Anda di halaman 1dari 15

Rapat Persiapan

Pengawasan Penyusunan
Rekapitulasi DPSHP Akhir
Dan Penetapan DPT Pada
Pemilu Tahun 2024
D i v i s i P 2 H | M e i2 0 2 3
Isu
Krusial
pemilih TMS
1. Masih munculnya pemilih Tidak Memenuhi Syarat (TMS)
di Daftar Pemilih sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) yang tidak dihapus
jajaran KPU karena tidak ada dokumen autentik atas data pemilih tersebut,
di antaranya:
a. surat keterangan kematian dari kelurahan/desa
b. Kartu Tanda Anggota bagi TNI dan Polri yang masih aktif
c. Pemilih dengan status alamat pemilih berupa RT 00 dan/atau RW
00 yang tidak dikenali dan tidak diketahui keberadaannya

2. Masih munculnya pemilih Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dengan kategori


ganda, baik pemilih ganda reguler dalam negeri (1 NIK dengan 2 nama, 1
nama, alamat, dan tanggal lahir dengan 2 NIK, ganda reguler dalam negeri
dengan lokasi khusus, serta ganda dalam negeri dengan luar negeri.
Isu
Krusial
Pemilih Baru
3. Terdapat potensi pemilih baru yang kehilangan hak pilihnya, di antaranya:
a. Terdapat prajurit TNI dan anggota kepolisian yang sudah pensiun di Daftar Pemilih
sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) namun tidak namun tidak surat keputusan
pemberhentian sebagai anggota TNI atau Polri, atau akan pensiun dalam rantang waktu
setelah penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga pada hari pemungutan suara
b. Terdapat pemilih di Lapas Lapas Anak yang berpotensi akan berusia 17 tahun dalam
rantang waktu setelah penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga pada hari
pemungutan suara

4. Potensi bertambahnya pemilih baru secara signifikan yang berdampak pada potensi TPS
“gemuk”.
Isu
Krusial
Disabilitas

6. Terdapat potensi pemilih disabilitas yang tidak dicantumkan keterangan


Pemilih penyandang disabilitasnya pada kolom ragam disabilitas, rekap
pemilih disabilitas tidak dimasukan ke dalam berita acara rekap DPSHP
akhir dan berita acara penetapan DPT, serta Salinan DPT.
Isu
Krusial
Pemilih Non KTP EL
7. Terdapat pemilih Non e-KTP yang sudah terdaftar dalam daftar pemilih
dengan diberikan tanda khsus, namun belum mendapatkan jadwal
perekaman ktp elektronik, menjadi kerawanan jika sampai dengan hari
pemungutan suara pemilih tersebut belum mendapatkan e-KTP dan bisa
mencoblos di TPS.
Isu Krusial
Pemilih di Lokasi Khusus
8. Terdapat kerawanan penyusunan daftar pemilih di lokasi khusus, di antaranya:
a. Kesulitan mengecek daftar pemilih di Lapas, baik karena tidak semua
jajaran KPU memberikan daftar pemilih di Lapas kepada jajaran Bawaslu,
maupun karena terdapat narapidana yang menggunakan nama alias
berdasarkan putusan pengadilan.

b. Terdapat potensi bertambahnya pemilih di lokasi khusus Lapas


berdasarkan putusan pengadilan dalam rantang waktu setelah penetapan
Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga pada hari pemungutan suara

c. Terdapat potensi pemilih baru di Lapas Anak karena terdapat pembinaan


di Lapas anak yang dilakukan sampai anak berumur 18 tahun, sehingga
perlu diidentifikasi adanya napi anak yang berumur 17 tahun, atau akan
berumur 17 tahun dalam rentang waktu setelah penetapan Daftar Pemilih
Tetap (DPT) hingga pada hari pemungutan suara.

d. Terdapat perusahaan nasional yang tidak bisa mengajukan lokasi khusus


karena merupakan anak perusahaan yang harus memerlukan persetujuan
di tingkat pusat

e. Terdapat perusahaan yang tidak mau mengajukan sebagai lokasi khusus


karena tidak mau menambah pekerjaan administratif untuk dijadikan TPS
lokasi khusus, atau perusahaan tersebut merupakan milik peserta
pemilu/berafiliasi kepada peserta pemilu
Kebijakan Pengawasan Penyusunan
DPSHP Akhir/DPT
1. jajaran pengawas Pemilu melakukan patroli
pengawasan kawal hak pilih
dengan cara berkoordinasi dengan otoritas yang berwenang
untuk melakukan rekonsoliasi data pemilih dalam masa
penyusunan DPSHP dan DPT

a. Pengawas kelurahan/desa berkoordinasi dengan


• kelurahan/desa terkait pemilih yang meninggal dunia dan pemilih
tidak dikenali dan mendapatkan surat keterangan atas data data
tersebut,
• PPS dalam hal persiapan rekap DPSHP akhir di kelurahan/desa
serta memastikan memastikan data kegandaan dihapus dalam
DPSHP akhir serta membuka data disabilitas dan menuangkan
dalam formulir Salinan penyusunan daftar pemilih

a. Panwaslu kecamatan berkoordinasi dengan


• TNI dan Polri di tingkat kecamatan terkait adanya prajurit
TNI/anggota Polri yang terdata dalam DSHP, atau akan pensiun
dalam rentang waktu setelah penetapan Daftar Pemilih Tetap
(DPT) hingga pada hari pemungutan suara,
• PPK dalam hal persiapan rekap DPSHP akhir dan memastikan
data kegandaan dihapus dalam DPSHP akhir serta membuka data
disabilitas dan menuangkan dalam formulir Salinan penyusunan
daftar pemilih
1. jajaran pengawas Pemilu melakukan
patroli pengawasan kawal hak pilih
dengan cara berkoordinasi dengan otoritas yang
berwenang untuk melakukan rekonsoliasi data pemilih
dalam masa penyusunan DPSHP dan DPT

c,. Bawaslu Kabupaten/kota berkoordinasi dengan


• TNI dan Polri di tingkat kabupaten/kota terkait terkait adanya prajurit TNI/anggota
Polri yang terdata dalam DSHP akhir, atau akan pensiun dalam rentang waktu
setelah penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga pada hari pemungutan
suara,
• Kepala Lapas terkait adanya potensi pemilih baru di Lapas,
• Dinas sosial terkait dengan pemilih disabilitas,
• Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil dalam hal percepatan perekaman
KTP elektronik terhadap pemilih non ktp elektronik,
• KPU Kabupaten/Kota dalam hal persiapan penetapan DPT dan memastikan
data kegandaan dihapus dalam DPT serta membuka data disabilitas dan
menuangkan dalam formulir Salinan penyusunan daftar pemilih

d. Bawaslu Provinsi melakukan koordinasi dengan:


• KPU Provinsi dalam hal persiapan rekap DPT di tingkat provinsi, membuka data
disabilitas dan menuangkan dalam formulir Salinan penyusunan daftar pemilih,
• otoritas terkait jika berdasarkan hasil pengawasan diperlukan rekonsoliasi data
dengan pihak terkait.
1. jajaran pengawas Pemilu melakukan
patroli pengawasan kawal hak pilih
dengan cara berkoordinasi dengan otoritas yang
berwenang untuk melakukan rekonsoliasi data pemilih
dalam masa penyusunan DPSHP dan DPT

e. Dalam hal pengawasan penyusunan DPSHP Akhir/DPT, Jajaran pengawas Pemilu dapat
melibatkan pemantau Pemilu maupun pihak lain yang konsen pada isu hak pilih warga
negara.

f. Dalam hal jajaran KPU tidak menindaklanjuti saran perbaikan Bawaslu, maka divisi P2H
berkordinasi dengan divisi PP untuk melakukan kajian dugaan pelanggaran
2. Mendorong KPU sesuai tingkatan untuk melakukan
berkoordinasi dan melakukan rekonsiliasi data

• Dukcapil: status kependudukan pemilih TMS yang masih ditemukan pada daftar pemilih
dan percepatan perekaman KTP elektronik bagi pemilih non ktp elektronik,
• Institusi Polri dan TNI: menyamakan data TNI/Polri aktif akan pension dalam rentang
waktu penetapan DPT hingga hari pemungutan suara,
• Dinas Sosial: data disabilitas,
• Lembaga Pemasyarakatan: pemilih di lokasi khusus Lapas, serta instansi lain yang
berkaitan dengan akurasi data pemilih;

3. Jajaran pengawas Pemilu sesuai tingkatan bersama KPU sesuai tingkatan


melakukan identifikasi dan memastikan TPS lokasi khusus bebas dari muatan politis
Kebijakan Pengawasan Rekap DPSHP
Akhir dan Penetapan DPT
1. Jajaran pengawas pemilu di semua tingkatan mendorong KPU mengundang stakeholder
yang terkait dengan daftar pemilih, namun tidak tertuang di PKPU, misalnya TNI, Polri, Kemenag,
Disdukcapil, Dinsos, Kanwil Kemenkumham, dan Pemerintah Daerah.

2. Jajaran pengawas pemilu menyampaikan saran perbaikan secara berjenjang untuk


melakukan pembersihan data TMS dan Mengakomodir Data MS secara de facto dan de jure, dan
memperbaiki elemen data yang tidak akurat;
3. Dalam hal PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota, dan Panwaslu LN tidak menindaklanjuti saran
perbaikan pengawas Pemilu sampai dengan batas akhir waktu pelaksanaan rekapitulasi DPSHP akhir
dan penetapan DPT, maka pengawas Pemilu merekomendasikan untuk dilakukan
penundaan rekap DPSHP akhir dan penetapan DPT sampai ditindaklanjuti oleh KPU di masing-
masing tingkatan, dan berkoordinasi dengan divisi PP untuk melakukan kajian dugaan
pelanggaran.

4. Jajaran pengawas pemilu mempublikasikan hasil pengawasan secara serentak


seluruh Indonesia secara berjenang baik di Panwaslu kecamatan, Bawaslu kabupaten/kota, Bawaslu
provinsi, hingga Bawaslu RI sesuai dengan akhir sub tahapan di masing-masing tingkatan. Publikasi
dapat berupa siaran media, konferensi media, konten di media sosial, webinar dan kegiatan publikasi
lainnya.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai