Anda di halaman 1dari 16

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

LAPSUS

Fakultas Kedokteran

Mei 2016

Universitas Muslim Indonesia

GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Disusun oleh :
Oktafira Eka Anggirawati

111 2015 0151

Pembimbing :
dr. A. Fatimah Yuniasari
Supervisor :
Dr. dr. Sonny T. Lisal, SpKJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

NAMA

: Oktafira Eka Anggirawati

NIM

: 111 2015 0151

JUDUL REFARAT

: Gangguan Anxietas Menyeluruh

Telah Menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian


Disiplin Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia

Makassar, 13 Mei 2016


Mengetahui
Supervisor

Dr. dr. Sonny T. Lisal, SpKJ

Pembimbing

dr. A. Fatimah Yuniasari

LAPORAN KASUS
GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH (F41.1)

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. J

Usia

: 49 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status Perkawinan

: Sudah menikah

Agama

: Islam

Suku

: Bugis

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Jl. Kacong Dg.Lalang, Gowa

LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama
: Tn. B
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Agama
: Islam
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jl. Kacong Dg.Lalang, Gowa
Hubungan dengan pasien
: Suami

I.

RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Gelisah
2. Riwayat Gangguan Sekarang

a. Keluhan dan Gejala


Pasien merasa gelisah kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu. Pasien
susah tidur, tidak ada rasa mengantuk. Gejala pasien memberat 1 minggu
terakhir dengan sudah tidak tidur selama 7 hari. Pasien sering keluar
masuk Rumah Sakit Haji dan Labuang Baji dengan keluhan sesak, sulit
bernafas dan sakit kepala, namun setelah di infus pasien merasa baikan.
Tak jarang pasien juga merasa tangannya gemetar dan tidak enak perasaan.
Terkadang pasien merasa mati rasa pada tangan dan kaki serta tulang yang
terasa lemas. Sakit juga dirasa di bahu dan menjalar ke punggung pasien.
Pasien mempunyai riwayat diberi obat penenang, namun pasien merasa
tidak ada perubahan. Pasien sering merasa tidak enak di perut, namun
diberi obat maag pasien merasa tidak ada perubahan. Kadang pasien
khawatir dengan

anaknya, terkadang pasien

juga

takut

dengan

penyakitnya. Ia takut kalau saja penyakitnya akan membuat dia meninggal.


Pasien agak sulit berkonsentrasi dalam bekerja dan agak kurang nafsu
makannya.
Menurut suami pasien mereka sedang tidak memiliki masalah.
Pasien belum pernah berobat ke Poli Jiwa sebelumnya. Pasien tidak
mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai gejala yang sama dengan
pasien.
b. Hendaya/disfungsi
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya waktu senggang (+)
c. Faktor Stressor Psikososial
Pasien takut jika penyakitnya membuat pasien meninggal
d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya
Trauma (-), Infeksi (-), Kejang (-), NAPZA (-)
3. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien sudah sering merasa cemas namun memberat 7 hari terakhir

4. Riwayat Kehidupan Pribadi


A. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir tangga 31 Desember 1967 di rumah dengan normal,
dibantu oleh dukun, pada saat di kandungan ibu pasien dalam keadaan
sehat. Pertumbuhan dan perkembangan baik.
B. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien, seperti berjalan,
berbicara,

perkembangan

bahasa

dan

perkembangan

motorik

berlangsung baik. Pasien sering bermain dengan teman seusianya.


C. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)
Masuk Sekolah Dasar. Pasien bergaul dengan teman sebaya.
D. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)
Pasien bersekolah sampai jenjang SMA. Pasien mudah bergaul dan
memiliki banyak teman.
E. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir SMA
b. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan: IRT
c. Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah dan memiliki 5 orang anak.
d. Riwayat Agama
Pasien beragama islam, dan menjalankan ibadah agama dengan
cukup baik.
e. Aktivitas Sosial
Pasien dikenal sebagai seseorang yang biasa saja dan memiliki
cukup banyak teman.
F. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara(,,,,,)

Hubungan dengan anggota keluarga baik

Pasien telah menikah, dan memiliki 5 anak

G. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama suami dan ke 5 anaknya. Hubungan
dengan istri saat ini baik.

H. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien merasa ketakutan yang di alaminya saat ini harus diobati karena
sudah sangat mengganggu aktifitas sehari-hari pasien.
II.

STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a) Penampilan: Tampak seorang wanita memakai kaos lengan panjang
berwarna ungu, celana panjang kain berwarna ungu muda, jilbab ungu
muda, perawakan sesuai umur, perawatan diri baik
b) Kesadaran: Baik
c) Perilaku dan aktivitas psikomotor: Agak gelisah
d) Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa.
e) Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
2. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati dan Perhatian
a) Mood: Cemas
b) Afek: Cemas
c) Empati: Dapat di rabarasakan
3. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai dengan
tingkat pendidikan.
2. Daya konsentrasi: Baik
3. Orientasi
-

Waktu
Tempat
Orang

: Baik
: Baik
: Baik

4. Daya ingat:
- Jangka Panjang
: Baik
- Jangka Sedang
: Baik
- Jangka Pendek
: Baik
- Jangka Segera
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Baik
6. Bakat kreatif
: Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

4. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Tidak di temukan

2. Ilusi

: Tidak di temukan

3. Depersonalisasi

: Tidak di temukan

4. Derealisasi

: Tidak di temukan

5. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas

: Cukup

b. Kontinuitas

: Relevan, Koheren

c. Hendaya berbahasa

: Tidak ada

2. Isi pikiran
a. Pre-okupasi

: Tentang penyakitnya

b. Gangguan isi pikiran

: Tidak ada

6. Pengendalian Impuls
Baik
7. Daya Nilai
-

Norma sosial

: Baik

Uji daya nilai

: Baik

Penilaian realitas

: Baik

8. Tilikan (Insight)
Derajat VI : pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan
9. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat di percaya
III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


1. Status Internus

Kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/M,


Pernapasan 20x/m, suhu 36,7C. Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak

ikterus, jantung paru abdomen dalam batas normal, ekstermitas atas bawah
tidak ada kelainan.
2. Status Neurologis
Gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), kernigs sign (-), pupil bulat
isokor 2,5 mm / 2,5 mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik
keempat ekstremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis.
IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang pasien perempuan umur 49 tahun datang ke poli Jiwa RSKD
dengan keluhan gelisah. Pasien merasakan gelisah kurang lebih sejak 3 tahun
yang lalu. Pasien susah tidur, tidak ada rasa mengantuk. Gejala pasien
memberat 1 minggu terakhir dengan sudah tidak tidur selama 7 hari. Pasien
sering keluar masuk Rumah Sakit Haji dan Labuang Baji dengan keluhan
sesak, sulit bernafas dan sakit kepala, namun setelah di infus pasien merasa
baikan. Tak jarang pasien juga merasa tangannya gemetar dan tidak enak
perasaan. Terkadang pasien merasa mati rasa pada tangan dan kaki serta
tulang yang terasa lemas. Sakit juga dirasa di bahu dan

menjalar ke

punggung pasien. Pasien mempunyai riwayat diberi obat penenang, namun


pasien merasa tidak ada perubahan. Pasien sering merasa tidak enak di perut,
namun diberi obat maag pasien merasa tidak ada perubahan.. Kadang pasien
khawatir dengan anaknya, terkadang pasien juga takut dengan penyakitnya.
Ia takut kalau saja penyakitnya akan membuat dia meninggal. Pasien agak
sulit berkonsentrasi dalam bekerja dan agak kurang nafsu makannya.
Menurut suami pasien mereka sedang tidak memiliki masalah. Pasien belum
pernah berobat ke Poli Jiwa sebelumnya. Pasien tidak mempunyai riwayat
keluarga yang mempunyai gejala yang sama dengan pasien.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang wanita memakai kaos
lengan panjang berwarna ungu, celana panjang kain berwarna ungu muda,
jilbab ungu muda, perawakan sesuai umur, perawatan diri baik. Kesadaran
baik dan aktifitas motorik tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi biasa
dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood cemas, afek cemas, empati
dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

sesuai dengan tingkat pendidikan. Daya konsentrasi, orientasi, daya ingat,


pikiran abstrak baik serta kemampuan menolong diri baik. Tidak didapatkan
gangguan persepsi berupa, halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi. Arus
pikiran produktivitas cukup, kontinuitas relevan dan koheren, hendaya
berbahasa tidak ada. Isi pikiran preokupasi tentang penyakitnya, ganggun isi
pikir, pengendalian impuls tidak terganggu. Norma sosial, uji daya nilai,
penilaian realitas tidak terganggu. Tilikan derajat VI, pasien merasa dirinya
sakit dan butuh pengobatan. Taraf dapat dipercaya
V.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
ditemukan adanya gejala klinis berupa cemas dan takut. Keadaan ini
menybabkan pasien dan keluarga merasa terganggu (distress), sehingga sulit
melakukan aktivitas seperti biasa (diability) oleh karena dapat digolongkan
sebagai Gangguan jiwa. Karena tidak ada hendaya berat dalam menilai
realita, sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Berdasarkan hasil pemeriksaan status internus dan pemeriksaan neuro tidak
ditemukan kelainan organik sehingga dapat di kategorikan Gangguan Jiwa
Non Organik.
Pasien merasa cemas dan takut, susah tidur, sulit bernafas, gemetaran, dan
sulit konsentrasi sehingga pasien dapat digolongkan dalam gangguan
anxietas, pasien merasa cemas kurang lebih 3 tahun memberat 7 hari terakhir,
dan dirasakan hampir setiap hari, dan tidak terbatas dan menonjol, pada
situasi khusus tertentu saja (Free Floating) maka berdasarkan PPGDJ III
diagnosis Ganguan Anxietas Menyeluruh (F41.1).
Axis II
Pasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul, namun belum cukup
informasi untuk menentukan keperibadian.

Axis III
Tidak di temukan adanya diagnosis
Axis IV
Stressor psikososial pasien adalah pasien takut jika penyakitnya membuatnya
meninggal
Axis V
GAF Scale 70-61 (Berupa gejala ringan dan menetap, distabilitas ringan
secara umum baik)
VI.

DAFTAR PROBLEM

Organobiologik
Tidak di temukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tapi

terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi

Psikologik
Ditemukan adanya perasaan cemas sehingga pasien memerlukan psikoterapi

Sosial
Ditemukan adanya hendaya ringan dalam penggunaan waktu senggang maka
membutuhkan sosioterapi.

VII.

RENCANA TERAPI
-

Psikofarmakoterapi :
R/ Alprazolam 3x0,5mg
Psikoterapi Supportif :
Ventilasi : memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa

lega.
Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
sehingga dapat membantu pasien dalam memahami penyakitnya dan
bagaimana cara menghadapinya dan menganjurkan untuk berobat

teratur.
Sugestif : Menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa gejalanya
akan hilang dengan meningkatkan motivasi diri pasien.

Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien


dan orang-orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan
dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
dapat membantu proses penyembuhan.

VIII.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam

Faktor pendukung:
-

Pasien datang sendiri untuk berobat dan ingin sembuh

- Dukungan dari keluarga yang baik untuk kesembuhan pasien


- Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
Faktor penghambat:
- Stressor masih berlangsung
IX.

FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, menilai
efektivitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak di
inginkan.

X.

DISKUSI
Gangguan Cemas menyeluruh (F41-1):
Anxietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari
susunan saraf autonomic (SSA). Anxietas merupakan gejala yang umum
tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi empati pasien.
Ganggusan anxietas menyeluruh menurut Diagnostic dan Statistical Manual
of Mental Disorder (DSM IV) merupakan anxietas dan kekhawatiran yang
berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang hari
selama sedikitnya 6 bulan. Seperti pada kebanyakan gangguan jiwa,

penyebab gangguan anxietas menyeluruh tidak diketahui. Gangguan anxietas


menyeluruh dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor biologis dan factor
psikososial. Kriteria diagnosisnya dapat menggunakan criteria DSM-Vdan
pedoman diagnostik PPDGJ-III. Gejala utama gangguan anxietas menyeluruh
adalah anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan
kognitif.
Diagnosis:
Berdasarkan PPGDJ III sebagai berikut:
Pasien harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja, sifatnya
( Free Floating atau mengambang) gejala-gejala tersebut biasanya mencakup
unsure-unsur berikut:

Kecemasan (Khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit

konsentrasi dsb)
Ketegangan mototrik ( Gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat

santai),dan
Overaktivitas otonom (Kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebardebar, sesak nafas, keluhan lambung, kepala pusing, mulut kering dsb)
Pada pasien itu, menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan kecemasan
yang di tandai dengan rasa cemas, susah tidur, nafsu makan berkurang,
jantung berdebar-debar, berkeringat, gemetaran. Gejala tersebut sudah
berlangsung selama kurang lebih 1 tahun yang hampir sepanjang hari dan
tidak terbatas atau menonjol pada situasi khusus tertentu saja (Free Floating
atau

mengambang)

sehingga

dapat

disimpulkan

pasien

mengalami

Gangguan Kecemasan Menyeluruh (F41-1)


Pasien diberikan alprazolam 0,5mg, karena alprazolam efektif untuk
Gangguan Cemas, onset of action lebih cepat dan mempunyai komponen

efek anti depresi. Alprazolam adalah suatu golongan bezodiazepin yang


mempunyai resiko terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbilkan
addiksi dengan toksitas yang rendah, dibandingkan dengan mepromabate atau
Phenobarbital. Golongan benzodiazepine merupakan drug of choice dari
semua obat yang mempunyai efek anti anxietas disebabkan spesifitas dan
keamanannya.
Mekanisme sindrom anxietas disebabkan oleh hiperaktivitas dari
sistem limbik pada sistem saraf pusat yang terdiri dari neuron dopaminergik,
noradrenergik, dan serotoninergik yang tidak dapat dikendalikan oleh neuron
GABA-nergik sebagai neurotransmitter penghambat. Neuron GABA-nergik
tidak dapat mengendalikan aktivitas neurotransmitter tersebut karena
hilangnya neuron GABA-nergik. Obat anti anxietas seperti benzodiazepine
beraksi dengan reseptornya dan akan menguatkan aksi neuron GABA-nergik
sebagai neurotransmitter penghambat sehingga hiperaktivitas sistem neuron
dopaminergik, noradrenergik, dan serotoninergik akan mereda
Prognosis pada pasien ini adalah bonam karena factor stressor
psikososialnya jelas, dan mendapat dukungan dari keluarga serta pasien
memiliki keinginan untuk sembuh dan faktor penghambat yang minimal.
XI.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III. Jakarta : PT. Nuh Raya: 2001
2. Kaplan, Harold I, Benjamin J, Shadock dan Jack A. Grebb. Buku Ajar
Psikiatri Klinis Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2014

AUTOANAMNESIS
Keterangan :
C: Pemeriksa (Dokter muda) P : Penderita

C: Selamat siang pak


P: Siang dok.
C: saya dokter muda fira, boleh tanya-tanya sedikit?
P: Boleh dok, silahkan.
C: Boleh tahu namanya siapa?
P: Ny.J
C: umur ibu berapa sekarang?

P: 49 tahun.
C: ibu tinggal dimana skarang?
P: di Jl. Kacong dok, di Gowa
C: Tinggal dengan siapa disitu?
P: Saya tinggal dengan suami dan 5 anak ku dok
C: Apa Pendidikan terakhirnya bu?
P: SMA dok
C: Pekerjaan nya apa skarang?
P: Saya IRT ji dok
C: ohh iyee bu, Jadi Apa keluhan nya, sampai ibu datang ke poli jiwa?
P: Begini dok, saya klo malam susah tidur dok, gelisah terus saya rasa dok.
C: Dari kapan ibu alami susah tidur?
P: kurang lebih 3 tahun yang lalu dok, tapi memberat sekitar 7 hari ini dok.
C: kira-kira menurut ibu, apa pemicu nya sampai ibu sulit tidur?
P: kadang ndak ada dok, tiba tiba muncul begitu. Kan saya sering keluar masuk
rumah sakit dok. Karena ini penyakitku
C: apa biasanya keluhannya ibu kalo masuk rumah sakit selain gelisah dan sulit
tidur ?
P: saya sering sesak napas tiba tiba dok, sampe gemetaran dan pusing
C: oiya, berarti ibu sudah sering konsumsi obat juga ya?
P: iya dok, tapi kayak ndak ada perubahan saya rasa. Makanya saya coba datang
kesini
C: oh begitu. apakah ibu memiliki masalah dengan keluarga?
P : tidak ada dok, sejauh ini hubungan saya dengan keluarga baik-baik saja dok.
C : apa yang dirasakan ibu apabila gejala nya timbul?
P: itu tadi dok, kalau saya sudah mulai khawatir, saya sering sakit kepala,
perasaan tidak enak, sesak nafas kadang sampe gemetaran dok.
C : Waktu-waktu kapan saja kekhawatiran nya paling sering muncul?

P : Hampir setiap hari dok, tidak hanya di malam hari. Kadang-kadang juga siang
hari dok. Kadang kalo ingat anakku, sama ingat ini penyakitku. Saya takut
mati begitu dok. Jadi karena ini semua, saya tidak bisa konsentrasi dan fokus
kalo sedang ada yang saya kerja
C : Hanya itu saja bu?
P: Iyaa dok, hanya itu saja
A: ohh iyaa, Terima kasih bu, untuk pemeriksaan lanjutan nya, saya serahkan ke
dokter spesialis jiwa nya yah bu
P : oh iyaa dok, Terima kasih
C: Iyaa bu, sama-sama

Anda mungkin juga menyukai