Anda di halaman 1dari 35

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a.

Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2010).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
(Notoatmodjo, 2007).

b.

Domain Kognitif
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu:

1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa

yang

dipelajari

yaitu

menyebutkan,

menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.


2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentag objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi

diartikan

sebagai

kemampuan

untuk

menggunakan materi yang dipelajari pada situasi ataupun kondisi


riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan

hokum-hukum,

rumus,

metode,

prinsip,

dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi
masih didalam struktu organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis

yang

dimaksud

menunjukkan

pada

suatu

kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagianbagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi

ini

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau


objek.
(Wawan dan Dewi, 2010)
c.

Domain Afektif
Menurut Notoatmodjo (2007), domain afektif adalah domain
yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Domain afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Domain afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima
jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4)
organization (5) characterization by evalue or calue complex.
1) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)
Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk

masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini


misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima
stimulus,

mengontrol

dan

menyeleksi

gejala-gejala

atau

rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga


sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan
suatu kegiatan atau suatu objek.
2) Responding (menanggapi)
Mengandung

arti

adanya

partisipasi

aktif.

Jadi

kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh


seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu
cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.
3) Valuing (menilai atau menghargai).
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek,
sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan
membawa kerugian atau penyesalan.
4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan),
Artinya

memper-temukan

perbedaan

nilai

sehingga

terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada


perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi,

10

termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain.,


pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.
5) Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai)
Adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat
tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara
konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini
adalah merupakan tingkat efektif tertinggi.
d.

Domain Psikomotor
Menurut Notoatmodjo (2007), Domain psikomotor merupakan
domain yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Domain psikomotor adalah domain yang berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul,
dan sebagainya. Hasil belajar domain psikomotor dikemukakan oleh
Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini
tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan
hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungankecenderungan berperilaku).

11

Domain psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang


pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot
dan kekuatan fisik. Domain psikomotor adalah domain yang
berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat
dan lain sebagainya.
1) Gerakan Refleks
Adalah gerakan refleks adalah basis semua perilaku
bergerak, respons terhadap stimulus tanpa sadar. Misalnya:
melompat, menunduk, berjalan, menggerakkan leher dan kepala,
menggenggam, memegang
a) Gerakan dasar (basic fundamental movements)

Adalah gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat


Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat
ditebak
b) Gerakan Persepsi (Perceptual obilities)

Adalah Gerakan sudah lebih meningkat karena


dibantu kemampuan perseptual
c)

Gerakan Kemampuan fisik (Psycal abilities)


Adalah gerak lebih efisien, berkembang melalui
kematangan dan belajar

d) Gerakan terampil (Skilled movements)

12

Adalah dapat mengontrol berbagai tingkat gerak


terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan
rumit (kompleks).
e) Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communicatio)

Adalah

mengkomunikasikan

perasaan

melalui

gerakan. Gerak estetik : gerakan-gerakan terampil yang


efisien dan indah. Gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada
tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran.
e.

Cara Memperoleh Pengetahuan


1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a)

Cara coba salah (Trial and Error)


Cara

ini

dilakukan

dengan

menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila


kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin
masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri

13

c)

Berdasarkan pengalaman pribadi


Dapat diperoleh dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan


Cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau
metodologi penelitian.
(Wawan, A dan Dewi M,2010)
f.

Proses Perilaku Tahu


Sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri seseorang
terjadi proses yang berurutan, yakni:
1) Awarenes (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi(objek)
2)

Interest (merasa tertarik), dimana individu mulai menaruh


perhatian dan tertarik pada stimulus.

3)

Evaluation

(menimbang-nimbang),

individu

akan

mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus


tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
4)

Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

5)

Adoption, dan sikap terhadap stimulus.


(Notoatmodjo, 2007)

14

g.

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


1) Faktor Internal
a)

Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan

kualitas

hidup.

Pendidikan

dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang


akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah dalam menerima
informasi.
b) Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan
banyak waktu dan tenaga, untuk itu informasi yang diperoleh
sulit dicerna, sedangkan ibu yang tidak bekerja mempunyai
banyak waktu luang, sehingga informasi yang diperoleh
semakin banyak sehingga pengetahuan yang dimiliki cukup
tinggi.

15

c)

Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan berkerja.

Ibu yang umurnya

masih muda cenderung ingin tahu tentang segala hal dan


yang lebih dewasa pengalamannya lebih banyak sehingga
dalam berfikr lebih matang untuk menentukan sikap
2) Faktor Eksternal
a)

Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seuruh kondisi yang ada
disekitar

manusia

dan

pengaruhnya

yang

dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau


kelompok.
b) Sosial Budaya
System sosial budaya yang ada pada masyarakat dapt
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
(Notoatmodjo, 2007)
h.

Cara Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan
seperangkat alat tes atau kuesioner tentang obyek pengetahuan yang
mau di ukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban
benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah

16

diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan


jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi)
kemudian dikalikan 100% dan hasilnya prosentase dengan rumus yang
digunakan sebagai berikut :
SP
P=

x 100%
SM

Keterangan :
P : Prosentase
SP : Skor yang di dapat
SM : Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Baik : Hasil presentase 76%-100%
2) Cukup : Hasil presentase 56%-75%
3) Kurang : Hasil presentase <56%
(Wawan, dan Dewi, 2010)
2.

Konsep Kehamilan
a.

Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan
adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim,
dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009). Kehamilan

17

adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan


dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
Kehamilan

disimpulkan

sebagai

masa

dimana

wanita

membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel


telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan
sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh
yang membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai
lahirnya janin.
b.

Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil


Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin
dan nifas adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistemsistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan
hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan
anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil
yaitu sebagai berikut.
1) Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia,
sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih
besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena
pertumbuhan janin (Manuaba, 2010)

18

2) Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel
ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan dapat
ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi
maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya
fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16
kehamilan

fungsinya

digantikan

oleh

plasenta

untuk

menghasilkan estrogen dan progesterone.


3) Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan
antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia
(tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,
pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu
warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan
hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen. Karena stimulasi estrogen,
sel-sel mukosa menyimpan glikogen yang akan dimetabolisme
menjadi asam laktat oleh flora normal vagina (Aprillia, 2010).
4) Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009),
pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara
menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena vena dibawah kulit akan lebih

19

terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.


Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari
areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5) Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin
meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
6) Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya
elevasi diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan.
Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal
volume dan peningkatan konsumsi oksigen 1520% diatas
kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010).
7) Sistem pencernaan
Menurut

Sulin

(2009),

seiring

dengan

makin

membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan


yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada
traktus

digestivus.

Mual

terjadi

akibat

penurunan

asam

20

hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat


penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga
dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis
selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga merupakan suatu
hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan
vena pada bagian bawah karena pembesa-ran uterus.
8) Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya
kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk
sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air
makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah
(Manuaba, 2010).
9) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau
alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010).

21

10) Metabolisme
Menurut Manuaba (2010) perubahan metabolisme pada
kehamilan:
a)

Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155


mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c)

Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk


pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur
ayam sehari.

d) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.


e)
c.

Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:

Faktor Resiko Pada Ibu Hamil


Kehamilan

resiko

tinggi

adalah

keadaan

yang

dapat

mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang


dihadapi. Faktor-faktor resiko kehamilan meliputi primipara muda
kurang umur 20 tahun, primipara tua umur di atas 35 tahun, tinggi
badan kurang dari 145 cm, riwayat kehamilan yang buruk (Manuaba,
2008).

22

Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil


yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada
kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan
kehamilan/persalinan normal. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi
riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu
riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati; Ibu hamil
yang kurus/berat badan kurang; sudah memiliki 4 anak atau lebih;
jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; Ibu menderita anemia
atau kurang darah; perdarahan pada kehamilan ini; tekanan darah yang
meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai;
kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat
penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi, asma dan lain-lain
(Suririnah, 2007).
d.

Tanda Bahaya Kehamilan


Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal
dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau
berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak
terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ
tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik
untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan
ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya
penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat

23

dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang


berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang
dikandungnya, diantaranya perdarahan, preeklamsi, nyeri hebat di
daerah abdominopelvikum.
Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai yang terkait
dengan gangguan serius selama kehamilan adalah muntah berlebihan,
disuria, menggigil atau demam, ketuban pecah dini atau sebelum
waktunya, uterus lebih besar atau lebih kecil dari kehamilan yang
sesungguhnya. (Sarwono, 2008)
Menurut Yeyeh (2009), Pada ibu hamil ada enam tanda bahaya
dalam kehamilan, meliputi :
1) Perdarahan vagina pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak
normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan
nyeri.
2) Sakit kepala yang hebat. Sakit kepala yang menunjukkan
suatumasalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap
dan tidak hilang dengan beristirahat. Dengan sakit kepala yang
hebat, penglihatan ibu menjadi kabur atau terbayang. Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsi.
3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja).
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual yang mendadak.

24

4) Nyeri abdomen yang hebat. Nyeri abdomen yang hebat, menetap,


dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini seperti appendicitis,
persalinan preterm, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang
panggul, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih dan infeksi lain.
5) Bengkak pada muka atau tangan. Bengkak bisa menunjukkan
masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
6) Bayi kurang bergerak seperti biasa. Ibu mulai merasakan gerakan
bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah.
3. Keputihan Pada Kehamilan
a.

Pengertian
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang
bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan
menisfestasi

gejala

dari

hampir

semua

penyakit

kandungan

(Winkjosastro, 2008)
Keputihan pada kehamilan adalah keputihan pada saat hamil
karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu
dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan
keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi
pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko

25

terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur


(Ratna, 2010).
Keputihan dalam kehamilan sering dianggap sebagai hal yang
biasa dan sering luput dari perhatian ibu maupun petugas kesehatan
yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Meskipun tidak semua
keputihan disebabkan oleh infeksi. Sebagian wanita hamil tidak
mengeluhkan keputihannya karena tidak merasa terganggu padahal
keputihanya dapat membahayakan kehamilannya, sementara wanita
hamil lain mengeluhkan gejala gatal yang sangat, cairan berbau
namun tidak berbahaya bagi hasil persalinannya. Dari berbagai
macam keputihan yang dapat terjadi selama kehamilan, yang paling
sering

adalah

kandidiosis

vaginalis,

vaginosis

bakterial

dan

trikomoniasi. (Sualman, 2009).


b.

Klasifikasi keputihan pada kehamilan


Menurut Wijayanti (2009), keputihan dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan
dan kurang pas disebut keputihan karena mengandung makna
yang negatif. Jenis ini sangat dipengaruhi oleh sistem hormon,
Produksi glikogen pada epitel vagina dipengaruhi oleh hormon
estrogen, sehingga banyak tidaknya cairan vagina yang keluar
sangat tergantung siklus bulanan dan tingkat stress. Ciri-ciri
keputihan fisiologis; cairan berwarna bening, cairan tidak lengket,

26

tidak berbau menyengat, keluarnya keputihan tidak disertai


dengan

rasa

gatal.

Jika

mengalam

hal

ini,

cukup

membersihkannya dengan air bersih yang mengalir.


Pada dasarnya dalam organ intim wanita terdapat bakteri
baik yang disebut dengan basil dolderlein dan jamur candida
albicans. Pada kondisi normal jumlah basil ini cukup dominan
dan membuat kondisi vagina bersifat asam sehingga mempunyai
daya proteksi yang cukup kuat. Pada wanita hamil disebabkan
karena meningkatnya suplai darah ke vagina dan mulut rahim
sehingga terjadi penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina,
stress juga bisa menyebabkan keputihan fisiologis pada
kehamilan.
2) Keputihan Patologis
Pada keputihan patologis cairan yang keluar mengandung
banyak leukosit. Tanda-tanda keputihan patologis antara lain
cairan yang keluar sangat kental dan berubah warna, bau yang
menyengat, jumlahnya yang berlebih dan menyebabkan rasa
gatal, nyeri serta rasa sakit dan panas saat berkemih. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya keputihan patologis antara lain
benda asing dalam vagina, infeksi vaginal yang disebabkan oleh
kuman, jamur, virus dan parasit serta tumor, kanker dan
keganasan alat kelamin juga dapat menyebabkan terjadinya
keputihan.

27

c.

Faktor Predisposisi
Keputihan yang seringkali dialami ibu hamil dapat disebabkan
oleh beberapa hal. Salah satunya yakni disebabkan oleh karena kurang
terjaganya kebersihan organ intim ibu hamil. Menjaga kebersihan
organ intim adalah suatu hal penting yang wajib dilakukan oleh semua
wanita, tak hanya seorang ibu hamil saja sebenarnya. Selain karena
kurang terjaganya kebersihan organ inti wanita saat sedang hamil,
penyebab lainnya adalah karena faktor psikologis. Faktor psikologis
ini dapat memicu terjadinya perubahan hormon seorang wanita dan
kemudian dapat membuat seorang wanita mengalami keputihan.
Seorang ibu hamil tak hanya mengalami keputihan saat hamil
muda, tapi ada jugga yang mengalami keputiihan sampai dengan masa
trimester akhir kehamilannya. Sering sekali seorang bidan atau dokter
menganjurkan agar ibu hamil menjaga kondisi psikologisnya. Jangan
sampai ibu hamil mengalami banyak masalah berat yang dapat
memicu stres dan dapat menyebabkan keputihan berlebih yang dapat
menggangu janin dan kenyamanan dirinya sendiri (Wijayanti, 2009).
Berikut ini beberapa penyebab keputihan pada ibu hamil :
1) Infeksi mikroorganisma tertentu, misalnya jamur, bakteri, virus,
dan parasit.
Jamur

candida,

terutama

spesies

candida

albicans

merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya keputihan.


Bila jamur candida yang menjadi penyebab, gejala klinis yang

28

biasanya muncul adalah keluar cairan kental seperti susu yang


pecah berwarna putih kekuningan, timbul rasa gatal yang sangat
hebat, dan kulit di sekitar kemaluan menjadi kemerah-merahan.
Dalam hal ini, wanita hamil yang lebih rentan mengalami infeksi
jamur.
2) Olahraga
Menurut dokter Marly Susanti dalam Ratna (2010) juga
menerangkan, ada beberapa kebiasaan atau aktivitas kaum wanita
hamil yang mendorong munculnya infeksi jamur, bakteri, dan
mikroorganisma lainnya. Salah satunya adalah kegiatan olahraga
yang berpotensi menimbulkan banyak keringat.
3) Pakaian dalam
Itu terutama terjadi pada penggunaan pakaian dalam yang
terbuat dari bahan sintetis. Pakaian dalam seperti ini bisa
menghambat sirkulasi udara dan tidak menyerap keringat
sehingga menjadi tempat yang sangat baik untuk berkembangnya
jamur atau kuman.
4) Salah cara membersihkan
Ada

pula

sebagian

wanita

hamil

yang

selalu

membersihkan vaginanya dengan cara yang salah, yaitu dari arah


belakang ke depan.

29

5) Pantyliner dan cairan pembersih


Pemakaian pantyliner juga tak selalu menguntungkan
karena bisa menimbulkan alergi pada kulit. Pemakaian tisu basah
atau cairan pembersih alat kelamin juga merupakan salah satu
penyebab timbulnya keputihan. Cairan pembersih memang bagus
untuk menjaga kebersihan alat kelamin, tapi cukup digunakan
seminggu sekali atau dua kali seminggu. ''Sebaiknya, pilih cairan
pembersih yang bersifat hypo allergenic''(Ratna, 2010).
d.

Ciri-ciri keputihan keputihan pada kehamilan


Menurut wijayanti (2009) seperti kebanyakan pada wanita
Indonesia yang sering menganggap keputihan adalah hal biasa,
padahal keputihan merupakan salah satu tanda terjadinya masalah
kesehatan pada alat reproduksi. Begitu juga pada ibu hamil, iri-ciri
keputihan yang merupakan perubahan normal kehamilan (fisiologis)
yaitu berwarna bening keputihan, keputihan tidak berbau, tidak
membuat gatal dan tidak terasa nyeri.

e.

Tanda dan bahaya keputihan yang patologis


Menurut Wijayanti (2009) jika mengalami ciri-ciri di bawah
ini, hati hati ini merupakan perubahan abnormal kehamilaan yang
membutuhkan penanganan serius :
1) Cairan berwarna putih kekuning-kuningan bahkan sampai
kehijauan atau kekuningan
2) Cairan lebih kental dan lengket

30

3) Memiliki jumlah yang banyak


4) Rasa gatal yang tidak tertahankan
5) Berbau tidak sedap
6) Pada sekitar vagina berwarna kemerahan
f.

Jenis-jenis keputihan pathologis pada ibu hamil dan penyebabnya


Menurut Ratna (2010) Bagi wanita yang sedang hamil, ada
beberapa macam atau jenis keputihan saat hamil yang perlu diketahui
sebagai berikut ini :
1) Kandidosis vulvovaginal
Keputihan Kandidosis vulvova-ginal merupakan keputihan
yang disebabkan oleh perkembangan jamur yang berlebihan di
area va-gina akibat aktivitas mikroorganisme Candida albicans.
Adapun pemicu terjadinya keputihan jenis ini adalah karena
mengkonsumsi

antibiotik

secara

berlebihan,

kebiasaan

menggunakan celana dalam yang tidak mampu menyerap


keringat, serta tidak mampu membersihkan area kewanitaan
dengan baik. Keputihan saat ini biasanya memiliki ciri-ciri
dengan jenis cairan yang lebih pekat dan berbau tajam,
menimbulkan rasa gatal yang amat sangat, dan menimbulkan rasa
sakit ketika berhu-bungan maupun ketika sedang buang air kecil.
Adapun dampak yang ditimbulkan jika keputihan ini tidak segera
ditangani

adalah

menyebabkan

kelahiran

prematur

menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.

dan

31

2) Vaginosis bakterialis
Keputihan Vaginosis bakterialis sebenarnya merupakan
dampak dari adanya perubahan ekosistem yang terjadi pada area
genital yang menyebabkan jumlah dari laktobasili menjadi
berkurang. Ciri-ciri jenis ini sebenarnya hampir sama dengan
Kandidosis vulvovaginal, yaitu menimbulkan cairan yang sangat
pekat dengan bau yang cukup tajam. Keputihan ini biasanya bisa
menimbulkan gatal-gatal ketika kondisinya sudah termasuk parah.
Akibat dari keputihan jenis ini juga bisa menimbulkan bayi lahir
dalam keadaan prematur dengan berat badan kurang dari normal.
3) Trikomoniasis
Keputihan saat hamil muda lainnya yaitu jenis keputihan
Trikomoniasis yang terjadi karena aktivitas protozoa yang
bernama Trichomonas vaginalis yang biasa terdapat pada
kandung kemih. Protozoa ini biasanya ditularkan ketika berhubungan. Adapun tanda-tanda keputihan Trikomoniasis adalah
terjadinya iritasi di daerah kewanitaan yang bisa menimbulkan
rasa gatal dan panas, bahkan menyebabkan pendarahan setelah
berhu-bungan. Pendarahan ini diakibatkan oleh peradangan yang
terjadi di sekitar leher ra-him. Biasanya keputihan Trikomoniasis
ini berbau dan berbuih, dengan cairan yang cukup pekat berwarna
kuning kehijau-hijauan.

32

g.

Komplikasi lebih lanjut


Banyak ibu hamil yang tidak mengetahui apa saja bahaya
keputihan tidak normal selama kehamilan. Kurangnya pengetahuan
ibu hamil tentang keputihan tidak normal dan bahaya keputihan tidak
normal tersebut menyebabkan ibu hamil menyepelekan keputihan
yang datang menimpanya. Ibu hamil banyak yang tidak sadar jika
keputihan yang dialaminya adalah keputihan tidak normal sehingga
ibu hamil menganggap bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak ada
masalah apapun di dalam dirinya (Ratna, 2010).
Berikut bahaya keputihan patologis (tidak normal) bagi ibu hamil :
1) Lahir Prematur
Salah satu bahaya keputihan bagi ibu hamil adalah
menyebabkan bayi terlahir prematur. Bayi yang lahir di usia
kurang dari 38 minggu bisa dikatakan lahir secara prematur. Bayi
yang lahir prematur memiliki berbagai macam organ yang belum
sempurna. Akibatnya bayi yang dilahirkan secara prematur
menyebabkan organ bayi tersebut belum berkembang secara
sempurna, sehingga angka kehidupan bayi prematur di bawah
usia 38 minggu tergolong rendah.
2) Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Ciri-ciri air ketuban pecah biasanya ketika akan mendekati
persalinan, sayangnya ibu hamil yang mengalami keputihan
patologis

akan

menyebabkan

ketubannya

pecah

sebelum

33

waktunya. Jika ketuban pecah sebelum waktunya, hal itu


menandakan bahwa ibu hamil akan mengalami persalinan dini.
Tidak heran jika persalinan dini akan menyebabkan bayi lahir
secara prematur.
3) Berat Badan Bayi Rendah
Jika bayi dilahirkan secara prematur, akibatnya adalah
bayi tersebut memiliki berat badan yang rendah. Bayi dengan
berat badan yang rendah bisa membuat bayi tersebut memerlukan
perawatan khusus dan juga ruangan khusus. Bayi juga rentan
untuk terkena berbagai macam gangguan kesehatan. Gangguan
kesehatan itu misalnya malnutrisi, gizi buruk dan organ yang
belum berkembang secara sempurna.
4) Kontraksi Dini
Keputihan tidak normal juga bisa menyebabkan ibu hamil
mengalami kontraksi dini. Kontraksi dini itu adalah ibu hamil
mengalami perut mulas dan kencang, ibu hamil juga akan
mengalami pegal-pegal. Kontraksi merupakan tanda-tanda akan
melahirkan. Jika sudah begini, ibu hamil akan diberikan obat
penguat kandungan agar janin yang dikandungnya tidak
mengalami lahir prematur atau bahkan keguguran.
5) Menular Ke Bayi
Ibu hamil tidak boleh menganggap remeh keputihan tidak
normal yang dialaminya. Bahaya keputihan bagi ibu hamil, bisa

34

menyebabkan penularan ke bayi yang ada di dalam rahim.


Sehingga bayi yang ada di dalam kandungan juga akan
mengalami masalah keputihan ini. Berikut ini ciri bayi anda
terkena keputihan tidak normal :
a)

Bayi akan menangis ketika berkemih, hal itu dikarenakan


bayi merasakan kesakitan ketika berkemih. Rasanya pun
sama dengan keputihan pada orang dewasa.

b) Bayi akan memiliki vulva yang berwarna kemerahan, anda


bisa melihat vulva bayi jika berwarna merah itu berarti bayi
anda juga terkena keputihan.
c)

Bayi akan merasakan kesakitan sehingga dia akan menangis


sepanjang waktu.

6) Bayi Terkena Infeksi


Dampak bahaya lainnya adalah bayi akan terkena infeksi.
Bakteri dan jamur penyebab keputihan bisa menembus plasenta,
masuk ke dalam cairan ketuban dan juga masuk ke dalam tubuh
bayi. Akibatnya bayi pun akan mudah terkena infeksi terutama
infeksi di alat kelaminnya.
7) Perkembangan Janin Terganggu
Dampak bahaya keputihan bagi ibu hamil yang tidak
normal, adalah janin di dalam kandungan ibu hamil terganggu
perkembangannya. Jika sudah begitu, organ di dalam bayi atau
janin pun akan terganggu karena tidak berkembang sesuai

35

mestinya. Anda bisa bayangkan bagaimana jadinya jika


perkembangan janin terganggu, hingga perkembangan organ pun
terganggu sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya dengan
baik.
8) Menyebabkan Kebutaan
Jangan menganggap remeh keputihan tidak normal yang
dialami oleh ibu hamil, alasannya adalah keputihan tersebut bisa
menyebabkan bayi mengalami kebutaan. Keputihan yang
disebabkan oleh bakteri Neisserea Gonorrhoeae bisa membuat
janin yang ada di dalam kandungan mengalami kebutaan.
9) Kematian
Bahaya keputihan bagi ibu hamil yang disebabkan oleh
virus HPV bisa membuat bayi mengalami kematian. Selain
menyebabkan kematian, bayi yang ada di dalam kandungan akan
mengalami gangguan ketika bernafas dan juga gangguan sistem
pencernaan.
10) Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit yang menular, epilepsi
adalah penyakit kejang yang diikuti dengan keluarnya busa dari
mulut seseorang. Bayi di dalam kandungan bisa terkena epilepsi
akibat jamur Candida yang menyebabkan seseorang terkena
keputihan tidak normal.

36

11) Radang Otak


Radang otak tidak boleh disepelekan, radang otak bisa
menyebabkan kematian pada bayi jika terlambat ditangani.
Keputihan tidak normal yang dialami oleh ibu hamil bisa
menyebabkan bayi yang ada di dalam kandungan terkena radang
otak. Penyebab radang otak itu adalah virus bernama herpes
simpleks. Virus itu juga menjadi penyebab keputihan tidak normal
bagi ibu hamil.
12) Keguguran
Infeksi Chlamydia adalah infeksi yang menyebabkan
keputihan tidak normal bagi ibu hamil. Akibatnya adalah bayi di
dalam ibu hamil bisa keguguran, terutama kehamilan dengan usia
muda.
h.

Perawatan dan Penanganan


Menurut Ratna (2010) Keputihan selama kehamilan itu adalah
hal wajar selama keputihan tersebut tidak menimbulkan keluhan. Baik
ibu hamil muda maupun hamil tua pasti akan mengalami yang
namanya keputihan. Agar terhindar dari keputihan yang tidak normal
ibu hamil perlu melakukan hal-hal di bawah ini :
1) Hindari Memakai Celana Ketat
Ibu hamil tidak boleh memakai celana ketat, hal itu
dikarenakan celana ketat merupakan larangan ibu hamil yang bisa
mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungan. Selain itu,

37

celana ketat seperti jeans ketat bisa membuat perkembangan


bakteri dan jamur di dalam vagina semakin berkembang pesat.
Akibatnya orang yang suka memakai celana ketat seperti jeans
bisa rentan terkena keputihan.
2) Hindari Memakai Celana Dalam Nilon
Celana dalam nilon merupakan celana dalam yang tidak
bisa

menyerap

keringat,

bahan

nilon

yang

panas

bisa

menimbulkan jamur dan juga bakteri berkembang pesat di dalam


vagina. Untuk menghindari keputihan sebaiknya ibu hamil
menggunakan celana katun. Celana dalam katun memiliki daya
serap tinggi terhadap keringat. Celana katun juga sejuk jika
digunakan sehingga tidak membuat lembab. Memang harga
celana dalam nilon lebih murah dibandingkan dengan celana
dalam katun, namun untuk menghindari keputihan celana katun
bisa digunakan.
3) Menjaga Kebersihan
Menjaga kebersihan organ intim tidak harus menggunakan
sabun,

alasannya

adalah

sabun

yang

digunakan

untuk

membersihkan vagina memiliki ph atau kadar keasaman yang


tidak cocok dengan vagina. Membersihkan vagina yang tepat
adalah dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Air bisa
digunakan untuk menghilangkan kuman dan bakteri yang ada di
dalam vagina.

38

Gunakan

air

yang

mengalir

untuk

membersihkan organ intim, hindari menggunakan


sabun mandi atau cairan pembersih organ wanita
yang banyak dijual bebas
4) Hindari Kelembaban
Faktor pemicu terjadinya keputihan tidak normal adalah
kelembaban yang membuat bakteri dan jamur berkembang pesat
di dalam vagina. Kelembaban itu tidak hanya disebabkan oleh
cairan vagina yang berlebihan namun kelembaban itu bisa
disebabkan oleh kondisi setelah buang air kecil yang tidak
dikeringkan terlebih dahulu.
Banyak wanita setelah kencing tidak mengeringkan organ
intimnya terlebih dahulu sehingga kondisi organ intimnya
menjadi lembab. Begitupun setelah buang air besar, banyak
wanita yang membiarkan organ intimnya lembab.
5) Membasuh Organ Intim Dengan Benar
Cara membasuh organ intim dengan benar pun harus
diperhatikan wanita agar tidak menimbulkan keputihan. Cara
membasuh organ intim yang benar adalah dari arah depan ke
belakang. Jika anda membasuh organ intim dari belakang ke
depan hal itu bisa membuat semua kuman yang ada di dubur
masuk ke dalam vagina.

39

Jagalah selalu kebersihan organ intim anda


dengan cara yang benar. Bersihkan dengan baik
setelah anda membuang air, dan jangan lupa untuk
membersihkannya

satu

arah,

dari

depan

ke

digunakan

saat

belakang
6) Hindari Pantyliner
Pantyliner

banyak

diiklankan

bisa

keputihan datang. Namun siapa sangka jika bahaya keputihan


bagi ibu hamil terjadi karena penggunaan pantyliner. Hal ini
karena

banyaknya

wanita

yang

malas

untuk

mengganti

pantylinernya sehingga, bakteri dan kuman akan semakin


berkembang di vagina.
7) Jangan Berendam Di Air Panas
Hal yang sering dilakukan oleh wanita adalah berendam di
bak air hangat, padahal air hangat bisa membuat jamur bisa
berkembang secara cepat. Akibatnya adalah wanita akan terserang
keputihan atau keputihannya akan semakin tumbuh parah.
Pengetahuan ibu hamil tentang cairan vagina yang normal
atau tidak normal masih sedikit, sehingga pengetahuan ibu hamil
tentang cairan keputihan yang normal atau tidak normal perlu
ditingkatkan. Yang harus diwaspadai adalah cairan keputihan
yang tidak normal. Cairan keputihan yang tidak normal bisa
membahayakan bagi kesehatan ibu hamil tersebut dan juga janin

40

yang ada di dalam kandungan ibu hamil. Keputihan tidak normal


jika tidak diobati bisa menyebabkan ibu atau wanita terkena
kanker serviks dan juga kanker rahim.
8) Kurangi makan makanan yang tidak sehat seperti
fast food, dan lain-lain.
9) Jaga

terus

mengalami
keputihan.

pikiran
stres

dan

yang

perasaan
dapat

agar

memicu

tidak

terjadinya

Anda mungkin juga menyukai