"RESUME"
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik.
Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:
Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan
proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik
timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
BAB II
SUMBER ARUS
Sumber Arus
Sumber arus listrik menghasilkan keluaran berupa arus listrik, misalnya sumber
arus listrik seperti elemen atau baterai yang dapat menghasilkan arus listrik.
Elemen atau baterai mempunyai kutub posistif (+) dan negatif (-) lihat gambar di
bawah.
Gambar Arah Arus Listrik Dan Arus Elektron Di Dalam Rangkaian Arus.
Bila kedua kutub dihubungkan dengan bahan konduktor (misalkan kawat), maka
arus listrik akan mengalir di dalam koduktor dan di dalam elemen itu sendiri. Arus
listrik mengalir keluar kutub postitif kemudian melewati konduktor dan masuk
kembali ke dalam sumber di kutub negative.
Sedangkan arus electron mengalir keluar dari kutub negative kemudian melewati
konduktor masuk kembali ke sumber di kutub positif. Kedua arus baik arus listrik
atau electron tidak pernah mengalir kearah sebaliknya
Kesimpulannya :
negative.
Arus elektron-elektron mengalir (dalam konduktor) dari kutub negatif ke
kutub positif.
Di dalam sumber arus, arus listrik mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dan
arus elektron mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arah ini merupakan
kelanjutan dari arah arus pada konduktor, sehingga terjadi suatu aliran arus dari
suatu rangkaian tertutup yang disebut sebagai rangkaian tertutup atau rangkaian
listrik. Untuk selanjutnya pengertian arus listrik sering digunakan, sehingga
penggunaan istilah arus adalah untuk arus listrik bukan untuk arus elektron,
terutama untuk menyatakan arah arus tersebut.
Arus listrik akan menimbulkan panas sesuai dengan besarnya arus, makin besar
arus makin panas bahan konduktor tersebut. Panas terjadi karena gesekan antara
elektron-elektron yang mengalir dan bertumbukan dengan molekul-molekul
bahan konduktor. Rangkaian arus yang dihubungkan akan menimbulkan arus
yang besar sekali, akibatnya akan timbul panas pada bahan konduktor (kawat)
dan baterai. Peristiwa ini dikenal dengan istilah terhubung singkat (short circuit)
atau istilah sehari-harinya yang sering digunakan ialah korstluiting.
Untuk menghindari arus yang besar karena terhubung singkat, diberi suatu alat
listrik yang merupakan penghambat (tahanan) arus listrik seperti lampu, pesawat
radio, dan lain-lain. Alat ini di dalam rangkaian dinamai beban.
Arus searah (bahasa. Inggris direct current atau DC) adalah aliran elektron
dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi
potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai
(termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah biasanya mengalir
pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semikonduktor, isolator, dan ruang hampa udara.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang
lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif
(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang "tampak"
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas
Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus
bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah untuk
transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir
semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.
Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (=Direct Current). Arus in i
diberi simbul Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu
jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positip (+) ke kutub negatip
(-). Sumber arus listrik searah Baterai, Accu, Dinamo arus searah.
Gambar Grafik DC Setiap Saat Kuat Arus Tetap Sama Besar (A) Dan
Grafik AC (B).
2.2.2 Arus bolak balik
Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana
besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolakbalik. Berbeda dengan arus
searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk
gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun
dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat
digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk
gelombang segi empat (square wave).
Secara umurn, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya
(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumahrumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyalsinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasiaplikasi ini, tujuan
utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau
terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
Gaya gerak listrik dapat dihasilkan oleh kumparan yang bergerak diantara
medan magnet. Gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan berupa tegangan yang
dapat dilukiskan sebagai berikut :
Gambar 13. Grafik tegangan bolak-balik.
Tegangan listrik yang berubah dengan waktu seprti gambar diatas sering disebut
dengan tegangan bolak-balik (AC = Alternating Current). Jika kumparan tersebut
berputar dengan frekuensi sudut w, maka persamaan tegangan bolak-balik dapat
kipas angin,
kulkas,
kompor listrik,
mesin cuci/pengering,
televisi CRT,
dan sejenisnya.
Sedangkan arus DC, pada umunya digunakan oleh peralatan elektronika,
dan contohnya sangat banyak. Karena, sesuai penjelasan di atas, semua yang
pakai baterai, umumnya arusnya DC. Contoh: Mainan anak-anak, jam tangan,
kalkulator, laptop, keyboard, telepon genggam, MP3 player, dll.
BAB 1
SISTEM TENAGA LISTRIK
1. Teknik Tenaga Listrik
Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar
elistrikan dan pemakatan alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran lektron
dalam konduktor (arus listrik). Dalam Teknik Tenaga Listrik dikenal dua
macam arus :
1. Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current)
2. Arus bolak balik dikenal sebagai AC (Alternating Current)
Dalam menghasilkan arus searah atau arus bolak balik, dikenal sistem
pengadaan energi listrik sebagai berikut :
Pembangkit: Sebagai sumber energi listrik yang antara lain berupa; PLTA,
PLTU, ITN, PLTG, PLTD, dan ENERGI DARI ANGIN, SURYA,
GEOTHERMAL, MBAK, CHEMICAL,dan sebagainya.
Transmisi Sebagai jaringan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit
beban atau ke jaringan distribusi (gardu-gardu listrik).
Distribusi: Sebagai jaringan yang menyalurkan energi listrik ke konsumen
pemakai.
Soal Pendalaman
Jelaskan konversi energi, transmisi energi dan distribusi energi listrik dengan blok
diagram!
BAB 2
KONSEP DASAR INDUKSI MAGNETIK
2. Medan Magnet
Medan magnetik adalah ruang disekitar magnet dimana tempt bendabenda tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbuLkan
oleh bendabenda yang bersifat magnetik dan juga arus listrik/muatan listrik
yang bergerak. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu utara (U) dan selatan (S).
Medan magnetik dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnetik yang
disebut spectrum magnetik. Gans gaya magnetik didefinisikan sebagai garis
khayal yang merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila
dapat bergerak dengan bebas. Gans gaya magnetik selalu memancar dari kutub
utara ke kutub selatan dan tidak pemah memotong, seperti terlihat pada
gambar 3.
2. Induksi Magnetik
Induksi magnetik dibatasi sebagai
gaya terhadap muatan yang bergerak
dengan persamaan :
B=
Newton/ampere m
qvsin
atau = B. A
A
Keterangan :
B
A
4. Hukum Blot
: weber
: wb/m2
: m2
Percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh Biot dan Savart dan juga
oleh Ampere menunjukkan bahwa besarnya induksi magnetik disuatu titik
P yang berada pada jarak r dari sebuah elemen arus i yang panjangnya 1
1. Berbanding lurus dengan kuat arus i
2. Berbanding lurus dengan panjang elemen arus l
3. Berbanding Innis dengan sinus sudut antara garis singgung pada
elemen arus dan garis penghubung antara elemen arus dengan titik
tersebut ()
4. Berbanding terbalik dengan pangkar dua jarak r antara titik tersebut
dengan elemen arus.
5. Arahnya turns bidang yang melalui elemen arcs dan titik P
oi 1sin
4r 2
B=
wb / m2
5. Hukum Blot-Savart
Induksi magnetik di sekitar kawat panjang lurus yang berarus listrik dapat
dicari dengan Hukum Biot-Savart seperti berikut :
oi
B = 2 wb / m2
6. Induksi magnetik di pusat arus melingkar
Induksi magnetik di pusat kumparan yang berbentuk lingkaran:
o i
B = 2r wb / m2
7. Induksi magnetik pada sumbu kumparan
Induksi magnetik di sebuah titik pada sumbu kumparan berjari-jari r meter
yang berada pada jarak a meter dari keliling lingkaran ialah:
ir 2
3
B = o 2a wb / m2
8. Induksi magnetik di dalam selenoida
Induksi magnetik di sebuah titik p pada sumbu selonoida yang panjangnya
1 meter yang terdiri dari N lilitan serta berarus i ampere adalah:
i
B = o 2 (cos 1 - cos 2 ) wb / m2
Induksi magnetik di salah satu ujung selenoida yang panjangnya 1 meter
yang terdiri N lilitan serta berarus i ampere ialah:
i
B = o 2 wb / m2
BAB 3
KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
3. Hukum Faraday
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik dengan jalan
induksi lektromagnetik. Dengan induksi elektromagnetik dapat dibangkitkan
energi .strik secara besar-besaran.
Sifat magnetik dapat ditimbulkan dengan arus listrik, maka sebalilawa
ms listrik dapat ditimbulkan dengan gaya magnet. Hal ini dapat dinyatakan
dengan percobaan Faraday seperti berikut ;
arus
Induksi
dalam
suatu
pengantar
sedemtkiau,
sehingga
BAB 4
BATERAI ( ACCU)
Baterai adalah suatu alat berfungsi menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi kimia, dimana akan mengeluarkan energi listrik bila diperlukan.
4. KONSTRUKSI BATERAI
Baterai terdiri dari beberapa sel, dimana sel-sel ini membangkitkan energi
listrik. Tiap sel terdiri dari beberapa plat (lempeng), pemisah (separator) dan
elektrolit.
a. Kotak baterai
Kotak baterai terdiri dari ebonit, berguna untuk mernegangi sel dan
penampang elektrolit. Reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai. Sel-sel
tersebut dihubungkan secara seri (kutub positif dari salah satu sel
dihubungkan dengan kutub negatif dari sel lainnya), sehingga tegangan
listrik yang terbangkit sama dengan jumlah tegangan listrik di semua sel.
b. Plat
Terdapat dua macam plat, yaitu plat positif dan plat negatif. Plat berbentuk
kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam dengan antimon ditambah dengan
bahan yang alctif, sehingga menambah daya penyimpangan. Plat positif
dipasang sebelah menyebelah dipisahkan oleh separator, sehingga
membentuk satu group plat atau disebut satu sel. Dalam sel, terdapat satu
plat negatif lebih banyak sehingga kedu.a ujung dari kumpulan tersebut
adalah plat negatif.
c. Pemisah (separator)
Separator terbuat dari bahan non-konduktor untuk memisahkan plat positif
dan negatif agar tidak terjadi hubungan singkat. Pada separator terdapat
lubang-lubang dan alur yang hatus untuk memberi jalan terhadap sirkulasi
elektrolit. Bahan separator adalah kayu, ebonit, atau dari serat gelas.
d. Elektrolit
Elektrolit terbuat dari campuran air sulingan (60,8%) dan asam belerang
(39,2 %). Mempunyai berat jenis 1,26 dalam keadaan baterai terisi penuh
pada suhu 20C. Bila plat-plat telah terendam elektrolit, bahan aktif plat
dan elektrolit sendiri mengadakan reaksi kimia sehinggga membangkitkan
energi listrik.
4.1 Jenis-Jenis Baterai
1. Elemen Primer :
Elemen elektrokimia yang memerlukan penggantian bahan-bahan
peraksi setelah jumlah energi dibebaskan melalui rangkaian luar.
2. Elemen Volta :
Antara atom-ataom logam Zn dan Cu larutan H2SO4 terjadi suatu
selisih otensial. Besamya selisih potensial antara logam dan larutan dapat
diperkirakan ada deret volta (Nernst), K Na Ca Mg Al Zn Fe Ni Sn Pb H
Cu Ag Pt Au C.
Makin ke kiri makin besar selisih potensial antara logam dengan
larutan vig dengan H2SO4 memberikan selisih potensial yang lebih besar
dibansing Zn angan H2SO4 ).
Pada gambar di atas selisih potensial antara logam Cu dan Zn (kedua
nub) dinamakan gaya gerak listrik elemen (GGL) yang besarnya sekitar 1
volt.
Pada waktu kutub Cu terjadi juga pembentukan gas hidrogen,
sehingga timbul GGL antar seng dengan hidrogen yang arahnya
berlawanan dengan GGL tatar seng dan Cu (GGL ini dinamakan GGL
polarisasi). Akibatnya mengurangi GGL antara Cu dan Zn.
3. Elemen Daniell :
Ciri khas memiliki depolarisator (untuk mencegah terjadinya
pembentukan gas hidrogen). Disini depolarisator (CuSO4) akan mengikat
gas hidrogen. Akibatnya alat ini dapat dipakai lebib lama. Adapun GGL
elemen ini sekitar 1 volt.
4. Elemen Leclanche basah :
Elektrolitnya adalah NH4C1 dan depolarisatornya menganoksida
(Mn02). Reaksi pengikatan hidrogen dengan Mn02 ini berlangsung kurang
cepat sehingga lama kelamaan terjadi juga polarisasi. GGL akan turun dan
harga GGL semula (1,5 volt). Karhon (pengantar yang baik) digunakan
untuk membantu dipolarisasi (pengantar yang kurang baik).
5. Elemen Leclanche kering :
Elektrolitnya adalh pasta NI4C1 dengan serbuk kayu, tepung atau
getah. Elemen kering (GGL 1,5 volt) digunakan untuk lampu seater, radio
transistor dan sebagainya.
6. Elemen Weston
Elektroda positif : air raksa (Hg)
Elektroda negatif : amalgam kadmium ( 11% Cd, 89% Hg)
Depolarisator : Campuran mercurosulfat (HgSO4) dan kadmiumsulfat
(CdSO4) berupa pasta
Elektrolitnya : Larut jenuh kadmiumsulfat
Halur-hablur kadmiumsulfat (CdSO4 8/3 H2O) digunakan untuk
menjaga larutan tetap jenuh.
GGL ini besamya berkisar 1,01850 sampai 11,01870 volt pada
temperatur suhu 20 (hampir konstan), karena itu biasa digunakan sebagai
elemen standar.
7. Elemen Sekunder
Elemen
sekunder
adalah
elemen
elektrokimia
yang
dapat
Ketika baterai mengeluarkan ants listrik, timab hitam pada plat positif
maupun negatif bergabung dengan SO4 yang terdapat dalam elektrolit,
sehinggga tembentuk PbSO4. Dengan adanya reaksi tersebut, elektrolit H2SO4
sedikit demi sedikit menjadi air, sehingga elektrolit berkurang konsentrasinya,
mengakibatkan berat jenisnya pun menurun.
Reaksi kimia pada waktu baterai diisi :
PbSO4+ 2 H2O + PbSO4
Plat + air + Plat
Pb02 + 2 H2S0, + Pb
BAB 5
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK (ALTERNATOR)
5. Proses Induksi Penghasil Arus Bolak-Balik
Sebuah lingkaran kawat ABCD yang diputar keliling poros MN. Seandainya
inilah GGL yang dilingkar 0, kuat arus maksimun. Bila kita perhatikan pula
selama separo putaran AB memotong garis gaya dari bawah ke alas dan setelah
lelalui gads netal garis gaya tersebut dipotong dari atas ke bawah, dengan kata in,
dalam arah yang berlawanan. Dengan demikian gaya gerak listrik dan arus strik,
tcdadi sewaktu melalui garis natal dan berbalik arahnya. Kejadian yang mind
selama lingkaran kawat diputar, merupakan suatu putaran sempuma. (lihat ambar
11).
Pada poros selinder ini tredapat beberapa jalur tembaga yang disebut Lamel,
yang disekat satu sama lain, dan seluruhnya merupakan sebuah kolektor. Karena
kawat-kawat lingkaran dihubungkan pada tembereng kolektor ini, maka
perubahan kutub berjalan otomatis.
Apabila jangkar berputar, terjadi suatu GGL dalam tiap lingkaran. Hasil
pekerjaan bersama dari berbagai-bagai kumparan itu dapat diperoleh dengan
menjumlahkan GGL dalam berbagai kumparan untuk tiap saat.
BAB 6
GENERATOR ARUS SEARAH
6. Proses Induksi Penghasil Listrik Arus Searah
Bila kawat melingkar diletakkan di antara dua kutub utara dan selatan aka
akan memotong garis-garis gaya sehingga dalam kawat terjadi arus induksi. rus
induksi yang dihasilkan berupa arus bolak-balik. Arus bolak-balik yang basilican
itu kemuadian diubah menjadi arus searah dengan memakai dua sekat mpengan
logam setengah lingkaran (cincin slip/komutator) . Besar GGL induksi rgantung
pada jumlah garis gaya yang dipotong tiap detik.
Kumparan yang diinduksikan gaya gerak listrik disebut anker. Untuk encapai
tegangan yang tinggi, kawat kuruparannya digulung pada sebuah inti si dan
menggunakan banyak lilitan. Ujung-ujung kumparan dihubungkan pada wnutator
yang terdiri dari dua cincin slip yang disekat satu sama lain. Pada ;dua belahan
cincin tersebut disinggungkan sikat-sikat yang terbuat dari granit ng dihubungkan
ke kutub-kutub generator. Kedudukan sikat-sikat sedemikian agga terselip dari
segmen komutator yang satu ke segmen yang lain pada saat 3L berubah arah
selama waktu kumparan berputar. Di dalam rantai aliran luar :dapat tegangan
searah yang berubah-ubah.
Jika kumparan berputar 180 derajat, maka selama putaran itu akan terjadi ya
gerak listrik induksi yang arahnya tetap. Setelah berputar 180 derajat sikat-sikat
bersinggungan dengan isolator sehingga dalam aliran luar tidak ada arus. da
perputaran berikutnya terjadi GGL induksi lagi, tetapi karena bentuk mutator
demikian, maka pada aliran luar GGL itu tetap sama seperti semula.
6.1 Prinsip Kerja Generator Arus Searah
Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :
e = - N d/ dt
dimana :
N : jumlah lilitan
: fluksi magnet
e : Tegangan imbas, ggl(gaya gerak listrik)
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan
utamanya adalah pemabngkitan tegangan searah, tamopak bahwa tegangan
kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan janglcar merupakan tegangan bolakbalik. Bentuk gelombang yng berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus scarab dari arus bolak balik dengan menggunakan
- saklar
- komutator
- dioda
6.1.1
Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungsingkatkan ujung-ujung kumparan.
Prinsip ketjanya adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengan periode tegangan positif saklar di
hubungkan, maka tegangan menjadi not. Dan bila sakalar dibuka lagi akan timbul
lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setenganh periode tegangan saklar
ihubungkan, maka akan di hailkan tegangan searah gelombang penuh.
6.1.2
Sistem Komutator
Komutator brfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan
umparan jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung
umparan jangkar. Bila kumparan jangkar berputar, maka cincin belah dari :maw.
Karena kumparan berada dalam medan magnet, akan timbul tegangna bolak-balik
sinusoidal.
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah
cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah
can terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila periods tegangan sama dengan
perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh. (lihat Gambar 13)
6.1.3
Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
-
= kecepatan putar
Vt = If Rf
Ea= Ia Ra + Vt + < Vsi
Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :
-
c. Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan
generator seri, yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat
yang dimiliki ertipakan gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa
dihubungkan bagai kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan
dari kedua tbungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil,
sehingga gangan drop pada kumparan ini ditinjau dan dari tegangan terminal
kecil sekali dan terpengaruh.
Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rapa, sehingga
kumparan ri ini membantu kumparan shunt, yakni MMF nya searah. Bila
generator ini dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu
metnpunyai kumparan komponen bantu.
Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut
kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generatorgenerator usus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang
mempunyai ranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang
untuk mpensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar
pada ige beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur
secara mnatis pasa satu range beban tertentu.
a. Kompon panjang
b. Komponon pendek
Soal Pendalaman
Jelaskan bagaimana generator listrik arus searah beketia untuk mengeluarkan
arus dengan E sebesar 12 volt?
BAB 7
MOTOR LISTRIK
7. Karakteristik Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
kinetik. Dasar kerja motor hampir sama dengan alat pengukur listrik, yaitu
rputaran kumparan berarus listrik dalam suatu medan magnet. Alat yang dapat
alakukan perubahan arah aliran dinamakan komutator yang terpasang pada ros
motor.
Komponen utama dan motor listrik yaitu; sebuah magnet yang berbentuk
dengan ruang berbentuk silinder di antara kutub-kutubnya, sebuah kumparan ng
dapat berputar di antara kutub magnet, dua bush sikat, dna bush cincin belah.
Cara kerja motor berdasarkan asas bahwa kawat yang berarus listrik
mengalami gaya Lorentz di dalam madam nagnet.
Jadi pada gambar 20 itu kawat yang kiri bergerak ke atas dan yang kanan
bergerak ke bawah, karna kedua gaya tersebut sama besar, sejajar dan berlawanan
arahnya, maka pada kumparan tersebut bekerjalah suatu kopel kekuatan.
Supaya kopel ini senantiasa sama arahnya, dipergunakan sebuah komutator
yang mengubah arah arus dalam kumparan apabila telah melintasi daerah natal.
Bagian yang berputar dinamakan Rotor dan bagian yang tidak bergerak yang
dilengkapi dengan kutub-kutub magnet disebut Stator. Gaya magnet clari kutubkutub stator ini dapat diperoleh dengan arus yang melalui Rotor (seri), atau
dengan sebagian arus yang dialirkan ke motor (shunt).
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak
atau kinetik. Dasar kerja motor listrik adalah hampir sama dengan dasar kerja alat
pengukur listrik, yaitu perputaran kumparan berarus listrik, yaitu perputaran
kumparan berarus listrik ke dalam medan magnet.
Motor listrik mempunyai bagian utama yaitu ;
a. Sebuah
magnet
tetap
berbentuk
dengan
ruang
di
antara
diinduksikan dalam rangkaian ketika arus berubah dengan laju satu amper per
sekon.
BAB 8
ALTERNATOR GGL TIGA-FASE
8. Karakteristik Alternator Ggl Tiga-Fase
Rangkaian listrik tiga fase diberi energi oleh tiga GGL bolak balik dengan
rekuensi yang sama dan berbeda fase 120 listrik. Tiga GGL gelombang sinus ang
demikian ditunjukkan dalam gaLibar di bawah ini. Ketiga GGL ini ibangkitkan
dalam tiga pasangan jangkar yang terpisah dalam generator AC. oga pasang
kumparan ini dipasang terpisah 120 derajat listrik pada jangkar enertor. Ujung
kumparan semuanya dikeluarkan dari generator untuk lembentuk tiga rangkaian
fase-tunggal yang terpisah. Tetapi kumparan-kumparan iasanya dihubungkan baik
di dalam maupun di luar guna membentuk sistem tiga Ise kawat tiga atau kawat
empat.
Ada dua cars hubungan kumparan tiga fase, dan secara umum ada duacara
menghubungkan slat ke rangkaian tiga fase yaitu hubungan Y dan hubugan :ha.
Kebanyakan generator dihubungkan secara Y, tetapi beban dapat hubungkan baik
secara Y maupun delta.
8.1 Hubungan Tegangan dalam Generator Hubungan Y
Gambar 2 a mewakilli sebuah kumparan atau lilitan fase sebuah generator.
kitan ini diletakkan pada permukaan jangkar sedemikian nips sehingga GGL mg
dibangkitkan berbeda 120 deajat. Tiap-tiap kumparan diberi huruf S dan F (start
dan finish). Dalam gambar 2a semua ujung kumparan yang diberi tanda S
hubungkan ke titik bersama N yang disebut netral dan ketiga kumparan n yang
beri tanda F dikeluarkan ke terminal saluran A,B, dan C membentuk catu tiga se
kawat tiga. Tipe hubungan ini disebut hubngan Y (kadan-kadanng disebut ibnngan
bintang). Kerapkali dikeluarkan ke papan netral atau terminal seperti tunjukkan
pada gambar 2a dengan garis putus-putus, membentuk sistem tiga fase kawat
empat.
Tegangan yang dibangkitkan setiap fase generator AC disebit tegangan se
(simbol Ep atau Vp). Jika sambungan netral dikeluarkan dafri generator, tegangan
dari masing-masing terminal saluran A,B, atau C ke sambungan netral N adalah
tegangan saluran ke saluran atau singkatnya tegangan saluran (simbol El atau VI).
4- v,
I,
fasor
menunjukkan
-41
I., I,
Vr
II %,. s
'
V,
())
ir
VL
Ip = I1, dan Vp 3
Maka daya tiga-fase dalam hubungan -Y yang dinyatakan dalam tegangan dan
arus saluran adalah:
VL
P = 3 3 IL cos =
3VLIL cos
BAB II
TRANSFORMATOR
2. Konstruksi
Transformator terdiri dan dua buah kumparan, lilitan, induktor, atau
gulungan kawat (primer dan sekunder) yang bersifat induktif, yang terpisah secara
elektris namun terhubung 3ecara magnetis melalui jalur yang melalui reluktansi
(reluctance) rendah. Di antara kumparan terdapat inti (core) yang dilaminasi,
berfungsi mengurangi reluktansi. Secara terperinci, konstruksi transformator days
biasanya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
2
3
4
5
6
7
daya
merupakan
suatu
peralatan
listrik
prinsip
induksi
elektromagnetis,
dimana
perbandingan
tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan
kuat arusnya.
Np Vp Is
Ns Vs Ip
BAB III
GENERATOR SINKRON
3. Prinsip Kerja
Generator sinkron adalah generator arus dan sering disebut alternator yang
berfungsi mengubalt tenaga rritKanik menjadi daya listrik.
Prinsip kerja inesin ini adalah berdasarkan
halnya pada transformator, tetapi pada alternator ini terdapat komponen yang
bergerak.
Pada mesin yang bertenaga kecil (dengan rating kurang dari 50 kW)
kumparan pembangkit (jangkar) terletak pada rotor dan kumparan medan pada
stator. Tetapi pada mesin dengan rating dalam Megawatt (sampai 800 MW atau
lebih), jangkar berada pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Gambar 58 inemperlihatkan pembangkitan tegangan dengan kumparan
pembangkit (jangkar) yang berputar dan pada Gambar 59 kumparan penguat yang
berputar.
Apabila rotor diputar olelt straw penggerak utaina (inisalnya turbin nap)
clan kumparan medan (Jibed sum ber tegangan de sehingga kumparan medan
akan membangkitkan medan magnit. Hasil in teraksi kawat-kawa jangkar dengan
garis-saris gaya, maka di dalam kawat jangkar akan timbul tegangan induksi yang
sinusoid (atau berbentuk grafik sinus) sepern diperlihatkan dalam Gambar 58 (b).
Jika kumparan berada pada posisi start (Gambar 58), tegangan yang timbul adalah
nol.
Pada Gambar 58 tegangan yang timbul dalam kawat jangkar akan disuplai
ke jala-jala (rangkaian luar) melalui slip ring (atau cincin seret), sedang pada
Gambar 59 dapat dihubungkan langsung dengan terminal stator dan arus
eksitasilah yang dialirkan melalui slip ring.
3.1 Frekuensi Dan Putaran
Frekuensi adalah jumlah getaran listrik setiap detik yang dinyatakan
adalah satuan Herz atau Cycle (disingkat Hz atau c/s). Apabila dikatakan
frekuensi f = 1 Hz, hal ini berarti rotor bergerak mengitari dua buah kutub, yaitu
rotor berputar dengan jarak 360 derajat listrik. Oleh karena itu frekuensi
tergantung pada putaran dan jumlah kutub.
Bila suatu mesin (alternator) mempunyai jumlah kutub P, tegangan induksi
yang timbul dalam kawat jangkar tiap perputaran menjadi P/2 periode.
Jadi sebuah alternator yang mempunyai jumlah kutub P untuk
menghasilkan tegangan induksi dengan frekuensi f, Icarus membuat putaran
f
P
60 f
P
2 perdetik atau
2 atau permenit (atau rpm).
dan
suatu
alternator
mempunyai
kecepatan
rendah
maka
tinggi maka biasanya generator tersebut mempunyai jumlah kutub 2,4 atau 6
buah.
3.2 Konstruksi
Karena alternator digunakan until k membangkitkan tegangan bolak-balik,
maka alternator tidak membutuhkan koinutator sehingga hal ini memungkinkan
dibuatnya kumparan pembangkit (jangkar) pada bagian yang tidak bergerak, yaitu
stator. Hal ini mempunyai keuntungan yakni :
(i) Memungkinkan untuk membuat isolasi kawat jangkar yang lebih kuat.
Karena kumparan clan isolasi tidak dipikul rotor sehingga dapat mengurangi
getaran mekanis.
(ii) Tegangan tinggi yang dibangkitkan dalam kawat lagi memerlukan slip ring
untuk mensupplainya ke rangkaian luar (jala-jala) tetapi dapat langsung
menghubungkannya dengan terminal stator.
a. Rotor
Tipe konstruksi kumparan medan yang berputar atau rotor dad
alternator ada dua macam, yakni :
(i) salient pole rotor (rotor kutub salient)
(ii) cylindrical rotor (rotor silinder).
Rotor kutub salient dapat mengalcibatkan rtigi angin yang terlalu besar
apabila putaran sangat tinggi. dan juga menimbulkan suara yang berisik.
Sehingga rotor jenis ini biasanya digunakan path alternator yang mempunyai
penggerak utama dengan kecepatan rendali dan menengah. Rotor ini
mempunyai kutub yang terdiri dari lapisan-lapilsan besi, dimaksudkan untuk
dapat mengurangi panas akibat eddy current.
b. Stator
Kumparan pembangkit (jangkar) terletak pada hagian yang tidak
tergerak atau stator. Keliling bagian dalam dari stator ini dikonstruksi
sedemikian rupa sehingga mempunyai alur-alur sebagai tempat dari kawatkawat jangkar.
Alur-alur dari inti stator ini dibuat dalam berbagai macam bentuk,
terbuka, semi terbuka dan tertutup, diperlihatkan dalam Gambar 63 berikut ini.
c. Gulungan jangkar
Gulungan jangkar dalam alternator berbeda dan gulungan jangkar
dalam mesin dc. Mesin dc mempunyai rangkaian gulungan yang tertutup
tetapi pada alternator rangkaian gulungan terbuka. Untuk alternator 3 fasa,
salah satu dari ujung gulungan rasa dihubungkan menjadi titik netral dan
ujung lainnya dihubungkan ke terminal stator.
3.2.1
Jumlah alur stator sama dengan perkalian jumlah kutub dengan jumlah
fasa. Dengan demikian stator berkutub 4 dari alternator 3 fasa dapat
(ii)
Gambar 65
Gulungan berlapis
ganda
3.2.3
Gambar 67
Hubungan bintang dan segitiga
3.2.4
(ii) Pendinginan aksial: udara atau gas mengalir dari ujung mesin ke ujung
lainnya melalui celah udara dalam jangkar
3.4 Persamaan Ggl Yang Timbul
Jika z = jumlah kawat atau sisi kumparan seri/fasa
= 2T : di mana T = jumlah kumparan: atau lilitan/fasa
(1 lilitan = 2 sisi kumparan)
P = jumlah kutub
I = frekuensi ggl yang timbul (Hz)
= fluks/kutub
N = kecepatan putar rotor (rpm)
Jika rotor berputar satu kali (yaitu 60/N detik) maka setiap kawat stator
terpotong oleh fluks P Weber.
Sehingga d = P dan dt = 60/N detik.
Harga ggl rata-rata yang timbul per konduktor
P
d
NP
60
N = 60 volt
= dt =
Seperti telah dijelaskan, bahwa
PN
120 f
f = 120 atau N = P
P 120 f
x
2 f
P
Er = 60
volt
Jika kawat stator terdiri dari Z kawat per rasa, mika
Er per fasa = 2 f Z Volt = 4 f T volt
Harga efektif dari ggl yang timbul adalah
Eeff = 4 kb f PT volt.
Dimana : faktor bentuk kb = harga rata-rata
harga efektif
Jadi Eeff = 4,44 f T volt.
Harga ini bisa dilihat stun bemya jika kumparan dari belitan fasa dalam
keadaan
(i) langkali penult
(ii) helitan herptisat (sisi kumparan berada dalam saw lalur)
Tetapi hal ini tidak selamanya dapat terjadi, maka ggl yang tintbul dapat
dipengaruhi kedua faktor tersebut sehingga persamaan menjadi:
Eeff
= 4,44 kb kd f T volt.
Atau
Eeff
= 4 kb kb kd T volt.
di mana :
ke = faktor kisar
kd = faktor distribusi
Faktor kisar
Jika disebut sebuah kumparan dalam keadaan langkah penuh, besar
langkah tersebut sama dengan besar langkah kutub atau sama dengan 180 listrik.
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 69, jika sisi kumparan ditempatkan
dalam alur I dan 7 maka disebut langkah penuh, tetapi jika ditempatkan dalam
alur I dan 6 maka langkah kumparan sudah diperpendek atau sama dengan 5/6
langkah penuh. Berkurang sebesar 1/6 langkah kutub atau 180 /6 = 30. Langkah
kumparan yang diperpendek in; mempunyai keuntungan sebagai berikut :
2 Es
2 Es
kc = cos 2 = cos
dimana = sudur perpendekan.
Dalam keadaan yang sama, untuk kumparan yalg mempunyai 2/3 langkah
kutub :
60 0
kc = cos 2 = cos 30 = 0,866
Faktor kisar ini selalu lebih kecil dari satu.
Faktor distribusi
Jika dalam setiap belitan rasa, sisi kumparan tidak ditempatkan dalam satu
alur tetapi didistribusikan dalam sejumlah alur di bawah kutub membentuk grup
kutub, maka tegangan yang timbul dalam masing-masing sisi kumparan tidak
sefasa, tetapi berbeda fasa sama dengan jarak antar alur.
Dalam gambar 71 diperlihatkan suatu alternator 3 fasa mempunyai
gulungan stator (jangkar) berlapis ganda, 4 kutub, 36 alur. Jumlah setiap kutub =
36/3 = 9, sehingga 3 alur/fasa/kutub. Sebagai contoh, kumparan 1, 2 dan 3 adalah
kumparan dari belitan fasa R. Ketiga kumparan ini ditempatkan/didistribusikan
dalam tiga buah alur. Jarak antar alur = 180/9 = 20 listrik.
Jika kumparan ditempatkan dalam satu alur maka jumlah tegangan yang
timbul dalam ketiga sisi kumparan secara vektor = 3 E s, di mana Es = ggl yang
timbul dalam satu sisi kumparan (Gambar 72a).
Oleh karena kumparan didistribusikan, ggl yang timbul dalam masingmasing sisi kumparan akan berbeda fasa sebesar 20 listrik satu sama lain. Jumlah
ggl secara vektor (Gambar 72b) adalah :
E
= Es cos 20 + Es + Es cos 20
= 2 Es cos 20 + Es
= 2 Es x 0,937 + Es
= 2,88 Es
kd
= 2,88 Es = 0,96
3 Es
3 Es
180
Jumlah alur/kutub
Jumlah tegangan secara perhitungan = m Es = x 2 r sin 2
m
Jumlah tegangan secara vector = Es = 2 r sin 2
kd
jumlah vektor
ggl secara perhitungan
2 r sin 2
m x 2 r sin 2
m
sin ( 2 )
m sin 2
dalam tabel berikut ini diketahui besar faktor distribusi untuk berbagai macam
harga m, n, dan .
Fluks jangkar yang ditimbulkan arus ( A) akan berinteraksi dengan fluks yang
dihasilkan kumparan medan rotor ( F), sehingga menghasilkan fluks resultants
( R).
PIPOrilli
Penguat
Ms. penguat
pembaniu (pilot
exciter)
Kondisi reaksi jangkar untuk berbagai jenis beban adalah se bagai berikut:
Gambar a .
Arus jangkar (I) selasa dengan ggl ( E)
Jenis beban : tahanan (resistif).
Gambar d .
Arus jangkar (I) terdahulu 90 dari ggl (E ).
Arus eksitasi ini dapat menentukan sifat-sifat dari altenator, yaitu dengan
mengatur harga arus eksitasi maka faktor daya daro altenator tersebut dapat
ditentukan.
Bila arus eksitasi cukup membangkitkan fluksi yang diperlukan alternator,
maka disebut alternator tersebut bekerja pada unity Power faktor. (faktor daya
satu). Bila arus eksitasi kurang dari harga unity-pf maka alternator bekerja dengan
langging-pf" (faktor daya terbelakang), sedangkan jika harga arus eksitasi lebih
besar dari harga unity-pf maka disebut "leading-pf' (faktor daya mendaliului).
3.7 Karakteristik Beban Nol Dan Hubung Singkat
a. Karakteristik beban nol
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus
medan (If) : tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jungkir stator.
E0 = c N : di mana
c = konstanta mesin
N= putaran sinkron
= I (Ra + jXs) = I Zs
Keterangan
Eo = ggl tanpa beban (yaitu ggl yang timbul dalam kawat jangkar sebelum
alternator dibebani).
E = ggl yang timbul dalam kawat jangkar sesudah alternator dibebani.
V = tegangan terminal.
Z = (R2 + XL2 ).
I = arus jangkar/fasa
= sudut faktor daya beban
3.9 Karakteristik Berbeban Dan Segitiga P0tier
Apabila suatu alternator dibebani dengan behan induktf murni maka arus I
akan terhelakang dan tegangan terminal V sebesar 90o
Untuk mendapatkan karakteristik beban, beban dan eksitasi diaturbesarnya
dalam waktu yang sama sehingga diperoleh harga artis yang, konstan pada
nominalnya, dengan demikian akan terdapat hubungan tegangan terminal dengan
eksitasi. Dalam hal ini tegangan terminal akan merupakan fungsi dari arus eksitasi
atau V = t (If)
Karakteristik yang dimaksud adalah AM B ( Gam bar 83) dan disebut juga
sebagai karakteristik faktor daya nol.
Penglukisan segitiga potier adalah berdasarkan karakteristik beban nol dan
karakteristik berbeban (faktor daya nol) dan ini disebut sebagai "metode potier".
Pada dasarnya metode potier ini berfungsi untuk menghitung (memisah)
rugi reaktansi bocor dan pengaruh reaksi jangkar. Dengan penggunaan metode ini
diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih teliti.
Rugi tegangan akibat reaksi jangkar didapat dari karakteristik berbeban
dan rugi tegangan akibat reaktansi bocor jangkar (juga disebut reaktansi Potier)
XL didapat dari karakteristik beban nol dan karakterisik berbeban. Dengan
penggabungan keduanya, maka E0 dapat dihitung.
Secara vektor bahwa E adalah perjumlahan tegangan terminal dengan rugi
akibat tahanan dan reaktansi bocor XL. Jika E dengan rugi tegangan akibat reaksi
jangkar (misalnya faktor daya terbelakang) maka akan didapat Eo.
= Eo - V x 100%
V
di mana : Eo = tegangan sebelum dibebani
V = teuangan terminal
Keadaan beban dapat berupa
(a) Arus (I) mengikat tegangan (V)
(b) I sefasa dengan V
(c) I mendahului V
Bila digambar :
ini terbatas pada perubahan-perubahan yang lambat dan yang hanya dilakukan
bila diperlukan saja. Karena itu dipakai pengatur otomatis, yang akan menaikkan
arus eksitasi dengan sendirinya bila tegangan turun dan sebaliknya mengurangi
arus eksitasi bila tegangan naik.
= 180o x 1/6 = 30 o
: Kc
180o
= 180o = 30 o
jumlah alur/kutub
Maka
24,4
:m
= 20/3x4 = 2
: kd
2 sin 30 o/2)
0,5
= 0,96
2 x 0,2588
b. Tentukan tegangan terminal dari suatu alternar.or 3 fasa yang terhubung
bintang, mempunyai 8 kutub, putaran pa la 750 rpm. Dan links per kutub = 55
mWb, alur jangkar = 72, juinlah kawat per alur = 10. k d = 0,96. Misalkan
langkah kumparan penuh.
Penyelesaian :
K c = 1 ; kd = 0,96 ; f = 8x750 / 120 = 50 Hz
= 55 x 10-3 = Wb
Z = 72 x 10/3 = 240 : T = 240/2 = 120
E per fasa = 4,44 kc kd f T volt
= 4,44 x 1 x 0,96 x 50 x 55 x 10-3 x 120
= 1407 volt
3 = 2,435 volt
EL = 1407 x
kc
kd
= sin m (/2)
m sin (/2)
Jumlah alur/kutub
n
= jumlah/alur/kutu/fasa = 192/16x3 = 4
kd
= sin (4 x 15o/2)
2 sin 15o/2
= sin 30o
= 0,958
4 sin 7,5o
jumlah alur/fasa = 192/3 = 64
jumlah kawat/alur = 8
sehingga kawat per fasa = 64 x 8 = 512
Belitan / fasa = kawat/fasa/2 = 512/2 = 256
Tegangan/fasa
= 4 kb kc kd f T volt
= 4 x 1,11 x 0,966 x 0,258 x 50 x 64 x 10-3 x 256
= 3367 volt
Tegangan line
d. Cari hubungan antara jumlah kutub, frekuensi dan kecepatan putar dari suatu
alternator.
Hitung tegangan fasa jika alternator tersebut terhubung bintang, 3 fasa,
berkutub empat dan bekerja pada putaran 1500 rpm. Fluks per kutub = 0,1 Wb
,jumlah alur = 48, kawat per alur (gulungan berlapis dua) = 4, lebar kumparan
= 150.
Penyelesaian
Hubungan antara jumlah kutub, frekuensi dan kecepatan putar suatu alternator
adalah :
F
= P N / 120 rpm
= 4 x 1500 / 120 = 50Hz
= 180o lebar kumparan = 180o 150o = 30o
kc
= cos 30 o / 2 = 0,966
= 180 o = 15 o
48/4
= 48 / 3x4 = 4
kd
= sin 4 x 15 o /2 = 0,958
4 sin 15o/2
FL
= 72 / 8x3 = 3
= 180o/9 = 20o
3 sin 10o
f. Sebuah alternator tiga fasa terhubung bintang, 100 kVA, 220 volt, mempunyai
tahanan jangkar 0,1 ohm dan reaktansi jangkar 0,5 ohm. Kalau diberi beban
dengan faktor daya 0.4 (lagging) dan memberikan arus kerja. Reaksi jangkar
adalah 2 kali rugi reaktansi jangkar. Tentukanlah :
(1) Tegangan beban nol, apabila beban dilepas kcepatan dan arus medan tidak
berubah.
(2) Tegangan beban nol yang diperlukan untuk memperoleli arus kerja jika
alternator dihubung singkat.
Penyelesaian :
(1) I per fasa = kVAx1000 / Vx 3 = 262 amp
Tegangan per fasa
= 220 / 3 = 127 volt
E0 = (V cos + IRa) + j (V sin + IXa + 2IXa
3 = 7505 volt
E0
Pengaturan tegangan :
VR
h. Ketentuan soal seperti soal g. Hitun lab tev.arrin yang dibangkitkan dan
pengaturan tegangan alternator tersebut apabila :
(1) faktor Jaya satu
(2) faktor daya 0.8 (leading).
Penyelesaian :
(1) V = 1300/
3 = 7505 volt
maka pada stator akan timbul medan putar yang dengan dua buah kutub, berputar
pada kecepatan sinkron dengan menurut putaran jarum jam. Karena motor
mempunyai dua kutub magnet yang dihasilkan oleh arus searah (eksitasi) yang
disalurkan lewat kawat dan slip ring pada poros, dengan prinsip kutub yang
berlawanan tolak menolak dan kutub yang sejenis tank menarik
maka
rotor
dengan
kumparan
peredam
yang
berfungsi
untuk
Gambar a
Jika eksitasi diberikan penuh (100%) maka ggl lawan yang dibangkitkan
Eb sama dengan tegangan terpakai V. Arus jangkar I mengikut V dengan sudut
yang kecil . Sudut adalah tetap, yaitu sudut perbedaan fasa yang tetap antara
tegangan resultan E, dan arus jangkar I.
Gambar b.
Eksitasi motor diberi kurang dari 100%, disebut penguatan kurang, ggl
lawan yang timbul dalam kumparan jangkar (E b) ) lebih kecil dari tegangan
terpakai V, atau Eb, < V. Karena Eb bertambah kecil sehingga tegangan resultan F,
akan memutar kekanan (atau menurut putaran jarum jam) dan begitu arus jangkar
I (Sebab jangkar I mengikut Ep dengan sudut tetap ). Dalam hal ini I bertambah
hesar tetapi faktor daya bertambah kecil (sebab bertambah besar)
Untuk penguatan kurang. motor bekerja pada laging power factor" (faktor daya
terbelakang), yaitu I mengikut V dengan sudut .
Gambar c
Eksitasi lebih dari 100% disebut penguatan lebih. Eb > V, E, dan I akan
memutar kekiri. Arus jangkar I akan mendahului V dengan sudut , sehingga
untuk penguatan lebih motor bekerja pada leading pf (faktor daya mendahului). I
mendahului V dengan sudut .
Gambar d
Pada eksitasi tertentu (antara penguatan kurang dan lebih), 1 dapat sefasa
dengan V. Dalam hal ini motor bekerja ada unity pf (faktor daya satu). Pada unity
pf, arus jangkar akan minimum.
Dari uraian di atas dapat diambil dua poin yang penting, yakni :
(1)Harga maksimum arus jangkar I tercapai pada saat penguatan lebili dan
penguatan kurang. Pada saat penguatan tertentu tantara penguatan lebih dan
penguatan kurang) harga ants jangkar I akan minimum. Variasi I dengan
eksitasi diperlihatkan dalain Gambar 91 yang membentuk huruf V dan variasi
ini disebut Kurva V.
(2)Pada penguatan kurang, motor akan bekerja rada lagging pf, untuk penguatan
lebill motor bekerja pada leading pf dan antara kedua macam penguatan
tersebut motor bekcrja pida unity pr. Variasi faktor daya dan eksitasi
diperlihatkan dalam gambar 91. Kurva V terbalik adalah kurva untuk faktor
daya satn (unity pf) di mana harga arus jangkar adalalt minimum.
E = V (IRa + jIXs)
=V.IZ
Di mana
dan arus jangkar adalah perbedaan vektor tegangan dengan impedansi jangkar
(bukan tahanan jangkar), atau
Jika Ra
Xs
Maka Zs
= tahanan jangkar/fasa
= reaktansi sinkorn/fasa
= Ra + jXs
Ia
= Er / Zs = V-Eb / Zs sehingga V = Eb + Ia Zs
Sudut suatu sudut antara Ia dan Er yaitu Ia mengikut Er dengan besar sudut .
Dapat dituliskan :
tan = Xs / Ra
Jika Ra diabaikan, maka = 90.
Daya input motor = V Ia cos (per fasa), di mana V tegangan terpakai (per fasa).
Daya input total motor 3 fasa hubungan bintang adalah :
P=
3 VL IL cos
2
a
2
a
mekanis dalam rotor. Daya mekanis ini akan berkurang lagi akibat rugi besi
dan rugi gesek dan sisanya adalah daya yang diterima beban atau disebut Jaya
keluar motor. Jika daya input/lasa motor adalah P maka :
P = Pmek +
2
a
Ra
2
a
Ra per fasa
Keadaan daya dalam motor sinkron dapat dilihat dalam ikhtisar berikut ini :
b. Torsi
BC
= AE
BC
cos
Atau
(Pmek)maks = Eb V/ Zs -
cos .(iii)
Adalah 90o. untuk semua harga V dan Eb, harga batasan adalah sama tetapi
torsi maksimum akan sebanding dengan daya yang dihasilkan seperti yang
diberikan dalam persamaan (iii). Persamaan (ii) digrafikkan dalam gambar 97.
Jika Ra diabaikan maka Zs = Xs
Dan = 90o cos
Pmek = Eb V / Xs cos (90o )
= Eb V / Xs sin (iv)
P = 3 VL. IL cos
=
= 29,1 kW
Zs = 0,25 + j 3,2 = 3,21 ohm
= tan-1 X/R = tan-1 3,2/0,25
= (12,8) = 85o32`
-1
= 36o52`
2
r
Tegangan jala-jala =
b. Sebuah motor sinkron 3 rasa. 1000 kVA, 11000 volt, dihubungkan bintang.
mempunyai tahanan jangkar dan reaktansi per fasa berturut-turut 3.5 ohm dan
40 ohm. Tentukanlah ggl lawan yang timbul dalam jangkar dan perlambatan
sudut dari rotor apabila secara penal terbebani pada :
(1) pf satu
(2) pf 0.8 terbelakang.
(3) pf 0.8 mendahului.
Penyelesaian :
Arus jangkar beban penuh :
= (1000 x 1000) /
= Ia Zs =
(184 2100 )
2
= 2100 volt
Tan = Xs / Ra ; maka = tan-1 40/3,5 = 85o
(1) Diagram vector ditunjukkan pada gambar dibawah :
Tegangan jala-jala :
= 6513 x 3 = 11280 volt
Dari
OAB
o
Juga 2100/sin = 6513/sin 85 = 6513/0,9961
36o53` = 48-1
2
b
3
Ggl lawan fasa = 8942/
= 5163 volt
3
Daya input =
VI I cos
= 915000 watt
I cos
= 915000 /
x 6600 = 80 amp
Dalam
ABC dari diagram vector (gambar dibawah ini) dilihat bahwa ;
= 4908 volt
AC =
OC = 4908 3810 = 1098 volt
tan = OC/BC = 10985/1600
= 34o22`
Jadi cos = 0,8256 (mendahului)
Arus jala-jala didapat dari :
I cos = 80
I = 80/0,8256 = 97 amp
d. Sebuah motor sinkron 660 volt. 3 fasa terhubung bintang, menggambarkan
arus beban penuh 70 Amp pada pf 0,8 mendahului. Carilah ggl lawan,
efisiensi dan bhp dari mesin jika rugi-rugi (stray losses) total 30 kW dan
tahanan 2 ohm, serta reaktansi sinkorn 20 ohm per fasa.
Penyelesaian :
3 VL. IL cos
Daya input =
3
=
x 6600 x 70 x 0,8 = 640000 watt
I2 R = 3x70x70x0,2 = 29400 watt
Rugi buta = 30000 watt
Rugi total= 59400 watt
Daya keluar motor ;
BHP = 640000 59400 = 580600 watt
= 580600 / 746 = 778 (British)
3
= 3810 volt
Tegangan/fasa = 6600/
Zs =
20 2 2 2
= 20,1 ohm
Tan
= 20/2 = 10
= 36o52`
+
= 121o10`
Cos 121o10` = -0,5175
Dengan memperhatikan gambar diatas :
2
b
Eb = 4696 volt
3
Ggl lawan jala-jala =
= Eb V / Zs -
2
b
/ Zs
cos
2774 = 39,6 kW