Anda di halaman 1dari 6

1.

SIFAT ASURANSI KESEHATAN


Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko
perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu
menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing
peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh
jaminan.
Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah
satu cara yang terbaik untuk mengantisipasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan,
dengan pertimbangan sebagai berikut :

Pemerintah dapat mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan dari sektor


kesehatan.

Meningkatkan efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat


dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.

Memeratakan beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih
luas sehingga dapat mengurangi resiko secara individu.

Sifat-sifat asuransi kesehatan antara lain :


Bersifat Aleatory
Kontrak pada umumnya mempunyai keseimbangan nilai tukar
(economic value) antara kewajiban dan hak bagi pihak pertama maupun pihak
kedua. Namun kontrak asuransi memberikan nilai manfaat jauh lebih besar
dibandingkan kewajiban premi yang harus dibayarkan oleh peserta. Sebagai
contoh, seseorang yang menjadi peserta asuransi kesehatan membayar premi
sebesar Rp 250.000 tiap bulan. Baru saja empat bulan ia membayar premi ia
terkena serangan jantung dan memerlukan pembedahan yang memakan biaya
(nilai tukar) Rp 150 juta. Asuradur akan memberikan manfaat tersebut, walaupun

premi yang dibayarkan baru Rp. 1 juta (4 x Rp 250.000), karena dalam kontrak
asuransi tersebut pembedahan jantung ditanggung penuh. Tanpa kontrak yang
bersifat aleatori, tidak mungkin peserta yang membayar premi Rp. 1 juta,
mendapatkan manfaat Rp 150 juta. Dalam hal ini, peserta tersebut tidak
berhutang Rp 149 juta ke perusahaan asuransi. Jika saja ia berhenti menjadi
peserta setelah itu, peserta tidak mempunyai kewajiban membayar premi lagi,
sebaliknya peserta tersebut juga tidak mempunyai hak mendapatkan manfaat
lagi dan juga tidak akan dituntut untuk melunasi selisih biaya sebesar Rp 149
juta. Sebaliknya, seorang peserta atau pemegang polis yang telah membayar
premi sebesar Rp 250.000 per bulan selama 10 tahun (total 10x12xRp.250.000
atau Rp 30 juta, tanpa perhitungan bunga), akan tetapi ia tidak pernah sakit,
sehingga tidak pernah mengklaim manfaat asuransi. Peserta itu tidak berhak
sama sekali atas manfaat asuransi (menerima hak senilai Rp 0 rupiah), karena
tidka ada kondisi yang memenuhi ketentuan kontrak (sifat kondisional). Asuradur
tetap berhak menerima Rp 30 juta (plus bunga) tanpa kewajiban membayar
apapun kepada tertanggung.
Bersifat Adhesi
Dalam ikatan kontrak pada umumnya kedua belah pihak
mempunyai informasi yang relatif seimbang tentang nilai tukar dan kualitas
barang atau jasa yang diatur dalam kontrak. Namun pada kontrak asuransi,
pihak peserta atau pemegang polis, khususnya pada asuransi individual, tidak
memiliki informasi yang seimbang dengan informasi yang dimiliki asuradur.
Asuradur tahu lebih banyak tentang probabilitas terjadinya sakit dan biaya-biaya
pengobatan yang diperlukan untuk mengobati sakit tersebut, sedangkan pihak
peserta tidak mengetahuinya dengan baik. Akibatnya, sulit bagi peserta untuk
menilai apakah premi yang dibebankan kepada mereka itu murah, wajar, atau
terlalu mahal. Dengan kata lain, peserta berada pada posisi yang lemah
(ignorance). Itulah sebabnya, dalam industri asuransi dimanapun di dunia,
pemerintah selalu mengatur dan mengawasi secara ketat berbagai aspek
penyelenggaraan asuransi baik dalam hal paket jaminan dan ketentuan polis
menyangkut isi, bahasa, dan bahkan ukuran huruf dalam polis, dan berbagai

persyaratan asuradur yang menjamin peserta akan menerima haknya, jika obyek
asuransi terjadi. Dalam dunia asuransi,
kontrak semacam ini sering disebut sebagai kontrak take it or leave it.
2. CIRI-CIRI YANKES
Ciri-ciri pelayanan kesehatan
P:

Pleasantness
Seorang petugas harus mampu menyenangkan pelanggan.

E:

Eagerness to help others


Seorang memiliki keinginan yang kuat dari dalam dirinya untuk membantu

R:

Respect for other people


Seorang harus menghargai dan menghormati pelanggan.

S:

Sense of responsibility is a realization that what one does and says is


important.
Seorang harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
perkataannya terhadap pelanggan.

O:

Orderly mind is esenssial for methodical and accurate work


Seorang harus memiliki jalan jalan pemikiran yang terarah dan
terorganisasi untuk melakukan pekerjaan dengan metode baik dan tingkat
ketepatan yang tinggi.

N:

Neatness indicates pride in self and job


Seorang harus memiliki kerapian dan bangga dengan pekerjaanya sendiri.

A:

Accurate in everything done is of permanent importance


Seorang harus melakukan pekerjaan dengan keakuratan atau ketepatan
atau ketelitian, hal ini merupakan sebuah nilia yang sangat penting.

L:

Loyality to both management and colleagues make good time work


Seorang harus bersikap setia pada management dan rekan kerja,
merupakan kunci membangun kerja sama.

I:

Intelligence use of common sense at all time


Seorang harus senantiasa menggunakan akal sehat dalam memahami
pelanggan dari waktu ke waktu

T:

Tact saying and doing the right thing at the righ time
Seorang harus memiliki kepribadian, berbicara, bijaksana dan melakukan
pekerjaan secara benar.

Y:

Yearning to be good servive clerk and love of the work is essential


Seorang mempunyai keinginan menjadi pelayan yang baik serta mencintai
pekerjaannya.

Tingkat pelayanan kesehatan


Menurut Leavel & Clark
1. Health promotion (promosi kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui
peningkatan kesehatan Bertujuan utk meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Cth: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Specifik protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalahmasy terlindung dr bahaya/ penyakit2 tertentu
Cth : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
3. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit Dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit Cth : survey penyaringan kasus
Lembaga Pelayanan Kesehatan
Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat
untuk meningkatkan status kesehatan
Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan
terdiri dari :
o Rawat Jalan
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pd tingkat pelaksanaan

diagnosis & pengobatan penyakit akut/ mendadak & kronis yg


dimungkinkan tdk terjadi rawat inap.
o Institusi
Merupakan lembaga pelayanan kesehatan yg fasilitasnya cukup dlm
memberikan berbagai tk. pelayanan kesehatan Cth : RS, pusat
rehabilitasi.
o Hospice
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yg difokuskan pd klien dg
sakit terminal sampai melewati masa terminal dg tenang Biasanya
digunakan dlm home care.
o Community Based Agency
Dilakukan di keluarga klien, spt praktek perawat keluarga.
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan & pelayanan kesehatan masyarakat.Terdapat
tiga bentuk pelayanan kesehatan, yaitu :

Primary health care (pelayanan kesehatan tk. pertama)


Dilaksanakan pd masyarakat yg memiliki masalah kesehatan yg
ringan/masyarakat sehat sehingga kesehatan optimal & sejahtera
- Sifat pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan dasar

- Puskesmas, balai kesehatan.


Secondary health care (pelayanan kesh tk. Kedua)
Untuk klien yg membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak
dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.

- RS yg tersedia tenaga spesialis.


Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat Ketiga)
- Tingkat pelayanan tertinggi
- Membutuhkan tenaga ahli/subspesialis & sbg tempat rujukan utama
seperti RS tipe A atau B.

Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar &
rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada tingkat pelayanan dasar
dilakukan di lingkup puskesmas dengan pendekatan askep keluarga & komunitas yang
berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan, diantaranya mengenal masalah

kesehatan secara dini, mengambil keputusan, menanggulangi keadaan darurat,


memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi
lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada
ruang/lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep
medikal bedah, askep maternitas, askep gawat darurat.

Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan :


Ilmu pengetahuan & teknologi baru
Pergeseran nilai masyarakat
Aspek legal dan etik
Ekonomi
Politik

Anda mungkin juga menyukai