Anda di halaman 1dari 11

LAMPIRAN II

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


(PKWT)

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)


ANTARA
DIREKTUR/MANAJER WILAYAH/ADMINISTRATUR .

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII


DENGAN
Sdr .
Nomor : SPK/..1) /..2)/ ..3)/..4)
Pada hari ini, . tanggal . bulan . tahun . ( . - . . ) bertempat di , kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Jabatan
Alamat

:
.
:
.
:
.

dalam jabatan ini bertindak untuk dan atas nama PT Perkebunan


Nusantara VIII, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.
Nama

:
.
Tempat/Tanggal Lahir
:
.
Jenis Kelamin
:
.
Pendidikan
:
.
No.
Kartu
Tanda :
Penduduk
.
Alamat
:
.

.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri, selanjutnya dalam
perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK dan secara terpisah disebut PIHAK.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah sebuah perusahaan badan hukum
perseroan terbatas yang ruang lingkup dan kegiatan usahanya
bergerak di bidang perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Barat dan
Banten.

2. Bahwa untuk menjalankan kegiatan usahanya tersebut, PIHAK


PERTAMA membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
melaksanakan pekerjaan ..
3. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perseorangan yang memiliki keahlian di
bidang ..
4. Bahwa PIHAK PERTAMA dalam rangka menjalankan pekerjaan
.. tersebut bermaksud untuk mempekerjakan PIHAK KEDUA
sebagai Tenaga Pelaksana pada bidang . berdasarkan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) sebagaimana yang akan
diatur dalam Perjanjian ini, dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk
bekerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut bagi
PIHAK PERTAMA.
Selanjutnya untuk maksud seperti yang telah diuraikan di atas, PARA
PIHAK sepakat untuk membuat PERJANJIAN KERJA ini dengan ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
Ruang Lingkup Perjanjian
Perjanjian kerja ini hanya berlaku di lingkungan PT Perkebunan Nusantara
VIII, untuk kontrak tenaga kerja PKWT pada bidang .. di
., dengan status Tenaga Kerja PKWT.
Pasal 2
Jangka Waktu Perjanjian
(1)Perjanjian Kerja ini dilaksanakan untuk jangka waktu selama
. hari/bulan/tahun terhitung mulai tanggal ..
sampai dengan ..
(2)Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan mengadakan ikatan kerja dengan pihak lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
(3)Apabila Perjanjian kerja ini telah berakhir sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan, maka hubungan hukum akan putus dengan
sendirinya dan PIHAK PERTAMA tidak dibebani kewajiban untuk
memberikan imbalan atau kebijaksanaan dalam bentuk apapun
kepada PIHAK KEDUA. Perpanjangan maupun pembaharuan Perjanjian
kerja ini sewaktu-waktu dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan
dan persetujuan PARA PIHAK.
(4)PARA PIHAK wajib menginformasikan kepada PIHAK PERTAMA minimal
3 (tiga) hari sebelum Perjanjian kerja berakhir.

Pasal 3
Kewajiban dan Hak
(1)Kewajiban dan Hak PIHAK KEDUA
a.Kewajiban:
1. Melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup
Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dengan
penuh tanggung jawab.
2. Mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA, yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a)
Ketentuan mengenai waktu kerja sebagai berikut:
1) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu; atau
2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam
1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu.
b) Ketentuan jam kerja adalah sebagai berikut :
1) Untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
Senin s.d Jumat : 07.00 - 16.00 WIB
Waktu Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB
2) Untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
Senin s.d Jumat : 07.00 - 15.00 WIB
Hari Sabtu : 07.00 - 12.00 WIB
Waktu Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB
c) Ketentuan mengenai Tata Tertib Kerja PIHAK KEDUA, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian
Kerja ini.
3. Melaksanakan sendiri tugas yang diterimanya dari PIHAK
PERTAMA dan/atau tidak memberikan tugas tersebut kepada
pihak lain, kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
4. Membuat laporan kegiatan bulanan untuk level manajerial.
5. Menjaga kerahasiaan data, dokumen dan informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA, baik selama dalam hubungan kerja maupun sesudah
pemutusan/pengakhiran hubungan kerja ini.
6. Memelihara fasilitas operasional pekerjaan, dimana jenis,
jumlah dan besarannya ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
7. Dalam hal tidak masuk kerja karena alasan yang sah, PIHAK
KEDUA wajib menyampaikan Surat Keterangan kepada
Atasannya.
b. Hak:
1. Memperoleh imbalan jasa berupa upah kerja bulanan.
2. Memperoleh Tunjangan Hari Raya Keagamaan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Memperoleh Biaya Perjalanan Dinas, apabila mendapatkan
penugasan untuk melakukan perjalanan dinas dari PIHAK
PERTAMA.

4. Diikutsertakan dalam kepesertaan BPJS Kesehatan dan BPJS


Ketenagakerjaan , meliputi Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Program Jaminan Kematian (JKM) atas biaya PIHAK
PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2)Kewajiban dan Hak PIHAK PERTAMA:
a.Kewajiban:
1. On the job training/menjelaskan instruksi kerja kepada PIHAK
KEDUA sesuai dengan lingkup perjanjian sebagaimana
tercantum pada Pasal 1.
2. Memberikan hak-hak PIHAK KEDUA sebagaimana tercantum
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b.
3. Menyediakan peralatan Keamanan & Keselamatan Kerja.

b. Hak:
1. Menempatkan PIHAK KEDUA di seluruh Unit Kerja PIHAK
PERTAMA disesuaikan dengan kebutuhan PIHAK PERTAMA.
2. Hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA
sesuai dengan penugasan.
3. Menerima laporan kegiatan bulanan dari PIHAK KEDUA.
4. Memutuskan Perjanjian dengan PIHAK KEDUA secara sepihak
atau mengambil tindakan hukum atau menerapkan sanksi
apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a.
5. Mengambil tindakan hukum atau menerapkan sanksi
berdasarkan Perjanjian ini, apabila PIHAK KEDUA tidak
mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA.
Pasal 4
Imbalan Jasa
(1)PIHAK PERTAMA menyetujui besaran imbalan yang diberikan kepada
PIHAK KEDUA sebesar Rp. ,- (..) per
bulan, yang dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
selambat-lambatnya setiap tanggal .. pada bulan berikutnya.
Pembayaran dilakukan melalui transfer ke :
Nama Bank
:
Pemegang Rekening:
Nomor Rekening :
(2)PIHAK PERTAMA memberikan Tunjangan Hari Raya, dengan ketentuan :
a. Pengusaha wajib memberikan Tunjangan Hari Raya kepada pekerja
yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan secara terusmenerus atau lebih dihitung proporsional.

b. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan


secara terus menerus atau lebih diberikan Tunjangan Hari Raya
sebesar 1 (satu) bulan honorarium.
c. Pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan secara
terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan diberikan
Tunjangan Hari Raya secara proporsional dengan masa kerja.
d. Pekerja yang putus hubungan kerjanya terhitung sejak 30 (tiga
puluh) hari sebelum jatuh tempo Hari Raya Keagamaan tidak
berhak atas Tunjangan Hari Raya.
(3)PIHAK KEDUA mendapatkan Biaya Perjalanan Dinas (BPD) apabila
mendapatkan penugasan melakukan perjalanan dinas oleh PIHAK
PERTAMA dan besarannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
dengan perhitungan mengacu pada ketentuan perusahaan mengenai
BPD.
(4)Pajak Penghasilan (PPh) dibebankan kepada PIHAK KEDUA yang
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 5
Evaluasi dan Pengukuran Kinerja
(1)

(2)

PIHAK KEDUA selama melaksanakan pekerjaan akan


dievaluasi kinerjanya oleh PIHAK PERTAMA, secara berkala sesuai
dengan target kinerja yang telah ditentukan.
Pengukuran kinerja PIHAK KEDUA dilakukan berdasarkan:
a. Aspek penyelesaian pekerjaan
1.
Jumlah pekerjaan
2.
Waktu penyelesaian.

b. Aspek Kehadiran
1. Kehadiran jam kerja
2. Tidak masuk kerja yang didukung dengan Surat Keterangan.
(3)Penilaian untuk pengukuran kinerja sebagaimana pada ayat (1)
ditetapkan dengan ukuran baik dan kurang baik oleh pejabat penilai
yaitu pejabat atasannya sesuai dengan penempatan PIHAK KEDUA.
(4)Ukuran baik dan kurang baik sebagaimana pada ayat (3), adalah
sebagai berikut :
N
o
a.
B

Aspek
Penyelesaian pekerjaan
Kehadiran (per bulan)
Penyelesaian pekerjaan
Kehadiran (per bulan)

Nilai
75 %
90 %
< 75%
<90%

Ukuran
Baik
Kurang
Baik

(5)Imbalan jasa berupa upah kerja yang diberikan kepada PIHAK KEDUA
didasarkan pada jumlah kehadiran, yaitu nilai rata-rata lebih dari sama
dengan 75% (75%) diberi imbalan jasa sebesar 100% dari besaran
upah sebagaimana dalam pasal 4 ayat (1), dan nilai rata-rata kurang
dari 75% (<75%) diberi imbalan jasa sebesar 85% dari besaran upah
sebagaimana dalam pasal 4 ayat (1).
(6)Hasil penilaian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
bersifat final dan oleh karenanya PIHAK KEDUA tidak dapat
mengajukan keberatan dalam bentuk apapun.
Pasal 6
Pembayaran
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan sebagaimana dalam Pasal 5 yang
disepakati dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan upah yang
diterima sudah termasuk besaran premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
dan Jaminan Kematian (JKM).
Pasal 7
Kerusakan dan Kerugian
(1)PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengganti kerusakan
dan/atau kerugian langsung ataupun tidak langsung terhadap barangbarang atau kepentingan PIHAK PERTAMA atau pihak lainnya yang
timbul akibat kesengajaan dan atau kelalaian dari PIHAK KEDUA
sebesar nilai yang ditimbulkan termasuk seluruh biaya terkait yang
diperlukan apabila diperlukan untuk itu.
(2)Bilamana kerusakan atau kerugian dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
dapat dibuktikan oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat kesengajaan atau
kelalaian PIHAK PERTAMA atau pegawai - pegawainya, maka PIHAK
KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab ayat (1) pasal ini.
Pasal 8
Kerahasiaan
(1)Segala isi Perjanjian ini termasuk hal - hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada data
administrasi, .. serta segala hal yang diketahui oleh PIHAK KEDUA
adalah bersifat rahasia dan karenanya PIHAK KEDUA dilarang untuk
memberikan informasi maupun segala keterangan yang dapat
menimbulkan kerugian baik langsung maupun tidak langsung
terhadap PIHAK PERTAMA kepada pihak ketiga manapun serta dengan

cara apapun juga tanpa ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA. Pihak ketiga
yang dimaksud dalam pasal ini adalah termasuk tetapi tidak terbatas
pada pengguna dan pesaing PIHAK PERTAMA.
(2)Apabila terjadi pelanggaran dimaksud ayat (1) pasal ini, PIHAK KEDUA
dengan ini memberikan pernyataan yang tidak dapat ditarik kembali
bahwa PIHAK PERTAMA berhak terhadap tindakan - tindakan
sebagaimana dimaksud Pasal 9 dan Pasal 10.
Pasal 9
Sanksi
(1)Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan
atau lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai Perjanjian,
dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Perusahaan PIHAK PERTAMA.
(2)Penjatuhan sanksi PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat ditambah dengan tuntutan ganti rugi,
apabila perbuatan tersebut merugikan PIHAK PERTAMA.
(3)Dalam hal PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum Perjanjian ini
berakhir atau melakukan pelanggaran disiplin yang mengakibatkan
diberhentikan atau mengundurkan diri sebelum Perjanjian ini berakhir,
PIHAK KEDUA diwajibkan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh
PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar Rp. ..,- (..).
(4)Penggantian seluruh biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) oleh
PIHAK KEDUA dapat dilakukan secara tunai dan sekaligus atau secara
angsuran selama 6 (enam) bulan sejak tanggal PIHAK KEDUA
menyatakan mengundurkan diri atau tanggal Surat Pemberitahuan
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA tentang kewajiban tersebut.

Pasal 10
Pemutusan Hubungan Kerja
(1)PIHAK PERTAMA dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja secara
sepihak, apabila:
a.PIHAK KEDUA meninggal dunia.
b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan
kerja.
c.PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja regular
yang telah ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

d. PIHAK KEDUA menderita sakit tetap yang berakibat tidak mungkin


melaksanakan pekerjaan.
e.PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas dan tidak berada di lokasi
tugas tanpa keterangan (mangkir) atau absen karena sebab-sebab
lain selama 4 (Empat) hari kerja berturut-turut atau 6 (Enam) hari
kerja dalam satu bulan.
f. PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kemampuan dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana yang dituntut oleh
PIHAK PERTAMA setelah diadakan evaluasi kinerja.
(2)PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA paling
lambat 1 (satu) minggu sebelumnya, dalam hal terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, d, e
dan f.
(3)Selain dari yang tersebut pada ayat (1), maka Perjanjian Kerja ini
dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis kedua belah pihak.
(4)Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
tidak menimbulkan kewajiban PIHAK PERTAMA untuk memberikan
ganti rugi dalam bentuk apapun kepada PIHAK KEDUA.
(5)PIHAK KEDUA tidak akan melakukan tuntutan, gugatan, klaim atau
tindakan lainnya kepada PIHAK PERTAMA yang disebabkan Pemutusan
Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(6)PIHAK KEDUA atas permintaannya sendiri memutuskan hubungan
kerja, setelah mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada
PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya satu bulan sebelumnya.
(7)Apabila pada saat atau setelah dilakukannya Pemutusan Hubungan
Kerja masih terdapat kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang belum
diselesaikan, maka masing-masing PIHAK harus segera menyelesaikan
kewajiban tersebut dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(8)Pemberitahuan pemutusan Perjanjian harus disampaikan oleh PIHAK
yang akan memutuskan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya.

Pasal 11
Berakhirnya Hubungan Kerja
Dengan terjadinya pembatalan perjanjian atau berakhirnya hubungan
kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, maka :
a. PIHAK KEDUA tidak akan mendapatkan uang pesangon dan status
kepegawaian dari PIHAK PERTAMA, kecuali hal-hal yang memang

sudah menjadi hak PIHAK KEDUA dan belum diselesaikan oleh PIHAK
PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung
jawabnya yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA atau pihak
lain yang ditunjuknya.
Pasal 12
Perubahan Perjanjian Kerja
(1)Perjanjian kerja dapat diubah melalui adendum Perjanjian kerja.
(2)Perubahan Perjanjian kerja bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh
para pihak, meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam perjanjian kerja sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam perjanjian kerja;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
c. perubahan harga/imbalan jasa dalam perjanjian kerja akibat
adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
(3)Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, PIHAK PERTAMA dapat
sewaktu-waktu memutuskan Perjanjian kerja ini dengan tanpa
membayar ganti rugi apapun;
(4)Pemutusan Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dilakukan tanpa membayar ganti rugi apapun;

Pasal 13
Force Majeure
Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena keadaan atau
situasi yang memaksa, seperti: bencana alam, pemberontakan, perang,
huru-hara, kerusuhan, Peraturan Pemerintah atau apapun yang
mengakibatkan perjanjian kerja ini tidak mungkin lagi untuk diwujudkan.

Pasal 14
Penyelesaian Perselisihan
(1)

Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka pada


dasarnya diselesaikan secara musyawarah.

(2)

Apabila
dengan
cara
musyawarah
belum
tercapai
kesepakatan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
perselisihan ke Pengadilan Negeri setempat.
Pasal 15
Lain-lain

Hal - hal yang belum diatur dalam perjanjian ini dapat dituangkan dalam
perjanjian tambahan (Addendum) yang dibuat berdasarkan kesepakatan
PARA PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
Demikian Perjanjian Kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK
pada tanggal tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua)
lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa
materai, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA,

Materai Rp 6.000,Nama

: _________________

PIHAK PERTAMA,
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII
Materai Rp 6.000,Nama : ________________
Jabatan : ................................

Anda mungkin juga menyukai