapatkan satu pelajaran lebih bila dibandingkan dengan belajar
sendiri,
tetapi
tidak
sebanyak
yang
diperoleh
orang
yang
menerangkannya.
B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran yang penting, yakni perestasi akademik, penerimaan akan penghargaan
dan pengembangan keterampilan sosial (Arends, 1997: 111).
1. Perestasi Akademik
Meskipun pemelajaran kooperatif mencakup berbagai tujuan sosial, namun
pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi
akademik. Para pengembang pembelajaran kooperatif telah menunjukan bahwa
struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai yang diperoleh siswa dan
mengubah norma-norma yang sesuai dengan prestasi itu (Arends, 1997: 111). Selain
itu, pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan
tinggi bersama-sama dalam mengajarkan tugas-tugas akademik. Siswa yang
berprestasi tinggi secara akademik memperoleh lebih banyak karena ia berfungsi
sebagai tutor yang membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam tentang konsepkonsep dalam suatu pelajaran.
15
keterampilan-keterampilan
kerjasama
dan
elaborasi.
Ini
merupakan
keterampilan penting yang harus dimiliki dalam suatu masyarakat, di mana banyak
pekerjaan orang dewasa dilakukan dalam organisasi besar dan saling ketergantungan
dan sangat beragam budayanya. Namun banyak anak-anak dan orang dewasa
kekurangan keterampilan ini. Hal ini dibutuhkan dengan seberapa sering
ketidaksesuaian di antara individu-individu dapat membawa pada tindak kekerasan
atau seberapa sering orang dewasa menyampaikan rasa tidak puasnya saat diminta
bekerja dalam situasi kooperatif.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD
(Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi kelompok dan
pendekatan struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai perbandingan seperti pada
Tabel 2 berikut ini.
Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tujuan
Informasi
Informasi
Investigasi
Pendekatan
Kelompok
Struktural
Informasi akademik Informasi
16
kognitif
akademik
akademik
akademik
sederhana
sederhana
keterampilan
sederhana
Keterampilan
Tujuan
Kerja
Kerja kelompok
inkuiri
Kerjasama dalam
social
kelompok dan
kelompok
kelompok an
kompleks
keterampilan
kerja sama
Struktur tim
Kelompok
Kelompok
Kelompok belajar
sosial
Bervariasi,
heterogen
belajar
berdua, bertiga,
dengan 4-5
heterogen
heterogen
kelompok
orang anggota
dengan 5-6
dengan 4-6
orang anggota
anngota.
menggunakan
pola kelompok
asal dan
Biasanya guru
kelompok ahli
Biasanya guru
Biasanya siswa
Biasanya guru
pelajaran
Tugas
Siswa dapat
Siswa
Siswa
Siswa
Utama
menggunakan
mempelajari
menyelesaikan
mengerjakan
lembar
materi dalam
inkuiri kompleks
tugas-tugas yang
kegiatan dan
kelompok ahli
diberikan sosial
saling
kemudian
dan kognitif
membantu
membantu
untuk
anggota
menuntaskan
kelompok asal
materi
mempelajari
belajarnya
Tes mingguan
materi itu
Bervariasi dapat Menyelesaikan
Pemilihan
topik
Penilaian
Bervariasi
17
berupa
mingguan
laporan,
dapat
menggunakan
Pengakuan
Lembar
Publikasi lain
essay
Lembar
Bervariasi
pengetahuan
pengetahuan
dan
publikasi lain
publikasi
tes
dan
lain
Model pembelajaran kooperatif mempunyai sintaks tertentu yang merupakan
ciri khususnya. Tabel 3 berikut ini adalah sintaks model pembelajaran kooperatif dan
tingkah laku guru pada setiap sintaks.
Tabel 3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Fase 1
yang
ingin
semua
dicapai
tujuan
pada
siswa
Fase 2
belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
Menyajikan informasi
Fase 3
bahan bacaan.
Guru
menjelaskan
Mengorganisasi
siswa
ke
kepada
siswa
kelompok-kelompok belajar
Fase 4
tugas mereka.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi
18
masing
kelompok
mempresentasikan
hasil kerjanya.
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Pada mulanya Jigsaw
dikem-bangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert E.
Slavin (1991) Jigsaw tersebut divariasikan. Melalui tipe Jigsaw dapat dibangun
kemampuan afektif siswa seperti:
Mengemukakan pendapat
Mendengar
Bertanya
Mengelola materi
Mengklarifikasi
19
3.
Selanjutnya, guru meminta 4 orang siswa dengan topik yang berbeda untuk
presentasi tentang topiknya di depan kelas secara bergiliran.
4. Akhirnya, guru mengadakan tes secara individual dan dikoreksi langsung sambil
dibahas. Skor atau nilai siswa dalam kelompok belajar (home group) dirataratakan. Untuk memotivasi siswa guru memberikan penghargaan kepada
kelompok belajar/home group yang nilai rata-ratanya tinggi.
5. Model jigsaw dikembangkan oleh Eliot Aronson dan kawan-kawannya dan
kemudian diadaptasi oleh slavin dan kawan-kawannya.
6. Model jigsaw siswa dibagi menjadi beberapa kelompok/tim 4 5 orang
anggotanya bersifat heterogen. bahan akademik disajikan kepada siswa dalam
bentuk teks dan tiap siswa diberi tanggung jawab untuk mempelajari satu
bagian dari bahan akademik tersebut. para anggota dari berbagai
kelompok/tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari
satu bagian bahan akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk
saling membantu mengkaji bahan tersebut.
7. Kelompok siswa yang dimaksud disebut kelompok pakar (expert group).
sesudah kelompok pakar berdiskusi dan menyelesaikan tugas, maka anggota
dari kelompok pakar ini kembali ke kelompok semula (home teams) untuk
mengajar (membuat mengerti) anggota lain dalam kelompok semula tersebut.
Secara singkat langkah-langkah pembelajaran Jigsaw terdiri atas;
tim anggota dalam kelompok/ tim diberi bagian materi yang berbeda
anggota dari tim-tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka.
20
kesimpulan/penutup
pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa,
baik melalui penyajian verbal maupun tertulis.
Secara singkat langkah-langkah pembelajaran tipe STAD terdiri atas :
a. membentuk kelompok heterogen 4-5 orang anggotanya
b. guru menyajikan pelajaran
c. guru memberi tugas
d. tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja untuk menguasai bahan
ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok
e. guru memberi kuis/pertanyaan kpd seluruh siswa. pada saat menjawab , tidak
dibolehkan siswa saling membatu
f. memberi evaluasi
g. kesimpulan
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen (TGT)
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran
setelah
21
Kelas dibagi atas kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa. Perlu
diperhatikan bahwa setiap kelompok mempunyai sifat heterogen dalam hal jenis
kelamin dan kemamppuan akdemik. Masing-masing kelompok diberi kode, misalnya
I, II, III, IV, dan seterusnya. Sebelum materi pelajaran diberikan kepada siswa
dijelaskan bahwa mereka akan bekerjasama dalam kelompok selama beberapa
minggu dan memainkan permainan akademik untuk menambah poin bagi nilai
kelompok mereka, dan bahwa kelompok yang nilainya tinggi akan mendapat
penghargaan.
Kedua, Pemberian materi
Materi pelajaran mula-mula diberikan melalui presentasi kelas, berupa pengajaran
langsung atau diskusi bahan pelajaran yang dilakukan guru, menggunakan
audiovisual. Materi pengajaran dalam TGT dirancang khusus untuk menunjang
pelaksanaan turnamen. Materi ini dapat dibuat sendiri dengan jalan mempersiapkan
lembaran kerja siswa.
Ketiga, Belajar Kelompok
Kepada masing-masing kelompok diberikan untuk mengerjakan LKS yang telah
disediakan. Fungsi utama kelompok ini adalah memastikan semua anggota kelompok
belajar, dan lebih khusus lagi untuk menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan
soal-soal latihan yang akan dievaluasi melalui turnamen. Setelah guru memberikan
materi I, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja dan materi lainnya.
Dalam belajar kelompok, siswa diminta mendiskusikan masalah secara bersamasama, membandingkan jawabannya, dan mengoreksi miskonsepsi jika teman satu
kelompok membuat kesalahan.
Keempat, Turnamen
Turnamen dapat dilaksanakan tiap bulan atau tiap akhir pokok bahasan. Untuk
melaksanakan turnamen, langkahnya adalah sebagai berikut: (1) membentuk meja
turnamen, disesuaikan dengan banyaknya siswa pada setiap kelompok, (2)
menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa pada masing-masing
kelompok, (3) menempatkan siswa dengan rangking yang sama pada meja yang
22
sama. (4) masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk mendapatkan
skor sebanyak-banyaknya. (5) skor siswa daari maasing-masing kelompok
dikumpulkan, dan ditentukan kelompok yang mempunyai jumlah kumulatif tertinggi
sebagai pemenang pertandingan.
Kelima, Skor Individu
Skor individu adalah skor yang diperoleh masing-masing anggota dalam tes akhir
Keenam, Skor Kelompok
Skor kelompok diperoleh dari rata-rata nilai perkembangan anggota kelompok.
Nilai perkembangan adalah nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa dengan
membandingkan skor pada tes awal dengan skor pada tes akhir. Perhitungan nilai
perkembangan sama dengan pada tipe STAD
Ketujuh, Penghargaan
Segera setelah turnamen, hitunglah nilai kelompok dan siapkan sertifikat kelompok
untuk menghargai kelompok bernilai tinggi. Keberhasilan nilai kelompok dibagi
dalam 3 tingkat penghaargaan, sama seperti pada tipe STAD.
23
tertutup. Secara bergiliran siswa dalam setiap meja turnamen bertukar peran
sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.
24
25
Dua kali seminggu, para siswa mengambil tes-tes tiga menit berdasarkan
fakta
26
27
agar sdiswa yang saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan
memperoleh perfektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru
Evaluasi: Siswa dan guru mengevaluasi tiap konstribusi kelompok terhadap
kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dilakukan dapat berupa
penilaian individual atau kelompok.
UMPAN BALIK:
1. Jelaskan perbedaan antara teori perkembangan dengan teori elaborasi
dalam pembelajaran kooperatif!
2. Uraikan tujuan pembelajaran kooperatif!
3. Kemukakan karakterstik pembelajaran kooperatif!
4. Buatlah RPP dengan memilih salah satu model pembelajaran kooperatif,
dalam salah satu dari lima bidang studi!
5. Kemukakan langkah-langkah pembelajaran koopetif tipe:
a. Jigsaw
b. STAD
c. NHT
d. TPS
28
instruksional
dari
model
pembelajaran
langsung
adalah
29
30
Tidak ada model dan strategi pembelajaran yang paling baik dan paling jelek
masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Penerapannya tergantung pada
konteks situasi, kondisi atau kebutuhan siswa. Demikian juga dengan model
pembelajaran langsung. Model ini sebenarnya dapat diterapkan di bidang studi
apapun, namun yang paling sesuai adalah untuk mengajarkan mata pelajaran yang
berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca, matematika,
musik, pendidikan olahraga dll. Apabila informasi atau ketrampilan yang akan
diajarkan terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah,
model pembelajaran langsung sangat cocok dipergunakan. Model pembelajaran
langsung kurang cocok untuk mengajarkan ketrampilan sosial atau kreatifitas, proses
berfikir tinggi dan abstrak.
Pembelajaran
langsung
dilaksanakan
melalui
lima
fase,
yaitu
1)
b.
c.
2. Pada tahap perencanaan perumusan tujuan dan analisis tugas, perlu mendapat
perhatian yang seksama.
3. Dalam melaksanakan pembelajaran langsung, gadik perlu memberikan uraian
yang jelas, mendemonstrasikan dan memperagakan tingkah laku yang benar,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih.
4. Pelatihan perlu dilandasi oleh prinsip-prinsip sebagai berikut : berikan
pelatihan singkat, bermakna, dan frekuensi yang tidak berlebihan, siswa
benar-benar menguasai ketrampilan yang dilatihkan, menggunakan pelatihan
yang berkelanjutan atau pelatihan berselang.
5. Pembelajaran langsung menuntut pengelolaan kelas yang unik, menarik dan
mempertahankan perhatian siswa dari awal sampai selesainya proses
pembelajaran.
6. Pengelolaan kelas yang juga perlu memperoleh perhatian adalah mengatur
tempo pembelajaran, kelancaran alur pembelajaran, mempertahankan
keterlibatan
dan
peran
serta
siswa
dan
menangani
dengan
cepat
33
IPA
35
Gambar laki-laki
Gambar Perempuan
= 1 PINSIL
2 MEJA
3 BUKU
= 4 TOPI
36
= 5 TAS
LEMBAR KERJA MURID
LEMBAR KERJA SISWA
1. IPA
Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian anggota tubuh
- Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh dan kegunaannya
2. PKn
Tujuan Pembelajaran
- Murid dapat menjelaskan ciri-ciri fisik laki-laki dan perempuan
- Murid dapat menyebutkan tugas antara laki-laki dan perempuan
- Murid dapat menceritakan pekerjaan laki-lki dan perempuan
3. MATEMATIKA
Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menyebutkan banyak benda
- Siswa dapat membandingkan dua kumpulan benda
- Siswa dapat membaca dan menuliskan lambang bilangan
Butir Soal:
Pililah dan beri tanda ceklis ( ) di atas jawaban yang benar
1. IPA:
1. Aku dapat mendengar bunyi melalui (mata, hidung, mulut, telinga)
2. Kita dapat melihat karena kita mempunyai (hidung, mata, telinga,
mulut)
3. Sebelum makan kita harus (cuci muka, cuci mata, cuci tangan, cuci
mulut)
4. Kita bernafas melalui (hidung, mata, telinga, mulut)
5. Aku makan melalui (telinga, mata,mulut, hidung)
2. PKN :
1. Laki-laki biasanya berambut (panjang, pendek)
2. Perempuan biasanya berambut (pendek, panjang)
37
3. PKN
Menceritakan pengalaman.
2. IPA :
39
3. PKN :
4. Matematika :
5. Bahasa Indonesia :
Menyapa orang lain dengan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa
yang santun..
Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
Mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana dari buku atau papan
tulis dengan benar.
7. Basa Sunda :
Indikator :
1. IPS :
40
orang tua.
2. IPA :
untuk
tumbuh sehat.
baik
untuk tumbuh sehat.
3. PKN :
ibadahnya
4. Matematika :
dalam
kalimat sehari-hari.
hitung
41
sampai 20
20.
5. Bahasa Indonesia :
Menyapa teman sebaya, guru, dan orang lain serta orang yang lebih
tua
dengan bahasa dan cara yang santun.
dan
kalimat sederhana
Menyalin / mencontoh huruf, kata, kalimat dari buku atau papan tulis
dengan
benar.
Menyalin / mencontoh kalimat dari buku atau papan tulis yang ditulis
guru
dan menyalinnya pada buku sendiri..
6. Seni Budaya dan Keterampilan. :
42
7. Basa Sunda :
I. Tujuan Pembelajaran :
43
Siswa dapat menyapa teman, orang lain dengan kalimat yang baik dan
cara yang santun.
Kalimat sapaan
44
Ceramah
Diskusi.
Tanya jawab.
Demontrasi.
Pemberian tugas.
Mengisi daftar kelas , berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.
Mengumpulkan tugas/ PR
B. Kegiatan inti :
Minggu I
Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)
Mengamati model/ gambar makanan sehat, menyebutkan jenis makanan
yang dapat
menyehatkan tubuh.
Menyebutkan nama agama yang sesuai dengan tempat ibadah yang ditunjuk
45
Menirukan susra yang didengar, dan menyebutkan jenis suara yang didengar.
Menceritakan pengalaman masa kecil yang didengar dari orang tua atau
orang lain kepada temannya atau gurunya
46
Melalui penjelasan guru, siswa dapat membaca simbul + yang dapat diartikan
sebagi penjumlahan,dikumpulkan, diberi lagi, membeli lagi penambahan, dan
simbul = untuk mendapatkan hasil.
Mengelompokkan benda hasil karya manusia dan ciptaan Tuhan dengan cara
mengerjakan Lembar Kerja.
47
Menjelaskan bunyi alam adalah bunyi yang dihasilkan oleh alam, contohnya
suara air mengalir, angin bertiup, suara guntur , suara ombak dll.
Menjelaskan bunyi buatan yaitu bunyi yang dihasilkan oleh tubuh manusia,
contohnya : bernyanyi, berdecak, berbicara,bertepuk, memetik jari.
Memeragakan menyapa oarng tua, guru dan orang yang lebih tua, dengan
kalimat yang santun dan cara yang baik secara individual.
Minggu ke 2
Pertemuan pertama : 3 x 35 menit ( IPA, PKN, Matematika)
48
Melalui Lembar Kerja siswa mencari informasi tentang 5 pemuka agama yang
ada di Indonesia.
Membaca susunan kartu huruf tersebut dengan suara nyaring dan lafal yang
benar.
49
Membaca kalimat tersebut dengan suara nyaring dan pelafalan yang benar.
Melakukan tanya jawab dan pengetesan hasil hafalan dari fakta dasar tersebut.
elalui Lembar Kerja menulis, siswa menjiplak dan menebalkan bentuk huruf
a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l secara lepas, kata atau gambar dengan posisi
duduk dan pemegangan alat tulis yang benar.
Melakukan tanya jawab dan pengetesan hasil hafalan dari fakta dasar tersebut.
Mengamati bentuk huruf dari papan tulis, lalu menuliskannya di udara huruf
a, i, u, e, o, m, n, b, d, dan l secara lepas.
Melakukan salintatap beberapa kata yang ditulis di papan tulis ke dalam buku
tulis sendiri.
50
Menuliskan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata yang didiktekan
guru.
C. Kegiatan akhir
Pemberian PR / tugas
Buku Sumber :
1. Buku Pengetahuan sosial SD kelas 1, Penerbit Erlangga
2. Buku Sains SD Kelas 1, Penerbit Erlangga
3. Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas 1 SD , Penerbit Grafindo
Media Pratama
4. Buku Pelajaran Matematika SD Kelas 1, Penerbit Erlangga.
5. Buku Bina Bahasa Idonesia dan Sastra SD Kelas 1, Penerbit Erlangga
6. Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif D kelas 1, Penerbit Grafindo.
7. Buku Piwulang Basa SD Kelas 1, Penerbit Geugeur Sunten.
51
Alat Peraga :
1.
2.
3.
Kartu huruf
4.
Kartu bilangan.
5.
6.
7.
VI. Penilaian
Teknik Tes :
Tes lisan.
1. Keberanian menjawab/ menyampaikan pendapat dalam diskusi kecil..
2. Ketepatan jawaban.
3. Keseriusan dan konsentrasi dalam menyimak pertanyaan.
Tes tertulis
1. pilihan ganda
2. isian.
Tes perbuatan.
Bentuk Tes :
1. Objektif tes
2. Non Objektif tes
Instrument Tes :
LKS
Lmbar observasi.
52
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru
Mata
Pelajaran
Tematik
_______________________
_______________________ NIP.
NIP.
53
RUMAH YANG KO
PKN
Di depan rumah Ina ada mesjid namanya mesjid Al-Amin. Mesjid itu sangat bersih
dan indah sekali. Di Negara kita ada tempat beribadah untuk agama yang diakui di
Indonesia. Ada rumah ibadah untuk agama keristen, islam, agama hindu dan agama
budha. Anak-anak tentu sudah pernah shalat di mesjid, Disamping itu kita kenal pula
hari raya Islam misalnya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu ada pula hari
54
raya untuk agama lain seperti hari natal bagi umat keristiani, hari nyepi untuk agama
hindu. Walaupun kita berbeda-beda agama tetapi tetap kita saling menghormati
agama lain.Berikut ini adalah gambar rumah ibadah:
55
MATEMATIKA
Memberikan contoh gambar
GAMBAR 1
56
GAMBAR 2
GAMBAR 3
57
GAMBAR 4
NAMA BENDA
Lemari
KEGUNAANNYA
Menyimpan pakaian
58
2
3
4
5
dst
2
3
4
gambar 1
Apakah taman ditata dengan rapi
Apakah ada genangan air
Apakah banyak rumput yang ada di halaman
Apakah ada jendelah rumah
PENGAMATAN
YA
TIDAK
PKN
Lengkapilah dengan mengisi titik-titik soal di bawah
1.
2.
3.
59
4.
5.
MATEMATIKA
Tulislah angka dibawah gambar
60