Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Disusun Oleh :
NAMA

: RUKMANA

STAMBUK

: G 301 12 008

KELOMPOK : III (TIGA)


JURUSAN

: KIMIA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013

61

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium
Mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya
dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun
yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam
Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap
percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda.
Ada

banyak

jenis-jenis

Laboratorium,

diantaranya

adalah

Laboratorium Mikrobiologi. Secara sederhana mikrobiologi dapat diartikan


sebagai

organisme

memungkinkan

yang

untuk

berukuran

melihatnya

sangat

dengan

kecil

mata

sehingga

telanjang.

tidak
Namun

mengamati aktivitas mikroorganisme ini sangat menyenangkan, dan bila


diperdalam

dengan sangat sungguh-sungguh mikroorganisme

dapat

memberikan keuntungan pada manusia terutama untuk industri pangan,


mungkin inilah sebabnya kenapa mikrobiologi menjadi salah satu mata
kuliah yang perlu untuk dipelajari. Alat yang digunakan untuk melihat
mikroorganisme adalah mikroskop. Mikroskop ini dapat kita temukan
hampir di setiap laboratorium, termasuk Laboratorium Mikrobiologi. Selain
mikroskop, alat-alat lainnya adalah erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi,
pipet tetes, rak tabung reaksi, triangle, jarum ose, cawan petri, pipet mikro,
tip, laminar air flow, incubator, vortex, magnetic stirrer, colony counter,
autoclave dan lain-lain. Setiap alat ini mempunyai fungsi dan peran yang
berbeda-beda.

61

Pengenalan alat ini sangat penting demi kelancaran praktikum kita


selanjutnya. Dalam sebuah praktikum, tentu saja praktikan tidak dapat
secara langsung menggunakan alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
cukup untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan
alatalat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran
praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan.
1.2

Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam
mikrobiologi
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat-alat tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

61

laboratorium

Mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang


organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikrobiologi mencakup studi tentang bakteri (bakteriologi), virus (virulogi),
khamir dan jamur (miko-logi), protozoa (protozoologi), beberapa ganggang, dan
beberapa bentuk kehidupan yang tidak sesuai untuk dimasukkan kedalam
kelompok tersebut diatas. Bentuk kehidupan yang kecil seperti itu disebut
mikroorganisme. Kadang-kadang disebut mikroba atau dalam bahasa sehari-hari,
mikroba (Volk, 1993).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui namanamanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat
dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan
didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut
telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang
kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan
khusus sesuai dengan kebutuhan (Imam khasani, 2000).
Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat
yang berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan
di laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi,
cawan petri, pipet ukur, pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala,
pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga
dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi. Di samping peralatan gelas tersebut,
pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain :
autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulum), jarum preparat, gelas objek,

61

kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan


mikroorganisme dengan suhu tertentu yang kostan, spektrofotometer untuk
mengukur kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk mencairkan
medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian
fermentasi (Alfi, 2013).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil
praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan di dalam wadah, bahan kimia
yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam.
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada
dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian
praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium
harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para
praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan
aman, produktif, dan efesien (Tandra, 2013).
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan
kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat
praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat
tersebut. Alat-alat praktikum sangat di butuhkan dalam proses penilitian atau pun
prktikum terutama dalam proses praktikum kimia ada banyak sekali alat-alat yang
digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing di dalam bidang keilmuan atau
pun proses penilitian tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. alat-alat
laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang
baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit

61

mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar.
Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang
(Hokayuruke, 2013).
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat untuk
melakukan percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang
dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada
umumnya bentuk dan ukuran dan tata ruang suatu laboratorium di desain
sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuknya, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian karena
fungsi laboratorium tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan
dalam konteks proses belajar mengajar. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai
seluas 100 m dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan setiap rasio
setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m dari keseluruhan luas
laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m untuk setiap mahasiswa (Suprianto, 2006).
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk
mendukung kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila
mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi
nama alat, fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang
akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh, selama
praktikum mahasiswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia.
Mahasiswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam
praktikum sehingga mahasiswa memperoleh hasil praktikum seperti yang
diharapkan (Maink, 2013).
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat alat yang digunakan,
salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
adalah alat sterilisasi. Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan
menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air,
sehingga suhu dapat mencapai 1210C. Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai
tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit. Media biakan yang telah

61

disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh mikroorganisme yang
terdapat disekelilingnya. Pemanasan basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat
digunakan untuk mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-alat yang
tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi
dengan pemanasan kering karena dengan autoklaf tidak hanya mematikan
mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya. Waktu sterilisasi sangat
bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan. Lamanya waktu
sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan.
Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan kering atau
oven (Maink, 2013).
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak
mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium, penulisan alat-alat
diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat laboratorium dapat digunakan
dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan
penyimpanan yang memadai (Koesmadja, 2006).
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout
bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan
begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum
membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan
laboratorium dan ukuran-ukuran ruang (Hilmi, 2007).
Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril.
Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada
praktikum yang dilakukan. Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau
bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan
yang dapat berbahaya dan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar, bila tidak digunakan dengan baik. Seperti layaknya pekerjaan
lain, bekerja dalam laboratorium kimia juga mempunyai resiko kecelakaan kerja.

61

Resiko ini dapat disebabkan karena faktor ketidaksengajaan, keteledoran dan


sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia (Tandra, 2013).
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur
waktu. Colony counter berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang
tumbuh setelah di inkubasi di dalam cawan, karena adanya kaca pembesar. Selain
itu alat ini juga dilengkapi dengan skala yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat direset. Mikropiper adalah alat untuk
memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l.
Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat
diatur volume pengambilannya (adjust table volume pippete) antara 1 l sampai
20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu
pilihan volume ( fixed volume pippete) misalnya mikropipet 5 l. Dalam
penggunaannya mikropipet memerlukan tip. Cawan petri berfungsi untuk
membiakan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat di tuang ke cawan bagian
bawah dan bagian atasnya digunakan sebagai penutup. Cawan perti tersedia
dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm,
dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedang cawan yang berdiameter 9
cm, kira-kira cukup di isi media sebanyak 10 ml. Pipet ukur merupakan alat yang
digunakan untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia
berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5
ml,

dan 10 ml.

Cara penggunaannya

adalah

cairan

disedot dengan

bantuan filler sampai pada volume yang diinginkan.Kebersihan alat-alat yang


digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan
perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan
dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang tidak steril dapat menyebabkan
kegagalan pada praktikum yang dilakukan (Sudarmadji, 2005).

61

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal

: Senin, 09 Desember 2013

Pukul

: 13.00 WITA Selesai.

Tempat

: Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA


UNTAD

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Autoklaf
Bunsen
Cawan petri
Gelas ukur
Kaca preparat
Spatula
Corong kaca
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi.
Hot plate

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Laminar air flow


Mikroskop
Jarum ose
Oven
Pipet tetes
Enkas
Inkubator
Colony Counter
Handsprayer

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1.

Menyiapkan

alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

2.

mikrobiologi.
Mengamati bagian-bagian dari alat tersebut dan mengetahui fungsinya
masing-masing.

61

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No
1.

Nama Alat

Gambar

Fungsi

Tabung

Untuk menyimpan

reaksi

mikroorganisme dalam
medium cair atau padat, alat
pengenceran, untuk
pengujian mikrobiologis.

2.

Rak tabung

Untuk tempat berdirinya

reaksi

tabung reaksi/ penyangga


tabung reaksi sewaktu

3.

meletakkkan hasil reaksi.


Untuk meletakkan objek

Kaca preparat

yang akan diamati pada


objek.
4.

Jarum ose

Untuk mengambil dan


menggores sampel yang
akan diamati.

5.

Autoklaf

Untuk mensterilkan suatu


benda dengan menggunakan
uap.

61

6.

Oven

Untuk mensterilkan alat-alat


gelas yang tahan terhadap
panas.

7.

Inkubator

Inkubator berfungsi sebagai


menumbuhkan bakteri pada
suhu tertentu,
menumbuhkan ragi dan
jamur, dan menyimpan
biakan murni
mikroorganisme pada suhu
rendah, atau tempat
penyimpanan hasil

8.

penanaman mikroba
Untuk memanaskan dan

Bunsen

mensterilkan alat-alat yang


terbuat dari platina.

9.

Cawan petri

Sebagai tempat
pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan
sebagai tempat pengujian
sampel.

61

10.

Pipet tetes

Untuk mengambil dan


memindahkan bahan.

11.

Corong kaca

Untuk memasukkan cairan


ke dalam suatu tempat yang
sempit mlutnya.

12.

Gelas ukur

Untuk mengukur volume


suatu larutan.

13.

Spatula

Untuk mengambil zat atau


sampel dalam bentuk
padatan.

14.

Handsprayer

untuk membersihkan tangan


dari mikroba sebelum
masuk tangan ke inkubator

61

15.

Mikroskop

Untuk membesarkan benda


sehingga membantu dalam
pengamatan atau melihat
benda kecil.

16.

Laminar air

Tempat pengerjaan mikroba

flow

khususnya bakteri secara


aseptik

17.

Enkas

Berfungsi sebagai tempat


penanaman mikroba. Atau
sebagai tempat pengerjaan
mikroba seperti mengisolasi
mikroba.

18.

Colony

alat untuk menghitung

Counter

jumlah koloni bakteri atau


mikroorganisme

19.

Hot Plate

Untuk memanaskan larutan

61

4.2 Pembahasan
Praktikum yang berjudul Pengenalan Alat Labratorium Mikrobiologi
ini membahas mengenai alat-alat yang akan dipergunakan pada praktikum
Mikrobiologi Umum. Pada praktikum pertama ini, diperkenalkan pada
beberapa peralatan yang nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi,
diantaranya yaitu autoclave, tabung reaksi, pipet tetes, oven dan lainnya. Alatalat ini juga dapat kita temukan pada Laboratorium lain, namun alat yang
sama bisa saja mempunyai fungsi yang berbeda di laboratorium yang beda,
contohnya tabung reaksi. Pada laboratorium kimia, tabung reksi digunakan
sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat dalam jumlah kecil sementara di
laboratorium mikrobiologi tabung reaksi digunakan untuk uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat ditutup dengan menggunakan
kapas, tutup metal, plastic ataupun aluminium foil. Tujuannya adalah untuk
menghindari kontaminasi dari udara luar.
Mikroskop dapat dikatakan sebagai alat penting di laboratorium ini,
dikarenakan yang akan diteliti adalah mahluk-mahluk yang berukuran mikro
(sangat kecil). Mikroskop berfungsi untuk membesarkan benda sehingga
membantu dalam pengamatan atau melihat benda kecil. Mikroskop pertama
dibuat oleh Antonio Van Leeuwenhoek, mikroskop ini awalnya masih sangat
sederhana namun pada saat sekarang mikroskop jauh lebih modern dan sudah
mempunyai tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi. Menurut (Mored,
2005) mikroskop ini tersusun atas beberapa bagian, diantaranya :
1. Lensa okuler, lensa yang berfungsi untuk memebentuk bayangan maya,
tegak dan diperbesar
2. Lensa objektif, untuk membentuk bayangan nyata
3. Makrometer (pemutar kasar), berfunngsi untuk menaikan dan menurunkan
mikroskop secara cepat
4. Mikrometer (pemutar halus), berfungsi menaik turunkan mikroskop secara
lambat
5. Revolver, untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya

61

6. Diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk


7. Meja mikroskop, tempat objek yang akan diamati
8. Penjepit kaca, untuk menjepit kaca yang terbuat dari plastic
9. Lengan mikroskop, sebagai pegagang pada mikroskop
10. Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau penatur
tegaknya mikroskop
11. Tabung mikroskop, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa lensa
objektif dan lensa okuler
12. Pemutar,
a. Pemutar kasar, berfungsi untuk menggerakkan tabung dengan
penggeser berat dan mengatur jarak objek dengan lensa sehingga
diperoleh bayangan yang jelas
b. Pemutar halus, berfungsi untuk mengatur tabung dengan penggesaran
kecil, sehingga focus lebih tepat dan kita amati nampak lebih jelas.
Untuk peralatan gelas, berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat
diketahui bahwa yang termasuk alat-alat yang terbuat dari gelas yaitu tabung
reaksi, pipet tetes, cawan petri, gelas ukur dan corong kaca. Tabung reaksi
biasanya kita gunakan untuk mereaksikan suatu zat, namun pada praktikum
mikrobiologi

tabung

reaksi

digunakan

untuk

uji-uji

biokimiawi

dan

menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.
Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar
miring (slants agar). Pipet tetes digunakan untuk mengambil dan memindahkan
bahan sedangkan cawan petri fungsinya sebagai tempat pertumbuhan mikroba
secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Gelas ukur berfungsi
untuk mengukur volume suatu larutan. Corong digunakan untuk memasukkan
cairan ke dalam suatu tempat yang sempit mulutnya, seperti labu ukur, buret dan
sebagainya.
Adapun yang termasuk alat-alat sterilisasi yaitu autoklaf, oven, dan bunsen.
Autoklaf digunakan untuk mensterilkan suatu benda dengan menggunakan uap,
sedangkan untuk oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan
terhadap panas dan bunsen fungsinya untuk memanaskan dan mensterilkan alatalat yang terbuat dari platina. Bunsen digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi
61

dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk


memastikan kesterilannya jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader
dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. Bunsen berbahan bakar gas yang disalurkan
melalui pipa sedangkan pembakar spirtus berbahan bakar spirtus (methanol).
Namun pembakar spirtus lebih mudah ditemukan di banyak laboratorium karena
efisien dan portable. Tersedia juga alat loop incinerator / electric bunsen burner /
electric incinerator untuk membakar jarum inokulum. Ujung jarum inokulum
dapat dimasukkan ke dalam tabung keramik panas (815oC) selama 6 detik untuk
mensterilisasinya. Pembakar spirtus dapat menciptakan sirkulasi udara dari bawah
ke atas melewati api karena proses pembakaran. Seringkali hal ini dianggap
mampu menciptakan lingkungan udara yang aseptis disekitar pembakar spirtus,
tetapi jika memang load kontaminasi besar dan banyak gangguan aliran udara
maka hal ini juga tidak sepenuhnya benar. Oleh karena itu sebaiknya tetap
menggunakan LAF jika menginginkan kerja pada udara yang steril.
Alat-alat lain yang diperkenalkan di laboratorium, salah satunya yaitu
laminar air flow, inkubator, handsprayer, colony counter dan jarum ose. Laminar
air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini
berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan
berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga
kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya
tangan kita diberi alkohol terlebih dahulu. Jarum ose digunakan untuk mengambil
dan menggores sampel yang akan diamati. Inkubator berfungsi sebagai
menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, dan
menyimpan biakan murni mikroorganisme pada suhu rendah, atau tempat
penyimpanan hasil penanaman mikroba. Colony Counter berfungsi alat untuk
menghitung jumlah koloni bakteri atau mikroorganisme sedangkan handsprayer
berfungsi sebagai tempat alcohol 70% untuk menyemprotkan alcohol ketangan
sebelum masuk ke incubator agar bersih dari mikroba yang ada ditangan.

61

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Alat-alat yang terdapat di laboratorium mikrobiologi ada yang terbuat dari
gelas dan dari logam dan plastik.
2. Alat-alat yang terbuat dari gelas diantaranya tabung reaksi, gelas ukur,
pipet tetes, cawan petri dan corong kaca.
3. Alat-alat yang terbuat dari besi contohya spatula dan jarum ose, dan alatalat yang terbuat dari plastic contohnya handsprayer.
4. Alat-alat yang termasuk alat sterilisasi yaitu autoklaf, oven dan bunsen.
5. Setiap alat yang terdapat di laboratorium memiliki fungsi masing-masing
dan memiliki prinsip yang berbeda dalam penggunannya.
5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih tertib
lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa lebih memahami fungsi dari
masing-masing alat di laboratorium mikrobiologi.

61

Daftar Pustaka
Alfi, Muhammad, 2013, Laporan Praktikum Mikrobiologi (http.muhammadalialfi.
blogspot.com/201112/laporan-praktikum-mikrobiologi-acara-1.html),
Diakses pada tanggal 09 Desemberi 2013, Palu.
Hilmi, Yusuf, 2007, Biologi Umum, Sinar Wijaya, Surabaya.
Hokayuruke, 2013, Pengenalan Alat Laboratorium (http.hokayuruke.blogspot.
com/201304/pengenalan-alat-laboratorium.html), Diakses pada tanggal 09
desember 2013), Palu.
Imam Khasani. 2005. Biokimia. Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Koesmadja. 2006. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.
Maink. 2013. Pengenalan Alat-alat di Laboratorium Mikrobiologi ( http.www.
mainanakbugis.blogspot.com201212pengenalan-alat-alat-mikrobiologi
.html), Diakses pada tanggal 09 desember 2013, Palu.
Sudarmadji, 2000, Penuntun Dasar Dasar Kimia, Lepdikbud, Jakarta.
Suprianto, Bambang, 2006, Biologi Umum II, Erlangga, Jakarta.
Tandra, Rian, 2013, Pengenalan Alat Mikrobiologi (http.www.riantandra.
wordpress.com/tag/pengenalan-alat-mikrobiologi/), Diakses pada tanggal
09 desember 2013, Palu.
Volk, Wesley., 1993, Mikrobiologi Dasar, Erlangga, Jakarta.
Walton, 2005, Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia, Ganeca, Bandung.

61

LEMBAR ASISTENSI
Nama

: Rukmana

Stambuk

: G 301 12 008

Kelompok : III
Jurusan

: Kimia

Asisten

: Komang Menuh Suci

Hari/tanggal

Keterangan

61

Paraf

61

Anda mungkin juga menyukai