BAWASLU PROVINSI
BANGKA BELITUNG
2. Rekomendasi perbaikan:
a. analisa masalah, hambatan dan tantangan dalam
pelaksanaan pengawasan
b. Rekomendasi usulan perbaiakan kualitas pelaksanaan
PILEG PILPRES
1. Tidak semua perbaikan hasil 1. Tidak semua perbaikan hasil
pemungutan dapat diselesaikan di pemungutan dapat diselesaikan di
tingkat PPS dan atau PPK tingkat PPS dan atau PPK
2. Terjadi perubahan suara diantara caleg 2. Perbedaan hasil penghitungan di
satu parpol namun perolehan suara tingkat TPS dengan formulir rekap
parpol tidak berubah (konflik caleg 1 antara paslon dengan KPU.
parpol). 3. Tidak semua rekomendasi
3. Perbedaan hasil penghitungan di tingkat pengawas (penghitungan dan/atau
TPS dengan formulir rekap antara parpol pungut ulang) dilakukan oleh KPU.
dengan KPU.
Kesimpulan PILEG
1. Akses
Ketertutupan akses yang dilakukan KPU menyebabkan banyak kecarut marutan
disetiap tahapan. Terlebih pada saat pelaksanaan tahapan pendaftaran partai
politik, pencalonan, dana kampanye, pengadaan dan distribusi logistik.
2. Transparansi
Publikasi dokumen-dokumen seperti Data Pemilih, Pelelangan Logistik Pemilu,
Persyaratan Calon, Formulir C-1 hanya sekedar saja. Hal ini disebabkan tidak
semua data terunggah secara keseluruhan dan buruknya validitas dokumen
(perbaikan tidak pernah dipublikasikan)
3. Akuntabilitas
Tidak adanya SOP ( tahapan pendaftaran partai politik, pencalonan, pengadaan
dan pendistribusian logistik) dan/atau buruknya SOP KPU (tahapan kampanye,
pungut hitung dan rekapitulasi), membuat hasil pelaksanaan penyelenggaraan
pemilu legistlatif 2014 secara de vacto diragukan akuntabilitas
Kesimpulan PILPRES
1. Akses
Ketertutupan akses yang dilakukan KPU pada saat Pileg nampak banyak diperbaiki pada saat
penyelenggaraan Pilpres. Namun tetap saja untuk beberapa hal seperti pada tahapan
pendataan pemilih dan dana kampanye, akses tersebut masih sulit didapatkan.
2. Transparansi
Publikasi dokumen-dokumen seperti Data Pemilih, Pelelangan Logistik Pemilu, Persyaratan
Calon, Formulir C-1 hanya sekedar saja. Hal ini disebabkan tidak semua data terunggah
secara keseluruhan dan buruknya validitas dokumen (perbaikan tidak pernah
dipublikasikan)
3. Akuntabilitas
SOP yang sebelumnya minim dalam Pileg sudah hampir semua diperbaiki. Hanya saja
kualitas pelaksanaannya masih buruk. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pendataan
pemilih, pemungutan suara dan rekapitulasi. Permasalahan DPK, DPKTb yang merupakan
bagian dari inti ketiga tahapan tadi menjadi fokus yang dipertanyakan akuntabilitasnya oleh
paslon no 1.
Peranan Pengawas Pemilu
dalam Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2015
Peranan Pengawas
Dalam melaksanaan mandat UU Penyelenggara Pemilu
dan Penyelenggaraan Pemilihan Gub, Bupati dan
Walikota, dari sisi teknis, Pengawas melakukan:
1. Penyusunan standar Pengawasan Pemilu,
khususnya dari sisi teknis berupa Regulasi,
Panduan/Juklak Juknis pengawasan setiap tahapan
2. Pengendalian dan supervisi pelaksanaan
pengawasan
3. Pengawasan pelaksanaan tahapan secara
menyeluruh
4. Meneruskan hasil pengawasan dan menyampaikan
rekomendasi hasil pelaksanaan pengawasan
Lingkup Pengawasan
Bawaslu
1. Bawaslu menyusun dan menetapkan landasan
yuridis standar tata laksana teknis pengawasan
tahapan
Membuat pemetaan potensi kerawanan atas hasil rapat kordinasi dengan KPU
Kordinasi dengan seluruh stakeholder terkait sesuai tingkatannya, terkait pencegahan atas pemetaan
potensi kerawanan dalam setiap tahapan
Membentuk Sebuah Pusat Kegiatan Pencegahan (Sentra Pencegahan) dengan unsurnya adalah
Pengawas pemilu, Kepolisian, TNI, dan Kejaksaan, yang keseluruhannya berasal dari unsur Intelkam
Pengawas Pemilu membuat kalender pengawasan beserta skala prioritasnya, atas pemetaan potensi
kerawanan dan masukan dari rapat kordinasi dengan seluruh stakeholder terkait
Pengawas Pemilu wajib membuat jurnal pengawasan atas pengawasan yang telah dilakukan beserta
laporan keberhasilan maupun kegagalan fungsi pengawasan yang dilakukan
Bentuk Bentuk Pengawasan
1. Sosialisasi hasil pemetaan potensi kerawanan, bentuk pelanggaran dan
bentuk pengawasan yang akan dilakukan dalam setiap tahapannya