Anda di halaman 1dari 22

DIVISI PENGAWASAN

BAWASLU PROVINSI
BANGKA BELITUNG

Pengawasan Partisipasif dan Peranan Pengawas


Pemilukada 2015
Oleh
Sugesti Sukardi, M.Pd.I
(Anggota Bawaslu Provinsi Bangka Belitung Divisi Pengawasan )
Peranan Bawaslu
 Dalam melaksanaan mandat UU Penyelenggara Pemilu,
dari sisi teknis, Divisi Pengawasan melakukan:
1. Menyusun standar Pengawasan Pemilu, khususnya dari sisi teknis
berupa panduan/juklak juknis pengawasan setiap tahapan
2. Melakukan pengendalian dan supervisi pelaksanaan pengawasan
3. Melakukan pengawasan pelaksanaan tahapan secara nasional
4. Meneruskan hasil pengawasan dan menyampaikan rekomendasi
hasil pelaksanaan pengawasan

 Pemilu telah dilaksanakan, maka penting utk menilai


pelaksanaan mandat yang dilaksanakan oleh Pengawas
Pemilu melalui evaluasi
Tujuan Evaluasi Dari sisi Teknis
 Menilai pelaksanaan pengawasan pemilu
2014 sebagaimana diatur dalam UU 15
Tahun 2011 dan standar pengawasan
pemilu yang ditetapkan oleh Bawaslu
 Mengidentifikasi hambatan dan tantangan
dalam pelaksanaan teknis pengawasan
2014
 Menyusun rekomendasi perbaikan
berdasarkan pelaksanaan pengawasan
pemilu 2014
Indikator
 Proses Pelaksanaan
 Penetapan standar Pengawasan yang meliputi; a).
Panduan Teknis, b). mekanisme pelaporan, dan c).
tindak lanjut
 Pelaksanaan pengawasan on the spot
 Pengendalian pelaksanaan pengawasan yang
meliputi; a). supervise pelaksanaan pengawasan, b).
tindak lanjut hasil supervise
 Capaian pelaksanaaan pengawasan
 Tindak lanjut hasil pengawasan
 Laporan pelaksanaan pengawasan (kelengkapan dan
kebenaran data)
Output
Adanya penilaian atas kualitas pelaksanaan pengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Pemilu yang meliputi:
1. Laporan pelaksanaan dan hasil pelaksanaan pengawasan:
a. Kelengkapan laporan
b. Kebenaran laporan
c. Kesesuaian

2. Rekomendasi perbaikan:
a. analisa masalah, hambatan dan tantangan dalam
pelaksanaan pengawasan
b. Rekomendasi usulan perbaiakan kualitas pelaksanaan

3. Penilaian atas pelaksanaan penyelenggaraan pemilu yang


dilakukan KPU
Review Evaluasi
Pelaksanaan Pemilu
Hasil Pengawasan
Evaluasi Hasil Pengawasan DPT
Pileg Pilpres
1. Buruknya Validitas data kependudukan yang diberikan 1. Pemuktahiran DPS (DPTPileg) dengan DPK, DPKTb
Pemerintah. dan pemilih pemula diragukan dilakukan oleh KPU
2. Kegandaan dalam NIK, Nama, Alamat, Tanggal lahir tidak Kab/Kota. Bahkan publikasi ditempat umum DPS
terselesaikan dengan baik. maupun DPSHP pun hampir disebagian besar
3. Seluruh variable DPT tidak terisi NIK Valid, NIK Kosong, daerah tidak dilakukan. Hal ini menyebabkan poin
alamat kosong, dsb…. 2,3 dan 5 dalam evaluasi pileg tidak mengalami
4. Jumlah pemilih dalam DPS lebih besar daripada jumlah perbaikan yang signifikan.
DAK-2, ataupun sebaliknya jumlah pemilih jauh lebih kecil 2. Petugas pemuktahiran bersikap pasif hanya
dari jumlah DAK-2. berharap masyarakat dan PPL dapat memberikan
5. Pemilih yang tidak memenuhi syarat dan/atau sudah tidak masukan atas DPS (terjadi didaerah yang
memenuhi syarat menjadi pemilih masih masuk dalam menempelkan DPS maupun DPSHP)
DPS, DPSHP, DPSHP Akhir dan DPT. 3. DPS maupun DPSHP disusun tidak berdasarkan TPS,
6. Pemuktahiran yang dilakukan tidak maksimal, mulai dari tapi berdasarkan wilayah desa/kelurahan, sehingga
tidak semua Pantarlih di bimtek, sehingga perlakuan atas calon pemilih sulit untuk mengetahui dimana TPS
hasil pemuktahiran data pun menjadi beragam. tempat memilih.
7. Tidak semua rekomendasi PPL dan/atau panwas 4. DPTb 473.416, DPK 240.422, DPKTb yang jumlahnya
kecamatan dilaksanakan. mencapai angka 2.859.295 juta menunjukan
8. Semua permasalahan DPT diselesaikan dengan DPK dan pemukthairan data pemilih dalam Pilpres buruk.
DPKTb. Terkait penyalahgunaan DPKTb tidak dapat
tergambar dengan baik.
9. DPTb 346.347, DPK jumlahnya 450.606 dan DPKTb
jumlahnya (2.671.565)
Evaluasi Hasil Pengawasan Pencalonan
PILEG PILPRES
1. KPU tidak memiliki SOP dalam melaksanakan 1. Keterbatasan pengawas pemilu
verifikasi administrasi persyaratan calon. dalam melakukan verifikasi seperti
2. Ketertutupan KPU atas akses untuk ijazah yang didapatkan dari sekolah
memastikan kebenaran dan keabsahan luar negeri, kewarganegaraan.
persyaratan yang dipenuhi oleh caleg.
3. Keterbatasan pengawas pemilu dalam
melakukan verifikasi atas poin nomer 2
(seperti ijazah yang didapatkan dari sekolah
luar negeri, kepailitan dll)
4. Surat ijin mengundurkan diri sebagai
kelengkapan persyaratan
(TNI/Polri/PNS/Hakim/BUMN/dst)
Evaluasi Hasil Pengawasan Kampanye
PILEG PILPRES
1. Regulasi atas pemasangan alat peraga 1. Issue sara
berbeda-beda disetiap daerah (terkait 2. Isue Korupsi
zonasi). 3. Politik uang
2. Penggunaan fasilitas negara dalam 4. Isue Kejahatan HAM
kampanye (mobdin dll). 5. Pelibatan dan/atau keterlibatan PNS
3. Politik uang dalam kampanye
4. Issue sara 6. Dana Kampanye
5. Pelibatan dan/atau keterlibatan PNS
dalam kampanye
6. Dana kampanye
Hasil Pengawasan Logistik
PILEG PILPRES
1. Ketertutupan akses atas dokumen pengadaan 1. Validitas rusaknya surat suara hasil sortir
2. Ketertutupan pihak perusahaan percetakan surat 2. Keterlambatan distribusi surat suara
suara (khususnya daerah Papua dan luar negeri)
3. Kelebihan surat suara akibat produksi (inshit dan 3. Surat suara yang didistribusikan kurangnya
weist)
4. Keterlambatan distribusi surat suara akibat
keterlambatan penetapan DPT.
5. Kesalahan pencetakan
6. Distribusi logistik yang salah antar dapil satu
kab/kota, antar dapil satu provinsi.
7. Buruknya manajemen sortir yang mengakibatkan
surat suara rusak
8. Validitas rusaknya surat suara
9. Surat suara dan Formulir yang didistribusikan
kurang.
Evaluasi Hasil Pengawasan Pungut Hitung
PILEG PILPRES
1. Buruknya distribusi logistik pemilu yang menyebabkan: 1. Logistik pemilu (surat suara dan/atau
Surat suara tertukar; Logistik pemilu (surat suara formulir kurang dan/atau tidak ada
dan/atau formulir kurang dan/atau tidak ada; tinta tidak 2. Pemilih DPKTb diberikan hak memilih
lengkap. sebelum pukul 12.00
2. Kesalahan dalam melakukan pencatatan (double 3. Pemilih bukan warga setempat
penulisan partai dan caleg, suara caleg dimasukan ke diberikan hak pilih melalui DPKTb
partai atau sebaliknya) akibat kelelahan dikarenakan 4. KPPS melakukan pencoblosan pada
banyaknya formulir yang harus dicatatkan oleh kpps. surat suara tidak terpakai.
3. Buruknya pemahaman KPPS dalam menterjemahkan
aturan, menyebabkan terjadi kesalahan sebagai berikut:
Salinan DPT, DCT tidak ditempelkan; Saksi tanpa surat
tugas diperkenankan menjadi saksi; Formulir c-1 tidak
diberikan kepada seluruh stakeholder; Pemilih
menggunakan hak pilih lebih dari satu kali; KPPS
melakukan pencoblosan surat suara tidak terpakai; KPPS
tidak mau melaksanakan PSU.
4. TPS Fiktif
5. PSU tidak dihadiri oleh pemilih.
Evaluasi Hasil Pengawasan Rekap

PILEG PILPRES
1. Tidak semua perbaikan hasil 1. Tidak semua perbaikan hasil
pemungutan dapat diselesaikan di pemungutan dapat diselesaikan di
tingkat PPS dan atau PPK tingkat PPS dan atau PPK
2. Terjadi perubahan suara diantara caleg 2. Perbedaan hasil penghitungan di
satu parpol namun perolehan suara tingkat TPS dengan formulir rekap
parpol tidak berubah (konflik caleg 1 antara paslon dengan KPU.
parpol). 3. Tidak semua rekomendasi
3. Perbedaan hasil penghitungan di tingkat pengawas (penghitungan dan/atau
TPS dengan formulir rekap antara parpol pungut ulang) dilakukan oleh KPU.
dengan KPU.
Kesimpulan PILEG
1. Akses
Ketertutupan akses yang dilakukan KPU menyebabkan banyak kecarut marutan
disetiap tahapan. Terlebih pada saat pelaksanaan tahapan pendaftaran partai
politik, pencalonan, dana kampanye, pengadaan dan distribusi logistik.

2. Transparansi
Publikasi dokumen-dokumen seperti Data Pemilih, Pelelangan Logistik Pemilu,
Persyaratan Calon, Formulir C-1 hanya sekedar saja. Hal ini disebabkan tidak
semua data terunggah secara keseluruhan dan buruknya validitas dokumen
(perbaikan tidak pernah dipublikasikan)

3. Akuntabilitas
Tidak adanya SOP ( tahapan pendaftaran partai politik, pencalonan, pengadaan
dan pendistribusian logistik) dan/atau buruknya SOP KPU (tahapan kampanye,
pungut hitung dan rekapitulasi), membuat hasil pelaksanaan penyelenggaraan
pemilu legistlatif 2014 secara de vacto diragukan akuntabilitas
Kesimpulan PILPRES
1. Akses
Ketertutupan akses yang dilakukan KPU pada saat Pileg nampak banyak diperbaiki pada saat
penyelenggaraan Pilpres. Namun tetap saja untuk beberapa hal seperti pada tahapan
pendataan pemilih dan dana kampanye, akses tersebut masih sulit didapatkan.

2. Transparansi
Publikasi dokumen-dokumen seperti Data Pemilih, Pelelangan Logistik Pemilu, Persyaratan
Calon, Formulir C-1 hanya sekedar saja. Hal ini disebabkan tidak semua data terunggah
secara keseluruhan dan buruknya validitas dokumen (perbaikan tidak pernah
dipublikasikan)

3. Akuntabilitas
SOP yang sebelumnya minim dalam Pileg sudah hampir semua diperbaiki. Hanya saja
kualitas pelaksanaannya masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pendataan
pemilih, pemungutan suara dan rekapitulasi. Permasalahan DPK, DPKTb yang merupakan
bagian dari inti ketiga tahapan tadi menjadi fokus yang dipertanyakan akuntabilitasnya oleh
paslon no 1.
Peranan Pengawas Pemilu
dalam Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2015
Peranan Pengawas
 Dalam melaksanaan mandat UU Penyelenggara Pemilu
dan Penyelenggaraan Pemilihan Gub, Bupati dan
Walikota, dari sisi teknis, Pengawas melakukan:
1. Penyusunan standar Pengawasan Pemilu,
khususnya dari sisi teknis berupa Regulasi,
Panduan/Juklak Juknis pengawasan setiap tahapan
2. Pengendalian dan supervisi pelaksanaan
pengawasan
3. Pengawasan pelaksanaan tahapan secara
menyeluruh
4. Meneruskan hasil pengawasan dan menyampaikan
rekomendasi hasil pelaksanaan pengawasan
Lingkup Pengawasan
Bawaslu
1. Bawaslu menyusun dan menetapkan landasan
yuridis standar tata laksana teknis pengawasan
tahapan

2. Bawaslu melakukan kontrol teknis pengawasan


tahapan ditingkat Provinsi

3. Bawaslu melakukan Kontrol atas teknis


Kontrol yang dilakukan oleh Provinsi kepada
Kab/Kota yang melakukan pengawasan tahapan
Lingkup Pengawasan
Bawaslu Provinsi
1. Bawaslu Provinsi melakukan teknis pengawasan
tahapan Pemilihan Gubernur.
2. Bawaslu Provinsi melakukan kontrol, teknis
pengawasan Tahapan Pemilihan yang dilakukan oleh
Kab/Kota
3. Bawaslu Provinsi wajib memberikan laporan periodik,
pada awal, tengah dan akhir di setiap masing-masing
tahapan terkait:
a. Pengawasan yang dilakukan
b. Kontrol atas fungsi pengawasan yang dilakukan
Kab/Kota
Lingkup Pengawasan
Panwaslu Kab/Kota
1. Panwaslu melakukan teknis pengawasan tahapan
Pemilihan Bupati dan Walikota.
2. Panwaslu melakukan kontrol, teknis pengawasan
Tahapan Pemilihan yang dilakukan oleh
Kecamatan.
3. Panwaslu wajib memberikan laporan periodik,
pada awal, tengah dan akhir di setiap masing-
masing tahapan terkait Pengawasan yang
dilakukan
Mekanisme Pengawasan
 Kordinasi dengan KPU sesuai tingkatannya, terkait standart tata laksana pelaksanaan Tahapan

 Membuat pemetaan potensi kerawanan atas hasil rapat kordinasi dengan KPU

 Kordinasi dengan seluruh stakeholder terkait sesuai tingkatannya, terkait pencegahan atas pemetaan
potensi kerawanan dalam setiap tahapan

 Membentuk Sebuah Pusat Kegiatan Pencegahan (Sentra Pencegahan) dengan unsurnya adalah
Pengawas pemilu, Kepolisian, TNI, dan Kejaksaan, yang keseluruhannya berasal dari unsur Intelkam

 Pengawas Pemilu membuat kalender pengawasan beserta skala prioritasnya, atas pemetaan potensi
kerawanan dan masukan dari rapat kordinasi dengan seluruh stakeholder terkait

 Pelaksanaan Pengawasan berdasarkan kalender pengawasan

 Monitoring dan Evaluasi = Memastikan fungsi pengawasan dilaksanakan berdasarkan peraturan


bawaslu dan petunjuk teknis yang mengikutinya.

 Pengawas Pemilu wajib membuat jurnal pengawasan atas pengawasan yang telah dilakukan beserta
laporan keberhasilan maupun kegagalan fungsi pengawasan yang dilakukan
Bentuk Bentuk Pengawasan
1. Sosialisasi hasil pemetaan potensi kerawanan, bentuk pelanggaran dan
bentuk pengawasan yang akan dilakukan dalam setiap tahapannya

2. Pengawasan Melekat = Berada dalam setiap aktivitas tahapan KPU

3. Pengawasan Literatur = Pemeriksaan Data Dokumen

4. Pengawasan Audit = Memastikan secara sampling Kebenaran proses dan


hasil Tahapan yang dilakukan KPU

5. Pengawasan Investigasi = Memastikan kebenaran dan/atau kekeliruan


dengan cara menelusuri dokumen, dan pemanggilan para pihak terkait
sebagai narasumber yang dianggap mengetahui sebuah peristiwa
dimaksud, sampai mendapatkan fakta yang cukup untuk mengambil
sebuah keputusan/tindakan
Indikator
Seluruh Kegiatan Pengawasan harus berorientasi
kepada :

1. Kepatuhan Penyelenggara atas:


a. ASAS Penyelenggara
b. ASAS Penyelenggaraan

2. Kepatuhan Peserta Atas ASAS


Penyelenggaraan

3. Pendidikan Politik Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai