PENDAHULUAN
Kesehatan indera pendengaran merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia telah membuat rencana Strategi Nasional dalam penanggulangan
gangguan pendengaran dan ketulian, yang disesuaikan dengan UU no. 36 tahun
2009 tentang kesehatan (UU Republik Indonesia 2009; Bashiruddin 2010).
Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran ( hearing impairment) atau
ketulian (deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga,
masyarakat
maupun
Negara.Penderita
akan
mengalami
kesulitan
dalam
Peningkatan
jumlah
penderita
gangguan
pendengaran
ini
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia 9SDM), di mana Kesehatan
Indera Pendengaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas SDM
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta (4,2%)
penduduk dunia menderita gangguan pendengaran, di mana sepertiganya terdapat
di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hasil survey Nasional Kesehatan Indera
tahun 1994-1998 di 7 Provinsi didapatkan prevalensi ketulian 0,4%, gangguan
pendengaran 16,8% (masukan P/L, umur). Penyebab terbanyak dari morbiditas
telinga adalah serumen prop (3,6%), dan OMSK (3,1%) di samping gangguan
pendengaran lainnya yaitu presbikusis (2,6%), ototoksisitas (0,3%), tuli mendadak
(0,2%), dan tuna rungu (0,1%).
Dalam rangka menurunkan prevalensi ketulian, Departemen Kesehatan telah
menyusun kebijakan-kebijakan di bidang Kesehatan Indera Pendengaran yaitu:
Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian
(Renstranas PGP Ketulian) dan Pedoman Manajemen Kesehatan Indera tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Pendengaran
dan Ketulian di Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan rekomendasi WHO
akan diprioritaskan pada 4 penyakit penyebab gangguan pendengaran dan ketulian
Dalam
mencapai
Visi:
Kecamatan
Sehat,
Puskesmas
IV.
V.
kesehatan
Indera
Pendengaran Primer
4) Rujukan kasus-kasus penyakit telinga
b. Pelayanan di luar gedung Puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran tersebut adalah:
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat anak sekolah, kelompok
pekerja non formal, dan lain-lain
2) Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran oleh kader, guru UKS,
dan petugas kesehatan
3) Pengobatan kasus-kasus penyakit telinga serta pertolongan pertama pada
kedaruratan telinga dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas atau tenga
perawat Puskesmas dengan bimbingan dokter Puskesmas
4) Rujukan kasus ke Puskesmas
VI.
VII.
SASARAN
1. Sasaran Primer:
a. Bayi
b. Balita
c. Anak usia sekolah/remaja
d. Usia produktif
e. Ibu hamil
f. Pekerja industri
g. Usia lanjut
2. Sasaran Sekunder:
a. Tenaga kesehatan
b. Kader
c. Tokoh masyarakat
d. Guru
JADWAL PELAKSANAAN
Setiap hari kerja dan kolaborasi dengan puskesmas keliling dan UKGS.