0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
116 tayangan5 halaman
Tugas PKPA Apotek membahas dua studi kasus yaitu diskusi swamedikasi dan konseling resep. Pada kasus pertama, pasien diberikan Dulcolactol syrup untuk mengatasi konstipasi bayi dan Ventolin inhaler untuk meringankan sesak nafas akibat asma. Pada kasus kedua, pasien diberikan omeprazol dan ciprofloksasin karena hanya obat tersebut yang tersedia, sedangkan obat lain dicatat di copy resep untuk ditebus di apote
Tugas PKPA Apotek membahas dua studi kasus yaitu diskusi swamedikasi dan konseling resep. Pada kasus pertama, pasien diberikan Dulcolactol syrup untuk mengatasi konstipasi bayi dan Ventolin inhaler untuk meringankan sesak nafas akibat asma. Pada kasus kedua, pasien diberikan omeprazol dan ciprofloksasin karena hanya obat tersebut yang tersedia, sedangkan obat lain dicatat di copy resep untuk ditebus di apote
Tugas PKPA Apotek membahas dua studi kasus yaitu diskusi swamedikasi dan konseling resep. Pada kasus pertama, pasien diberikan Dulcolactol syrup untuk mengatasi konstipasi bayi dan Ventolin inhaler untuk meringankan sesak nafas akibat asma. Pada kasus kedua, pasien diberikan omeprazol dan ciprofloksasin karena hanya obat tersebut yang tersedia, sedangkan obat lain dicatat di copy resep untuk ditebus di apote
1. Seorang remaja datang ke Apotek untuk membeli obat untuk keponakannya. Informasi yang didapat setelah penggalian informasi kepada remaja tersebut yaitu bayi berusia 15 bulan mengeluhkan konstipasi selama 2 hari, lemes, rewel, dan sering nangis. Diberikan ASI lancar dan makanan tambahan bubur bayi teratur, belum minum obat apapun. Subjective - Lemes - Rewel - Konstipasi 2 hari Objective - Pasien berusia 15 bulan Assessment - Pasien membutuhkan obat untuk mengatasi konstipasinya. Plan - Pasien diberikan Dulcolactol syrup untuk mengatasi konstipasinya KIE yang diberikan - Pasien diberikan informasi mengenai aturan dan cara penggunaan obat yang baik yaitu diminum sehari 2 x 1 sendok teh (5 mL). - Pasien juga diberikan informasi penggunaan obat ini tidak untuk penggunaan jangka panjang, jangan mengambil lebih sering daripada yang direkomendasikan atau untuk waktu yang lebih lama dari yang direkomendasikan. Jangan gunakan obat pencahar lainnya saat mengambil laktulosa. Pemberian terus ASInya secara aktif dan bahan makanan penunjang pada umurnya dengan teratur dan pemberian air putih yang banyak. Jangan gunakan jika mengalami sakit perut, mual, atau muntah (DIH, 2009) Pembahasan Pada pemberian Dulcolactol syrup sudah sesuai diberikan untuk mengatasi konstipasi, karena dimana Dulcolactol mengandung laktulosa sebagai zat aktif. Dan pada saat dikolon, laktulosa terhidrolisa menghasilkan pH asam menghambat difusi NH3 ke dalam darah dengan menyebabkan konversi NH3 menjadi NH4+, juga meningkatkan difusi NH3 dari darah ke usus di mana konversi ke NH 4+ terjadi; menghasilkan efek osmotik di usus besar dengan hasil yang dihasilkan mempercepat peristaltik sehingga feses menjadi lebih lunak (DIH, 2009).
2. Remaja berumur 18 tahun datang ke apotek menginginkan obat asma berbentuk
inhaler untuk mempermudah pengobatan bila tiba-tiba kambuh. Dari hasil penggalian informasi didapat pasien mempunyai riwayat asma dan biasa mengkonsumsi obat oral salbutamol untuk pengobatan asmanya. Subjective - Pasien perempuan - Umur 18 tahun Objective - Mempunyai riwayat asma - Konsumsi obat oral salbutamol Assessment - Pasien membutuhkan obat asma dalam bentuk sediaan inhaler untuk mempermudah pengobatan bila tiba-tiba sesak nafasnya kambuh. Plan - Pasien diberikan Ventolin inhaler untuk meringankan dan mengatasi sesak nafas akibat asma. KIE yang diberikan - Pasien diberikan informasi mengenai aturan penggunaan obat yang baik yaitu sehari 1-2 puff dosis 3-4 kali/hari. - Pasien juga diberikan informasi cara penggunaan Ventolin inhaler yaitu 1) Jika perlu menggunakan lebih dari satu isapan per dosis, tiap akan diberikan harus memberikan jeda waktu di antara setiap isapan dan berikan jeda 1-2 menit. 2) Jangan menarik dan membuang napas dengan terlalu cepat di antara setiap isapan. 3) Duduk tegak atau berdiri tegak saat menggunakan inhaler. 4) Kocok inhaler dengan baik sebelum menghirupnya. 5) Langsung tarik napas begitu Anda menekan inhaler. 6) Tahan napas selama minimal 10 detik setelah menghirupnya. 7) Bersihkan inhaler setiap bulan. Bersihkan mouthpiece setelah setiap penggunaan. Keringkan secara alami. Jangan gunakan kain untuk mengelapnya hingga kering Pembahasan Pada pemberian Ventolin inhaler sudah sesuai diberikan untuk mengatasi asma, karena dimana Ventolin inhaler ini mengandung salbutamol yang dimana sama dengan penggunaan obat sebelumnya. Dengan mekanisme kerja Agonis reseptor beta2 dengan beberapa aktivitas beta1 yang dapat melemaskan otot polos bronkus sehingga mengurangi sesak yang diderita (Medscape, 2018). B. Studi Kasus Diskusi dan Konseling Resep
Resep yang didapat yaitu Spasmeco yang berisi hyoscine 10 mg
dan metampiron 250 mg, Omeprazol dan Ciprofloksasin. Dari hasil skreening resep yang dilakukan kelengkapan resep tersebut sudah lengkap. Pada pemberian obat kepada pasien yang tersedia di Apotek adalah omeprazol dan ciprofloksasin, untuk spasmeco di apotek tidak tersedia baik obat merek tersebut ataupun merek lainnya. Setelah konfirmasi ulang, pasien setuju untuk menebus hanya 2 obat saja. Untuk pemberian obat pasien diberikan omeprazol sebanyak 10 kapsul dengan diminum sehari 2x1 kapsul sebelum makan. Sedangkan untuk Ciprofloksasin diberikan sebanyak 10 tablet dengan diminum sehari 2x1 tablet setelah makan dan pemberian informasi untuk antibiotik ciprofloksasin harus dihabiskan dan untuk penggunaan obatnya diminum secara teratur. Setelah itu pasien dibuatkan copy resep untuk menebus obat yang tidak tersedia dan dapat menebus di apotek lainnya. Reference : Charles, F., Lora, L., Marton, P., and Leonard, L., 2009,Drug Information Handbook, 18th edition, Lexi-Comp, American.