PELAKSANAAN
PEMILU 2019
CATATAN EVALUASI PELAKSANAAN
BERDASARKAN HASIL PENGAWASAN PEMILU 2019
• Pembentukan Dapil
• Pencalonan
• Data Pemilih
• Kampanye dan Dana Kampanye
• Logistik
• Pemungutan dan Penghitungan Suara
• Netralitas ASN, TNI dan Polri
PEMBENTUKAN DAPIL
• Maraknya APK yang dibuat oleh Peserta Pemilu sebelum masa Kampanye Pemilu dimulai
• Banyaknya Peserta Pemilu yang memasang APK tidak sesuai dengan ukuran dan penempatan lokasi
• Alokasi APK dalam bentuk billboard dan videotron terbatas penempatanny
LOGISTIK
Pengadaan Surat Suara Daftar Pemilih Yang fluktuatif dan sangat dinamis
membuat hitungan standar kebutuhan surat suara
tidak terorganir dengan maksimal yang
dampaknya pada keterlamabatan pendistribusian
ke TPS.
Kebutuhan surat suara di TPS Metode
penghitungan surat suara cadangan sangat
mempengaruhi jumlah surat suara yang dicetak
secara keseluruhan
Standar Kebutuhan Surat Suara dalam negeri
KENDALA PENGAWASAN LOGISTIK
Sumber Data & Keterbuakaan Informasi Bawaslu sering mengalami kendala data
EVALUASI PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN
SUARA
DALAM PEMILU TAHUN 2019
• EVALUASI PENGAWASAN MASA TENANG
• EVALUASI PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN FORMULIR C6
• EVALUASI PENGAWASAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN
SUARA DALAM PEMILU TAHUN 2019
• EVALUASI PENGAWASAN REKAPITULASI SUARA DALAM
PEMILU TAHUN 2019
EVALUASI PENGAWASAN
MASA TENANG
• Bahwa masih ditemukan Alat Peraga Kampanye Pada Masa Tenang
• Masih ditemukan kegiatan Kampanye pada Masa tenang
• Masih kurangnya aturan jelas terkait dengan Kerja Sama antara Penyelenggara Pemilu
dan SATPOL-PP khususnya kaitan dengan Anggaran Penurunan Alat Peraga Kampanye
• Kurangnya
EVALUASI PENGAWASAN
PENDISTRIBUSIAN FORMULIR C6
• Masih ditemukan TPS yang dibuka melewati pukul 07.00 waktu setempat
• Keterlambatan Logistik sampai pada TPS
• Terdapat Surat Suara yang tertukar dibeberapa daerah
• Surat Suara yang kurang akibat kurang akuratnya Daftar Pemilih Tetap, Daftar Pemilih Tambahan dan
Daftar Pemilih Khusus
• Terbatasnya Waktu bagi Petugas KPPS dan Pengawas TPS dalam melakukan persiapan pemungutan
Suara dibandingkan dengan proses pemungutan suara yang begitu Panjang dengan menggunakan 5
Surat suara, sehingga menyebabkan Petugas KPPS dan Pengawas TPS banyak yang mengalami
kelelahan dan menjadi korban
LANJUTAN
• Kurangnya Pemahaman KPPS terhadap perbedaan Pemilih DPTb dan Pemilih DPK
• Kurangnya sosialisasi terhadap Pemilih terkait dengan TPS Pemilih yang menyebabkan
banyak Pemilih yang tidak tahu dimana TPSnya
• Tidak adanya alamat yang jelas pada Formulir C6 terkait dengan pendirian TPS bagi Pemilih
• Kurangnya Pemehaman KPPS terhadap pengisian Formulir yang menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam mengisi Formulir;
• Adanya Petugas KPPS yang tidak memberikan Berita Acara Setifikat Hasil Pemilihan kepada
saksi dan juga pengawas Pemilu
EVALUASI PENGAWASAN REKAPITULASI SUARA
DALAM PEMILU TAHUN 2019
• Kurang cermatnya penyelenggara Pemilu yakni KPU dan jajarannya dalam melakukan
proses Rekapitulasi dan Hasil penghitungan Suara yang menyebabkan terjadinya
kesalahan yang dapat merugikan Peserta Pemilu;
• Keterbatasan Waktu dalam pelaksanaan Rekapitulasi Suara yang menyebabkan adanya
irisan Waktu pada tahapan berikutnya, menyebabkan Penyelenggara Pemilu kelelahan
dan kurang efektif dalam melaksanakan tugasnya
EVALUASI PENGUATAN PENGAWASAN
NETRALITAS ASN DALAM PEMILIHAN UMUM
• Pengawasan Netralitas ASN, terutama ASN di instansi pemerintah daerah, masih belum
begitu maksimal sehingga masih terjadi dugaan pelanggaran.
• Pengawasan penggunaan media sosial, terutama oleh ASN, masih belum bisa dilakukan
dengan maksimal;
• Pola penanganan pelanggaran yang cukup panjang dan tidak adanya perwakilan KASN di
daerah menjadikan tindaklanjut atas dugaan pelanggaran dan pemantauan tindaklanjut
rekomendasi pemberian sanksi atas dugaan pelanggaran menjadi kurang efektif.
EVALUASI PENGUATAN PENGAWASAN
NETRALITAS ASN DALAM PEMILIHAN UMUM
• Perlu adanya pelibatan perwakilan pemerintah daerah dan lembaga yang membidangi hal
komunikasi dan informatika dalam pengawasan netralitas ASN kedepannya agar pengawasan
dan penguatan netralitas dapat dilakukan semaksimal mungkin;
• Penyederhanaan pola penanganan dugaan pelanggaran dan pembentukan peraturan teknis
pemeriksaan penanganan dugaan pelanggaran netralitas sangat perlu untuk dilakukan guna
mengefektifkan waktu pemeriksaan dan rekomendasi pemberian sanksi serta tindaklanjutnya;
• Untuk mengefektifkan fungsi pencegahan, pengawasan dan penindakan perlu untuk dibentuk
Sentra Pengawasan dan Penegakkan Netralitas ASN di daerah dengan unsur – unsur yang
terdiri dari perwakilan Bawaslu Provinsi/Kab/Kota, Pemerintah Daerah, TNI dan Polri.
HAMBATAN DALAM PROSES PENINDAKAN
PELANGGARAN
• Multitafsir terhadap penanganan Pasal-Pasal Pidana Pemilu dengan dengan Pidana Umum.
• Multitafsir terkait dengan Pelaksanaan Peraturan KPU RI terkait dengan waktu pelaksanaan Tahapan dengan tenggang waktu dalam ketentuan penaganagan
pelanggaran Pemilu.
• Tidak tuntasnya ketentuan-ketentuan terkait dengan penyelesaiaan penanganan pelanggaran, semisal bagaimana tindaklanjut penanganan Tindak Pidana Pemilu jika
terjadi Daluarsa di tingkat penyidikan atau penuntutan.
• Masih adanya kekosongan aturan hukum terkait dengan kejadian-kejadian dilapangan, seperti halnya proses pelaksananaan sistem noken yang berbeda di masing-
masing daerah yang berbeda-beda dan pola penindakan pelanggaran terkait dengan pelaksanaan sistem Noken yang berbeda dari ketentuan.
• Hambatan atau kendala pada pelaksanaan tindaklajut Putusan atau rekomendasi serta penerusan yang telah diterbitkan oleh Pengawas pemilu sering terjadi.
Tindaklanjut atas penangangan dugaan palnggaran yang dilaksanakan oleh pengawas Pemilu telah dilaksanakan namun tidak langsung ditindaklanjuti oleh intansi-
intansi yang berwenangsesuai dengan rekomendasi atau penerusan.
• Dari sisi anggaran juga kerap menjadi Pisau bermata dua, disisi lain penindakan pelanggaran merupakan tugas pokok Bawaslu dalam proses pengawasan Pemilu tetapi
pelaksanaan tersebut kurang didukung oleh anggaran yang memadai. Contohnya: proses penyelidikan, Penyidikan, dan penuntutan dari Sentra Gakkumdu yang sering
diminta bekerja secara optimal namun tidak didukung oleh penganggaran yang jelas apalagi dalam Sentra Gakkumdu ada Instansi lain yaitu Kepolisian dan Kejaksaan
yang juga menjadi unsur penggerak didalamnya.
EVALUASI PENINDAKAN PELANGGARAN
• Perlu dilakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, khusus yang berkaitan dengan desain penegakan hukum
penyelesaian sengketa proses Pemilu yang terjadi antarPeserta Pemilu. Sebab, konstruksi norma dalam Pasal 466 s.d. Pasal 469 mengandung sejumlah
kelemahan, antara lain: (1) Konstruksi ruang lingkup penyelesaian sengketa antar Peserta Pemilu pada Pasal 466 yang mengaitkan objek sengketa
proses Pemilu sebagai akibat diterbitkannya Keputusan Penyelenggara Pemilu. Dengan konstruksi demikian, esensi sengketa antarPeserta menjadi
tidak relevan karena yang mengeluarkan objek sengketa adalah Penyelenggara Pemilu tetapi yang disengketakan adalah Peserta Pemilu; dan (2)
Mekanisme penyelesaian sengketa antarPeserta Pemilu memiliki karakteristik yang berbeda dengan sengketa antara Peserta Pemilu dengan
Penyelenggara Pemilu sehingga perlu pangaturan mekanisme penyelesaian yang berbeda.
• Diperlukan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengawas Pemilu, terutama SDM Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota dalam
melaksanakan kewenangan penyelesaian sengketa sebagaimana yang telah diatribusikan oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
• Diperlukan pemantapan dukungan kesekretariatan untuk menunjang kewenangan penyelesaian sengketa proses Pemilu yang dilakukan oleh Pengawas
Pemilu di setiap tingkatan baik Pejabat Struktural, Tenaga Ahli/Tim Asistensi, dan Petugas Penerima melalui penguatan kualitas dan kuantitas SDM
kesekretariatan secara proporsional.
• Diperlukan pemantapan dukungan sarana dan prasarana untuk melaksanakan kewenangan penyelesaian sengketa proses Pemilu, salah satunya ruang
sidang adjudikasi yang sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan.
• Diperlukan penyamaan persepsi antara Bawaslu dengan Mahkamah Agung terkait upaya hukum penyelesaian sengketa proses Pemilu yang dilakukan
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara agar dapat memberikan pemenuhan akses penyelesaian sengketa proses Pemilu bagi pencari keadilan
(justiciabelen) Pemilu