disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)
Stase Maternitas dan Anak
oleh
Sufyan Stauri, S.Kep.
NIM 142311101152
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Poli Anak RSD. dr Soebandi Jember yang telah disetujui
dan disahkan pada:
tanggal :
Juli 2016
tempat : Poli Anak
Jember,
Pembimbing Ruangan
Juli 2016
Pembimbing Akademik
NIP.
NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruangan
NIP.
1.2 Penyebab
1.2.1
1.2.2
Etiologi BBLR
A. Faktor Janin
1. Hidramnion
2. Kelainan Kromosom
B. Faktor Ibu
1. Penyakit:
a. Toksemia gravidarum
b. Perdarahan antepartum
c. Trauma fisik dan psikologis
d. Nefritisakut
e. Diabetes melitus
2. Keadaan social
3. Sebab lain
a. Ibu perokok
b. Ibu peminum alkohol
c. Ibu pecandu narkotik (Amru, 2011; Pantiawati, 2010).
2.3Klasifikasi
Semua bayi yang lahir dengan berat badan sama atau kurang dari 2500
gram desiebut dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bayi berat lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1000 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1500 gram
c. Bayi berat lahir cukup rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 15012500 gram. (Saifuddin, dkk, 2009)
Berdasarkan pengelompokan tersebut di atas, bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) dapat dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan dismaturitas.
a. Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan (berat badan
terletak antara persentil ke-10 sampai persentil ke-90 pada intrauterine growth
curve Lubchenko, disebut juga neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematic pada derajat
prematuritas, maka Usher (1975) menggolongkan bayin tersebut dalam tiga
kelompok, yaitu :
1) Bayi sangat premature (extremely premature): 24-30 minggu.
Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup,
terutama di Negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan
masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan
perawatan yang sangat intensif (perawat yang sangat terlatih dan
menggunakan alat-alat yang lengkap) agar dicapai hasil yang optimal.
2) Bayi dengan derajat premature sedang (moderately premature): 31-36
minggu.Pada golongan ini, kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik
daripada golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di kemudian
hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul
intensif.
3) Borderline premature : masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini memiliki
sifat-sifat premature dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan
dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematic seperti
yang dialami bayi premature, akan tetapi sering timbul problematic
seperti yang dialami bayi premature, misalnya sindroma gangguan
pernapasan, hiperbilirubinemia, daya hisap yang lemah dan sebagainya,
sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.
b. Dismaturitas
Yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan, atau bayi yang lahir dengan
berat badan tidak sesuai dengan masa kehamilan. (Amru, 2011).
plasenta,
infeksi,
hipertensi,
dan
keadaan-keadaan
lain
yang
seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan
selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan morbiditas
dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga
lebihbesar.
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi
risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor,
dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan
BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada
bayi preterm mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang
diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan
bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat
dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar
laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar
kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan
secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan
asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini
dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar
lerjadi Primary gasping yang kemudianakan berlanjut dengan pernafasan. Bila
terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan
akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel
tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya
asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai
dengan
penurunan
frekuensi
jantung
selanjutnya
bayi
keadaan
diantaranya
hilangnya
sumber
glikogen
dalam
jantung
akan
sama)
3. Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, disseminated
intravascular coagulopathy atau trombositopenia idiopatik. Matriks germinal
epidermal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan
terhadap perdarahan selama minggu pertama kehidupan.Tanda klinis
perdarahan intracranial :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
2.9 Penatalaksanaan
a. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
b. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat
c. Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan/bngkus
BBLSR dengan kain hangat
d. Beri lampu 60 Watt, dengan jarak minimal 60 cm dari bayi
e. Kepala bayi ditutup topi
f. Berik oksigen
g. Tali pusat dalam keadaan bersih
h. Tetesi ASI bila dapat menelan, bila tidak dapat menelan langsung rujuk ke
rumah sakit
i. Beri munim dengan sonde/ tetesi ASI
j. Bila tidak mungkin, infuse Dekstrose 10% + Bicarbonat Natrium 1,5% = 4:1.
Hari pertama 60 cc/kg/hari, hari kedua 70cckg/hari
k. Terapi Antibiotika
l. Bila
tidak
dapat
menghisap
putting
susutidak
dapat
menelan
Normalnya 10.000/ mm, pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari
6.000 225.000/ mm.
5) Trombosit. Rentang normalnya antara 60.000 100.000/ mm.
6) Kadar serum / plasma pada bayi prematur (1 minggu) adalah 14 27 mEq/
L
7) Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 3 hari) adalah 4,0 6,6
juta/mm.
8) MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM. MCH darah
lengkap : 31 37 pg/ sel. MCV darah lengkap : 95 121 m.
9) Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 7,5
d. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
e. Penyimpangan darah tali pusat
f. Penilaian Kriteria Neurologis menurut Dubowitz
Menggabungkan hasil penilaian fisik external dan neurologis.Kriteria
neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik external.Jumlah skor
fisik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik linier
dicari masa gestasinya (Pantiawati, 2010).
SKOR
0
Edema
Jaringan kulit
Warna kulit
Merah
Dibawah kulit
Merah
menyeluruh
4
-
Banyak:panjang
Rambut
menipis Terdapat sedikit lanugo Kira-kira
setengah
dan tebal diseluruh terutama
pada dan
daerah
tak dari punggung tidak
punggung
punggung bawah
berambut
ada lanugo
Garis merah yg jelas Indentasi pada lebih 1/3 Indentasi jelas dalam
pada lebih anterior anterior
pada > 1/3 anterior
indentasi
pd
1/3
anterior
Bentuk telinga
Elastisitas telinga
Genetalia pria
SekurangSekurang-kurangnya
kurangnya
satu satu testis turun dengan
testis masih tinggi baik
pada scrotum
Genetalia wanita
3. Pohon Masalah
Etiologi
Faktor Ibu
Faktor Plasenta
Faktor Janin
BBLR
Permukaan
tubuh relatif
lebih luas
Penguapan
berlebih
Kehilangan
cairan
Dehidrasi
Risiko
Kekurangan
Volume
Cairan
Jaringan
lemak
subkutan
lebih tipis
Pemaparan
dengan suhu
luar
Premaruritas
Penurunan daya
tahan
Risiko Infeksi
Kehilan
gan
panas
melalui
kulit
Hati
Mata
Kulit
Imaturitas
lensa mata
Tipis,
Halus
mudah
lecet, tidak
ada lemak
subkutan
Paru
Konjugasi
bilirubin
belum baik
Cairan
surfakt
an
Hiperbilirubin
Ikterus
Tek O2
berkurang/h
ipoksia
Retrolentral
fibroplasia
Retinopaty
Hipotermia
Ketidakefektifan Pola Napas
Risiko
Kerusakan
Integritas
Kulit
Sist.pen
cernaan
Reflek
menelan
lemah
Ketidakseimbang
an Nutrisi
Kurang Dr
Keb.Tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang dilakukan oleh seorang perawat untuk mendapatkan data,
baik objektif maupun subjektif dari ibu adalah sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan terdahulu
a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis
b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan sebelumnya,
seperti infeksi atau perdarahan antepartum, imaturitas, dan sebagainya
c. Apakah ibu adalah seorang perokok
d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat
2. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti
kelainan kardiovaskular
4. Pengkajian Fisik
a. Sirkulasi
1) Nadi apical mungkin cepat dan tidak teratur dalam batas normal
(120-160 kali per mrnit)
2) Murmur jantung yang dapat didengar dapat menendakan duktus
arteriosus (PDA)
b. Pernapasan
1) Mungkin dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik
intermiten atau periodic (40-60 kali per menit)
2) Pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, juga
derajat sianosis yang mungkin ada
3) Adanya bunyi ampela pada auskultasi, menandakan sindrom distress
pernapasan (RDS)
c. Neurosensori
1) Sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan karena
ketidakadekuatan pertumbuhan tulang mungkin terlihat
2) Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung, hidung
pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju
3) Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah
dan atas serta keterbatasan gerak
4) Pelebaran tampilan mata
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan berat
badan lahir rendah adalah sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan imaturitas
neurologis
2. Hipotermiaberhubungan denganberat badan ekstrem
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
yang
C. Perencanaan
No
1
Diagnosa
Keperawatan/
Tujuan & Kriteria Hasil
Masalah Kolaboratif
Ketidakefektifan pola NOC:
napas yang
a. Respiratory status:
berhubungan dengan
Ventilation
imaturitas neurologis b. Respiratory status: Airway
patency
c. Vital sign Status
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola nafas efektif.
Kriteria Hasil:
- Jalan nafas bersih
- Frekuensi jantung 100-140
x/menit
- Pernapasan 40-60 x/menit
- Takipneu atau apneu tidak
ada
- Sianosis tidak ada
Rencana Tindakan
NIC:
Airway Management
1. Kaji status pernapasan pasien
2. Observasi tanda-tanda vital pasien
3. Observasi tanda-tanda distress
pernapasan (mengorok, cuping
hidung, retraksi dada)
4. Bersihkan jalan napas dan pastikan
airway paten
5. Atur posisi pasien terlentang
dengan leher sedikit ekstensi
6. Berikan terapi O2 sesuai dengan
kebutuhan
7. Kolaborasi pemberian terapi
medikamentosa
Natrium bikarbonat
Antibiotik
Kalsium glikonat
Aminoflin
Rasional
Larutan glukosa
NIC Label : Temperature
Regulation
1. Kaji dan observasi perubahan
1.Memonitor perkembangan dan
suhu pasien
perubahan suhu bayi
2. Atur lingkungan yang nyaman 2.Menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi bayi
untuk bayi
3. Tempatkan bayi pada tempat
3.Mencegah memburuknya penurunan
yang hangat (incubator, extra
suhu bayi
lamp)
4.Menjaga kestabilan suhu tubuh bayi
4. Ganti bedong atau pakaian bayi 5.Menghindari kehilangan panas bayi
jika basah
melalui perpindahan panas
5. Kolaborasi pemberian terapi
6.Mengobati penyebab dan mengurangi
medikamentosa sesuai indikasi
gejala
Ketidakseimbangan
NOC :
NIC: Nutrition Management
nutrisi kurang dari
Nutritional Status : food and
1. Kaji maturitas reflek berkenaan 1. Mengetahui metode dan rute yang
kebutuhan tubuh yang Fluid Intake
dengan pemberian makanan
tepat dalam pemberian nutrisi ASI
berhubungan dengan
Tujuan:
(menghisap dan menelan)
2. Bila terjadi disstres pernapasan
faktor biologis,
Setelah diberikan asuhan
2. Auskultasi bising usus, kaji
pemberian per oral dihentikan
ketidakmampuan
keperawatan selama 3 x 24 jam
status aktivitas fisik dan status 3. Mengkai ketercapaian dan
mengabsobrsi
kebutuhan nutrisi bayi seimbang.
pernapasan
keberhasilan pemberian terapi
nutrient,
Kriteria Hasil:
3. Kaji perubahan berat bada tiap 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
ketidakmampuan
- Terjadi peningkatan BB
hari
dengan ASI
mencerna makanan
- Konjungtiva dan mukosa
4. Berikan ASI sesuai dengan
5. Glukosa adalah sumber utama dari
lembab
kebutuhan bayi dan melalui
bahan bakar untuk otak,
- Bising usus normal 5-15
rute pemberian yang sesuai
kekurangan glukosa dapat
x/menit
dengan kemampuan bayi
menyebabkan kerusakan SSP
- Reflek menelan dan
5. Kaji tanda-tanda hipoglikemi:
Hipotermia
berhubungan dengan
berat badan ekstrem
NOC :
Vital Signs
Thermoregulation
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1 x 8 jam
diharapkan suhu tubuh tetap
normal (36,5-37,5 C).
Kriteria Hasil :
- Suhu 36,5-37,5 C
- Bayi tampak tidak kedinginan
- Akral hangat
Risiko kekurangan
volume cairan
NOC:Fluid Balance
Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selama 3 x
24 jam cairan terpenuhi
Kriteria Hasil :
Bebas dari tanda dehidrasi
Menunjukkan penambahan berat
badan 20-30 gram/hari
5.
Risiko infeksi
hipotensi
5. Kolaborasi
5. dehidrasi meningkatkan kadar Ht di
Pantau pemeriksaan
atas nilai normal 45-53% kalium
laboraturium sesuai dengan
serum
indikasi Ht
6. penggantian cairan darah
Berikan infus parenteral dalam
menambah volume darah,
jumlah besar dari 180 ml/kg,
membantu mengembalikan
khususnya pada PDA, dysplasia
vasokonstriksi akibat dengan
bronkopulmonal (BPD), atau
hipoksia, asidosis, dan pirau kanan
enterokolitis nekrotisan (NEC)
ke kiri melalui PDA dan telah
membantu dalam penurunan
komplikasi enterokolitis nekrotisan
dan dysplasia bronkopulmonal
NIC: Self Care: Bathing
1. Monitoring vital sign
1. Mengetahui bayi mengalami
sebelm/sesudah memandikan
hipotermiatau tidak
2. Mandikan bayi secara rutin
2. Menjaga kebersihan badan bayi
3. Ganti line/popok secara rutin
3. Menjaga kebersihan badan bayi
4. Bersihkan lingkungan sekitar
4. Menjaga kebersihan lingkungan
bayi
sekitar bayi
5. Lakukan perawatan tali pusat
5. Menjaga kebersihan tali pusat
secara rutin
6. Menjaga kebersihan tali pusat
6. Jaga kebersihan tali pusat
DAFTAR PUSTAKA
Amru, S. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Osbtetri Fisiologi, Obstetric
Patologi. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK dan Dochterman, JM. 2008. Nursing Interventions
Classifications (NIC). Michigan University: Mosby elsevier.
Farrer, Helen. 2009. Perawatan Maternitas edisi 2. Jakarta : EGC
Moorhead, S., Maas, ML. dan Johnson, M. 2008. Nursing Outcome Classification
(NOC). Mosby Elsevier.
NANDA. 2009. Nursing Diagnosis NANDA: Definition and Classification 20092011.
Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, AB. Dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Sarwono. E., dkk. 2005.Bayi Berat Lahir Rendah, dalam : Continuing Education
Ilmu Kesehatan Anak, Editor : Sarwono. E., Dr., dkk, No 6, FK Unair/ R. S.
U. D Dr., Soetomo, Surabaya, Desember 1982 : 65 78.