BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah merupakan kenutuhan dasar manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan setelah pangan dan pakaian. Fungsi utama rumah adalah sebagai tempat tinggal
atau hunian dan sebagai temapt untuk pembinaan keluarga. Rumah juga berfungsi sebagai
tempat berlindung dari iklm dan tempat menjaga kesehatan keluarga.
Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan temapt tinggal juga
meningkat. Banyaknya pembangunan rumah saat ini, baik yang dibangun sendiri, pemerintah,
maupun swasta harus diperhitungkan dengan baik. Seperti dampak lingkungan, dampak
kesehatan, sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya.
Selain perencanaan rumah yang memenuhi standar teknis, hal lain yang penting dlam
pembangunan rumah tinggal yaitu Perencanaan Anggaran Biaya (RAB). Dengan adanya
perencanaan anggaran biaya, dapat mengatur biaya yang keluar sehingga dapat menghemat
biaya, dengan tidak membeli bahan dan material secara berlebihan.
Pada tugas desain ini, penulis ingin menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)
rumah tempat tinggal luas bangunan 351 m2 berlatai dua. Penulis menghitung RAB rumah
tempat tinggal dua lantai yaitu untuk mengurangi penggunaan lahan sehingga lahan yang
tersisa bisa dimanfaatkan untuk taman dan hlaman, yang dapat membuat rumah kelihatan asri.
1.2
perencanaan dan pembangunannya sehingga dapat lebih menghemat biaya yang dibutuhkan.
Karena itu, perlu merencanakan rumah tinggal yang sesuai dengan persyaratan teknis serta
menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk pembangunannya.
Batasan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat teknis.
2. Menghitung volume pekerjaan.
3. Membuat Rencan Anggaran Biaya (RAB).
Kelompok 6
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Untuk memperdalam teori tentang perhitungan anggaran biaya suatu rumah tinggal, yang
diperoleh selama di bangku kuliah.
2.
Sebagai sumbangan pemikiran terhadap berbagai pihak untuk menghitung anggaran biaya
suatu rumah tinggal.
Kelompok 6
pembinaan keluarga, tempat berlindung dari iklim dan tempat menjaga kesehatan keluarga.
2.1.2 Fungsi Bangunan / Rumah
Menurut (Surowiyono Tutu TW, 2002) fungsi rumah tinggal adalah sebagai tempat
berlindung dari kepanasan dan tempat berlindung dari binatang buas. Selain untuk hal tersebut
juga sebagai tempat beristirahat, membina individu atau keluarga, tempat bekerja, dan
lambang sosial.
2.1.3 Persyaratan-Persyaratan Ruangan
Pada dasarnya suatu rumah tinggal merupakan kesatuan yang terpadu berbagai ruang
engan fungsi dan sifat yang berbeda-beda. Dalam penyusunan rangkaian ruangan yang
memiliki fungsi dan sifat yang berbeda-beda sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu,
diperlukan organisasi ruang yang baik.
Menyusun struktur organisasi ruang yang baik dan benar tidak terlepas dari faktorfaktor berikut :
Fungsi dan Sifat Dasar Setiap Ruangan
Dari segi fungsi, sebuah rumah tinggal mempunyai tiga fungsi umum yang selanjutnya
dibagi atas beberapa bagian :
1)
menurut fungsi dan sifat khususnya. Tetapi pada rumah kecil, satu ruang dapat berfungsi
ganda asalkan kombinasi fungsi ruang tersebut masih merupakan satu kelompok ruang (area)
sejenis dan sifat dasar masing-masing ruang terlampau berbeda.
Kelompok 6
Ruang tamu
Fungsi ruang tamu adalah sebagai tempat untuk menerima tamu. Karena fungsinya untuk
menerima tamu, maka ruang tamu direncanakan mampu menampung interior tamu
seperti kursi tamu, almari fan sebagainya.
b.
Teras
Teras merupakan ruang transisi antara ruang luar dan ruang dalam. Fungsi teras depan
lebih ditekankan pada segi estetika dan lebih ditujukan sebagai welcome area bagi tamu.
Sedangkan teras samping atau belakang lebih bersifat privat dan fungsional, karena lebih
diarahkan untuk dapat menampung kegiatan keluraga atau sebagai media menyalurkan
hobi.
c.
Ruang makan
Fungsi poko ruang makan adalah tempat makan pemilik rumah yang digunakan secara
rutin setiap hari. Bentuk dan ukuran ruang makan sedapat mungkin direncanakan dapat
menampung minimal seluruh jumlah anggota keluarga dan direncanakan dekat dengan
dapur.
d.
Ruang keluarga
Ruang keluarga berfungsi sebagai ruang santai keluarga misalnya untuk menonton TV,
mendengarkan musik dan lain-lain.
2)
(tidur) dan melakukan kegiatan yang bersifat tertutup. Area pribadi terdiri dari kamar tidur
dan ruang belajar atau ruang kerja.
3)
Ruang dapur
Fungsi pokok dapur adalah sebagai tempat untuk mempersiapkan makanan dan minuman.
b.
Garasi
Fungsi utama garasi adalah sebagai tempat penyimpanankendaraan bermotor.
Kelompok 6
Kelompok 6
faedah dalam penggunaannya (J.A. Mukomoko, 1982). Rencana Anggaran Biaya (RAB)
suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah
serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek
tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang harus dihitung dengan teliti,
cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda
di masing-masing daerah disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Biaya (anggara) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkalian volume dengan harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan. Dapat disimpulkan sebagai berikut :
RAB = (Volume x Harga satuan pekerjaan)
Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
2.2.1 Anggaran Biaya Sementara
Anggaran biaya sementara juga dinamakan sebagai rencana anggaran biaya kasar atau
taksiran. Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan haraga satuan
tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap
anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun
tiap m2 luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
2.2.2 Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung
dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran
biaya. Pada anggaran biaya, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap lantai
(m2). Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti, berdasarkan atau
didukung oleh :
a.
Bestek
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
b.
Gambar bestek
Gunanya untuk menentukan atau menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan.
c.
Kelompok 6
dari masing-masing bagian pekerjaan dalam bentuk satuan. Dapat dipakai untuk menghitung
kebutuhan bahan bangunan yang akan digunakan untuk keperluan pekerjaan. Harga satuan
pekerjaan dapat dibagi dalam harga satuan bahan dan harga satuan upah, sehingga dalam
anggaran biaya dapat dilihat perbadingannya.
Kuantitas atau koefisien yang terdapat dalam daftar analisa terdiri dari dua kelompok yaitu :
a.
b.
Sedangkan yang
dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya tenaga kerja
yang diperlukan, serta besarnya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
2.3.2 Volume atau Kubikasi Pekerjaan
Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan
dalam satu satuan. Volume disebut juga sebagai kubikasi pekerjaan. Dengan kata lain volume
suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya) melainkan jumlah volume
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Sedangkan yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan ialah menguraikan secara
rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan. Menguraikan berarti menghitung besar
volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
Cara menghitung volume tiap-tiap pekerjaan adalah sebgai berikut :
a.
Pekerjaan persiapan
Kelompok 6
2.
b.
Pekerjaan tanah
1.
2.
c.
1.
2.
4.
d.
Pekerjaan kayu
1.
2.
3.
Rangka plafond dihitung dalam satuan m2 dan piri-piri dihitung dalam satuan m2.
Kelompok 6
e.
Pekerjaan atap
Cara menghitung : Sesuai dengan bentuk atap (satuan yang diguanakan m2)
Bidang segiempat = Panjang x lebar
Bidang segitiga = Alas x Tinggi
Bidang trapesium = Jumlah sisi sejajar x Tinggi
f.
Pekerjaan lantai
1.
Urungan pasir bawah pondasi setebal yang telah ditentukan dalam gambar bestek
dihitung dalam saatuan m3.
Cara menghitung : Panjang x Lebar x Tebal pasir
2.
g.
Pekerjaan pengecetan
Pekerjaan pengecetan adalah mengecet segala kayu yang terlihat / terketam dihitung
1.
Volume = Panjang x Lebar dihitung kaca yang masuk kedalam kozen atau rangkanya.
2.
Engsel pintu dan jendela dihitung jumlah pemakaian yang dibutuhkan dengan satuan
buah.
3.
4.
i.
dipakai dan dikalikan dengan biaya pertitik, tidak termasuk biaya bola lampu.
Kelompok 6
Pekerjaan lain-lain
1.
Besi angker, baut mur dihitung dan ditaksir dalam satuan kilogram atau buah.
2.
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan dapat dipasaran dibuat dalam satu
daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Harga upah didapat di lokasi proyek yang
dibangun yaitu upah setempat dan dibuat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga
satuan upah.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya bangunan
yaitu haraga satuan bahan, harga satuan upah dan harga satuan pekerjaan.
Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya
atau volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan yang
dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang
diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Berikut skema
dari harga satuan pekerjaan :
Haraga Satuan
Bahan
Bahan
Analisa Bahan
Harga Satuan
Pekerjaan
Harga Satuan
Upah
Analisa Bahan
2.4
Pedoman Pelaksanaan
2.4.1 Bestek
Kelompok 6
Upah
Peraturan umum
b.
Peraturan administrasi
c.
menentukan kualitas dan skop pekerjaan maupun dalam menyusun rencana anggaran biaya.
Gambar bestek terdiri dari :
1.
a.
b.
Rencana halaman
c.
d.
e.
2.
pintu dan jendela terlihat dengan jelas sedangkan gambar penerangan atas (bovenlich)
digambar dengan garis putus-putus. Pada denah juga digambar garis atap dengan garis putusputus lebih awal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai gedung induk dengan dua (peil)
ditandai dengan 0,00. Gambar kolom (tiang) dan beton dibedakan dari pasangan tembok.
3.
Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut keperluannya.
Untuk menjelaskan letak atau kedudukan suatu konstruksi pada gambar potongan harus
tercantum duga (peil) dari lantai. Misalnya dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu,
tinggi langit-langit, tinggi bangunan, nok reng balok atau muurplat.
4.
Kelompok 6
a.
b.
c.
6.
kuda- kuda, nok gording, muurplat atau reng balok, talang air, usuk atau kasaau dan
konstruksi penahan dengan jelas.
7.
Gambar pelengkap
Gambar pelengkap terdiri dari :
a.
b.
Gambar sanitasi
c.
d.
akan membatasi pada pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat teknis yaitu menjelaskan hal
yang berkaitan pada teknisnya saja. Rencana kerja dan syarat-syarat teknis penulis bahas pada
bab IV kertas karya ini.
BAB III
DATA PERENCANAAN
Kelompok 6
Tipe
: 150 / 350 m2
2.
Luas tanah
: 351 m2
3.
Jumlah lantai
: 2 lantai
4.
Jumlah kamar
: 5 kamar
5.
Ruangan
:-
Kelompok 6
Ruang tamu
Ruang keluarga
Ruang makan
Ruang funtry
Ruang baca
Ruang santai
Balkon
450
150
300
100
650
700
Taman
150
Teras
Km/Wc
300
400
Fantry
R. Keluarga
350
Teras
R. Makan
Km/Wc
150
27.00
Nk
K. Tidur
Anak
400
400
R. Tamu
K. Tidur
Pembantu
100
100
200
200
Teras
Car Port
Taman
650
650
300
300
300
200
200
1300
Kelompok 6
300
Balkon
150
200
150
Km/Wc
R. Baca
400
Tn
350
VOID
R. Santai
250
400
K. Tidur
Anak
K. Tidur
Anak
300
100
300
Kelompok 6
Perencanaan Rumah
Perencanaan rumah tempat tinggal ini merupakan bangunan berlantai dua, yang
memiliki beberapa ruangan diantaranya teras, ruang makan, ruang kerja, ruang sholat, ruang
tamu, ruang keluarga, ruang santai, WC, kamar tidur, gudang, dan dapur.
Pada bangunan ini, dapur dan ruang makan didesain menyatu untuk memberikan
kemudahan dalam berlalu lintas. Keistimewaan berikutnya adalah 5 kamar tidur yang cukup
luas dengan demikian ruang tidur bisa menjadi tempat beraktivitas yang menyenagkan.
Pada bagian depan rumah terdapat teras yang berfungsi untuk bersantai. Bentuk atap
bangunan ini berbentuk persegi panjang yang mengunakan bahan atap genteng metal. Rumah
ini dilengkapi dengan sanitasi yang baik. Rumah ini juga dilengkapi dengan saluran keliling
sebagai tempat pembuangan air kotor dan air hujan.
Gambar rencana teras, ruang makan, ruang baca, ruang tamu, ruang keluarga, ruang
fantry, ruang santai, dan dapur. Gambar tersebut dapat dilihat pada lampiran.
4.2
1.
Kelompok 6
Pematokan harus dilaksanakan dengan memakai alat ukur yang sesuai dengan
kebutuhan, peil lantai + 0,00 adalah 30 cm dari muka halaman yang tertinggi dari
bangunan.
Peil + 0,00 dibuat dari patok kayu 5/7 yang ditanam dalam tanah, telah ditentukan
pada waktu pematokan.
2.
Pekerjaan Pondasi
a. Sebelum dimulai pekerjaan pondasi, maka semua lubang untuk pondasi harus
mendapat persetujuan dari pemilik bangunan mengenai ketepatan ukuran dan
bentuknya.
b. Dasar galian pondasi diberi lapisan pasir setebal 8 cm padat, memadatkannya tidak
boleh disiram dengan air.
c. Cor lantai kerja 1 pc : 3 ps : 5 kr. Tebal 5 cm.
d. Sistem pondasi yang digunakan pada bangunan ini adalah
-
Pondasi telapak beton bertulang bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar
rencana.
Balok sloof beton bertulang yang menghubungkan antara dua pondasi telapak,
bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar rencana.
3.
Kelompok 6
Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar rencana /
detail.
4.
Tinggi dan lebar ring balok sesuai dengan ukuran gambar rencana.
Pekerjaan Dinding
a. Batu bata yang digunakan dari daerah asal dengan kualitas baik.
b. Pasangan batu bata seluruh dinding di atas sloof setinggi 30 cm dipasang dengan
adukan spesi 1 pc : 2 ps (trasram). Untuk kamar mandi, tinggi trasram 1,5 m.
c. Pasangan batu bata diatas ketinggian 30 cm sampai ring balok menggunakan adukan
spesi 1 pc : 4 ps.
d. Pasangan batu bata padadinding harus dipasang dengan sebaik-baiknya. Pasangan
harus rapi, pasangan batu bata yang tidak rata harus dibongkar.
5.
6.
Pekerjaan Plesteran
a. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, semua pipa untuk instalasi listrik atau instalasi
air yang akan terpasang atau tertanam dalam dinding harus sudah tertanam dengan
baik.
b. Permukaan dinding batu bata yang akan diplester disiram dengan air sampai jenuh.
c. Pondasi menerus batu bata diplester campuran 1 pc : 3 ps.
d. Dinding batu bata luar dan dalam ketinggian ukuran dari 30 cm di plester dengan
adukan 1 pc : 2 ps (trastam).
Kelompok 6
h. Seluruh permukaan kayu kuda-kuda, gording dan skor angin, balok bubung, kayu
kasau, kayu reng diberi residu dengan baik dan rata terlebih dahulu sebelum ditutup
dengan atap.
i.
8.
Kelompok 6
Pekerjaan Plafond
a. Untuk rangka dipakai triplek 4 mm.
b. Pemasangan rangka plafond sesuai dengan pembagi plafond.
c. Ketinggian pemasangan rangka plafond sesuai dengan balok penggantung 5/7 cm
yang kuat.
d. Penutup plafond pada talang lipslank menggunakan piri-piri, dipakai kayu 2/10 cm
sejenis meranti.
Saluran air bersih untuk diluar bangunan dipakai pipa PVC 3/4 pemasangan
tertanam didalam tanah.
Kelompok 6
Saluran air bersih untuk didalam ruangan dipakai pipa PVC 3/4 pemasangan
tertanam pada dinding.
Penyambungan pipa menggunkan soket untuk sambungan lurus dan elbow untuk
pembelokan, penyambungan harus kuat dan tidak bocor.
Titik instalasi air bersih dianggap selesai setelah diadakan pengujian seluruh
instalasi.
Air kotor dari klosed dialirkan ke bak control dengan menggunakan pipa PVC 4
, tebal 3mm dan dari bak kontrol ke septicktank dengan menggunakan pipa yang
sama.
Baikpipa air kotor maupun airbersih yang lewat dari lantai II kelantai I dapat
ditempatkan pada jalur pipa berupa saf pasangan bata dan bagian luarnya diplester
seperti pasangan dinding.
Air hujan dari atap dialirkan menggunakan pipa PVC 2,5 yang ditanamkan
didalam kolom.
Air buangan dari dapur dialirkan menggunakan pipa PVC 2,5 yang dipasang
dinding bagian luar.
Air buangan dari kamar mandi dialirkan menggunakan pipa PVC 2,5 yang
dipasang sesuai dengan gambar rencana.
e. Septik tank
-
Adukan untuk batu bata, raben dan plesteran dinding menggunakan adukan 1 ; 2
(kedap air).
f. Peresapan
-
Air kotor dari septic tank di alirkan keperesapan dengan menggunakan pipa PVC
4 tebal 3mm.
Wastafel porselin
Kelompok 6
Floor drain
Sebelum pengecetan dimulai tembok yang akan dicat harus benar-benar kering.
Tembok yang akan dicat terlebih dahulu diberi lapisan pelamir hingga merata dan
kering, kemudian dihaluskan dengan amplas.
Setelah lapisan pelamir dihaluskan, permukaan tembok diberi lapisan cat dasar.
Semua bata dan pertisi gypsum dicat dengan cat air berkualitas baik.
b. Pengecatan kayu
-
Diratakan hingga lubang yang ada dan pertemuan kayu tertutup dengan rata dan
digosok samapi halus dengan amplas.
Kelompok 6
Diberi cat finishing minimal tiga kali sapuan hingga merata dengan platone, dan
warna disesuai dengan keinginan pemilik atau gambar rencana.
Kelompok 6
6. Rekapitulasi pekerjaan
Rekapitulasi merupakan dari rencana anggran biaya tersebut.
7. Persentase bobot pekerjaan
Yaitu persentase pekerjaan yang diperoleh dengan cara
Dimana :
V
= Volume
HSP
HB
= Harga Bangunan
PBP
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kelompok 6
Saran
Dalam perhitungan rencana anggaran biaya, faktor harga bahan dari toko rujukan
sangat menentukan nilai RAB. Untuk itu, sebaiknya dalam perencanaan rencana anggaran
biaya sebaiknya memiliki rujukan harga bahan dari beberapa toko agar kita bisa memilih
harga bahan yang murah. Supaya RAB kita dapat memiliki nilai yang paling optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ibrahim, H. Bachtiar. 1993. Rencana dan Estimate Real Of Cost. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kelompok 6
Kelompok 6