Anda di halaman 1dari 10

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

SOSIOLOGI KELAS XII


April 9, 2014 by karyatikay
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TENTANG RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL
DI KELAS XII MA AL-INAAYAH GUNUNG SINDUR BOGOR

1.1.

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi
tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor
eksternal yang datang dari lingkungan.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Proses
pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja
menuntut aktifitas dan kratifitas guru dalam menciptakan lingkungan pengajaran yang kondusif
dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Untuk memenuhi tuntutan tersebut guru
harus melakukan metode dan strategi belajar mengajar, diharapkan siswa dapat menguasai bahan
pelajaran yang disampaikan guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran
yang akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam interaksi
anak didik harus aktif dan kreatif, sedangkan guru hanya berperan sebagai motivator, mediator
dan fasilitator. Masing-masing anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda dari satu anak
didik dengan anak didik yang lainnya. Perbedaan anak didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik.
Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan
kekuasaan, karena hal tersebut dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.
Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan dengan tujuan

untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma
sosial dan norma agama.
1.2.

Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1.2.1.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas model pembelajaran berdasarkan masalah tentang materi


pembelajaran rancangan penelitian sosial di kelas XII MA Al-Inaayah Gunung Sindur
Bogor ?
2. Apakah model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa?
3. Faktor-faktor apakah yang mendorong keaktifan siswa melalui model pembelajaran
berdasarkan masalah tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas XII MA AlInaayah Gunung Sindur Bogor ?
1.2.2.

1.3.

Pemecahan Masalah

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas
XII MA Al-Inaayah Gunung Sindur Bogor.
2. Mengetahui kelebihan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahui sejauhmana keaktifan siswa melalui model pembelajaran berdasarkan
masalah tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas XII MA Al-Inaayah Gunung
Sindur Bogor.

1. 4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Siswa : Siswa mampu memecahkan masalah-masalah sosial tentang nilai dan norma
sosial melalui model pembelajaran berdasarkan masalah..

2. Guru : Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan model pembelajaran yang


tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di
kelas.
3. Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah baik kualitas dan
kuantitasnya serta mengembangkan kurikulum.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1.

Motivasi

Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat,
bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak
perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia, sehingga lahirlah sebuah pendapat
bahwa manusia di samping sebagai mahluk rasionalistik, ia juga sebagai mahluk yang
mekanistik yaitu mahluk yang digerakan oleh sesuatu nalar (Chapin, 2001). Yang disebut naluri
atau insting.
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku
yang menuntut seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Menurut M. Utsman Najati, motivasi
adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas mahluk hidup dan menimbulkan
tingkah laku, serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.
Motivasi memiliki tiga komponen yaitu : Pertama, menggerakan, dalam hal ini motivasi
dapat menimbulkan kekuatan para individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif dan kecenderungan
mendapatkan kesengangan. Kedua, mengarahkan, motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Ketiga, menopang artinya motivasi digunakan
untuk menjaga dan menopang tingkah laku. Lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan
arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
2.2.

Belajar

Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa
berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman. Di samping itu ada pula
sebagian orang memandang belajar adalah semata-semata mengumpulkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, latihan membaca dan menulis. Berdasarkan
persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah
mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah, walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti
hakikat dan tujuan keterampilan tersebut.

Jika kita renungkan sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut ahli pendidikan adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru dari pengalamanpengalaman dan latihan.
Para ahli pendidik modern mendefinisikan belajar adalah merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah perubahan yang relatif dan mantap, belajar menyangkut aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan, belajar suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng
sebagai hasil latihan yang diperkuat dan belajar adalah merupakan proses yang secara umum
menetap, ada kemampuan bereaksi, adanya suatu yang diperkuat dan dilakukan dalam bentuk
praktek dan latihan.

2.3.

Model Pembelajaran Pemecahan Berdasakan Masalah

Model pembelajaran zigsaw dikembangkan oleh Aronson tahun 1978. dalam metode ini
siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas yang berbeda. Siswasiswa yang mendapat tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok-kelompok baru dan
bekerjasama menyelesaikan tugasnya, kemudian setiap siswa kembali ke kelompok semula
sebagai expert di bidangnya masing-masing.
Langkah-langkan model pembelajaran zigsaw adalah :
1).

Siswa dibagi atas 6 kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)

2). Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi
beberapa sub bab.
3). Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.
4). Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5). Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temantemannya

6).

Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan penjelasan

7).

Guru memberikan quiz

8).

Evaluasi

9).

Penutup

Metode pemecahan masalah merupakan metode yang menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak
mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan metode ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa
dalam belajar sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
Pengetahuan yang didapat siswa semakin berkembang, setiap materi yang didapat
dianalisa sesuai dengan bidang-bidang tertentu berdsasarkan pengalaman-pengalaman siswa.
Dengan model pembelajaran ini motivasi siswa semakin meningkat dan hasil pembelajarannya
diharapkan lebih bermakna.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas XII IPS MADRASAH
ALIYAH Al-INAAYAH yang berlokasi di Jalan Pon-Pes Al-Inaayah Pondok Miri Rawakalong
Kecamatan Gunung Sindur Bogor.
Jumlah siswa 30 orang dengan latar belakang sosial ekonomi, suku dan budaya
yang heterogen.
3.2.

Persiapan Penelitian

Untuk memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami


telah mempersiapkan instrumen dan penilaian.
3.3.

Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu :

3.3.1. Siklus pertama yang meliputi :

A. Pendahuluan
Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :
KD

: Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat.

Indikator : Mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial


B. Langkah Utama
1). Guru membagi siswa atas 6 kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang).
2). Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub bab.
3). Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.
4). Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5). Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temantemannya.
6). Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan penjelasan

C. Langkah Penutup
Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang kreatif dan aktif
dalam diskusi.

3.3.2. Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1

3.4.

Pembentukan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator
meneliti menggunakan instrumen berupa :
a. Catatan yang meliputi Persiapan, Pelaksanaan dan Penelitian

b. Lembar Evaluasi
c. Lembar Observasi
d. Angket

3.5.

Analisa dan Refleksi


Data yang dicatat tiap langkah meliputi :
a. Data hasil pemahaman materi belajar

b. Data hasil motivasi belajar dalam melaksanakan tugas mencari contoh kasus di masyarakat
tentang perubahan sosial dan diskusi.
Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang hendak
dicapai. Jika tujuan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka kualitas dan kuantitas
pendidikan di sekolah akan menjadi lebih baik.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Model pembelajaran zigsaw terlihat asing bagi siswa kelas XII IPS MA AL-INAAYAH
PONDOK MIRI RAWAKALONG, karena belum pernah. Tahap awal praktek peneliti agak
banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman
belajar, seperti bagaimana menggunakan ala-alat, bagaimana melakukan demonstrasi, bagaimana
melakukan wawancara, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi
dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). MA AL-INAAYAH PONDOK MIRI
RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR belum mempunyai laboratorium IPS, sehingga
siswa tidak dapat melakukan pratikum di laboratorium tersebut. Setelah siswa dianggap cukup
untuk memahami model pembelajaran zigsaw, selanjutnya pembelajaran diberikan pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)
1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari.
2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan
3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya

4). Membentuk kelompok


5). Memonitor seluruh tugas siswa
6). Mendiagnosa kesulitas siswa
7). Melakukan penilaian

Angket siswa tehadap pelajaran sosiologi


a. Diberikan sebelum memulai pembelajaran
Hasilnya : kurang termotivasi
b. Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam pelaksaan
diperoleh hasil cukup baik.
c. Observasi motivasi siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik

Refleksi I
Dari data observasi motivasi siswa dalam belajar sosiologi diperoleh hasil cukup baik, hal
ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan hasil penemuannya kurang
terbiasa, siswa menemukan beberapa kesulitan dan ketika dicoba lagi akhirnya mereka mulai
mengerti.
Refleksi II
Dari data observasi motivasi siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah pernah
melakukan kegiatan tersebut dengan lancar dan siswa mulai senang dan semakin termotivasi,
bahkan mereka ingin mencoba lagi melakukan metode pembelajaran tersebut.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas XII MA. ALINAAYAH PONDOK MIRI RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR dengan
menggunakan metode zigsaw ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum bisa
mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa belum terbiasa. Setelah ada motivasi maka
pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa
sudah menunjukan peningkatan dari hasil belajar sosiologi dan siswa sangat termotivasi.
5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran
yang berkaitan dengan usaha peningkatan motivasi belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan
model zigsaw. Kemajuan dalam proses belajar mengajar dapat dialami oleh peneliti sendiri
sebagai guru bidang studi sosiologi. Hal tersebut untuk menghilangkan kejenuhan dalam
pembejaran, dan untuk meningkatkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Logos Wacana Jaya, 1996
Burhanudin dan Soejoto, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation, kelas XI IPS Muhamadiyah II Mojosari-Mojokerto. Jawa
Timur, 2006.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta, 2001
Djamarah Syaiful Bahri, Strategi Belajar Menghajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.
H. Nasar, Peran Motivasi dan Kemampuan Awal Belajar, Jakarta Delia Press, 2004
KTSP SMA/MA Diknas 2006
Malau Jawane, Model, Strategi dan Metode Pembelajaran, Diknas. Dirjen Pendidikan dasar
dan Menengah, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, DKI Jakarta
Rocyadi Yadi, Model-Model Pembelajaran, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor
Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, raja Grasindo Persada, 2002
Shaleh Abdul Rahman Wahab Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam, Jakarta, Kencana, 2004

Tim Rayon 9 Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru, Jakarta,
2007
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Grasindo Persada, 1996

Anda mungkin juga menyukai