digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti pada persalinan baik yang melalui tindakan maupun tidak, dimana
peningkatan konsentrasi hormon kortisol dapat mencapai stress yaitu 40-60 g/dl.
Dalam penelitian didapatkan tindakan persalinan dengan vakum ekstraksi
dengan hormon kortisol yang tinggi terdapat 9 kasus (60%) dan dengan hormon
kortisol rendah terdapat 6 kasus (40%). Pada pasien partus normal didapatkan 85
kadar hormon kortisol yang tinggi ada 3 kasus (20%) dan kadar hormon kortisol
yang rendah terdapat 12 kasus (80%), sehingga didapatkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna pada tindakan vacum ekstraksi dengan peningkatan kadar hormon
kortisol sebesar 6 kali dimana p=0,025; CI95% : 1,172-30,725, hal tersebut
disebabkan -endorphine yang rendah dapat menyebabkan peningkatan aktivitas
HPA-axis dengan dampak meningkatnya seksresi ACTH oleh hipofisis anterior
yang selanjutnya menurut Borroughs (2004) korteks adrenal akan terangsang
untuk mensekresi hormon kortisol.
Hubungan tindakan vakum ekstraksi dengan postpartum blues terdapat 13
kasus (86,7%) dan tidak postpartum blues terdapat 2 kasus (13,3%). Pada pasien
partus normal didapatkan postpartum blues 1 kasus (6,7%) dan tidak postpartum
blues terdapat 14 kasus (93,3%) p=0,000; CI95% : 7,349-1126,895; OR = 91,
sehingga didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tindakan vakum
ekstraksi dengan kejadian postpartum blues dimana penggunaan alat (vakum
ekstraksi), lama persalinan, kelelahan, dan nyeri yang berlebihan dapat
membentuk suatu reaksi yang komplek, dimana hipopise akan lebh sedikit
melepaskan Beta endorfin yang bekerja sebagai neurotransmiter di otak untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengurangi penyaluran dan persepsi nyeri yang diaktifkan oleh stress dan nyeri
persalinan. (Leifer, 2005).
Nyeri yang berkepanjangan terbukti mengurangi kadar Beta endorfin, yang
selanjutnya hal ini menimbulkan keputusasaan dan penderitaan yang terlihat pada
individu, sehingga berdampak pada meningkatnya kejadian postpartum blues, hal
ini dibuktikan juga pada penelitian lain bahwa selama kehamilan dan persalinan
menyatakan subyek penelitian jujur dalam menjawab pertanyaan, dan hasil Blues
quesioner 86% (13 subyek penelitian) dinyatakan mengalami postpartum blues
dan 14% (2 subyek penelitian) tidak mengalami postpartum blues.
Dari analisa Regresi Logistik tentang hubungan antara kadar hormon
kortisol dengan kejadian postpartum blues pada tindakan vakum ekstraksi diatas
diperoleh p = 0.039 (p < 0.05; R=0,38) yang artinya bahwa kadar hormon kortisol
pada serum berhubungan dengan terjadinya postpartum blues pada pasien dengan
tindakan vakum ekstraksi dengan kekuatan 38%, hal ini bisa disebabkan karena
beberapa keterbatasan pada penelitian, antara lain di karenakan :
vakum
ekstraksi
mempunyai
kekuatan
hanya
38%,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.
daya.
87
commit to user