SKALA ORDINAL
Skala pengukuran berikutnya adalah skala pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal mempunyai
tingkat yang lebih tinggi dari skala pengukuran nominal. Dalam skala ini, terdapat sifat skala nominal, yaitu
membedakan data dalam berbagai kelompok menurut lambang, ditambah dengan sifat lain yaitu, bahwa
satu kelompok yang terbentuk mempunyai pengertian lebih (lebih tinggi, lebih besar,) dari kelompok
lainnya. Oleh karena itu, dengan skala ordinal data atau obyek memungkinkan untuk diurutkan atau
dirangking.
Contoh : Sistem kepangkatan dalam dunia militer adalah satu contoh dari data berskala ordinal Pangkat
dapat diurutkan atau dirangking dari Prajurit sampai Sersan berdasarkan jasa, dan lamanya pengabdian.
Jika peneliti merangking data lamanya pengabdian maka peneliti dapat memberikan nilai 1, 2, 3, , 4 dst
masing-masing terhadap seseorang anggota ABRI yang berpangkat Prajurit, Kopral, Sersan, dst. Berbeda
dengan skala nominal, angka yang diberikan terhadap obyek tidak semata-mata berlaku sebagai lambang
tetapi juga memperlihatkan urutan atau rangking.
Kesimpulan: Pada tingkat pengukuran ordinal, bilangan yang didapat berfungsi sebagai :
1.lambang untuk membedakan
2.untuk mengurutkan peringkat berdasarkan kualitas yang telah ditentukan (> atau < ).
Pada tingkat pengukuran ordinal kita bisa mengatakan lebih baik/lebih buruk, lebih besar/lebih kecil, tetapi
tidak bisa menentukan berapa kali lebih besarnya/lebih buruknya.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Ordinal adalah Statistik Nonparametrik. Contoh perhitungan
statistik yang cocok adalah Median, Persentil, Korelasi Spearman (rs ), Korelasi Thau-Kendall dan Korelasi
Thau-Kendall (W).
SKALA INTERVAL
Skala pengukuran Interval adalah skala yang mempunyai semua sifat yang dipunyai oleh skala
pengukuran nominal, dan ordinal ditambah dengan satu sifat tambahan. Dalam skala interval, selain data
dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dirangking, perbedaan (jarak/interval)
antara data yang satu dengan data yang lainnya dapat diukur. Contoh : Data tentang suhu empat buah
benda A, B, C , dan D yaitu masing-masing 20. 30, 60, dan 70 derajat Celcius, maka data tersebut adalah
data dengan skala pengukuran interval karena selain dapat dirangking, peneliti juga akan tahu secara pasti
perbedaan antara satu data dengan data lainnya. Perbedaan data suhu benda pertama dengan benda
kedua misalnya, dapat dihitung sebesar 10 derajat, dst. Namun dalam skala interval, tidak mungkin kita
melakukan perbandingan antara satu data dengan data yang lainnya. Kita tidak dapat mengatakan bahwa
suhu 60 derajat Celcius dari benda C dan 30 derajat Celcius untuk suhu benda B berarti bahwa benda C
2x lebih panas dari benda B. Hal ini tidak mungkin karena skala interval tidak mempunyai titik nol yang
mutlak. Titik nol yang tidak mutlak berarti : benda dengan suhu nol derajat Celcius bukan berarti bahwa
benda tersebut tidak mempunyai panas. Kesimpulan : Bilangan pada skala interval fungsinya ada tiga yaitu
:
1.Sebagai lambang untuk membedakan,
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi ( > atau <),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
Titik nol bukan merupakan titik mutlak, tetapi titik yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Interval adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik
Parametrik. Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata, Simpangan Baku, dan Korelasi
Pearson.
SKALA RASIO
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi peringkatnya. Semua sifat yang ada dalam skala terdahulu
dipunyai oleh skala rasio. Sebagai tambahan, dalam skala ini, rasio (perbandingan) antar satu data dengan
data yang lainnya mempunyai makna. Contoh : Data mengenai berat adalah data yang berskala rasio.
Dengan skala ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10 kg lebih berat dari yang
70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari data 40 kg. Berbeda
dengan interval, skala rasio mempunyai titik nol yang mutlak. Kesimpulan : Bilangan pada skala Rasio
fungsinya ada tiga yaitu :
1.Sebagai lambang untuk membedakan
2.Untuk mengurutkan peringkat, misal, makin besar bilangannya, peringkat makin tinggi (> atau < ),
3.Bisa memperlihatkan jarak/perbedaan antara data obyek yang satu dengan data obyek yang lainnya.
4.Rasio (perbandingan) antar satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti.
Titik nol merupakan titik mutlak.
Statistik yang sesuai dengan data berskala Rasio adalah Statistik Nonparametrik dan Statistik Parametrik.
Contoh perhitungan statistik yang cocok adalah Rata-rata kur, Koefisien Variasi dan statistik-statistik lain
yang menuntut diketahuinya titik nol mutlak.