dengan gaya bahasa modern dan kamus yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Orang pertama yang menyusun ensiklopedi fiqih adalah Ibnu Hazm dalam AlIsmal. Sayang buku itu tidak diketahui lagi kebaradaannya. Imam Nawawi berusaha
menyusun materi serupa dalam Al-Majmu walaupun akhirnya tidak berhasil dan
berhenti pada jilid ketiga. Oleh dorongan kebutuhan masyarakat muslim, pada tahun
1956 M/1375 Fakultas Syariah Universitas Damaskus merintis penerbitan buku-buku
ensiklopedi fiqih dalam sistem modern seperti fiqih Ibnu Hazm dan petunjuk-petunjuk
istilah fiqih. Usaha ini diharapkan dapat membangun kembali pemikiran tentang Hukum
Islam yang telah lama berhenti akibat pemahaman pintu ijtihad telah tertutup.
Pembentukan Undang-undang
Pada tahun 1910 M di mesir disusun sebuah undang-undang hukum keluarga
yang berorientasi pada mazhab Abu Hanifah. Undang-undang ini tidak sempat
diberlakukan karena ada perlawanan dari rakyat Mesir yang menghendaki agar dalam
hukum keluarga dilakukan pembaruan tidak lagi hanya berpegang pada mazhab Abu
Hanifah saja, melainkan bersandar pada empat mazhab lainnya.
Fatwa
Reformasi Hukum Islam melalui proyeksi fatwa sangat luas cakupannya dan
kompleks. Seperti diketahui, fatwa-fatwa Hukum Islam dalam berbagai bidang
dikeluarkan oleh lembaga internasional, lembaga yang dibentuk oleh negara maupun
lembaga organisasi Islam dan riset perguruan tinggi Islam.
Lembaga fatwa berstandar Internasional misalnya bisa kita jumpai Darr Al-Ifta di
Mesir dan Lajnah al-Fatwa di Saudi Arabia. Di Indonesia, fatwa-fatwa Hukum Islam
dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pedomannya ditetapkan dalam
keputusan MUI Nomor U 596/MUI/X/1997. Organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama
(NU) mendirikan Forum Bahstul Masail Pondok Pesantren (FBMPP) pada tingkat
kabupaten/kota dan Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) pada tingkat
propinsi. Muhammadiyah mempercayakan fatwa Hukum Islam pada Majelis Tarjih dan
Pengembangan Pemikiran Islam (MT-PPI) Muhammadiyah. Persatuan Islam (Persis)
juga mempunyai Dewan Hisbah untuk penerbitan fatwa. Selain tersebut diatas, ada juga
fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh perorangan yang kapasitasnya sangat dihormati oleh
umat Islam, sebut saja Mahmud Syaltut, Hasanuddin Makluf dan Yusuf al-Qardhawi.
Kajian Ilmiah dan Penelitian
Reformasi Hukum Islam dengan proyeksi ini dilaksanakan melalui karya-karya
ilmiah orisinal seorang ulama yang memiliki spesialisasi ilmu dan penelitian serta kajian
serius yang diajukan dalam program untuk mencapai gelar master dan doktor. Ada juga
hasil penelitian ilmiah yang diajukan seorang profesor dari perguruan tinggi untuk
kenaikan jenjang dalam bidang ilmiah yang disebarkan melalui majalah-majalah ilmiah
secara rutin.
tentang Perkawinan.
(yang
membebaskan
dan
merubah).
Dengan