Anda di halaman 1dari 89

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK

"RESUME"

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik.
Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan
proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.

Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik
timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang

dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak


fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik.
Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti
elektronik dan tenaga listrik.
Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang
tetap dalam benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik"
digunakan juga dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2
jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis
saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya
gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek
dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.
Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan "C".
Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau
muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5
coulomb".
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan
tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu
dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau bohlam). Setiap kali listrik mengalir
melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan dilepaskan panas.
Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini
dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik.

BAB II
SUMBER ARUS

Sumber Arus

Sumber arus listrik menghasilkan keluaran berupa arus listrik, misalnya sumber
arus listrik seperti elemen atau baterai yang dapat menghasilkan arus listrik.
Elemen atau baterai mempunyai kutub posistif (+) dan negatif (-) lihat gambar di
bawah.

Gambar Arah Arus Listrik Dan Arus Elektron Di Dalam Rangkaian Arus.
Bila kedua kutub dihubungkan dengan bahan konduktor (misalkan kawat), maka
arus listrik akan mengalir di dalam koduktor dan di dalam elemen itu sendiri. Arus
listrik mengalir keluar kutub postitif kemudian melewati konduktor dan masuk
kembali ke dalam sumber di kutub negative.
Sedangkan arus electron mengalir keluar dari kutub negative kemudian melewati
konduktor masuk kembali ke sumber di kutub positif. Kedua arus baik arus listrik
atau electron tidak pernah mengalir kearah sebaliknya
Kesimpulannya :

Arus listrik mengalir (dalam konduktor) dari kutub positif ke kutub

negative.
Arus elektron-elektron mengalir (dalam konduktor) dari kutub negatif ke
kutub positif.

Di dalam sumber arus, arus listrik mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dan
arus elektron mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arah ini merupakan
kelanjutan dari arah arus pada konduktor, sehingga terjadi suatu aliran arus dari
suatu rangkaian tertutup yang disebut sebagai rangkaian tertutup atau rangkaian
listrik. Untuk selanjutnya pengertian arus listrik sering digunakan, sehingga

penggunaan istilah arus adalah untuk arus listrik bukan untuk arus elektron,
terutama untuk menyatakan arah arus tersebut.
Arus listrik akan menimbulkan panas sesuai dengan besarnya arus, makin besar
arus makin panas bahan konduktor tersebut. Panas terjadi karena gesekan antara
elektron-elektron yang mengalir dan bertumbukan dengan molekul-molekul
bahan konduktor. Rangkaian arus yang dihubungkan akan menimbulkan arus
yang besar sekali, akibatnya akan timbul panas pada bahan konduktor (kawat)
dan baterai. Peristiwa ini dikenal dengan istilah terhubung singkat (short circuit)
atau istilah sehari-harinya yang sering digunakan ialah korstluiting.
Untuk menghindari arus yang besar karena terhubung singkat, diberi suatu alat
listrik yang merupakan penghambat (tahanan) arus listrik seperti lampu, pesawat
radio, dan lain-lain. Alat ini di dalam rangkaian dinamai beban.

Gambar Rangkaian Terbuka (Opened Circuit) Dengan Beban (A) Dan


Rangkaian Tertutup (Closed Circuit) Dengan Beban (B).
2.1 Jenis Arus Listrik
Arus listrik dapat dibagi menjadi :

Arus searah (Direct Current, DC).

Arus bolak-balik (Alternating Current, AC).


Arus searah (DC) merupakan arus listrik yang setiap saat hanya mempunyai satu
arah saja. Sumber arus searah misalnya baterai, accu dan lain-lain.
Arus bolak-balik (AC) merupakan arus listrik yang berubahubah arahnya terhadap
waktu menurut fungsi sinus. Sumber arus bolak-balik misalnya tegangan listrik
dari PLN.

2.2 Arus Searah

2.2.1 Arus searah listrik

Arus searah (bahasa. Inggris direct current atau DC) adalah aliran elektron
dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi
potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai
(termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah biasanya mengalir
pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semikonduktor, isolator, dan ruang hampa udara.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang
lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif
(elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang "tampak"
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas
Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus
bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah untuk
transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir
semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.
Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (=Direct Current). Arus in i
diberi simbul Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu
jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positip (+) ke kutub negatip
(-). Sumber arus listrik searah Baterai, Accu, Dinamo arus searah.

Gambar Grafik DC Setiap Saat Kuat Arus Tetap Sama Besar (A) Dan
Grafik AC (B).
2.2.2 Arus bolak balik
Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana
besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolakbalik. Berbeda dengan arus
searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk
gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun
dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat
digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk
gelombang segi empat (square wave).
Secara umurn, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya
(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumahrumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyalsinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasiaplikasi ini, tujuan
utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau
terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
Gaya gerak listrik dapat dihasilkan oleh kumparan yang bergerak diantara
medan magnet. Gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan berupa tegangan yang
dapat dilukiskan sebagai berikut :
Gambar 13. Grafik tegangan bolak-balik.
Tegangan listrik yang berubah dengan waktu seprti gambar diatas sering disebut
dengan tegangan bolak-balik (AC = Alternating Current). Jika kumparan tersebut
berputar dengan frekuensi sudut w, maka persamaan tegangan bolak-balik dapat

dinyatakan denganfungsi sinusoida sebagai berikut :


V(t) = Vm . sin wt.
Dimana :
V(t) : tegangan sesaat, dalam satuan volt
Vm : tegangan maksimum, dalam satuan volt
w : frekuensi sudut, dalam satuan rad/detik
t : waktu, dalam satuan detik
Hubungan antara frekuensi sudut (w) dengan frekuensi (f)adalah :
w = 2#f
Dimana :
f : frekuensi, dalam satuan Hertz (Hz), deengan frekuensi merupakan se-per
satuan periode(T), dalam satuan detik.
2.2.3 Penggunaan Arus AC & DC
Arus AC, pada umumnya digunakan oleh peralatan Elektronik (bukan
Elektronika). Seperti:

kipas angin,

Air Conditioner (pendingin ruangan),

kulkas,

kompor listrik,

mesin cuci/pengering,

televisi CRT,

dan sejenisnya.
Sedangkan arus DC, pada umunya digunakan oleh peralatan elektronika,

dan contohnya sangat banyak. Karena, sesuai penjelasan di atas, semua yang
pakai baterai, umumnya arusnya DC. Contoh: Mainan anak-anak, jam tangan,
kalkulator, laptop, keyboard, telepon genggam, MP3 player, dll.

2.2.4 Pengubahan AC ke DC, maupun DC ke AC

Untuk pengubahan arus AC ke DC, teman-teman pasti sudah familiar


dengan nama alatnya, yaitu: ADAPTER.
GAMBAR Perbedaan arus AC dan DC Mikha Valerint.html
Sebaliknya, untuk pengubahan arus DC ke arus AC, digunakan alat yang
bernama INVERTER.
Arus listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Arus Searah dan Arus
Bolak-Balik. Arus Searah (DC Dirrect Current) adalah arus yang mengalir
dalam satu arah. Sedangkan Arus Bolak-Balik (AC Alternating Current) adalah
arus yang arahnya dalam rangkaian berubah-ubah (sinusoidal) dalam selang waktu
yang teratur. Arus Bolak-Balik ditimbulkan oleh gaya gerak listrik yang berubahubah. Video di bawah ini adalah tentang bagaimana sebuah generator AC
(alternator) bekerja, walaupun tidak menghasilkan tegangan yang besar. magnet
yang berputar dekat solenoida dapat menghasilkan sinyal AC yang terdeteksi pada
osiloskop-komputer.
Arus listrik (I) adalah aliran muatan listrik yang terjadi karena adanya
perbedaan potensial dalam medan listrik. Beda potensial dapat dihasilkan oleh sel
baterai atau generator, yang mengakibatkan arus listrik mengalir dalam rangkaian.

BAB 1
SISTEM TENAGA LISTRIK
1. Teknik Tenaga Listrik
Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar
elistrikan dan pemakatan alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran lektron
dalam konduktor (arus listrik). Dalam Teknik Tenaga Listrik dikenal dua
macam arus :
1. Arus searah dikenal dengan istilah DC (Direct Current)
2. Arus bolak balik dikenal sebagai AC (Alternating Current)
Dalam menghasilkan arus searah atau arus bolak balik, dikenal sistem
pengadaan energi listrik sebagai berikut :
Pembangkit: Sebagai sumber energi listrik yang antara lain berupa; PLTA,
PLTU, ITN, PLTG, PLTD, dan ENERGI DARI ANGIN, SURYA,
GEOTHERMAL, MBAK, CHEMICAL,dan sebagainya.
Transmisi Sebagai jaringan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit
beban atau ke jaringan distribusi (gardu-gardu listrik).
Distribusi: Sebagai jaringan yang menyalurkan energi listrik ke konsumen
pemakai.

1.1 Peralatan Atau Peranti Pengubaii Energi


Dalam sistem energi listrik dikenal peralatan yang mengubah energi
baik dari energi listrik ke energi mekanis, maupun sebaliknya, serta megubah
energi listrik dari rangkaian atau jaringan yang satu menjadi energi listrik yang
lain pada rangkaian atau jaringan berikutnya. Piranti tersebut adalah generator,

Motor dan Transformator.


Generator merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat
dipergunakan untuk mengubah energi mekanis atelijadi energi listrik, dapat
berupa generator arts searah (generator DC) maupun generator arus bolakbalik (Alternator). Motor merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat
dipergunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, juga
dapat berupa motor arm searah maupun motor arus bolak balik. Sedangkan
Transformator biasa disebut juga Trafo, adalah piranti atau peralatan listrik
yang dapat dipergunakan untuk mengubah energi listrik yang satu ke energi
listrik yang lain dirnana tegangan keluaran (out-put) dapat dinaikkan ataupun
dittuunkan oleh piranti ini sesuai dengan kebutuhan.
Transformator terbagi atas ;
a. Trafo penaik tegangan (step-up) atau disebut trafo days.
b. Trafo penurun tegangan (step-down) disebut juga trafo distribusi.
c. Trafo yang dipergunakan pada peralatan atau rangkalan elektronik,
yakni untuk memblokir rangkaian yang satu dengan yang lain.
Generator maupun motor dapat disebut mesin listrik, karena generator
dapat berupa generator arus scarab dan generator arus bolak balik, demikian
juga motor.
Mesin listrik dapat dibagi atas :
a. Mesin arus searah, yang terbagi atas;
(1) Mesin Shunt,
(2) Mesin Seri,
(3) Mesin Kompon.
b. Mesin arus bolak balik, terbagi atas;
(1) Transformator
(2) Mesin tak serempak (Asinkron) atau Mesin Induksi
(3) Mesin Sikron atau mesin Serempak.
Dalam mempejarai Teknik Tenaga Listrik berarti kita mempelajari
rumus yang berkaitan dengan q, l, v, p, dan w, sebagai variable
yang dianalisis.

Soal Pendalaman
Jelaskan konversi energi, transmisi energi dan distribusi energi listrik dengan blok
diagram!

BAB 2
KONSEP DASAR INDUKSI MAGNETIK
2. Medan Magnet
Medan magnetik adalah ruang disekitar magnet dimana tempt bendabenda tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbuLkan
oleh bendabenda yang bersifat magnetik dan juga arus listrik/muatan listrik
yang bergerak. Magnet mempunyai dua kutub, yaitu utara (U) dan selatan (S).
Medan magnetik dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnetik yang
disebut spectrum magnetik. Gans gaya magnetik didefinisikan sebagai garis
khayal yang merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila
dapat bergerak dengan bebas. Gans gaya magnetik selalu memancar dari kutub
utara ke kutub selatan dan tidak pemah memotong, seperti terlihat pada
gambar 3.

Gambar 4. Garis medan magnet batang sederhana


Garis medan magnetik dianggap mempunyai karakteristik tertentu. Semua garis
kekuatan:

Mulai pada kutub utara dan beraxhir pada kutub selatan


Kontinu dan selalu membentuk loop yang lengkung.
Tidak pernah memotong.
Cenderung memendek sendiri , karenanya garis magnet diantara kutub

yang berbeda menyebabkan kutub ditani lebih dekat.


Masuk dan keluamya material magnet pada sisi kanan permukaan.

Melewati semua material, magnet ataupun nonmagnet. Selain itu, tidak


ada isolator untuk kuat garis magnet.

2.1 Medan Magnetik Di Sekitar Arus Listrik


1. Percobaan Oersted
Hans Christian Oersted (1777-1851 orang Denmark) merupakan orang
pertama yang menemukan adanya medan magnet disekitar arus listrik.

Pada Gambar 5, tampak jarum kompas diletakkan di bawah kawat


penghantar. Saat saklar terbuka, pada kawat tidak ada arus listrik yang
mengalir dan janun kompas pada posisi sejajar dengan kawat. Apabila saklar
ditutup sehingga arus mengalir pada kawat penghantar, maka jarum kompas
menyimpang. Simpangan jarum kompas tergantung arah arus pada kawat dan
letaknya.
Percobaan Oersted menunjukkan bahwa :
a. Arus listrik menghasilkan gaya yang dapat memutar sebuah magnet yang
ada didekatnya.
b. Besarnya gaya bergantung kepada kedudukan relative antara arus dan
magnet.
Dari percobaan ini, Oersted menyimpulkan bahwa "disekitar
penghantar berarus listrik timbul medan magnet".
2. Percobaan Amper
Ampere menyatakan bahwa kawat yang berarus listrik mengadakan gaya
tarik atau tolak satu sama lain. Pada dua arus yang sama arahnya akan
saling nenarik dan dua arus yang berlawanan arahnya akan saling
menolak.

3. Kaidah Penarik Gabus


Arah kuat medan magnet dapat diteatukan dengan kidah penarik gabus
seperti; Jarah gerak penarik gabus menggambarkan arah arus listrik, maka
arah putaran penarik gabus menunjukkan arah kuat medan atau garis gaya.

4. Kaidah Tangan Kanan


Bila ibu jari tangan menunjukkan arah arus, maka arah arus garis gaya
atau kuat medan sama dengan jari-jari yang digenggam. Besarnya gaya
listrik di suatu titik dalam medan listrik menyatakan kuat medan listrik di
titik tersebut.

2.2 Induksi Magnetik


1. Gaya Magnetik
Gaya yang bekerja antar arus listrik disebut gaya magnetik. Sebuah
nmuatan yang bergerak tidak mengalami gaya maanetik apabila bergerak
paralel dengan medan magnetnya. Gaya magnetik terhadap muatan yang
bergerak itu maksimun apabila gerakannya tegak lurus terhadap medan
magnetnya.

2. Induksi Magnetik
Induksi magnetik dibatasi sebagai
gaya terhadap muatan yang bergerak
dengan persamaan :
B=

Newton/ampere m

Gambar 9. Arah medan magnet disekitar kumparan (set enoida)


Soal Pendalaman

qvsin

Mengapa fluks magnetik terjadi pada medan magnetik?

Induksi magnetik adalah besaran vektor.


Induksi magnetik B , kecepatan normal v sin dan gaya magnetik F tegak
lurus satu sama lain.
3. Flux Magentik
Induksi magnetik digambarican sebagai garis-garis induksi sejajar dengan
medan magnet yang disebut flux magnetik.
Induksi magnetik juga disebut rapat flux, sebab induksi magnetik adalah
flux per satuan luas, jadi
B=

atau = B. A

A
Keterangan :
B
A
4. Hukum Blot

: weber
: wb/m2
: m2

Percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh Biot dan Savart dan juga
oleh Ampere menunjukkan bahwa besarnya induksi magnetik disuatu titik
P yang berada pada jarak r dari sebuah elemen arus i yang panjangnya 1
1. Berbanding lurus dengan kuat arus i
2. Berbanding lurus dengan panjang elemen arus l
3. Berbanding Innis dengan sinus sudut antara garis singgung pada
elemen arus dan garis penghubung antara elemen arus dengan titik
tersebut ()
4. Berbanding terbalik dengan pangkar dua jarak r antara titik tersebut
dengan elemen arus.
5. Arahnya turns bidang yang melalui elemen arcs dan titik P
oi 1sin
4r 2
B=
wb / m2

5. Hukum Blot-Savart
Induksi magnetik di sekitar kawat panjang lurus yang berarus listrik dapat
dicari dengan Hukum Biot-Savart seperti berikut :

oi
B = 2 wb / m2
6. Induksi magnetik di pusat arus melingkar
Induksi magnetik di pusat kumparan yang berbentuk lingkaran:

o i
B = 2r wb / m2
7. Induksi magnetik pada sumbu kumparan
Induksi magnetik di sebuah titik pada sumbu kumparan berjari-jari r meter
yang berada pada jarak a meter dari keliling lingkaran ialah:
ir 2
3

B = o 2a wb / m2
8. Induksi magnetik di dalam selenoida
Induksi magnetik di sebuah titik p pada sumbu selonoida yang panjangnya
1 meter yang terdiri dari N lilitan serta berarus i ampere adalah:
i

B = o 2 (cos 1 - cos 2 ) wb / m2
Induksi magnetik di salah satu ujung selenoida yang panjangnya 1 meter
yang terdiri N lilitan serta berarus i ampere ialah:
i

B = o 2 wb / m2

BAB 3
KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
3. Hukum Faraday
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik dengan jalan
induksi lektromagnetik. Dengan induksi elektromagnetik dapat dibangkitkan
energi .strik secara besar-besaran.
Sifat magnetik dapat ditimbulkan dengan arus listrik, maka sebalilawa
ms listrik dapat ditimbulkan dengan gaya magnet. Hal ini dapat dinyatakan
dengan percobaan Faraday seperti berikut ;

a. Apabila sebuah kumparan kawat yang kedua ujungnya dihubungkan dengan


galvometer, didekati oleh kutub utara suatu magnet batang, maka selama ada
gerakan, jarum galvometer akan menyimpan dari kedudukan seirnbangnya.
b. Apabila kutub magnet dijauhkan kembali dari kumparan, maka galvometer
akan menyimpang dengan arah yang berlawanan.
c. Bila percobaan di atas dilakukan dengan kutub selatan, maka waktu
didekatinya, arah simpangan galvometer sama dengan arah simpangan ketika
kutub utara dijauhkan daripadanya dan sebalilcnya.
d. Simpangan jartun galvometer makin besar apabila jumlah lilitan kawat
kumparan makin banyak.
e. Pada gerakan yang perlahan-lahan simpangan sedikit dan perlahan-lahan,
pada gerakan cepat simpangan jarum besar dan menyentak.
Percobaan-percobaan Faraday seperti tersebut di atas menunjukkan
bahwa selama magnet digerakkan, di dalam kumparan terjadi arus yang
arahnya bolakbalik Oleh karena arus ini terjadi karena adanya induksi maka
dinamakan arus induksi, induksi yang menyebabkan arus induksi itu disebut
induksi elektromagnetik. Beda tegangan yang demikian dinamakan Gaya
Gerak listrik induksi (GGL induksi), arus yang terjadi disebut juga arus
induksi atau arus imbas.

3.1 HUKUM LENZ


Arah arus induksi dapt ditentukan dengan hut= Lenz, yang bunyinya
"Arah

arus

Induksi

dalam

suatu

pengantar

sedemtkiau,

sehingga

menghasilkan medan magnet yang, melawan perubahan garis gaya yang


menimbulkannya"
Arus searah mempunyai nilai tetap, tidak berubah terhadap waktu.
Sedangkan arus bolak balik adalah arus yang nilainya berubah terhadap waktu
secara peridoik. Bila dalam arus searah lambang sumber tegangannya. Dan
dalam arus bolak balik lambang sumber tegangannya
Arus bolak balik diukur dengan galvanometer, maka alat-alat tersebut (alat
ukurnya), angka menunjukkan angka not. Karena kumparan koilnya terlatu
lambat untuk untuk mengikuti bentuk gelombang yang dihasilkan oleh sumber
arus bolak balik tersebut.
Tetapi bila diukur dengan osiloskop kita dapat melihat nilai-nilai arus atau
tegangan yang dihasilkan yang selatu berubah terhadap waktu secara periodik,
sehingga memperlihatkan sebuah bentuk gelombang.

BAB 4
BATERAI ( ACCU)

Baterai adalah suatu alat berfungsi menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi kimia, dimana akan mengeluarkan energi listrik bila diperlukan.
4. KONSTRUKSI BATERAI
Baterai terdiri dari beberapa sel, dimana sel-sel ini membangkitkan energi
listrik. Tiap sel terdiri dari beberapa plat (lempeng), pemisah (separator) dan
elektrolit.
a. Kotak baterai
Kotak baterai terdiri dari ebonit, berguna untuk mernegangi sel dan
penampang elektrolit. Reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai. Sel-sel
tersebut dihubungkan secara seri (kutub positif dari salah satu sel
dihubungkan dengan kutub negatif dari sel lainnya), sehingga tegangan
listrik yang terbangkit sama dengan jumlah tegangan listrik di semua sel.
b. Plat
Terdapat dua macam plat, yaitu plat positif dan plat negatif. Plat berbentuk
kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam dengan antimon ditambah dengan
bahan yang alctif, sehingga menambah daya penyimpangan. Plat positif
dipasang sebelah menyebelah dipisahkan oleh separator, sehingga
membentuk satu group plat atau disebut satu sel. Dalam sel, terdapat satu
plat negatif lebih banyak sehingga kedu.a ujung dari kumpulan tersebut
adalah plat negatif.
c. Pemisah (separator)
Separator terbuat dari bahan non-konduktor untuk memisahkan plat positif
dan negatif agar tidak terjadi hubungan singkat. Pada separator terdapat
lubang-lubang dan alur yang hatus untuk memberi jalan terhadap sirkulasi
elektrolit. Bahan separator adalah kayu, ebonit, atau dari serat gelas.
d. Elektrolit
Elektrolit terbuat dari campuran air sulingan (60,8%) dan asam belerang
(39,2 %). Mempunyai berat jenis 1,26 dalam keadaan baterai terisi penuh
pada suhu 20C. Bila plat-plat telah terendam elektrolit, bahan aktif plat
dan elektrolit sendiri mengadakan reaksi kimia sehinggga membangkitkan
energi listrik.
4.1 Jenis-Jenis Baterai

1. Elemen Primer :
Elemen elektrokimia yang memerlukan penggantian bahan-bahan
peraksi setelah jumlah energi dibebaskan melalui rangkaian luar.
2. Elemen Volta :
Antara atom-ataom logam Zn dan Cu larutan H2SO4 terjadi suatu
selisih otensial. Besamya selisih potensial antara logam dan larutan dapat
diperkirakan ada deret volta (Nernst), K Na Ca Mg Al Zn Fe Ni Sn Pb H
Cu Ag Pt Au C.
Makin ke kiri makin besar selisih potensial antara logam dengan
larutan vig dengan H2SO4 memberikan selisih potensial yang lebih besar
dibansing Zn angan H2SO4 ).
Pada gambar di atas selisih potensial antara logam Cu dan Zn (kedua
nub) dinamakan gaya gerak listrik elemen (GGL) yang besarnya sekitar 1
volt.
Pada waktu kutub Cu terjadi juga pembentukan gas hidrogen,
sehingga timbul GGL antar seng dengan hidrogen yang arahnya
berlawanan dengan GGL tatar seng dan Cu (GGL ini dinamakan GGL
polarisasi). Akibatnya mengurangi GGL antara Cu dan Zn.
3. Elemen Daniell :
Ciri khas memiliki depolarisator (untuk mencegah terjadinya
pembentukan gas hidrogen). Disini depolarisator (CuSO4) akan mengikat
gas hidrogen. Akibatnya alat ini dapat dipakai lebib lama. Adapun GGL
elemen ini sekitar 1 volt.
4. Elemen Leclanche basah :
Elektrolitnya adalah NH4C1 dan depolarisatornya menganoksida
(Mn02). Reaksi pengikatan hidrogen dengan Mn02 ini berlangsung kurang
cepat sehingga lama kelamaan terjadi juga polarisasi. GGL akan turun dan
harga GGL semula (1,5 volt). Karhon (pengantar yang baik) digunakan
untuk membantu dipolarisasi (pengantar yang kurang baik).
5. Elemen Leclanche kering :
Elektrolitnya adalh pasta NI4C1 dengan serbuk kayu, tepung atau

getah. Elemen kering (GGL 1,5 volt) digunakan untuk lampu seater, radio
transistor dan sebagainya.
6. Elemen Weston
Elektroda positif : air raksa (Hg)
Elektroda negatif : amalgam kadmium ( 11% Cd, 89% Hg)
Depolarisator : Campuran mercurosulfat (HgSO4) dan kadmiumsulfat
(CdSO4) berupa pasta
Elektrolitnya : Larut jenuh kadmiumsulfat
Halur-hablur kadmiumsulfat (CdSO4 8/3 H2O) digunakan untuk
menjaga larutan tetap jenuh.
GGL ini besamya berkisar 1,01850 sampai 11,01870 volt pada
temperatur suhu 20 (hampir konstan), karena itu biasa digunakan sebagai
elemen standar.
7. Elemen Sekunder
Elemen

sekunder

adalah

elemen

elektrokimia

yang

dapat

memperbaharui bahan-bahan pereaksinya setelah dialiriarus dari sumber


lain yang arahnya berlawanan dengan ants yang dihasilkan elemen itu.
8. Elemen Bahan Bakar
Elemen bahan bakar adalah elemen elektrokimia yang mengubah
energi kimia bahan bakar yang diberikan secara bertahap (kontinu)
menjadi energi listrik.
9. Elemen Hidrogen-Oksigen
Elemen ini digunakan untuk penerbangan angkasa. Energi ini tidak
perlu mengganti bahan atau mengisi elemen seperti pada elemen sekunder.
Elektroda: Nikel katalitis
Elektrolit: kaliurn hidroksida
Oksigen bereaksi dengan air (pada anoda berbentuk OH-). Hidrogen
bereaksi dengan OH- membentuk air melepaskan elektron pada katoda.
Arus lektron pada katoda mengalir ke anoda menjadi arus elemen. Air
pada ruang elektroda harus disingkirkan supaya kepekatan elektrolit tetap.
4.2 Reaksi Kimia Pada Baterai

Pengosongan dan pengisian beterai merupakan suatu siklus seperti reaksi


kimia di bawah ini.
Reaksi kimia pada waktu baterai mengeluarkan arus :
Pb02 + 2 H2SO4 + Pb
Plat + elektrolit + Plat

PbSO4+ 2 H2O + PbSO4


Plat + air + Plat

Ketika baterai mengeluarkan ants listrik, timab hitam pada plat positif
maupun negatif bergabung dengan SO4 yang terdapat dalam elektrolit,
sehinggga tembentuk PbSO4. Dengan adanya reaksi tersebut, elektrolit H2SO4
sedikit demi sedikit menjadi air, sehingga elektrolit berkurang konsentrasinya,
mengakibatkan berat jenisnya pun menurun.
Reaksi kimia pada waktu baterai diisi :
PbSO4+ 2 H2O + PbSO4
Plat + air + Plat

Pb02 + 2 H2S0, + Pb

Plat + elektrolit + Plat

Selama pengisisan, arus listrik mengalir ke dalam baterai dengan arah


yang berlawanan, sehingga mengakibatkan kebalikan reaksi di dalam baterai.
H2SO4 terpisah dari PbSO4 pada tiap-tiap plat sehingga plat positif akan
terdapat Pb. Dalam reaksi ini H2SO4 akan terbentuk kembali di dalam
elektrolit sehingga konsentrasi dan berat jenisnya akan naik.
Akibat reaksi kimia (ketika akai dipakai), pada kutub-kutub anoda dan
katoda ma kelmaan terjadi endapan PbO sehingga tidak terjadi selisih potensial
lagi ki kosong). Untuk mengisisnya kembali maka kits harus mengalirkan arus
itrik ke arah yang berlawanan dengan arus yang dikeluarkan oleh aki tersebut.
GGL aki ini sekitar 2 volt. Efesiensi aki .iaiah perbandingan energi listrik yang
spat dipakai menjadi kalor dibandingkan dengan energi listrik yang diisikan.
sekitar 80-90%.

BAB 5
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK (ALTERNATOR)
5. Proses Induksi Penghasil Arus Bolak-Balik

Arus yang dihasilkan dari perkisaran lingkaran kawat, yang diujungnya


dihubungkan dengan cincin tembaga yang satu dengan yang lainnya terhadap
poros disekat pada cincin ini diletakkan dua buah sikat yang mengambil arcs dui
kawat lingkaran, kemudian diberikan pada aliran luar. Ants yang mengalir dalam
rantai ini berubah-ubah besar serta arahnya, maka disebut ants bolak-balik.
Contoh; Sebuah generator yang sederhana adalah generatot AC, yang terdiri dari
sebuah kuraparan kawat yang berputar dalam medan magnet serba sama.
GGL yang diinduksikan di dalam sebuah generator ideal berupa GCiL bolakbalik yang dapat dinyatakan dengan persamaan :
e = emax Sin t dimana emax N.B.A.
Kumparan dimana terjadi GGL induksi disebut anker.
5.1 Prinsip Kerja Alternator
Cara mendapatkan arus listrik dari perkisaran lingkaran kawat, kedua ujung
kawat itu dihubungkan pada dua buah cincin tembaga yang satusama lainnya serta
terhadap porosnya disekat. Pada cincin ini diletakkan dua buah sikat yang
mengambil arus dari kawat lingkaran kemudian diberikan kepada rantai aliran
luar. Arus yang mengalir dalam rantai ini berubah-ubah pula seperti tekanan yang
diinduksikan.
Karena arus-terus menerus berubah besar beserta arahnya, maka disebut arus
bolak-balik. Pada arus search, elektron dalam kawat bergerak dalam arah yang
selalu sama, pada arus bolak-balik elektron ini melakukan getaran tunggal pada
suatu kedudukan setimbang.
Tahanan lingkaran kawat disebut tahanan dalam dan tahanan rantai aliran
luar disebut tahanan loan. Jika perputarannya beraturan, tekanannya berlangsung
seperti sinosuida.

Sebuah lingkaran kawat ABCD yang diputar keliling poros MN. Seandainya
inilah GGL yang dilingkar 0, kuat arus maksimun. Bila kita perhatikan pula
selama separo putaran AB memotong garis gaya dari bawah ke alas dan setelah
lelalui gads netal garis gaya tersebut dipotong dari atas ke bawah, dengan kata in,
dalam arah yang berlawanan. Dengan demikian gaya gerak listrik dan arus strik,
tcdadi sewaktu melalui garis natal dan berbalik arahnya. Kejadian yang mind
selama lingkaran kawat diputar, merupakan suatu putaran sempuma. (lihat ambar
11).

Pada poros selinder ini tredapat beberapa jalur tembaga yang disebut Lamel,
yang disekat satu sama lain, dan seluruhnya merupakan sebuah kolektor. Karena
kawat-kawat lingkaran dihubungkan pada tembereng kolektor ini, maka
perubahan kutub berjalan otomatis.
Apabila jangkar berputar, terjadi suatu GGL dalam tiap lingkaran. Hasil
pekerjaan bersama dari berbagai-bagai kumparan itu dapat diperoleh dengan
menjumlahkan GGL dalam berbagai kumparan untuk tiap saat.

BAB 6
GENERATOR ARUS SEARAH
6. Proses Induksi Penghasil Listrik Arus Searah
Bila kawat melingkar diletakkan di antara dua kutub utara dan selatan aka
akan memotong garis-garis gaya sehingga dalam kawat terjadi arus induksi. rus
induksi yang dihasilkan berupa arus bolak-balik. Arus bolak-balik yang basilican
itu kemuadian diubah menjadi arus searah dengan memakai dua sekat mpengan
logam setengah lingkaran (cincin slip/komutator) . Besar GGL induksi rgantung
pada jumlah garis gaya yang dipotong tiap detik.
Kumparan yang diinduksikan gaya gerak listrik disebut anker. Untuk encapai
tegangan yang tinggi, kawat kuruparannya digulung pada sebuah inti si dan
menggunakan banyak lilitan. Ujung-ujung kumparan dihubungkan pada wnutator
yang terdiri dari dua cincin slip yang disekat satu sama lain. Pada ;dua belahan
cincin tersebut disinggungkan sikat-sikat yang terbuat dari granit ng dihubungkan
ke kutub-kutub generator. Kedudukan sikat-sikat sedemikian agga terselip dari
segmen komutator yang satu ke segmen yang lain pada saat 3L berubah arah
selama waktu kumparan berputar. Di dalam rantai aliran luar :dapat tegangan
searah yang berubah-ubah.
Jika kumparan berputar 180 derajat, maka selama putaran itu akan terjadi ya
gerak listrik induksi yang arahnya tetap. Setelah berputar 180 derajat sikat-sikat
bersinggungan dengan isolator sehingga dalam aliran luar tidak ada arus. da
perputaran berikutnya terjadi GGL induksi lagi, tetapi karena bentuk mutator
demikian, maka pada aliran luar GGL itu tetap sama seperti semula.
6.1 Prinsip Kerja Generator Arus Searah
Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :
e = - N d/ dt
dimana :

N : jumlah lilitan
: fluksi magnet
e : Tegangan imbas, ggl(gaya gerak listrik)

Dengan lain perkataan, apahila smut konduktor memotong garis-garis fluksi


magnetik yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor itu.
Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan ggl adalah :
- harus ada konduktor ( hantaran kawat )
- harus ada medan magnetik
- harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada
fluksi yang berubah yang memotong konduktor itu.
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan
kiri :
- ibu jari : gerak perputaran
- jari telunjuk : medan magnetik kutub u dan s
- jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I

Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan
utamanya adalah pemabngkitan tegangan searah, tamopak bahwa tegangan
kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan janglcar merupakan tegangan bolakbalik. Bentuk gelombang yng berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk mendapatkan arus scarab dari arus bolak balik dengan menggunakan
- saklar
- komutator
- dioda
6.1.1

Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungsingkatkan ujung-ujung kumparan.
Prinsip ketjanya adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengan periode tegangan positif saklar di

hubungkan, maka tegangan menjadi not. Dan bila sakalar dibuka lagi akan timbul
lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setenganh periode tegangan saklar
ihubungkan, maka akan di hailkan tegangan searah gelombang penuh.
6.1.2

Sistem Komutator
Komutator brfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan
umparan jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung
umparan jangkar. Bila kumparan jangkar berputar, maka cincin belah dari :maw.
Karena kumparan berada dalam medan magnet, akan timbul tegangna bolak-balik
sinusoidal.
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah
cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah
can terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila periods tegangan sama dengan
perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh. (lihat Gambar 13)

6.1.3

Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
-

Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.


Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.

Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:


-

Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang)


Full wave ratifier (penyearah satu gelombang penuh)

6.2 Karakteristik Generator Arus Searah


Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
-

dengan magnet permanen


dengan magnet remanen

Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto


dynamo. Karena banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan.
Sedangkan generator dengan magnet remanen menggunakan medan magnet
listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu :
-

Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arms searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :


Ea = z n P / 60 a Volt
Dimana:
Ea

= ggl yang dibangkitkan pada jangkar generator

= flulcs per kutub

= jumlah penghantar total

= kecepatan putar

= jumlah hubungan pararel

Bila zP/60a = c(konstanta), maka :


Ea = cn, Volt
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator rus
searah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Generator berpenguatan babas
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan
medannya dapat dihubungkan ke amber dc yang secara listrik tidak tergantung
dari mesin.
Tegangan searah yang dipasanglcan pada kumparan medan yang mempunyai
tahanan Rf akan menghasilkan arus Ir dan menimbulkan fluks pada kedua
kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam


generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Vf = If Rf
E = Vt+Ia Ra
Besaran yang mempengaruhi kerja dan generator :
-

Tegangan jepit (V)


Arus eksitasi (penguatan)
Arus jangkar (Ia)
Kecepatan putar (n)

b. Generator berpenguatan sendiri


(a) Generator searah seri

Vt = If Rf
Ea= Ia Ra + Vt + < Vsi
Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :
-

Adanya sisa magnetik pada sistem penguat


Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian,
hingga arah medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.
Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:

Sisa magnetik tidak ada.

Misal: pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik


adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan
bebas atau pada generator dipasang pada somber arus searah, dan
dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran
nominal
-

Hubungan medan terbalik, karena generator diputar oleh arah yang

salah dan dijalanksalahan, sehingga arusmedan tidak memperbesar


nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu
diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk
-

membenikan sisa magnetik


Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian
medan, hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu
besar atau komutator kotor.

c. Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan
generator seri, yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat
yang dimiliki ertipakan gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa
dihubungkan bagai kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan
dari kedua tbungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil,
sehingga gangan drop pada kumparan ini ditinjau dan dari tegangan terminal
kecil sekali dan terpengaruh.
Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rapa, sehingga
kumparan ri ini membantu kumparan shunt, yakni MMF nya searah. Bila
generator ini dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu
metnpunyai kumparan komponen bantu.
Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut
kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generatorgenerator usus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang
mempunyai ranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan seri dirancang
untuk mpensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar
pada ige beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur
secara mnatis pasa satu range beban tertentu.
a. Kompon panjang

b. Komponon pendek

Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri


Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt
dalam keadaan tanpa beban. Pada seat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu
fluks residu yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarlcan rotor,
akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya
tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini akan
menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses
terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil.
Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi
lebih kecil. Berarti maldn besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator
tersebut.
6.3 REAKSI JANGKAR
Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak
berbeban merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arcs jangkar.
Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan mengnggap tidak ada arus medan yang mengalir clalam kumparan medan,
fluks ini seperti digambarkan pada gambar dibawah
Perhatian pada konduktor yang terletak pads daerah ac, ternyata flubs yang
ditimbulkan arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga
fluks yang terjadi disini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor
pada daerah bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar dengan finks
utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang terjadi disini bertambah. Fluke
total seat generator dalam keadaan berbeban adalah penjutnlahan vector kedua
fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Karena operasi suatu generator
arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks pada konduktor

dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor lain lebih besar.

6.4 Kerja Paralel Generator Arus Searah


Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja
pararel dari dua atau lebih generator Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu
dihindari terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator
juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik
umum yang senantiasa memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang
khusus sering dynamo dikerrjakan pararel dengan aki, sehingga secara teratur
dapat mengisi aid tesebut.

Tujuan kerja pararel dari generator adalah :


-

Untuk membantu mengatasi beban untuk manjaga jangan =pa;

mesin dibebani lebih.


Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan,
maka hams ada mesin lain yang meueruskan pekerjaan. Jadi untuk
menjarain kontinuitas dari penyediaan tenaga listrik.

Soal Pendalaman
Jelaskan bagaimana generator listrik arus searah beketia untuk mengeluarkan
arus dengan E sebesar 12 volt?

BAB 7
MOTOR LISTRIK
7. Karakteristik Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
kinetik. Dasar kerja motor hampir sama dengan alat pengukur listrik, yaitu
rputaran kumparan berarus listrik dalam suatu medan magnet. Alat yang dapat
alakukan perubahan arah aliran dinamakan komutator yang terpasang pada ros
motor.
Komponen utama dan motor listrik yaitu; sebuah magnet yang berbentuk
dengan ruang berbentuk silinder di antara kutub-kutubnya, sebuah kumparan ng
dapat berputar di antara kutub magnet, dua bush sikat, dna bush cincin belah.
Cara kerja motor berdasarkan asas bahwa kawat yang berarus listrik
mengalami gaya Lorentz di dalam madam nagnet.

Gambar 20. Motor Arus Searah


Misal, sebuah kumparan kawat yang berarus listrik berada di dalam medan
magnet serba sama seperti Gambar 20. Arah garis gaya magnet dari kiri ke kanan,
Iangkan arah arus listrik seperti terlukis dengan anak panah.
Gaya dan medan magnet bekerja pada kawat di kedua nisi yang dapat ari
dengan aturan Fleming (aturan tangan kiri), seperti berikut : " Jika telunjuk tangan
kiri menunjuk arah yang sama dengan arah garis gaya dan
Jika telunjuk tangan kiri menuntuk arah yang sama dengan arah garis gaya
dan jari tangan menunjuk arah yang sama dengan arah arus, maka ibu jari
menunjuk arah gerakan kawat"

Jadi pada gambar 20 itu kawat yang kiri bergerak ke atas dan yang kanan
bergerak ke bawah, karna kedua gaya tersebut sama besar, sejajar dan berlawanan
arahnya, maka pada kumparan tersebut bekerjalah suatu kopel kekuatan.
Supaya kopel ini senantiasa sama arahnya, dipergunakan sebuah komutator
yang mengubah arah arus dalam kumparan apabila telah melintasi daerah natal.
Bagian yang berputar dinamakan Rotor dan bagian yang tidak bergerak yang
dilengkapi dengan kutub-kutub magnet disebut Stator. Gaya magnet clari kutubkutub stator ini dapat diperoleh dengan arus yang melalui Rotor (seri), atau
dengan sebagian arus yang dialirkan ke motor (shunt).
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak
atau kinetik. Dasar kerja motor listrik adalah hampir sama dengan dasar kerja alat
pengukur listrik, yaitu perputaran kumparan berarus listrik, yaitu perputaran
kumparan berarus listrik ke dalam medan magnet.
Motor listrik mempunyai bagian utama yaitu ;
a. Sebuah

magnet

tetap

berbentuk

dengan

ruang

di

antara

kutub-kutubnya berbentuk selinder.


b. Sebuah kumparan yang dapat berputar diantara kutub-kutub magnet tetap
c. Dua buah sikat SI dan S2
d. Dua bush cincin belch B1 dan B2
7.1 Prinsip Kerja Motor Listrik
1. Arus listrik masuk melalui sikat S2 ke belahan B2, dari B2 arus mengalir
melalui kumparan ke belahan Bl Ke sikat S I .
2. Arus listrik ini memutar kumparan sampai bidang kumparan menghadap
magnet kutub-kutub magnet tetap. B1 dan B2 berputar.
3. Tepat pada saat itu B2 bersentuhan dengan Si dan B1 bersentuhan dengan
S2. Sekarang arus dalam kumparan menjadi dari S2 ke belahan B1 melalui
kumparan lalu kebelahan B2 terus ke sikat S1.
Jadi arus sekarang dalam kumparan berubah. Dengan demikian kumparan
berputar setengah putaran lagi, demikian seterusnya tiap kali bidang
kumparan berhadapan dengan kutub-kutub magnet tetap. Arah arus diubah
oleh cincin belah, itu yang terbuat dari penghantar dan disebut Komutator.
4. Pengaruh medan magnet terhadap kumparan itu paling besar ketika bidang

kumparan tidak terletak sejajar dengan garis-garis gaya. Sedangkan


pengaruh medan magnet terhadap putaran kumparan paling kecil ketika
bidang kumparan itu tegak lurus garis-garis gays. Maka dari itu kumparan
motor itu menggunakan satu kumparan yang berjalan agak tersentaksentak.
Untuk menghaluskan putaran maka digunakan dua bush kumparan, yang
satu tegak lurus dengan yang lain, dengan dua pasang cincing belah. Dengan cara
ini bila kumparan yang satu tegak tutus pada garis gaya maka kumparan yang lain
sejajar dengan garis gaya.
Untuk membuat motor listrik yang kuat maka kumparan yang digunakan
lebih banyak lagi, begitu pula cincin belahnya. Kumparan-kumparan diletakkan
pada alur-alur sebuah selinder besi disebut Anker atau Sauh. Ujung-ujung tiap
kumparan berakhir pada kornutator yang berupa plat-plat tembaga yang tersekat
atau sama lain tersusun sekeliling anker sedangkan sikatnya terbuat dari karbon.
Perlu diketahui bahwa pengaruh paling besar medan magnet terhadap
kumparan adalah ketika bidang kumparang tidak sejajar dengan garis-garis gaya
magnet. Sedangkan pengaruh medan magnet terhadap kumparan paling kecil
ketika bidang kumparan berada tegak lurus dengan garis-garis gays medan
magnet. Hal ini akan mengakibatkan jalan motor tersentak-sentak, sehingga
diperlukan paling tidak dua buah kumparan yang sating tegak lurus serta dua
pasang cincin belah.
Untuk membuat motor listrik yang kuat maka diperlukan lebih banyak lagi
kumparan dan cincin belahnya. Kamparan-kumparan tersebut diletakkan pada
alur-alur sebuah selinder besi disebut anker. Ujung dari setuap kumparan berakhir
pada sebuah komutator yang berupa plat tembaga dan tersekat satu dengan yang
lainnya, tersusun mengelilingi anker, sedangkan sikat terbuat dari karbon.
Sesuai dengan Hukum Lenz, setiap GGL induksi berkelakuan melawan
perubahan yang menghasilkannya. Dengan demikian induksi diri selalu dalam
arah sedemikian tupa sehuingga melawan perubahan arus dalam rangkaian. Jika
kumparan atau rangkaian listrik mempunyai sifat melawan setiap perubahan araus
dalam rangkaian, dikatakan mempunyai induksi diri atau induktansi, yang
bersatuan Henry. Rangkaian mempunyai induktansi satu Henry jika GGL satu volt

diinduksikan dalam rangkaian ketika arus berubah dengan laju satu amper per
sekon.

BAB 8
ALTERNATOR GGL TIGA-FASE
8. Karakteristik Alternator Ggl Tiga-Fase
Rangkaian listrik tiga fase diberi energi oleh tiga GGL bolak balik dengan
rekuensi yang sama dan berbeda fase 120 listrik. Tiga GGL gelombang sinus ang
demikian ditunjukkan dalam gaLibar di bawah ini. Ketiga GGL ini ibangkitkan
dalam tiga pasangan jangkar yang terpisah dalam generator AC. oga pasang
kumparan ini dipasang terpisah 120 derajat listrik pada jangkar enertor. Ujung
kumparan semuanya dikeluarkan dari generator untuk lembentuk tiga rangkaian
fase-tunggal yang terpisah. Tetapi kumparan-kumparan iasanya dihubungkan baik
di dalam maupun di luar guna membentuk sistem tiga Ise kawat tiga atau kawat
empat.
Ada dua cars hubungan kumparan tiga fase, dan secara umum ada duacara
menghubungkan slat ke rangkaian tiga fase yaitu hubungan Y dan hubugan :ha.
Kebanyakan generator dihubungkan secara Y, tetapi beban dapat hubungkan baik
secara Y maupun delta.
8.1 Hubungan Tegangan dalam Generator Hubungan Y
Gambar 2 a mewakilli sebuah kumparan atau lilitan fase sebuah generator.
kitan ini diletakkan pada permukaan jangkar sedemikian nips sehingga GGL mg
dibangkitkan berbeda 120 deajat. Tiap-tiap kumparan diberi huruf S dan F (start
dan finish). Dalam gambar 2a semua ujung kumparan yang diberi tanda S
hubungkan ke titik bersama N yang disebut netral dan ketiga kumparan n yang
beri tanda F dikeluarkan ke terminal saluran A,B, dan C membentuk catu tiga se
kawat tiga. Tipe hubungan ini disebut hubngan Y (kadan-kadanng disebut ibnngan
bintang). Kerapkali dikeluarkan ke papan netral atau terminal seperti tunjukkan
pada gambar 2a dengan garis putus-putus, membentuk sistem tiga fase kawat
empat.
Tegangan yang dibangkitkan setiap fase generator AC disebit tegangan se
(simbol Ep atau Vp). Jika sambungan netral dikeluarkan dafri generator, tegangan
dari masing-masing terminal saluran A,B, atau C ke sambungan netral N adalah

tegangan saluran ke saluran atau singkatnya tegangan saluran (simbol El atau VI).

Gambar 21 (a) hubungan lilitan fase dalam generator hubungan Y


(b) diagram konvensional hubungan Y
(c) diagram fasor yang menunjukkan hubungan antara tegangan
fase dan saluran.
Hubungan dari tiga fase-fase disebut =tan fase atau putaran fase tegangan.
Ini ditentukan oleh putaran generator, tetapi dpat dibalikkan di Mar generator
dengan menukarkan setiap dari ketiga kawat saluran (jangan kawat saluran
dengan kawat netral).
Sangatlah membantu jika kita menggambrkan diagram rangkaian hubungan
Y seperti dalam diagram 2.b. perhatikan bahwa ranglaian gambar 2.b. benatrbenar sama dengan gambar 2.a, dengan ujung setiap kumparannya dihubungkan
ketitik netral, dan ujung F dikeluarkan ke terminal. Setelab diagram rangkaian
digambar dan semua bagiannya diberi huruf, maka diagram fasor dapat digambar
seperti pada gambar 2c. Diagram fasor menunjukkan ketiga tegangan fase Van,
Vbn, Vcn berbeda 120 derajat.
Haruslah diperhatikan dalam gambar 2 bahwa setiap fasor diberi huruf
dengan dua subskrip. Kedua huruf tersebut menunjukkan kedua titik diantara
tegangan yang ada, dan urutan huruf menunjukkan polaritasrelatif dari tegangan
elama setengah siklus positifnya.dalam diagram fasor yang ditunjukkan, telah
iumpamakan bahwa terminal generatomya positif. Sebagai contoh ; simbol Van
nenunjukkan tegangan v antar titik A tian N dengan titik A positif terhadap titik N
elama setengah siklus positifnya. Karma tegangan membalik setengah siklus,
ekarang polsnya dapat diperhatikan, jika polaritas ini diperhatikan secara onsisten
untuk semua fasenya.

Haruslah diperhatikan bahw ajika untuk setengah siklus positif ditentukan


olaritas titik A terhadap N (Van), maka Van jika digunakan pada diagram fasor ang
sama haruslah digambar berlawanan, atau beda fase 180 derajat dengan Van.
Tegangan antara setiap dua terminal saluran dari generator yang terhubung
adalah selisih potensial antara kedua terminal ini terhadap netral. Sebagai contoh :
tegangan saluran Vab sarna dengan A terhadap netral (Van) dikurangi ;gangan B
terhadap netral (Vbn). Untuk menurangi Vbn dari Van, perlulah iembalikkan Vbn
dan kemudian menjumlahkan fasor ini pada Van. Kedua fasor an dan Vbn
panjangnya sama dan beda 60 derajat, seperti ditunjukkan dlarn mbar 2.c. dapat
ditunjukkan secara grafik atau dibulctilcan dengan ilmu ukur au bidang bahwa
Vab sama dengan V3 atau 1,73 dikali harga Van dan Vbn. oastruksi grafik
ditunjukkan dalam diagram fasor, oleh akrena itu dalam ibnngan Y yang
seimbang,
VL = 1,73 Vp
8.2 Hubungan Arus dalam Generator Hubungan
Arus yang mengalir keluar ke kawat saluran dari terminal generator A, B,
dan C (gambar 2) hams mengalir dari titik N keluar melalui kumparan generator.
Maka arus dalam setiap saluran (IL) hams sama dengan fase (Ip). Dalam
hubungan Y yang seimbang.
IL = Ip
8.3 Hubungan Tegangan dalam Generator Hubungan Delta
Generator hunbungan delta ditunjukkan dalam gambar 3. hubungan ini
dibentuk dengan menghubungkan terminal S dari satu fase ke terminal F dari
tangganya.

Gambar 3. (a) Hubungan lilitan fase dalam hubungan delta


(b)
(c)
yanng

Diagram konvesional dari hubungan delta


Diagram

4- v,
I,

fasor

menunjukkan

hubungan antar arus fase


dan arus saluran

-41

I., I,

Vr

II %,. s

'

V,

())

Maka hubungan saluran dibuat pada


titik bersama antar fase senerti yang
ditunjukkan. Diagram konvensional yang mana ketiga kumparan dihubungkan
seperti huruf yunani ditunjukkan dalam gambar 3b. Pengamatan dari diagram
menunjukkan bahwa tegangan yang dibangkitkan dalam fase 1 juga merupakan
tegangan antara saluran A dan B. Oleh sebab itu dalam hubungan Delta.
VL = Vp
8.4 Hubungan Arus dalam generator Hubungan Delta
Arus fase dalam hubungan delta pada gambar 3.b adalah 11, 12, 13. Diagram
fasor yang menyatakan arus ini ditunjukkan dalam gambar 3c. Untuk menentukan
arus adalam setiap kawat slauran, perlulah menjumlahkan fasor arus yang
mengalir ke dalam kedua fase dimana kawat saluran tersebut dihubungkan.
Sebagai contoh ; arus yang mengalir keluar menuju beban melalui saluran A
haruslah.
IA = I1 + (- 13)
Karena II dan 13 merupakan fasor yang besarnya sama dan berbeda 60, maka
nlah fasornya adalah V3 atau 1,73 kali harga Il ataupun -13 (gambar 3c). Oleh
sebab itu dalam hubungan -delta.
IL = V3 Ip = 1,73 Ip
9. Daya dalam Rangkaian Tiga-Fase
Dari rumus daya dalam rangaian satu fase, daya dalam setiap fase (Pp) baik
hubungan -delta maupun- Y adalah:
Pp = VpIp. cos
Dimana 0 adalah sudut antara arus fase dan tegangan fase. Maka daya yang

ir

Gambar Hubungan Delta

asilkan dalam tiga-fase dalam hubungan tiga-fase yang seimbang adalah :


P = 3 Pp = 3 Vp. Ip. cos
Tetapi dalam hubungan Y

VL
Ip = I1, dan Vp 3
Maka daya tiga-fase dalam hubungan -Y yang dinyatakan dalam tegangan dan
arus saluran adalah:

VL
P = 3 3 IL cos =

3VLIL cos

BAB II
TRANSFORMATOR
2. Konstruksi
Transformator terdiri dan dua buah kumparan, lilitan, induktor, atau
gulungan kawat (primer dan sekunder) yang bersifat induktif, yang terpisah secara
elektris namun terhubung 3ecara magnetis melalui jalur yang melalui reluktansi
(reluctance) rendah. Di antara kumparan terdapat inti (core) yang dilaminasi,
berfungsi mengurangi reluktansi. Secara terperinci, konstruksi transformator days
biasanya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
2
3
4
5
6
7

Inti yang dilaminasi


Dua buah kumparan
Tangki, casing, body
Sistem pendingin
Terminal, kontak atau sambungan ke listrik
Bis kabel (bushing) ke luar

2.1 Prinsip Kerja


Transformator

daya

merupakan

suatu

peralatan

listrik

elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah


daya listrik arus bolak-balik (AC) dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi
tertentu melalui suatu gandengan (dampingan) magnet dan bekerja
berdasarkan

prinsip

induksi

elektromagnetis,

dimana

perbandingan

tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan
kuat arusnya.

Np Vp Is

Ns Vs Ip

BAB III
GENERATOR SINKRON
3. Prinsip Kerja
Generator sinkron adalah generator arus dan sering disebut alternator yang
berfungsi mengubalt tenaga rritKanik menjadi daya listrik.
Prinsip kerja inesin ini adalah berdasarkan

induksi elektromagnit seperti

halnya pada transformator, tetapi pada alternator ini terdapat komponen yang
bergerak.
Pada mesin yang bertenaga kecil (dengan rating kurang dari 50 kW)
kumparan pembangkit (jangkar) terletak pada rotor dan kumparan medan pada
stator. Tetapi pada mesin dengan rating dalam Megawatt (sampai 800 MW atau
lebih), jangkar berada pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Gambar 58 inemperlihatkan pembangkitan tegangan dengan kumparan
pembangkit (jangkar) yang berputar dan pada Gambar 59 kumparan penguat yang
berputar.

Apabila rotor diputar olelt straw penggerak utaina (inisalnya turbin nap)
clan kumparan medan (Jibed sum ber tegangan de sehingga kumparan medan
akan membangkitkan medan magnit. Hasil in teraksi kawat-kawa jangkar dengan
garis-saris gaya, maka di dalam kawat jangkar akan timbul tegangan induksi yang
sinusoid (atau berbentuk grafik sinus) sepern diperlihatkan dalam Gambar 58 (b).
Jika kumparan berada pada posisi start (Gambar 58), tegangan yang timbul adalah
nol.
Pada Gambar 58 tegangan yang timbul dalam kawat jangkar akan disuplai
ke jala-jala (rangkaian luar) melalui slip ring (atau cincin seret), sedang pada
Gambar 59 dapat dihubungkan langsung dengan terminal stator dan arus
eksitasilah yang dialirkan melalui slip ring.
3.1 Frekuensi Dan Putaran
Frekuensi adalah jumlah getaran listrik setiap detik yang dinyatakan
adalah satuan Herz atau Cycle (disingkat Hz atau c/s). Apabila dikatakan
frekuensi f = 1 Hz, hal ini berarti rotor bergerak mengitari dua buah kutub, yaitu
rotor berputar dengan jarak 360 derajat listrik. Oleh karena itu frekuensi
tergantung pada putaran dan jumlah kutub.
Bila suatu mesin (alternator) mempunyai jumlah kutub P, tegangan induksi
yang timbul dalam kawat jangkar tiap perputaran menjadi P/2 periode.
Jadi sebuah alternator yang mempunyai jumlah kutub P untuk
menghasilkan tegangan induksi dengan frekuensi f, Icarus membuat putaran
f
P

60 f
P
2 perdetik atau
2 atau permenit (atau rpm).

Sehingga untuk putaran N berlaku hubungan :


60 f
120 f
P
2 = P rpm
N =

di mana P = jumlah kutub (U + S).


Rating kecepatan putaran tergantung pada tipe primovemya. Apabila
primover

dan

suatu

alternator

mempunyai

kecepatan

rendah

maka

alternatortersebut membutuhkan banyak kutub sehingga tercapai besar frekuensi


yang telah ditentukan. Alternator yang tipe primovernya mempunyai kecepatan

tinggi maka biasanya generator tersebut mempunyai jumlah kutub 2,4 atau 6
buah.
3.2 Konstruksi
Karena alternator digunakan until k membangkitkan tegangan bolak-balik,
maka alternator tidak membutuhkan koinutator sehingga hal ini memungkinkan
dibuatnya kumparan pembangkit (jangkar) pada bagian yang tidak bergerak, yaitu
stator. Hal ini mempunyai keuntungan yakni :
(i) Memungkinkan untuk membuat isolasi kawat jangkar yang lebih kuat.
Karena kumparan clan isolasi tidak dipikul rotor sehingga dapat mengurangi
getaran mekanis.
(ii) Tegangan tinggi yang dibangkitkan dalam kawat lagi memerlukan slip ring
untuk mensupplainya ke rangkaian luar (jala-jala) tetapi dapat langsung
menghubungkannya dengan terminal stator.
a. Rotor
Tipe konstruksi kumparan medan yang berputar atau rotor dad
alternator ada dua macam, yakni :
(i) salient pole rotor (rotor kutub salient)
(ii) cylindrical rotor (rotor silinder).
Rotor kutub salient dapat mengalcibatkan rtigi angin yang terlalu besar
apabila putaran sangat tinggi. dan juga menimbulkan suara yang berisik.
Sehingga rotor jenis ini biasanya digunakan path alternator yang mempunyai
penggerak utama dengan kecepatan rendali dan menengah. Rotor ini
mempunyai kutub yang terdiri dari lapisan-lapilsan besi, dimaksudkan untuk
dapat mengurangi panas akibat eddy current.

Rotor silinder biasanya digunakan pada alternator ang tipe penggerak


utamanya adalah turbin uap, yaitu turbo-alternator yang mempunyai putaran
sangat tinggi. Rotor ini berbentuk silinder mana kelilingnya terdiri dari aluralur sebagai tempat dad kawat-kawat kumparan. Rotor seperti ini didesain
pada berbagai macam jtuiiah kutub yang disesuaikan dengan tipe penggerak
mula dari alternator tersebut.

b. Stator
Kumparan pembangkit (jangkar) terletak pada hagian yang tidak
tergerak atau stator. Keliling bagian dalam dari stator ini dikonstruksi
sedemikian rupa sehingga mempunyai alur-alur sebagai tempat dari kawatkawat jangkar.

Alur-alur dari inti stator ini dibuat dalam berbagai macam bentuk,
terbuka, semi terbuka dan tertutup, diperlihatkan dalam Gambar 63 berikut ini.

c. Gulungan jangkar
Gulungan jangkar dalam alternator berbeda dan gulungan jangkar
dalam mesin dc. Mesin dc mempunyai rangkaian gulungan yang tertutup
tetapi pada alternator rangkaian gulungan terbuka. Untuk alternator 3 fasa,
salah satu dari ujung gulungan rasa dihubungkan menjadi titik netral dan
ujung lainnya dihubungkan ke terminal stator.
3.2.1

Gulungan berlapis tunggal


Apabila hanya satu sisi kumparan dalam setiap alur maka disebut
gulungan berlapis tunggal.

Gambar 64a memperlihatkan suatu alternator mempunyai 4 buah kutub. 12 alur; 3


alur per kutub atau I alur/fasa/kutub. Gulungan dalam langkah penuh.
Misalnya fasa R mulai dari alur 1, kemudian 4,7 dan berakhir pada alur 9.
Pennulaan fasa R maju 1200 listrik dari permulaan fasa R, yaitu mulai dari alur
3, kemudian 6,9 dan berakhir pada alur 12. Dengan cara yang sama fasa B
mulai dari alur 5, 8, 11 dan berakhir pada alur 2. Gambar lengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 64b.
Untuk rnendapatkan titik bintang, ketiga ujung akhir dari belitan
dihubungkan.
3.2.2

Gulungan berlapis ganda.


Dalam gulungan berlapis ganda, dua sisi kumparan ditempatkan dalam
setiap alur stator (jangkar). Dari keadaan ini dapat diketahui suatu ketentuan,
yakni :
(i)

Jumlah alur stator sama dengan perkalian jumlah kutub dengan jumlah
fasa. Dengan demikian stator berkutub 4 dari alternator 3 fasa dapat

(ii)

mempunyai 12, 24, 36, 48 alur dan seterusnya.


Jumlah alur sama dengan jumlah kumparan.

Gambar 65
Gulungan berlapis
ganda

Gambar 65 memperlihatkan sebuah jangkar dari suatu alternator


digulung gelung mempunyai 4 kutub, 24 alur. Langkah kutub = 24/4 = 6.
Untuk mendapatkan tegangan maksimum, kumparan harus dibuat langkah
penuh. Hal ini berarti jika satu sisi kumparann mulai dari alur I maka sisi yang
lainnya harus berada pada alur 7 dan ini disebut langkah kutub atau besarnya
180 listrik.
Jumlah kumparan tiap fasa = 24/3 = 8, untuk mendapatkan tegangan
yang lebih besar, kumparan tersebut harus dihubungkan seri. Empat kumparan
pertama berada pada alur 17,13 dan 19. Empat kumparan lagi berada pada alur
2, 8, 14 dan 20. Belitan ini adalah untuk fasa R.
Fasa Y berbeda 120' listrik dari rasa R, yaitu mulai dari alur 5, 4 alur
jaraknya dari permulaan fasa R. Cara menggulung fasa Y sama dengan fasa R.
Fasa B dimulai dari alur 9, yaitu 4 alur jaraknya dari permulaan fasa Y. Secara
lengkapnya untuk gulungan 3 fasa diperlihatkan dalam Gambar 66. Terminal
R2, Y2 dan B2 dapat dihubungkan untuk mendapatkan titik netral dari
hubungan bintang.

3.2.3

Hubungan bintang dan segitiga


Untuk hubungan bintang, R, , Y, dan B,
ketiganya dihubungkan sehingga terdapat titik
bintang. R2 , Y2 dan B2 dihubungkan ke
terminal. Untuk hubungan segitiga, R2 dan Y, Y2 dan B, , B2 dan R, rating,
dihubungkan, dan saluran ke terminal diambil dari ketiga titik perhubungan
tersebut seperti diperlihatkan dalam Gambar 67a dan b.

Gambar 67
Hubungan bintang dan segitiga
3.2.4

Damper winding (gulungan peredam)


Alternator yang memakai rotor kutub salient biasanya mempunyai
gulungan peredam. Gulungan peredam ini terdiri dari batang- batang tembaga
yang terletak pada alur-alur dari sepatu kutub.
Batang-batang tembaga ini dilitibung singkat pada ujung-ujungnya dengan
sebuah ring tembaga. Peredam ini berguna untuk mencegah ayunan
(goncangan putaran seketika).

Pada alternator dengan jenis rotor silinder tidak inemakai peredam,

sebab "solid field" cukup elisien sebagai peredam.


3.3 Pendinginan
Pendinginan pada alternator dengan rotor kutub salient tidak perlu
dilakukan (ditambah), karena udara yang ada dalain celah celah antar kutub cukup
untuk keperluan pendinginan
Pada alternator dengan jenis rotor silinder, pada dasarnya sistim
pendinginan dilakukan dalam dua macam, yakni :
(i)

Pendinginan radial: dilakukan dengan memasukkan udata atau gas melalui


saluran (celah udara) yang ada dalam instator (jangkar) dan keluar melalui
celah udara yang ada disekitar poros. Dengan demikian udara atau gas tersebut
bergerak secara radial sehingga panas yang timbul dapat dikurangi.

(ii) Pendinginan aksial: udara atau gas mengalir dari ujung mesin ke ujung
lainnya melalui celah udara dalam jangkar
3.4 Persamaan Ggl Yang Timbul
Jika z = jumlah kawat atau sisi kumparan seri/fasa
= 2T : di mana T = jumlah kumparan: atau lilitan/fasa
(1 lilitan = 2 sisi kumparan)
P = jumlah kutub
I = frekuensi ggl yang timbul (Hz)

= fluks/kutub
N = kecepatan putar rotor (rpm)
Jika rotor berputar satu kali (yaitu 60/N detik) maka setiap kawat stator
terpotong oleh fluks P Weber.
Sehingga d = P dan dt = 60/N detik.
Harga ggl rata-rata yang timbul per konduktor

P
d
NP
60
N = 60 volt
= dt =
Seperti telah dijelaskan, bahwa
PN
120 f
f = 120 atau N = P

maka ggl rata-rata per kawat

P 120 f
x
2 f
P
Er = 60
volt
Jika kawat stator terdiri dari Z kawat per rasa, mika
Er per fasa = 2 f Z Volt = 4 f T volt
Harga efektif dari ggl yang timbul adalah
Eeff = 4 kb f PT volt.
Dimana : faktor bentuk kb = harga rata-rata
harga efektif
Jadi Eeff = 4,44 f T volt.
Harga ini bisa dilihat stun bemya jika kumparan dari belitan fasa dalam
keadaan
(i) langkali penult
(ii) helitan herptisat (sisi kumparan berada dalam saw lalur)
Tetapi hal ini tidak selamanya dapat terjadi, maka ggl yang tintbul dapat
dipengaruhi kedua faktor tersebut sehingga persamaan menjadi:
Eeff

= 4,44 kb kd f T volt.

Atau

Eeff

= 4 kb kb kd T volt.

di mana :

ke = faktor kisar
kd = faktor distribusi

Faktor kisar
Jika disebut sebuah kumparan dalam keadaan langkah penuh, besar
langkah tersebut sama dengan besar langkah kutub atau sama dengan 180 listrik.
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 69, jika sisi kumparan ditempatkan
dalam alur I dan 7 maka disebut langkah penuh, tetapi jika ditempatkan dalam
alur I dan 6 maka langkah kumparan sudah diperpendek atau sama dengan 5/6
langkah penuh. Berkurang sebesar 1/6 langkah kutub atau 180 /6 = 30. Langkah
kumparan yang diperpendek in; mempunyai keuntungan sebagai berikut :

(i) dapat menghemat pemakaian kawat.


(ii)dapat memperbaiki bentuk gelombang dari ggl yang dibangkitkan dan dapat
mengurangi distorsi harmonik.
Tetapi cara ini juga menimnbulkan kerugian- kerugian, yaitu tegangan
total disekeliling kumparan kadang-kadang berkurang. Sebab kedua sisi kumparan
yang telah diperpendek tidak tepat lagi berada di bawah kutub, sehingga jumlah
tegangan yang timbul secara lebih kecil dari jumlah secara perhitungan.
Faktor kisar a tau faktor perpendekan kumparan didefenisikan sebagai
berikut:
kc = jumlah tegangan yang timbul secara vector
jumlah tegangan yang timbul secara perhitungan
Apabila Es adalah ggl yang timbul dalam setiap sisi kumparan dan jika
kumparan dalam langkah penuh, maka ggl total yang timbul adalah 2 E s (Gambar
70a).

Jika kumparan diperpendek sebesar 30 listrik (Gambar 70b), maka :


E = 2Es cos (30/2)
kc =

= 2 Es cos (30/2) = cos 15 = 0,966

2 Es

2 Es

Faktor kisar dapat dirumuskan sebagai berikut :

kc = cos 2 = cos
dimana = sudur perpendekan.
Dalam keadaan yang sama, untuk kumparan yalg mempunyai 2/3 langkah
kutub :
60 0
kc = cos 2 = cos 30 = 0,866
Faktor kisar ini selalu lebih kecil dari satu.
Faktor distribusi
Jika dalam setiap belitan rasa, sisi kumparan tidak ditempatkan dalam satu
alur tetapi didistribusikan dalam sejumlah alur di bawah kutub membentuk grup
kutub, maka tegangan yang timbul dalam masing-masing sisi kumparan tidak
sefasa, tetapi berbeda fasa sama dengan jarak antar alur.
Dalam gambar 71 diperlihatkan suatu alternator 3 fasa mempunyai
gulungan stator (jangkar) berlapis ganda, 4 kutub, 36 alur. Jumlah setiap kutub =
36/3 = 9, sehingga 3 alur/fasa/kutub. Sebagai contoh, kumparan 1, 2 dan 3 adalah
kumparan dari belitan fasa R. Ketiga kumparan ini ditempatkan/didistribusikan
dalam tiga buah alur. Jarak antar alur = 180/9 = 20 listrik.

Jika kumparan ditempatkan dalam satu alur maka jumlah tegangan yang
timbul dalam ketiga sisi kumparan secara vektor = 3 E s, di mana Es = ggl yang
timbul dalam satu sisi kumparan (Gambar 72a).
Oleh karena kumparan didistribusikan, ggl yang timbul dalam masingmasing sisi kumparan akan berbeda fasa sebesar 20 listrik satu sama lain. Jumlah
ggl secara vektor (Gambar 72b) adalah :
E

= Es cos 20 + Es + Es cos 20
= 2 Es cos 20 + Es
= 2 Es x 0,937 + Es
= 2,88 Es

Faktor distribusi kd didefinisikan sebagai berikut :


kd

= ggl dengan kumparan distribusi atau


ggl dengan kumparan berpusat

kd

= ggl dengan kumparan dalam 3alur/kutub/fasa


ggl dengan kumparan 1 3alur/kutub/fasa
=

= 2,88 Es = 0,96

3 Es

3 Es

Jika adalah harga perbedaan sudut antar alur, maka

180
Jumlah alur/kutub

sedangkan m = jumlah alur/kutub/fasa.


Tegangan resultan yang timbul dalam sisi kumparan dalam satu grup kutub
= m Es, di mana Es = tegangan yang timbul daiam satu sisi kumparan. Dalam
Gambar 73 diperlihatkan cara untuk memperoleh jumlah vektor dari m tegangan
setiap harga Es dan mempunyai perbedaan fasa


Jumlah tegangan secara perhitungan = m Es = x 2 r sin 2
m
Jumlah tegangan secara vector = Es = 2 r sin 2

kd

jumlah vektor
ggl secara perhitungan

2 r sin 2

m x 2 r sin 2

m
sin ( 2 )

m sin 2

dalam tabel berikut ini diketahui besar faktor distribusi untuk berbagai macam
harga m, n, dan .

3.5 Reaksi Jangkar


Apabila generator sinkron (alternator) melayani beban, maka pada
kumparan jangkar stator mengalir arus dan arus ini menimbulkan fluks jangkar.

Fluks jangkar yang ditimbulkan arus ( A) akan berinteraksi dengan fluks yang
dihasilkan kumparan medan rotor ( F), sehingga menghasilkan fluks resultants
( R).

= F + A : jumlah secara vector

Aadanya interaksi ini dikenal sebagai reaksi jangkar.


Ku

PIPOrilli

Penguat
Ms. penguat
pembaniu (pilot
exciter)

Kondisi reaksi jangkar untuk berbagai jenis beban adalah se bagai berikut:
Gambar a .
Arus jangkar (I) selasa dengan ggl ( E)
Jenis beban : tahanan (resistif).

A tegak lurus terhadap I


Gambar b .
Arus jangkar (I) tertinggal dengan sudut dan ggl (E)
Jenis beban : induktif resistif

A terbelakang dengan sudut (90 - )


Gambar c .
Arus jangkar (I) tertinggal 90 dari ggl (E)
Jenis beban : induktif murni.

A memperkuat F terjadi pengaruh pemagnetan

Gambar d .
Arus jangkar (I) terdahulu 90 dari ggl (E ).

A memperlemah F terjadi pengaruh pendemagnetan


Terlihat bahwa reaksi jangkar pada alternator tergantung pada jenis beban
yang dilayani, dengan perkataan lain tergantung dari sudut fasa antara arcs
jangkar (I) dengan tegangan induksi (ggl).
3.6 Penguatan
Pada generator sinkron kumparan medan (rotor) diberi eksitasi
(penguatan) dengan ants searah. Arus searah tersebut dapat diperoleh dari sumber
arus searah atau dari ants bolak-balik yang Iiisearalikan.
Generator atau sumber listrik lain, yang membtrikan eksitasi pada
generator sinkron (alternator) disebut penguatan terglisalt, dan apabila arus
eksitasi diambil dari alternator itu sendiri disebut penguatan sendiri, yaitu dengan
memanfaatkan sisa magnit pada kutub.
Pada suatu stasiun tenaga, kadang.kadang digmakan jala-jala khusus untuk
memberikan eksitasi pada generator sinkrcn. Tetapi yang sering digunakan adalah
eksiter tersendiri bagi tiap-tiap alternator itu. Stasiun tenaga yang mempunyai
jala-jala eksitasi biasanya liberi daya dari beberapa generator s searah yang
dihubungkan paralel, dan memberikan daya pada kumparan medan semua
alternator. Dalam keadaan darurat jala-jala eksitasi diberi daya oleh batere.
Untuk "main exciter" (penguat utama) biasanya digunakan generator arus
searah dengan penguatan bebas atau dengan penguatan sendiri. Bagi generator
yang berpenguatan bebas yang bekerja sebagai main exciter, eksitasinya diperoleh
dari sumber arus searah lannya. Generator atau sumber listrik lain yang
memberikan eksitasi pada main exciter disebut "pilot exciter" (penguat
pembantu). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 75 dan 76.

Arus eksitasi ini dapat menentukan sifat-sifat dari altenator, yaitu dengan
mengatur harga arus eksitasi maka faktor daya daro altenator tersebut dapat
ditentukan.
Bila arus eksitasi cukup membangkitkan fluksi yang diperlukan alternator,
maka disebut alternator tersebut bekerja pada unity Power faktor. (faktor daya
satu). Bila arus eksitasi kurang dari harga unity-pf maka alternator bekerja dengan

langging-pf" (faktor daya terbelakang), sedangkan jika harga arus eksitasi lebih

besar dari harga unity-pf maka disebut "leading-pf' (faktor daya mendaliului).
3.7 Karakteristik Beban Nol Dan Hubung Singkat
a. Karakteristik beban nol
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus
medan (If) : tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jungkir stator.
E0 = c N : di mana

c = konstanta mesin
N= putaran sinkron

= fluks yang dihasilkan If


Dalam keadaan tanpa beban ants jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh
arus eksitasi If.
Apabila ants eksitasi diubah-ubah harganya, diperoleh harga E0 seperti
yang terlihat pada kurva pemagnetan (gambar 77. Pada celah udara, kurva
pemagnetan merupakan garis lurus.

b. Karakteristik hubung singkat


Yang dimaksud dengan karakteristik hubung singkat dari alternator ialah
kuat arus hubung singkat sebagai fungsi arus medan. Di sini jumlah perputaran
generator diusahakan supaya tetap.
Arus hubung singkat dapat diketahui dengan inewtur besar ants ek sitasi
inulai dari harga nol sampai mencapai nilai maksimumnya. Pemberian arus ini
dilakukan secara beraturan, tingkat demi tingkat dan setiap tingkat (harga arus)
tersebut akan terbaca pada ammeter nilai arus hubung singkat, terminal stator
dihubungkan singkat. Hubungan untuk percobaan hubung singkat diperlihatkan
dalam Gambar 73.
Karakteristik hubung singkat biasanya adalah merupakan suatu garis lurus,
hal ini disebabkan eksitasi begitu kecil sehinggi tidak mempengarulu talianan dan
reaktansi dari jangkar yang dihubung singkat.

Dalam keadaan jangkar terhubung singkat (Gambar 79) tegangan terminal


V adalah nol, clan diagram vektornya diperlihatkan dalam Gambar 80. Gggl yang
dibangkitkan oleh eksitasi resultante FR hanya cukup untuk mengatasi ''internal
impedance drop I ( Ra + jXa).
Karena Xa jauh lebih besar dari Ra sehingga arus I terbelakang dari E dengan besar
sudut kurang dari 900.

3.8 Diagram Vektor


Jika pada kumparan medan dari suatu alternator diberikan eksitasi maka
kumparan tersebut akan menghasilkan fluks Sebagai !Iasil interaksi tersebut
dengan kawat jangkar akan timbul ggl E. Apabila alternator dibebani maka di
dalam kawat jangkar akan mengalir arus I.
Tegangan yang timbul dalam kawat jangkar akan berkurang besarnya, hal
ini disebabkan kerugian-kerugian yang terjadi dalam kawat jangkar, yakni :
(i)

kerugian akibat tahanan jangkar IRa


(ii) kerugian akibat reaktansi bocor IXL
(iii)

kerugian akibat reaksi jangkar IXa


Gambar 81 memperlihatkan diagram vector suatu alternator berbeban.

Kerugian tegangan akibat reaktansi jangkar terjadi hanya apabila alternator


dibebani. Kerugian ini adalah akibat akar sangkar yang dapat dianggap sebagai
menimbulkan suatu reaktansi dalam gulungan jangkar, disimbolkan dengan Xa.
Jadi IXa merupakar kerugian tegangan.
Gabungan reaktansi bocor XL dan reaktansi Xa disebut reaktansi sinkron Xs
Xs = XL + Xa
Sehingga kerugian total yang terjadi dalam kumparan jangkar pada saat alternator
dibebani.
= IRa + jlXs

= I (Ra + jXs) = I Zs

di mana Zs = impedansi sinkron jangkar.


Diagram vektor digambar adalah berdasarkan faktor daya dari alternator.
Dalam Gambar 82 diperlihatkan macam diagram vektor berdasarkan faktor
dayanya masing-masing.

Keterangan
Eo = ggl tanpa beban (yaitu ggl yang timbul dalam kawat jangkar sebelum
alternator dibebani).
E = ggl yang timbul dalam kawat jangkar sesudah alternator dibebani.
V = tegangan terminal.
Z = (R2 + XL2 ).
I = arus jangkar/fasa
= sudut faktor daya beban
3.9 Karakteristik Berbeban Dan Segitiga P0tier
Apabila suatu alternator dibebani dengan behan induktf murni maka arus I
akan terhelakang dan tegangan terminal V sebesar 90o
Untuk mendapatkan karakteristik beban, beban dan eksitasi diaturbesarnya
dalam waktu yang sama sehingga diperoleh harga artis yang, konstan pada
nominalnya, dengan demikian akan terdapat hubungan tegangan terminal dengan
eksitasi. Dalam hal ini tegangan terminal akan merupakan fungsi dari arus eksitasi
atau V = t (If)
Karakteristik yang dimaksud adalah AM B ( Gam bar 83) dan disebut juga
sebagai karakteristik faktor daya nol.
Penglukisan segitiga potier adalah berdasarkan karakteristik beban nol dan
karakteristik berbeban (faktor daya nol) dan ini disebut sebagai "metode potier".
Pada dasarnya metode potier ini berfungsi untuk menghitung (memisah)
rugi reaktansi bocor dan pengaruh reaksi jangkar. Dengan penggunaan metode ini
diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih teliti.
Rugi tegangan akibat reaksi jangkar didapat dari karakteristik berbeban
dan rugi tegangan akibat reaktansi bocor jangkar (juga disebut reaktansi Potier)
XL didapat dari karakteristik beban nol dan karakterisik berbeban. Dengan
penggabungan keduanya, maka E0 dapat dihitung.
Secara vektor bahwa E adalah perjumlahan tegangan terminal dengan rugi
akibat tahanan dan reaktansi bocor XL. Jika E dengan rugi tegangan akibat reaksi
jangkar (misalnya faktor daya terbelakang) maka akan didapat Eo.

Kurva laging pf" nol dapat diperoleh dengan menghubungkan alternator


ke jala-jala 3 fasa dengan ammeter dan attmeter dihubungkan untuk mengukur
daya dan arus. Dengan mengatur arus eksitasi maka akan didapat arus jangkar
beban penuh. Jika wattmeter menunjuk nol maka alternator tersebut bekerja pada
faktor gaya nol.
Titik B diperoleh pada saat wattmeter menunjuk (Gambar 83 ). Titik A
diperoleh dari percohaan hubung singkat arus jangkar beban penuh. Sehingga OA
adalah arus eksitasi yang besar dan berlawanan dengan demagnetisasi oleh reaksi
jangkar dan untuk mengimbangi rugi reaktansi bocor pada beban penuh.
Dari titik B, BH dibuat sama dan paralel dengan OA. Dari titik II, HB
dibuat sejajar OC sampai memotong kurva beban sehingga di dapat titik D.
Garis OC adalah garis singgung dari kurva tanpa beban. Segitiga BHD disebut
"Segitiga Potier. Jika arus jangkar konstan maka segitiga ini juga konstan dan
bisa di transfer ke titik V L dan seterusnya. Buat DE tegak lurus BH. Garis DE
merupakan rugi tegangan akibat reaktansi bocor XL, yaitu IXL . BE adalah arus
ek:s.tasi untuk mengatasi demagnetisasi oleh reaksi jangkar pada beban clan EH
adalah eksitasi untuk mengimbangi rugi reaktansi bocor jangkar DE.
Jika tegangan terminal V ditambah (secara vektor) dengan rugi tegangan
akibat reaktansi bocor (dengan mengahaikan Ra) akan didapat E = DF (dan bukan
E0). Sehingga eksitasi untuk merrbangkitkan tegangan E adalah OF. NA (= BE)
merupakan eksitasi yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. Jika NA
ditambah dengan OF (secara vektor) akan didapat eksitasi untuk E0, yaitu JK.
Dalam Gambar 83, FG ( = NA ) dibuat pada sudut (90 + ) untuk

lagging pf (atau pada sudut 90 - untuk leading pf)


Vektor diagramnya diperlihatkan dalam Gambar 34. Misalkan faktor daya
terbelakang dengan sudut , maka vektor untuk arus I dibuat pada sudut
terbelakang pada V. IRa paralel terhadap vektor arus dan IXI tegak lurus. OD
merupakan E. Eksitasi untuk memtangkitkan E, yaitu OF dibuat 90 terdahulu
dari. E.

FG =( NA = BE dalam Gainhar 83) merupakan arus medan ekivalen reaksi


jangkar pada behan penuh yang divambar sejajar dengan vektor arus OI OG
adalah merupakan eksitasi medan untuk Eo. Vektor untuk Eo 90o terbelakang dari
OG. DL merupakan tegangan iatuh akibat reaksi jangkar.
6.5 PENGATURAN TEGANGAN
Sudah barang tentu baliwa beban yang diterima suatu pembangkit
(alternator) selalu berubah-ubahsesuai dengan kebutuhan konsumen.
Apabila eksitasi konstan maka arus beban (arus jangkar) akan berubah
pada saat beban berubah. Sedang tegangan terminal akan berubah pula mengikuti
perubahan arus beban. Tetapi perubahan tegangan terminal ini tidak hanya
disebabkan perubahan beban, faktor daya turut mempengaruhi. (lihat Gambar 86).
Untuk menunjukkan bagaimana mesin (alternator) itu memberikan
tegangannya untuk berbagai macam beban dibutuhkan ''Voltage Relation". Voltage
regulation ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
VR

= Eo - V x 100%

V
di mana : Eo = tegangan sebelum dibebani
V = teuangan terminal
Keadaan beban dapat berupa
(a) Arus (I) mengikat tegangan (V)
(b) I sefasa dengan V
(c) I mendahului V
Bila digambar :

Sedangkan karakteristik hubungan antara V dan arus jangkar I untuk setiap


jenis faktor daya dapat digambar sebagai berikut :

Untuk mengimbangi perubahan-perubahan arus beban terhadap perubahan


tegangan terminal. perlulah arus eksitasi diubah sesuai dengan perubahan
tegangan.
Hal ini dapat dilakukan dengan sistem pengaturan dengan tangan, tetapi

ini terbatas pada perubahan-perubahan yang lambat dan yang hanya dilakukan
bila diperlukan saja. Karena itu dipakai pengatur otomatis, yang akan menaikkan
arus eksitasi dengan sendirinya bila tegangan turun dan sebaliknya mengurangi
arus eksitasi bila tegangan naik.

Dalam gambar 87 diperlihatkan sebuah pengatur tegangan otomatis.

Beberapa komponen yang terpenting dari pengatur tegangan otomatis ini


adalah :
(1) Pengatur (S): yakni yang mengamat-amati perubahan tegangan dan
memberikan isyarat kepada unsur-unsur berikutnya dalam rangkaian
eksitasi kita terjadi perubahan tegangan jepit.
Dalam pelaksanaannya tegangan yang diukur (atau gaya elektromagnetis
yang ditinibulkannya) dibandingkan dengan hesaran lain yang dipakai
sebagai besaran (o ).
Selisih antara hesaran yang diatur dengan hesaran referensi ini akan
menimbulkan isyarat () adanya penyimpangan tegangan.
(2) Penguat (P): yakni yang berfungsi untuk mengatakan isyarat yang
diterimanya (bila diperlukan), sehingga cukup kuat untuk mengatur
eksitasi generator.
Jika isyarat yang diberikan oleh pengatur (S) cukup kuat untuk mengatur
eksitasi generator sinkron. maka penguat tidak diperlukan lagi.
(3) Pengatur (R): yakni yang langsung mempenganthi besar kecilnya arus
eksitasi.

Ditinjau dan pengoperasiannya pengatur tegangan otomatis ini dapat


dibedakan dalam tiga macam, yakni:
(1) Pengatur tegangan otomatis yang bekerjanya tidak langsung (dengan tekanan
minyak) tipe REX.
(2) Pengatur tegangan otomatis tipe BBC.
(3) Pengatur tegangan otomatis tipe Tyrril.
Prinsip kerja dari ketiga pengatur tersebut adalah mengatur tegangan
gineratoc sinkron dengan jalan mengubah-ubah tahanan pengatur pada rangkaian
eksitasi dari exciter.
Ditinjau dan bagaimana isyarat yang diberikan oleh alat pengatur (S) bila
ada penyimpangan tegangan, dibedakan dalam dua macam sifat pengatur
tegangan. Di samping itu perbedaan dari setiap jenis pengatur ini didasarkan pula
terutama akan basil pengaturan pada keadaan stationer yang akhir.
Adapun sifat-sifat pengatur tersebut adalah :
(1) pengatur statis
(2) pengatur astatis.
3.12 CONTOH SOAL
a. Suatu alternator 3 fasa mempunyai 4 kutub, 24 alur. Lebar kumparan
diperpendek 1 alur.
Tentukan faktor disrtibusi kd dan faktor kc
Penyelesaian:
Langkah kutub = 24 = 6
4
Karena langkah kumparan diperpendek dengan I alur, maka langkah
kumparan adalah 5/6.
Jadi

= 180o x 1/6 = 30 o

: Kc

= cos 30 o/2 = 0,966

180o

= 180o = 30 o

jumlah alur/kutub
Maka

24,4

:m

= 20/3x4 = 2

: kd

= sin m (/2) = sin 2 / 30o


m sin (/2)

2 sin 30 o/2)

0,5

= 0,96

2 x 0,2588
b. Tentukan tegangan terminal dari suatu alternar.or 3 fasa yang terhubung
bintang, mempunyai 8 kutub, putaran pa la 750 rpm. Dan links per kutub = 55
mWb, alur jangkar = 72, juinlah kawat per alur = 10. k d = 0,96. Misalkan
langkah kumparan penuh.
Penyelesaian :
K c = 1 ; kd = 0,96 ; f = 8x750 / 120 = 50 Hz

= 55 x 10-3 = Wb
Z = 72 x 10/3 = 240 : T = 240/2 = 120
E per fasa = 4,44 kc kd f T volt
= 4,44 x 1 x 0,96 x 50 x 55 x 10-3 x 120
= 1407 volt

3 = 2,435 volt

EL = 1407 x

c. Suatu alternator hubungan bintang 3 fasa, 16 kutub mempunyai 192 alur


dengan 8 kawat per alur, gulungan terhubung seri. Lebar kumparan = 150
listrik. Tentukan tegangan line dan tegangan fasa jika fluks = 64 mWb dan
putaran = 375 rpm.
Penyelesaian :
Kb = 1,11

= (180o 150o) = 30o listrik

kc

= cos (30o/2) = cos 15o = 0,966

kd

= sin m (/2)
m sin (/2)

Jumlah alur/kutub
n

= 192/16 = 12 : = 180o/12 = 15o

= jumlah/alur/kutu/fasa = 192/16x3 = 4

kd

= sin (4 x 15o/2)
2 sin 15o/2
= sin 30o

= 0,958

4 sin 7,5o
jumlah alur/fasa = 192/3 = 64
jumlah kawat/alur = 8
sehingga kawat per fasa = 64 x 8 = 512
Belitan / fasa = kawat/fasa/2 = 512/2 = 256
Tegangan/fasa

= 4 kb kc kd f T volt
= 4 x 1,11 x 0,966 x 0,258 x 50 x 64 x 10-3 x 256
= 3367 volt

Tegangan line

3 x 3367 = 5830 volt

d. Cari hubungan antara jumlah kutub, frekuensi dan kecepatan putar dari suatu
alternator.
Hitung tegangan fasa jika alternator tersebut terhubung bintang, 3 fasa,
berkutub empat dan bekerja pada putaran 1500 rpm. Fluks per kutub = 0,1 Wb
,jumlah alur = 48, kawat per alur (gulungan berlapis dua) = 4, lebar kumparan
= 150.
Penyelesaian
Hubungan antara jumlah kutub, frekuensi dan kecepatan putar suatu alternator
adalah :
F

= P N / 120 rpm
= 4 x 1500 / 120 = 50Hz
= 180o lebar kumparan = 180o 150o = 30o

kc

= cos 30 o / 2 = 0,966
= 180 o = 15 o
48/4

= 48 / 3x4 = 4

kd

= sin 4 x 15 o /2 = 0,958
4 sin 15o/2

Jumlah belitan per fasa = 48x4 / 3x2 = 32


Ef

= 4,44 x 0,966 x 0,958 x 50 x 0,1 x 32 = 657 volt

FL

= 657 3 = 1138 volt

e. Sebuah alternator hubungan bintang 3 rasa berkutub 8,750 rpm mempunyai 72


alur. Setiap alur mempunyai 12 kawat dan gulungan diperpendek dengan 2
alur. Tentukan faktor kawat dan faktor distribusi gulungan dan hitung
tegangan line jika fluks per kutub = 0,06 Wb, semua gulungan dihubung seri.
Penyelesaian :
Langkah kutub 72/8 = 8. Karena gulungan diperpendek dengan 2 alur.
= (2/9) x 180o = 40o
Kc = cos /2 = cos 40o/2 = cos 20o = 0,94
m

= 72 / 8x3 = 3
= 180o/9 = 20o

kd = sin m (/2) = sin 3 (20o/2) = sin 30o


m sin (/2) = 3 sin (20o/2)

3 sin 10o

= 8x750 / 120 = 50Hz, = 0,06 Wb

= 72 x 12/3 = 288, T per fasa = 288/2 = 144

Ef = 4,44 x 0,94 x 0,96 x 50 x 0,06 x 144 = 1730 volt


EL

1730 x 3 = 3000 volt

f. Sebuah alternator tiga fasa terhubung bintang, 100 kVA, 220 volt, mempunyai
tahanan jangkar 0,1 ohm dan reaktansi jangkar 0,5 ohm. Kalau diberi beban
dengan faktor daya 0.4 (lagging) dan memberikan arus kerja. Reaksi jangkar
adalah 2 kali rugi reaktansi jangkar. Tentukanlah :

(1) Tegangan beban nol, apabila beban dilepas kcepatan dan arus medan tidak
berubah.
(2) Tegangan beban nol yang diperlukan untuk memperoleli arus kerja jika
alternator dihubung singkat.
Penyelesaian :
(1) I per fasa = kVAx1000 / Vx 3 = 262 amp
Tegangan per fasa
= 220 / 3 = 127 volt
E0 = (V cos + IRa) + j (V sin + IXa + 2IXa

Cos = 0,4, maka sin = 0,92


= (127 x 0,4 + 262 x 0,1) + j (127 x 0,92 + 2 + 262 x 0,5)
= 77 + j 510 volt
= 515 81,4o volt
(2) Kalau dihubung singkat, maka V = 0
E0 = I Z
I = 262 66,4o
Z = Ra + j Xa
Xs = Xa + 2 Xa = 3 Xa
Zs = ra + j 3Xa
= 0,1 + j(3 x 0,5) = 0,1 + 1.5
= 1,5 86,2o ohm (pendekatan0
Jadi E0
=IZ
= 262 -66,4o x 1,5 86,2 o
= 393 19,8 o volt
g. Sebuah alternator 3 fasa terhubung bintang, 13000 volt, 1500 kVA, 50 cycle.
Tahanan jangkar 0,9 ohm dan reaktansi sinkron 8 ohm. Tentukan tegangan
yang dibangkitkan untuk pf 0,8 (lagging) dan pengaturan tegangan.
Penyelesaian :
Tegangan fasa = 13000 /

3 = 7505 volt

Arus fasa = 1500x1000 / 3x7505 = 66,62 amp.


E0 = (V cos + IRa) + j (V sin + IXs
Cos

= 0,8, maka sin = 0,6

E0

= (7505 x 0,8 + 66,62 x 0,9) + j (75055 / 0,6 + 66,62 x 8)


= 6064,398 + j 5036,268
= 7882 39,7o volt

Pengaturan tegangan :
VR

= 7882 7505 / 7505 x 100% = 5

h. Ketentuan soal seperti soal g. Hitun lab tev.arrin yang dibangkitkan dan
pengaturan tegangan alternator tersebut apabila :
(1) faktor Jaya satu
(2) faktor daya 0.8 (leading).
Penyelesaian :
(1) V = 1300/

3 = 7505 volt

I = kVA x 1000 / 3 V = 1500x1000 / 3x7505 = 66,62 amp.


Tegangan yang dibangkitkan :
Eo
= (V cos + IRa) + j (V sin + IXs)
Cos = I .. sin = 0
Eo= (7505 x 1 + 66,62 x 0,9) + j 10 + 66,62 x 8)
= 7565,5088 + j 532,936
= 7584 4,029 volt.
Pengaturan tegangan:
VR = 7584 -7505 / 7505 x 100% = 1,05%
(2) pf = 0,8 (leading)
cos = 0,8 dan sin = 0,6
Eo
= (V cos + Ira) + j (V sin IXs)
= (7505 x 0,8 + 66,62 x 0,9) + j (7505 x 0,6 + 66,62 x 8)
= 6064,3981 + j 3970,3961
= 7248 33,2o volt
Pengaturan tegangan :
VR
= 7248-7505 / 7505 x 100% = - 3,42%
MOTOR SINKRON
4.1 PRINSIP KERJA
Motor sinkron (serempak) secara elektris identik dengan alternator atau
generator ac. Pada dasarnya, mesin sinkron dapat digunakan, sekurang-kurangnya
secara teoritis, sebagai alternator apabila ia diberi tenaga mekanik atau sebagai
motor apabila ia diberi tenaga listrik.
Silat-sitat motor sinkron dapat disimpulkan dalam beberapa poin berikut
ini yakni:
(1) Kecepatan (atau jumlah perputaran) tetap konstan. walau motor bekerja pada
kecepatan sinkron ataupun tidak. Sebab kecepatan hanya dapat chubalt dengan
inengttbah rrekuensi jala-jala, atau dapat dilihat clalam rumus berikut ini :
N = 120 f / P
(2) Tidak secara inherent starting sendiri, harus berputar hingga kecepatan
sinkron (atau mendekati sinkron)
(3) Sanggup dioperasikan pada selttrult daerah "leading pf" atau "leading pf
Dalam Gambar 88 diperlihatkan sebuah motor sinkron 3 fasa berkutub
dua. Apabila motor dihubungkan dengan sumber tegangan 3 fasa

maka pada stator akan timbul medan putar yang dengan dua buah kutub, berputar
pada kecepatan sinkron dengan menurut putaran jarum jam. Karena motor
mempunyai dua kutub magnet yang dihasilkan oleh arus searah (eksitasi) yang
disalurkan lewat kawat dan slip ring pada poros, dengan prinsip kutub yang
berlawanan tolak menolak dan kutub yang sejenis tank menarik

maka

rotor

akan berputar menurut arah medan putar stator.


Pada waktu tanpa beban putaran rotor ,ania putaran sinkron, yaitu :
Nr = Ns = 120f / P
Sumbu kutub medan putar dan sumbu kutub rotor 7,erimpit.
Pada waktu berbeban, kutub rotor agak tertinggal. Jadi sumbunya tidak
berimpit. Sumbu medan putar dan sumbu ku:ub rotor mernbentuk sudut . Tetapi
rotor tetap berputar dengan keceaatan sinkron. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam Gambar 89.
Bila beban tents ditambah, sudut semakin besar. Beban maksimum
tercapai = 90. Penambahan lebib ianjut menakibatkan hilangnya kekuatan
kopel dan motor disebut kehilangan sinkronisasi.

4.2 KONSTRUKSI DAN PENGGUNAAN


Konstruksi motor sinkron sama dengan konstrutsi alternator (generator
sinkron) dan penggunaan masing-masing komponen juga serupa, yaitu stator
sebagai jangkar yang dihubungkan ke jala-jala dan rotor sebagai kutub magnit
(eksitasi), arus eksitasi dapat dari generator arus searah (exciter) atau baterai
(aki).
Pada umumnya motor sinkron selalu rnemaka rotor kutub salient, kecuali
untuk motor sinkron dua kutub. Hal ini disebabkan rotor kutub salient selalu
dilengkapi

dengan

kumparan

peredam

yang

berfungsi

untuk

mengurangi/mencegah osilasi dan menghindari hunting.


4.3 FAKTOR DAYA
Mesin sinkron mempunyai kelebihan dari mesin sinkron, yaitu taktor kerja
(atau laktor Jaya) dari mesin sinkron dapat diatur. Dengan dapatnya diatur laktor
kerja dari mesin sinkron ini. sehingga mesin dapat digunakan untuk inemperbaiki
faktor kerja pembangkit tenaga listrik yang melayani berbagai macam beban.
Pengaturan faktor kerja dan mesin sinkron (motor) ini dapat dilakukan
dengan mengatur eksitasi. Dalam gam bar di hawah ini diperlihatkan diagram
vektor tegangan dari motor sinkron, di ihana tegangan terpakai V adalah konstan.

Gambar a
Jika eksitasi diberikan penuh (100%) maka ggl lawan yang dibangkitkan
Eb sama dengan tegangan terpakai V. Arus jangkar I mengikut V dengan sudut
yang kecil . Sudut adalah tetap, yaitu sudut perbedaan fasa yang tetap antara
tegangan resultan E, dan arus jangkar I.
Gambar b.
Eksitasi motor diberi kurang dari 100%, disebut penguatan kurang, ggl
lawan yang timbul dalam kumparan jangkar (E b) ) lebih kecil dari tegangan
terpakai V, atau Eb, < V. Karena Eb bertambah kecil sehingga tegangan resultan F,
akan memutar kekanan (atau menurut putaran jarum jam) dan begitu arus jangkar
I (Sebab jangkar I mengikut Ep dengan sudut tetap ). Dalam hal ini I bertambah
hesar tetapi faktor daya bertambah kecil (sebab bertambah besar)
Untuk penguatan kurang. motor bekerja pada laging power factor" (faktor daya
terbelakang), yaitu I mengikut V dengan sudut .
Gambar c
Eksitasi lebih dari 100% disebut penguatan lebih. Eb > V, E, dan I akan
memutar kekiri. Arus jangkar I akan mendahului V dengan sudut , sehingga
untuk penguatan lebih motor bekerja pada leading pf (faktor daya mendahului). I
mendahului V dengan sudut .

Gambar d
Pada eksitasi tertentu (antara penguatan kurang dan lebih), 1 dapat sefasa
dengan V. Dalam hal ini motor bekerja ada unity pf (faktor daya satu). Pada unity
pf, arus jangkar akan minimum.
Dari uraian di atas dapat diambil dua poin yang penting, yakni :

(1)Harga maksimum arus jangkar I tercapai pada saat penguatan lebili dan
penguatan kurang. Pada saat penguatan tertentu tantara penguatan lebih dan
penguatan kurang) harga ants jangkar I akan minimum. Variasi I dengan
eksitasi diperlihatkan dalain Gambar 91 yang membentuk huruf V dan variasi
ini disebut Kurva V.
(2)Pada penguatan kurang, motor akan bekerja rada lagging pf, untuk penguatan
lebill motor bekerja pada leading pf dan antara kedua macam penguatan
tersebut motor bekcrja pida unity pr. Variasi faktor daya dan eksitasi
diperlihatkan dalam gambar 91. Kurva V terbalik adalah kurva untuk faktor
daya satn (unity pf) di mana harga arus jangkar adalalt minimum.

4.4 DIAGRAM VEKTOR


Sebagaimana untuk alternator diagram vector berguna untuk menentukan
karakteristik motor sinkron.
Seperti dijelaskan sebelumya, bahwa motor sinkron ini fungsinya adalah
untuk mengubah daya listrik menjadi tenaga mekanik sedangkan generator
sinkron adalah sebaliknya, yaitu mengubah tenaga mekanik menjadi daya listrik.
Jadi kumparan jangkar (stator) harus dihubungkan dengan tegangan sumber V dan
di dalam kawat jangkar akan timbul ggl lawan L akihat eksitasi. Besarnya ggl
lawan ini dapat diatur dengan cara mengatur eksitasi (lihat fasal 3 dari BAB 4).
Sehingga untuk motor berlaku hubungan :

E = V (IRa + jIXs)
=V.IZ
Di mana

E = ggl lawan yang timbul dalam kumparan jangkar.


V = tegangan sumber.
I = arus jangkar.
Ra = tahanan jangkar
Xs = reaktansi sinkron jangkar.
(Xa + XL)
Zs = impedansi sinkron.

Dalam gambar 92 diperlihatkan diagram vektor tegangan dari motor


sinkron dalam berbagai jenis faktor daya.

Dengan melihat diagram vektor di atas, ggl lawan E selalu berada


dibelakang tegangan sumber V (atau V selalu mendahului E) sedangkan pada
generator E berada di depan V (atau V mengikut E).
4.5 RUMUS-RUMUS KERJA
a. Daya
Dalam motor sinkron, ggl lawan (Es) dibangkitkan dalam kawat
jangkar yang herlawanan dengan tegangan terpakai atau tegangan sumber) V.
Ggl lawan Eb, tergantung pada eksitasi. Tegangan net dalam jangkar adalah
perbedaan vektor antara V dan E secara aljabar) atau
Er = V - Eb (secara vektor)

dan arus jangkar adalah perbedaan vektor tegangan dengan impedansi jangkar
(bukan tahanan jangkar), atau

Gambar 93 memperlihatkan keadaan apabila motor dijalankan tanpa


beban dan rugi-rugi adalah nol. Diperlihatkan V = Eb, perbedaan vektor
tegangan nol sehingga arus jangkar juga nol. Jika motor tidak dibebani tetapi
mempunyai rugi-rugi, maka diagram vektor ditunjukkan dalam gambar 94.

Eb menyimpang sebesar sudut karena rugi-rugi dan tegangan


resultan Er serta la yang mensupplai rugi-rugi.
Jika motor dibebani, maka Eb menyimpang sebesar sudut , yang
disebut sudut beban atau sudut coupling (gambat 95). E r bertambah hesar dan
Ia juga bertambah besar.

Jika Ra
Xs
Maka Zs

= tahanan jangkar/fasa
= reaktansi sinkorn/fasa
= Ra + jXs

Ia

= Er / Zs = V-Eb / Zs sehingga V = Eb + Ia Zs

Sudut suatu sudut antara Ia dan Er yaitu Ia mengikut Er dengan besar sudut .
Dapat dituliskan :
tan = Xs / Ra
Jika Ra diabaikan, maka = 90.
Daya input motor = V Ia cos (per fasa), di mana V tegangan terpakai (per fasa).
Daya input total motor 3 fasa hubungan bintang adalah :
P=

3 VL IL cos

Daya mekanis yang dihasilkan dalam rotor adalah :


Pmek = ggl lawan x arus jangkar x sudut antara Eb, dengan Ia atau :
Pmek = Eb Ia cos ( - ), per fasa.
Daya ini akan berkurang lagi akibat rugi besi, rugi gesek dan lain-lain.
Sehingga daya yang tersedia pada poros akan Iebih kecil lagi akibat sejumlah
rugi-rugi.
Keluaran daya input/fasa V la cos akan berkurang lagi akibat rugi-

rugi tembaga rotor

2
a

Ra. Sisanya (V Ia cos -

2
a

Ra) adalah sebagai daya

mekanis dalam rotor. Daya mekanis ini akan berkurang lagi akibat rugi besi
dan rugi gesek dan sisanya adalah daya yang diterima beban atau disebut Jaya
keluar motor. Jika daya input/lasa motor adalah P maka :
P = Pmek +

2
a

Ra

daya mekanis dalam rotor adalah


untuk 3 fasa
Pmek = P -

2
a

Ra per fasa

Keadaan daya dalam motor sinkron dapat dilihat dalam ikhtisar berikut ini :

b. Torsi

Dalam gambar 96, OA mengeambarkan supplai tegangan/fasa dan AB


adalah ggl lawan pada sudut beban OB memberi tegangan resultante Er = Ia
Zs. I, mendahului V dengan sudut mengikut E r dengan sudut O 8 = tan -1
(Xs/Ra). Garis CD digambar nembentuk sudut dengan AB. AC dan ED
CD (atau AE).
Daya mekanis per fasa yang dihasilkan dalam rotor :
Pmek = Eb Ia cos (1)
Dalam OBD.BD = I (atau Ia) Z, cos
BD = CD

BC

= AE

BC

I Zs cos = V cos ( ) Eb cos


I cos = V/Z cos ( ) Eb/Zs cos

Harga ini dimasukkan dalam persamaan (i), maka diperoleh :


Pmek / fasa

= Eb V/Zs cos ( ) Eb/Zs cos


= Eb V / Zs cos ( ) Eb/Zs cos .(ii)

Keadaan untuk daya maksimum yang dihasilkan dapat dicari dengan


mendiferensiasikan persamaan (ii) terhadap sudut beban dan kemudian disamakan
dengan nol. Persamaan-persamaannya adalah :
d Pmek / d = - Eb V / Zs sin ( ) = 0
sin ( ) = 0, maka =
harga daya maksimum adalah :
(Pmek)maks = Eb V/ Zs -

cos

Atau
(Pmek)maks = Eb V/ Zs -

cos .(iii)

Persamaan ini menunjukkan bahwa daya maksimum dan torsi tergantung


V dan Eb yaitu eksitasi. Harga maksimum (dan juga )

Adalah 90o. untuk semua harga V dan Eb, harga batasan adalah sama tetapi
torsi maksimum akan sebanding dengan daya yang dihasilkan seperti yang
diberikan dalam persamaan (iii). Persamaan (ii) digrafikkan dalam gambar 97.
Jika Ra diabaikan maka Zs = Xs
Dan = 90o cos
Pmek = Eb V / Xs cos (90o )
= Eb V / Xs sin (iv)

Maka (Pmek)maks = V Eb / Zs (dari persamaan (iii)


Harga yang sama dapat diperoleh dengna menghitung = 90o dalam
persamaan (iv). Hal ini sesuai dengan pull cut torque (torsi keluar)
4.6 CON TOH SOAL
a. Sebuah motor sinkron 3 fasa hubungan birtang, 400 volt, mengarnbil arus
52,5 Amp pada pf 0,8 mendahului. Hitung daya yang dipakai motor tersebut
dan ggl lawan yang timbul dalam kumparan jangkar. lmpedansi sinkron per
fasa 0,25 + j 3,2 ohm
Penyelesaian :
Daya terpakai :

P = 3 VL. IL cos
=

x 400 x 52,5 x 0,8 = 29100 watt

= 29,1 kW
Zs = 0,25 + j 3,2 = 3,21 ohm
= tan-1 X/R = tan-1 3,2/0,25
= (12,8) = 85o32`

-1

= cos (0,8), jadi

= 36o52`

230 volt: AB menggambarkan Eb (ggl lawan): OB menggandimkill tegangan


resultante Er.
Jadi Er = 1Z = 52.5 X 3,21 = 168,5 volt.
+ = 8532' + 3652' = 12224'
cos (180- 12224') = - cos 5736' = - 0,536
Dari A OAB,
Eb = V2 +

2
r

- 2VEr cos 180 - ( + )

= (2302 + 168,52 + 2 X 230 X 168,5 X 0,536) = 350,5 volt.

Tegangan jala-jala =

3 X 350,5 = 670 volt.

b. Sebuah motor sinkron 3 rasa. 1000 kVA, 11000 volt, dihubungkan bintang.
mempunyai tahanan jangkar dan reaktansi per fasa berturut-turut 3.5 ohm dan
40 ohm. Tentukanlah ggl lawan yang timbul dalam jangkar dan perlambatan
sudut dari rotor apabila secara penal terbebani pada :
(1) pf satu
(2) pf 0.8 terbelakang.
(3) pf 0.8 mendahului.
Penyelesaian :
Arus jangkar beban penuh :
= (1000 x 1000) /

3 x 11000 = 52,6 amp.

Tegangan/fasa = V = 11000/3 = 6351 volt


Rugi tahanan jangkar per fasa :
= IaRa = 3,5 x 52,5 = 184 volt
Rugi reaktansi per fasa :
= Ia Xs = 40 x 52,5 = 2100 volt
Rugi impedansi per fasa :
2

= Ia Zs =

(184 2100 )
2

= 2100 volt
Tan = Xs / Ra ; maka = tan-1 40/3,5 = 85o
(1) Diagram vector ditunjukkan pada gambar dibawah :

= (6351)2 + (2100)2 + 2 x 6351 x 2100 x cos 121o531`


Maka Eb : 7670 volt per fasa
b

Tegangan jala-jala :
= 6513 x 3 = 11280 volt

Dari
OAB

o
Juga 2100/sin = 6513/sin 85 = 6513/0,9961

sin = 2100 x 0,9961 / 6513


= 0,3212
Jadi = 18o44`
(2) Pada pf 0,8 terbelakang ;
BOA = - = 85o

36o53` = 48-1

2
b

= (6351)2 + (2100) 2 2x 6351 x 2100 x cos 48o7`

Eb = 5190 volt per fasa (lihat gambar di atas).


Tegangan jala-jala :
3
= 5190 x
Lagi dari OAB, dari gambar diatas
o
2100/sin = 5190/sin 48 7` = 5190/0,7443
Sin = 2100 x 0,7443/5190
= 0,3012
Maka = 17o32`

(3) Pada pf 0,8 mendahului (gambar di muka)


BOA = (6351)2 + (2100)2 + 2 x 6351 x 2100 cos 121o53`

= (6351)2 + (2100)2 + 2 x 6351 x 2100 x cos 121o53`


Maka : Eb = 7670 volr per fasa
3
= 7670 x
= 13285 volt
o
Juga 2100/sin = 7670/sin 121 531` = 7670/0,8493
b

Sin = 2100x0,8493 / 7670 = 0,2325


o
Jadi = 13 27`
c. Reaktansi sikron per fasa dari sebuah motor sinkron 3 fasa, terhubung bintang.
6600 volt adalah 20 ohm. Untuk beban tertentu daya input 915 kW pada
tegangan normal dan ggl lawan jala-jala 8942 volt.
Hitung arus jala-jala dan pf. Tahanan diabaikan.
Penyelesaian :
3
Tegangan fasa terpakai = 6600/
= 3810 volt

3
Ggl lawan fasa = 8942/
= 5163 volt

3
Daya input =
VI I cos
= 915000 watt

I cos
= 915000 /
x 6600 = 80 amp

Dalam
ABC dari diagram vector (gambar dibawah ini) dilihat bahwa ;

Maka : 51632 = AC2 + 16002


(51632 16002 )

= 4908 volt
AC =
OC = 4908 3810 = 1098 volt
tan = OC/BC = 10985/1600
= 34o22`
Jadi cos = 0,8256 (mendahului)
Arus jala-jala didapat dari :
I cos = 80
I = 80/0,8256 = 97 amp
d. Sebuah motor sinkron 660 volt. 3 fasa terhubung bintang, menggambarkan
arus beban penuh 70 Amp pada pf 0,8 mendahului. Carilah ggl lawan,
efisiensi dan bhp dari mesin jika rugi-rugi (stray losses) total 30 kW dan
tahanan 2 ohm, serta reaktansi sinkorn 20 ohm per fasa.
Penyelesaian :
3 VL. IL cos
Daya input =
3
=
x 6600 x 70 x 0,8 = 640000 watt
I2 R = 3x70x70x0,2 = 29400 watt
Rugi buta = 30000 watt
Rugi total= 59400 watt
Daya keluar motor ;
BHP = 640000 59400 = 580600 watt
= 580600 / 746 = 778 (British)
3
= 3810 volt
Tegangan/fasa = 6600/
Zs =

20 2 2 2

= 20,1 ohm

IZs = 70 x 20,1 = 1407 volt

Tan
= 20/2 = 10

= 36o52`

+
= 121o10`
Cos 121o10` = -0,5175
Dengan memperhatikan gambar diatas :

2
b

= 38102 + 14072 2 x 3810 x 1407 x (-0,5175)


= 46962

Eb = 4696 volt

3
Ggl lawan jala-jala =

x 4696 = 8130 volt

e. Sebuah motor sinkron 6 kutub, mempunyai impedansi dan tahanan jangkar 10


ohm dan 0,5 ohm. Apabila dijalankan pada 2000 volt, frekuensi jala-jala 25
Hz, eksitasi adalah sedimikian rupa sehingga ggl lawan dalam jangkar 1600
volt. Hitunglah torsi total maksimum dalam Nw-m dihasilkan sebelum mesin
keluar dari keadaan sinkron.
Penyelesaian ;
Anggap motor tiga fase
V = 2000 volt Ep = 1600 volt
Ra = 0,5 ohm. Zs = 10 ohm
cos = 0,5/10 = 0,05
(Pmek)maks

= Eb V / Zs -

2
b

/ Zs

cos

= 2000x1600 / 10 (1600)2 / 10x20 = 307200 watt


Ns

= 120f / P = 120 x 25/6 = 500 rpm

Maksimum torsi = Tmaks, maka :


Tmaks x 2 Ns / 60 = (Pmek)maks
Atau Tmaksx2x500 / 60 = 307200
Jadi Tmaks = 307200x60 / 2x3,142x500 = 5862 Nw-m
f. Menguraikan secara singkat akibat dari perubahan penguatan atas arus jangkar
dan pf dari motor sinkron apabila daya masuk ke motor dipertahankan tetap.
Sebuah motor sinkron 3 fasa, 50 Hz, 400 volt, 50 hp (british) dihubung
bintang, mempunyai efisensi beban penuh 88%. Impedensi sinkron dari motor
(0,2 + j 1,6) ohm per fasa. Jika ekstiasi diatur sehingga dapat pf 0,9
mendahului, hitunglah untuk beban penih, yakni :
(1) Ggl lawan
(2) Daya mekanis total yang dihasilkan
Penyelesaian :
400 3
Tegangan/fasa =
= 231 volt
Zs 1,62 0,22
= 1,61 ohm
3
Arus beban penuh = 50x746 /
x400x0,85x0,9 = 68 amp
IZs = 1,61 x 68 = 109,5 volt

Dari gambar diatas :


tan 1,6 / 0,2 8. 82o54`
cos 0,9 : 25o50`
jadi 82o 45`28o50 108o 44`

cos108o 44` 0,3212


(1) Dalam segitiga OAB
2
2
2
E 2 231 109,5 2 x231x109,5 x0,3212
= 285,62
Tegangan jala-jala :
Eb 3 x 285,6 495volt
(2) Daya masuk motor total :
= 50 x 746/0,88 = 42380 watt
Rugi tembaga
= 3xI2Ra = 3x(68)2x0,2 = 2774 watt
Daya listrik ke dalam daya mekanis
= 42380

2774 = 39,6 kW

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Format Lansia
    Format Lansia
    Dokumen9 halaman
    Format Lansia
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Cover Simpun
    Cover Simpun
    Dokumen3 halaman
    Cover Simpun
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen7 halaman
    Bab 3
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Deret
    Deret
    Dokumen8 halaman
    Deret
    Ajires SevenFold
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Dasar I
    Tugas Kimia Dasar I
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kimia Dasar I
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • Besi
    Besi
    Dokumen25 halaman
    Besi
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • FUNGSI LIMIT
    FUNGSI LIMIT
    Dokumen12 halaman
    FUNGSI LIMIT
    Suri Karuniawati
    Belum ada peringkat
  • TAMBAH TANAH BAWAH
    TAMBAH TANAH BAWAH
    Dokumen29 halaman
    TAMBAH TANAH BAWAH
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • FUNGSI LIMIT
    FUNGSI LIMIT
    Dokumen12 halaman
    FUNGSI LIMIT
    Suri Karuniawati
    Belum ada peringkat
  • 1 Statistika Deskriptif
    1 Statistika Deskriptif
    Dokumen27 halaman
    1 Statistika Deskriptif
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Gamping
    Gamping
    Dokumen10 halaman
    Gamping
    Agnes Agustina Purba
    Belum ada peringkat
  • Amdal
    Amdal
    Dokumen26 halaman
    Amdal
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat
  • 1 Statistika Deskriptif
    1 Statistika Deskriptif
    Dokumen27 halaman
    1 Statistika Deskriptif
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Proyek Pertambangan Pulau Bangka Sulawesi Utara
    Proyek Pertambangan Pulau Bangka Sulawesi Utara
    Dokumen39 halaman
    Proyek Pertambangan Pulau Bangka Sulawesi Utara
    Ermie Cheregard
    Belum ada peringkat
  • Termodinamika
    Termodinamika
    Dokumen27 halaman
    Termodinamika
    luphieimo
    Belum ada peringkat
  • Amdal
    Amdal
    Dokumen26 halaman
    Amdal
    Alfa Haryono
    Belum ada peringkat